Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157942 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Fadjar Nurtjahjono
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1986
T59046
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ema Puspadewi
"Pada wanita hamil trimester kedua terjadi peningkatan kebutuhan besi. Defisiensi besi yang terjadi pada awal kehamilan akan menjadi anemia defisiensi besi pada akhir kehamilan. Defisiensi besi pada kehamilan dapat menimbulkan komplikasi seperti perdarahan akibat atonia uteri. Akhir-akhir ini dikembangkan parameter baru untuk mendeteksi defisiensi besi yaitu soluble transferrin receptor serum (sTfR) yang diharapkan tidak dipengaruhi oleh adanya inflamasi. Penggabungan parameter kadar feritin dan sTfR menjadi rasio sTfR 1 log. feritin diharapkan lebih baik dalam deteksi defisiensi besi. Pada penelitian secara potong lintang pada 108 wanita hamil primigravida trimester kedua didapatkan proporsi defisiensi besi sebesar 43,5% terdiri dari defisiensi besi tahap I sebesar 31,5% ; defisiensi besi tahap II sebesar 8,3% dan defisiensi besi tahap III sebesar 3,7%. Dijumpai 8 (7,4%) wanita hamil dengan anemia, 4 (3,7%) orang diantaranya disebabkan karena defsiensi besi. Pemeriksaan kadar sTfR menggunakan cara imunonephelometri. Dari hasil penelitian ini didapatkan nilai median kadar sTfR pads wanita hamil tanpa defisiensi besi (n=61) sebesar 1,3 mg/L ( 0,97 - 2,32 mg/L), pada defisiensi besi tahap I (n=34) sebesar 1,6 mg/L ( 0,92 - 3,26 mg/L), pada defisiensi besi tahap II (n=9) ditemukan rentang nilai 1,19 - 2,64 mg/L dan pada defisiensi besi tahap III (n=4) ditemukan rentang nilai 3,03 - 5,16 mg/L. Kadar sTfR pada defisiensi besi tahap I Iebih tinggi dibanding tanpa defisiensi besi, pada defisiensi besi tahap II dan III tampak lebih tinggi dibanding defisiensi besi tahap I. Rasio sTfR / log. feritin pada wanita hamil tanpa defisiensi besi didapatkan nilai median 0,68 (0,46-1,34); defisiensi besi tahap I sebesar 1,26 (0,71-3,54); defisiensi besi tahap II didapatkan rentang nilai 0,94-3,22 dan pada defisiensi besi tahap III sebesar 4,28-14,74. Rasio sTfR 1 log. feritin pada defisiensi besi tahap I Iebih tinggi dibanding tanpa defisiensi besi. Pada 50% wanita hamil didapatkan peningkatan kadar CRP. Kadar sTfR pada kadar CRP meningkat maupun normal tidak ditemukan adanya perbedaan yang bermakna. Kadar feritin dan sTfR ditemukan korelasi negatif dengan kekuatan sedang (r = - 0,676; r2 = 0,46); dan sebesar 46% penurunan feritin yang disertai dengan peningkatan kadar sTfR. Pada 47 wanita hamil dengan defisiensi besi ditemukan 19% subyek dengan peningkatan kadar sTfR, sedangkan peningkatan rasio sTfR 1 log. feritin dijumpai pada 55% subyek. Penghitungan rasio sTfR / log. feritin lebih baik dibandingkan hanya memakai kadar sTfR saja dalam hal mendeteksi defisiensi besi. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan bahwa rasio sTfR 1 log. feritin yang lebih sensitif dalam hal mendeteksi adanya defisiensi besi, dengan memakai pemeriksaan baku emas untuk mengetahui cadangan besi yaitu pemeriksaan cadangan besi di dalam sum-sum tulang.

