Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102179 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Hartati Wijono
"Terjemahan mesin adalah program komputer yang menerjemahkan kata dari satu bahasa ke bahasa lain. Neural Machine Translation (NMT) merupakan salah satu jenis terjemahan mesin yang menggunakan hasil pelatihan corpus paralel untuk menerjemahkan kata. Proses NMT dengan pelatihan menggunakan corpus paralel dalam jumlah besar (high resource) dapat memberikan hasil terjemahan sangat baik. Tetapi proses NMT yang dilatih menggunakan corpus paralel dalam jumlah kecil (low-resource) tidak mampu memberikan penerjemahan kata dengan baik akibat adanya out-of-vocabulary (OOV). Salah satu cara mengurangi OOV pada low-resourse NMT adalah melatih NMT menggunakan subword dari hasil segmentasi kata. Canonical segmentation dipilih untuk mengsegmentasi kata bahasa Jawa dan bahasa Indonesia menjadi subword afiks dan subword root word yang mengalami alomorf. Hal ini dikarenakan kedua hasil subword tersebut memiliki makna linguistik yang dapat digunakan untuk mengurangi OOV. Proses canonical segmentation tersebut dilakukan menggunakan encoder-decoder Transformer dengan memanipulasi masukannya sebagai usulan dari penelitian. Penelitian ini juga mengembangkan algoritma untuk membuat dataset canonical segmentation bahasa Jawa yang digunakan untuk melatih Transformer. Manipulasi masukan Transformer tersebut berupa penggunaan tag fitur afiks dan root word atau tag fitur afiks dan urutan root word yang digabungkan ke setiap karakter masukan untuk membantu proses pembelajaran Transformer. Manipulasi usulan ini menghasilkan akurasi segmentasi sebesar 84,29% untuk semua kata, 69,82% untuk kata berimbuhan dan 56,09% untuk kata berimbuhan canonical. Nilai F1 yang dihasilkan 92,89% untuk semua kata, 98,69% untuk kata berimbuhan dan 96,81% untuk kata berimbuhan canonical. Subword hasil proses segmentasi ini selanjutnya digabung dengan tag fitur berupa afiks dan root word untuk menguji low-resource NMT. Metode ini dapat eningkatkan nilai BLEU sebesar +3,55 poin dibandingkan penggunaan kata tanpa segmentasi dan meningkat +2,57 poin dibandingkan penggunaan subword BPE yang banyak dipakai saat ini.

Machine translation is a machine that translates words from one language to another. Neural Machine Translation (NMT) is a type of machine translation that uses the results of parallel corpus training to translate words. The NMT process with training using a large number of the parallel corpus (high resource) can give excellent translation results. But the NMT process, which was trained using a parallel corpus in small numbers (low resources), could not provide good word translation due to out-of-vocabulary (OOV). One way to reduce OOV in low-resource NMT is to train NMT using subwords from word segmentation results. Canonical segmentation was chosen to segment Javanese and Indonesian words into affix and root word subwords that experience allomorphism. This segmentation method was chosen because the two subword results have linguistic meanings that can be used to reduce OOV. The canonical segmentation process is conducted using Transformer encoder-decoder by manipulating the input as a research proposal. This research also develops an algorithm to create a corpus parallel canonical segmentation in the Java language used to train Transformers. Manipulating the Transformer input uses affix and root word feature tags or affix and root word sequences concatenated with each input character to help the Transformer learning process. This proposed manipulation produces a segmentation accuracy of 84.29% for all words, 69.82% for affixed words and 56.09% for canonical affixed words. The resulting F1 value is 92.89% for all words, 98.69% for affixed words and 96.81% for canonical affixed words. The subwords resulting from the segmentation process are then combined with feature tags in the form of affixes and root words to test low-resource NMT. This method can increase the BLEU value by +3.55 points compared to using words without segmentation and +2.57 points compared to using BPE subwords which are widely used today."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I.M. Kresentia
"ABSTRAK
Hakekat Terjemahan. Segala sesuatu yang dapat diung_kapkan dalam suatu bahasa dapat pula diungkapkan dalam bahasa lain, demikian tulis Nida dan Taber dalam buku mereka (1969: 4). Ini berarti bahwa semua teks yang ditulis dalam suatu bahasa (bahasa sumber) dapat diterjemahkan dalam bahasa lain (bahasa lain (bahasa sasaran). Meningkatnya kegiatan penerjemahan dari masa ke masa membuktikan hal tersebut. Dalam dunia modern, terjemahan merupakan kegiatan yang amat penting dan tidak hanya menarik minat para ahli bahasa tetapi juga golongan-golongan masyarakat lain yang menggunakannya sebagai media untuk memperluas cakrawala pengetahuan. Hal ini disebabkan karena terjemahan merupakan kontak antar-bahasa (Mounin,1963:4) yang selanjutnya merupakan kontak antara dua kebudayaan atau lebih. Namun kenyataannya tidaklah semudah itu.