In the pregnant women second trimester, the iron demand is increased. Iron deficiency that occurs in the early pregnancy can develop to be iron deficiency anemia. One of the complications of iron deficiency in pregnant women is bleeding due to atonia uteri. Recently there is a new parameter for detection iron deficiency, i.e. soluble transferring receptor serum (sTfR), which is not influenced by inflammation process. We hope that the use of ratio sTfR/ log. feritin will be better than sTfR alone in the detection of iron deficiency. This is a cross sectional study, with 108 pregnant women who were in the second trimester of their 1 6' pregnancy, as subjects. The proportion of iron deficiency is 43,5%; 31,5% had level I iron deficiency; 8,3% had level II iron deficiency and 3,7% was level III. We found 8 (7,4%) pregnant women with anemia; 4 (3,7%) was caused by iron deficiency. We measure sTfR level by immunonephelometry. The result of this research showed that the median of sTfR level in pregnant women without iron deficiency (n=61) was 1,3 mg/L (0,97 - 2,32 mg1L); level i iron deficiency (n=34) was 1,6 mg1L (0,92 - 3,26 mg1L). The range of sTfR value in level II was 1,19 -2,64 mg1L and in the level III (n=4) was 3,03 - 5,16 mg/L. The sTfR level in level I iron deficiency was higher than in pregnant women without iron deficiency. in level II and Ill sTfR was apparently higher than level I iron deficiency. Soluble transferring receptor 1 log. feritin ratio in pregnant women without iron deficiency (n=61) the median value was 0,68 (0,46 -1,34); in the level I iron deficiency (n=34) was 1,26 (0,71 - 3,54). The range in level II iron deficiency was 0,94 - 3,22 and in level III iron deficiency was 4,28-14,74. The sTfR 1 log. feritin in the level I iron deficiency was higher than without iron deficiency. In this research we found that CRP level were increased in 50% subjects. The sTfR level in the higher CRP level was not different from the normal CRP level. Feritin and sTfR level in the iron deficiency state was negatively correlated with moderate strength (r 0,676; rr=0,46) and 46% of subjects showed decreased feritin level associated with increased sTfR level. In the 47 pregnant women with iron deficiency; increased sTfR level was found in 19% of subjects and the ratio sTfR 1 log. feritin was found in 55% of subjects. The sTfR 1 log. feritin ratio was better than sTfR level in the detection of iron deficiency. We suggested to continue this research to prove that sTfR 1 log. feritin ratio more sensitive in the detection of iron deficiency, with the bone marrow iron stores as gold standard."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T21440
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ning Sulistiyowati
"Salah satu indikator yang sensitive untuk mengetahui derajat kesehatan suatu negara bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa adalah angka kematian bayi pada umumnya dan angka kematian perinatal pada khususnya. Angka Kematian perinatal belum menunjukkan penurunan yang berarti. A.KP sebesar 46 per 1000 kelahiran dihasilkan oleh SKRT tahun 1980, sedangkan SKRT 1995 diperoleh AKP sebesar 48,6 per 1000 kelahiran hidup.
Progam Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu program kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan (ANC) disarankan fasilitas pelayanan dengan mutu yang baik serta menjangkau semua kelompok sasaran yang setingi-tingginya. Tujuan sasaran dari program tersebut adalah untuk meningkatkan deteksi dini risiko tinggi ibu hamil dan melaksanakan rujukkannya serta meningkatkan pelayanan neonatal dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi-tingginya.
Kematian dan kesakitan perinatal dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain pelayanan kesehatan, penolong persalinan, tempat bersalin, pendidikan ibu, penyakit ibu, keadaan sosial ekonomi, lingkungan dan kebiasaan tradisional. Tinggi. rendahnya risiko yang timbul pada bayi sangat bergantung pada besar kecilnya faktor di atas. Sebagian besar kematian perinatal dapat dicegah dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi bayi baru lahir dan meningkatkan keamanan persalinan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor praktik kesehatan ibu selama kehamilan dengan kematian perinatal di Kotamadya Bekasi tahun 2001. Sebagai variable kovariat yaitu, umur ibu, pendidikkan, paritas, jarak kehamilan, riwayat merokok, keluhan kehamilan, jenis kelamin bayi.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metoda kasus kontrol Responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai anak sudah meninggal dalam periode perinatal, dan sebagai kontrolnya adalah ibu dengan anak yang masih hidup mulai umur 7 hari (83 kasus dan 83 kontrol), Penelitian dilakukan di Kodya Bekasi, penelusuran langsung kemasyarakat dengan wawancara berstruktur dan wawancara tcrbuka. Analisa data dilakukan dengan uji regresi logistik sederhana untuk bivariat, dan regresi logistik ganda dengan model faktor risiko untuk multivariate.
Secara statistik hubungan antara praktik kesehatan ibu hamil dengan kematian perinatal tidak bermakna setelah dikontrol oleh variabel jarak kehamilan, keluhan kehamilan, dan umur ibu, dengan (p = 0,29), OR 2,33 (95 % CI: 0,89 - 3,99). Hal ini barangkali disebabkan karena jumlah sampel terlalu kecil, sehingga besar sampel tidak mencukupi ketika harus memprediksi hubungan praktik kesehatan ibu hamil secara besama-sama/setelah dikontrol oleh konfounder.
Disimpulkan bahwa ibu yang pada waktu kehamilan praktik kesehatannya tidak adekuat, mempunyai risiko sebesar 2,33 kali untuk terjadinya kematian perinatal dibandingkan dengan ibu yang praktik kesehatannya adekuat, setelah dikontrol oleh variabel umur ibu, jarak kehamilan dan keluhan kehamilan. Untuk itu perlu diupayakan lebih memberdayakan dan memberikan pendidikan kepada ibu agar melakukan kunjungan pemeriksaan minimal 1,1,2 dan kepada petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan minimal 5T, dan pemohaman tentang kehamilan berisiko.
Daftar bacaan : 46 (1975 - 2001)

The Relation between Maternal Health Practical during Pregnancy with Perinatal Mortalitiy, in Kota Bekasi, 2001One of sensitive indicators to find out health degree of a country, even to measure progression level of a country, is infants mortality rate generally and specially perinatal mortality rate. Perinatal mortality rate did not showed the decreasing to be valued. Household Survey 1980 resulted PMR within 46 per 1000 of mortality, while Household survey in 1995 resulted PAIR of 48,6 per 1000 of mortality.
Mother and Child Health is one of health programs to promote serviced (ANC) in while service with appropriate quality and cover the most of target. The purpose of the program is to decrease early detection of high risk of pregnancy and to increase neonatal service with appropriate quality.
Perinatal Mortality are influenced by several factors such as health service, birth aid, birth place, maternal education, maternal sickness, social-economy status, environmental and traditional behavior. The risk appears within infant period depends on factors mentioned above. Most of perinatal mortality could be prevented by promoting health service for new born infant and promoting birth safety.
The research is to find out the relation between Health maternal practical during pregnancy with perinatal mortality in Kota Bekasi 2001. As covariate variables are : Mother age, education, parity, pregnant range, smoking history, pregnancy complaining, and sex of infant. This is an observational research with case - control method. The respondents are Mother who experienced with children passed away during perinatal period, and as the control is mother with alive children status age of>7 days (83 case and 83 control). The research is conducted in Kota Bekasi by retrieving the community with structured interview. Data is analyzed by simply logistic regression test for bivariate, and multiple logistic regression with risk factor model for multivariate.