"
1985
S14304
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hessusianti W. Suprapto
"Menurut Nida dan Taber (1969:12), menerjemahkan adalah memproduksi kembali teks bahasa sumber (yang selanjutnya disingkat Bsu) ke dalam teks bahasa sasaran (yang selanjutnya disingkat Bsa). Dalam memproduksi kembali teks Bsu ke dalam teks Bsa, yang mula-mula harus diperhatikan adalah maknanya (mea_nina) untuk memperoleh padanan yang terdekat. Setelah itu, yang perlu diperhatikan adalah bentuk atau gayanya (style), untuk memperoleh padanan yang wa_jar. Dengan demikian, di dalam penerjemahan, struk_tur kalimat dan pemilihan padanan kosa kata Bsa tidak boleh dipengaruhi oleh struktur kalimat dan kosa kata Bsu.
Selanjutnya Nida dan Taber (1969:3-8) mengemukakan prinsip-prinsip yang berlaku dalam terjemahan:
1) Tiap bahasa memiliki cirinya sendiri, ciri yang membedakan satu bahasa dengan bahasa lain. Bahasa Prancis (yang selanjutnya disingkat BP) misalnya, mengenal penggolongan nomina (yang selanjutnya disingkat Nom) berjenis jantan dan Nom berjenis betina, sedangkan bahasa Indonesia (yang selanjutnya disingkat BI) tidak mengenal penggolongan semacam itu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S14357
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Tirawati
"Skripsi ini membahas penerjemahan klausa relatif bahasa Jepang yang memakai bentuk aktif ke dalam bahasa Indonesia. Pada penerjemahan klausa relatif tersebut, bentuk aktifnya ada yang dipertahankan tetap dalam bentuk aktif dan ada pula yang disesuaikan menjadi bentuk pasif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila klausa relatif pada bahasa Jepang menggantikan nomina yang semula berfungsi sebagai subyek maka diterjemahkan tetap dalam bentuk aktif ke dalam bahasa Indonesia, dan apabila klausa relatif pada bahasa Jepang menggantikan nomina yang semula berfungsi sebagai obyek atau menunjukkan hubungan kepemilikan maka diterjemahkan menjadi bentuk pasif ke dalam bahasa Indonesia.

The focus of this study is the translation of relative clauses in Japanese that use an active voice, to Indonesian. In translating the active voice of the relative clauses, there are relative clauses that are translated to relative clauses with active voice, but there are also relative clauses that are translated to relative clauses with passive voice.
The result of this study showed that the relative clauses in Japanese with active voice could be translated to active voice if they replace nouns which previously functioned as subject. Meanwhile, the relative clauses in Japanese with active voice could be translated to passive voice if they replace nouns which previously functioned as object or showed possession."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S13990
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutadjulu, Jean Friesda
"Setiap kelompok masyarakat di dunia memiliki su_atu kebudayaan tertentu yang berbeda satu dengan yang lain. Kebudayaan ini menyangkut beberapa unsur yang oleh para ahli antropologi dibagi menjadi tujuh, satu di antaranya adalah sistem bahasa (Koentjaraningrat, 1974:77). Bahasa yang merupakan alat utama untuk berfikir dan sarana terpenting sebagai alat komunikasi antar manusia adalah dasar masyarakat manusia yang paling awal dan paling berakar. Bahasa adalah tanda yang jelas daripada kepribadian yang baik maupun yang buruk; tanda yang jelas daripada keluarga dan bangsa; dan tanda yang jelas daripada budi kemanusiaan (Samsuri, 1978:k). Kominikasi antar manusia dapat berlangsung dalam lingkungan yang paling kecil, yaitu keluarga, dan dalam lingkungan yang paling luas, yaitu kominikasi antar bangsa di dunia. Dalam usaba memajukan taraf hidup, masing-masing bangsa merasa perlu untuk menja_lin hubungan dengan dunia luar, baik dalam bidang politik, ekonomi maupun dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan dan lain-lainnya..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S14120
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anar Tiur
"ABSTRAK
Linguistik sebagai bidang studi yang sangat menarik merupakan pendorong bagi saya untuk menulis skripsi ini. Karena selama mengikuti kuliah, saya dan teman - teman lainnya sexing menemui kesulitan dalam menghadapi masalah kala, maka timbul keinginan saya untuk meneliti lebih ianjut kekhususan bentuk-bentuk kala dalam bahasa Belanda dan Cara nenerjemahannya ke dalam bahasa Indonesia. Kekhususan bentuk kala dalam tata bahasa Belanda yang ti_dak dikenal dalam bahasa Indonesia inilah yang menimbul_kan perasaan ingin tahu bagi saya , yaitu mengenai bagaimana pemakaian bentuk-bentuk kala tersebut dalam bahasa Belanda dan bagaimana penerjemahan bentuk-bentuk kala tersebut ke dalam bahasa Indonesia. Yang sangat menarik adalah bahwa satu bentuk kala dapat dipakai untuk sesuatu makna yang sangat berlainan dengan makna asalnya, umpamanya Had ik het gister toch maar gedaan Kalau saja kemarin saya kerjakan hal itu. dalam kalimat ini bentuk kala lampau selesai Chad gedaan) dipakai dalam arti irealis, dan hal seperti ini sering menimbulkan kesulitan dalam penerjemahan. Oleh karena alasan-alasan di ataslah maka saya memilih topik ini.

"
1984
S15775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ade Nurdini Syafitri
"Penelitian ini berfokus pada penentuan aspek pada penerjemahan kalimat-kalimat dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Selain itu, penulis juga menggunakan metode kepustakaan, yakni memakai buku-buku sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini. Dalam skripsi ini, penulis membatasi data pada verba majemuk bermakna bentuk た. Dari batasan tersebut, penulis menemukan 52 kalimat dalam novel sebagai data analisis. Novel yang digunakan untuk skripsi ini berjudul Kubah dan novel terjemahnya yang berjudul Shinsei (新生しんせい). Dari hasil analisis data-data tersebut, penulis menyimpulkan bahwa : 1)Dalam bahasa Jepang aspek sudah bisa ditandai dengan morfem pada verbanya. Namun, dalam bahasa Indonesia aspek sering kali ditandai secara leksikal. Dalam hal ini, karena korpus yang digunakan berupa sebuah novel, maka aspek dilihat dari segi konteks cerita; 2) Dalam sebuah kalimat, aspek yang muncul bisa lebih dari satu; 3)Dalam penerjemahan, aspek yang muncul pada kalimat BSu dan Bsa bisa berbeda; 4)Dalam proses penerjemahan, pesan yang terdapat didalam BSu itu harus diungkapkan sewajar mungkin di dalam BSa, sehingga berbagai kemungkinan bisa terjadi. Contohnya, verba pasif pada kalimat BSu diterjemahkan menjadi verba aktif pada BSa, atau sebuah verba pada BSu diterjemahkan menjadi adverbia pada BSa; 5)Terbatas pada bentuk た, aspek yang muncul adalah: Aspek perfektif, aspek perfektif bermakna kebiasaan, aspek perfektif bermakna perulangan, dan aspek inkoatif.
The study focus on aspect stipulation of translation from Indonesian to Japanese language. This research is qualitative descriptive interpretive. In addition, the author also using literature method. In this thesis, The data was collected only on the compound verb with た form meaning works. From the limitation, 52 sentences were collected from the novel used as analysis data. The novel that used in this thesis called Kubah and its translation called Shinsei 新生しんせい. The following are the research results : 1) in Japanese language, aspect has defined with morfem on the verb. However, in Indonesian, aspect usually defined lexically from the sentence. 2) it is possible to find more than one aspect from a sentence. 3) In translation, it is possible to have different aspect on the original sentence and the translated sentence. 4) in translation process, message on the original sentence must naturally expressed on the translated sentence. Therefore, many possibility might happen. For example, an adverb could be translated as a verb, or a passive verb could be translated as an active verb. 5) the kind of aspect restricted on た form are: perfective, perfective with habitual meaning, perfective with repetitive meaning, and incoative."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13458
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indriana S. Amidharmo
"ABSTRAK
Dalam bahasa Indonesia kayta YANG merupakan salah satu unsur yag sering muncul dalam kalimat. Dalam terjemahannya dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Prancis, kata YANG mempunyai beberapa padanan karena YANG sebagai kata ganti penghubung, baik yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalinat maupun yang menghubungkan nomina dengan atribut.
Tujuan yang ingin dicapai adalah mencari kaidah penerjemahan YANG dalam bahasa Prancis dan apa saja padanannya.

"
1984
S14311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Yustitasari
"Media modern, termasuk film, merupakan sesuatu yang dikonsumsi masyarakat luas di seluruh dunia. Kecanggihan teknologi kini membantu produk media menjangkau lebih banyak konsumen dari mancanegara. Dalam hal film, terjemahan berkualitas dibutuhkan agar dapat memastikan bahwa penonton asing dapat memahami makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh film tersebut. Namun, penerjemahan bisa menjadi pekerjaan yang sulit dilakukan, terutama ketika terdapat banyak penggunaan kata, frasa, dan kalimat tidak literal yang terikat dengan budaya tertentu. Makalah ini membahas jenis-jenis bahasa kiasan dan tata cara penerjemahannya yang terdapat dalam Babak 1 film musikal sejarah berjudul Hamilton (2020). Penelitian ini membandingkan dan menganalisa takarir (subtitle) resmi, dalam bahasa Inggris dan Indonesia, di platform resmi Disney+ Hotstar menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Penelitian ini didasarkan pada teori kategorisasi bahasa kiasan milik Kennedy dan teori strategi penerjemahan bahasa kiasan milik Pierrini. Penelitian ini menemukan bahwa hiperbola, personifikasi, metafora, dan simile merupakan jenis bahasa kiasan yang paling umum digunakan dalam film ini. Sementara itu, strategi penerjemahan yang paling sering diterapkan adalah penerjemahan literal. Hasil terjemahan bahasa kiasan dalam film ini secara keseluruhan dapat diterima, meskipun masih terdapat beberapa bagian terjemahan yang terdengar agak canggung. Selain itu, terdapat juga beberapa bagian terjemahan yang berpotensi menimbulkan kebingungan dan salah tafsir. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pemahaman penerjemah terhadap bahasa kiasan atau kesalahan dalam memilih strategi penerjemahan yang sesuai. Secara keseluruhan, penonton masih dapat menikmati terjemahan bahasa kiasan ini terlepas dari potensinya yang masih bisa ditingkatkan.

Modern media, including movies, has been something widely consumed by everyone all over the world. The advanced technology now helps media products to reach wider and even foreign consumers. When it comes to movies, proper translation is needed to make sure that the foreign audience can still understand the meaning and message the movies deliver. However, translation can be something difficult to do, especially when non-literal, culturally-bounded words, phrases, and sentences are used. This paper discusses the types of figurative language and its translation procedures that can be found in the Act 1 of a musical historical movie Hamilton (2020). In order to do so, the official English and Indonesian subtitles provided on its official streaming platform, Disney+ Hotstar, are compared and analyzed using a descriptive-qualitative method. This study is based on Kennedy’s categorization of figurative language and Pierrini’s theory of figurative translation strategies. The research finds that hyperbole, personification, metaphor, and simile are the most common types of figurative language in this movie. Meanwhile, the translation strategy that is applied most often is literal translation. The translation as a whole can be accepted, although several parts sound a bit awkward. However, there are also some parts of the translation that potentially cause confusion and misinterpretation. It may have been caused by the translator's lack of understanding of the figurative language or mistakes in choosing the suitable translation strategies. Overall, the audience can still enjoy this translation of figurative language despite its possibility to be further improved."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>