Statistic analysis test showed the not significant relationship between health practical for mother during pregnancy period with perinatal mortality have not connection each other, and after being controlled by pregnant range variable, pregnant complining and mother age with p 0,029 IR 2,33 CI 95% : 0,89 - 3,99. This result may be caused by number of sample is too small. This is concluded that maternal health practical during pregnancy period has significant relationship with perinatal mortality. Pregnant mother with health practical is inadequate, has risk of 2,33 times for perinatal mortality occurrence than mother with adequate health practical. It needs to endeavor and administer education to mother, and also to perform minimal care visiting 1, 1,2 and health officer should serve 5T, and to understand the risk of pregnancy.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 11665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucia Rahadjeng Kartikawati
"Tingginya angka kematian ibu di Indonesia merupakan masalah yang nampaknya menarik untuk diteliti. Perawatan / pemeriksaan kehamilan sangatlah penting dalam upaya pencegahan kematian perinatal dan juga berkaitan dengan komponen lain seperti angka kematian anak (salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat)
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Blitar, selama ± tiga bulan (April - Juni 1996) dengan total responden sebanyak 81 ibu hamil. Responden terbagi dalam 40 orang sebagai kelompok perlakuan dan 41 orang selebihnya sebagai kelompok pembanding/kontrol. Pemilihan sampel dengan Purposive Random Sampling. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Kuasi Eksperimental (pre-post design), dimana'banyak faktor berpengaruh tidak dapat dikontrol/dikendalikan.
Intervensi diberikan pada kelompok perlakuan berupa kalender pemeriksaan kehamilan yang dirancang oleh peneliti dengan memodifikasi KMS Ibu Hamil. Sebelum diberikan kepada ibu hamil,kalender ini telah dilakukan uji coba kepada kelompok lain yang relatif mempunyai kemiripan karakteristik dengan responden Media ini diupayakan sebagai salah satu inovasi yang sekaligus sebagai salah satu bentuk media bidang kesehatan, yang diperkirakan masih baru dimanfaatkan di daerah penelitian. Sehingga minat dan ketertarikan responden untuk menggunakannya cukup besar.
Pengujian dilakukan melalui tahap analisis univariat dengan menampilkan tabel distribusi frekuensi karakteristik responden. Analisis bivariat sejauh mungkin dimanfaatkan untuk mendapatkan gambaran serta pemahaman yang memadai tentang obyek penelitian. Berikut analisis multivariat yang dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel terikatnya dengan melihat signifikansi dari hasil uji statistik yang digunakan.
Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa metode kalender ini mempunyai pengaruh yang cukup bermakna terhadap variabel pengetahuan,keyakinan dan sikap (p
Dengan menyadari sepenuhnya bahwa hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisir untuk seluruh populasi yang ada, namun berdasarkan temuan hasil di lapangan, perlu kiranya dicermati dan diupayakan suatu bentuk intervensi metode pendidikan kesehatan yang lainnya. Sudah barang tentu akan lebih bermanfaat apabila langsung digali dari potensi daerah setempat serta dipertimbangkan kondisi situasionalnya.

It seems that the high maternal mortality rate in Indonesia is an interesting problem to be researched. The pregnancy maintenance or examination is very important in an effort to prevent a prenatal mortality and is also related with other components such as the infant mortality rate (as one of the public health indicators).
This research was performed in the District of Blitar, for about three months (April-June 1996) with total responden 81 prep nant woman. The respondents were divided into 40 subjects as a treatment group anf the rest 41 subjects as a control group. The sample selection is done with purposive random sampling.
The method used in this research is a Quasi Experimental (pre-post design), in which there are many factors which actually influenced the process was not accounted for or cannot be control led previously.
The intervention given to the treatment group is a calendar of pregnancy testing which is designed by researcher by modifying the Pregnant Woman Card (KMS). Before the calendar were given to the pregnant woman, it was previously tested to other group which has relatively the same characteristics with the researcher respondents subjects.
This media was tried an innovation, so this media is newly used in the researched region, that the respondent interest to used it is quite high.The testing is was done through univariate analysis test by showing the frequency distribution table of the respondent characteristics.The bivariate analysis so far has been used to obtain the a sufficient knowledge and understanding regarding the researched objects. Then the multivariate analysis is intended to understand the influence of independent variable toward its dependent variable in terms of the significance of the result of the statistic test used.
The results of the research indicates that the calendar methods have quite significant influence toward the knowledge, confidence and attitudes variables (p < 0.05), its showed the increase of dependent variables. The results is that the increase of knowledge variable in the intervention group is influenced by the characteristics of the pregnant woman which includes the parity and occupation. While for other variables such as the confidence is influenced by the partus record, and then the attitudes variable is influenced more by education.
We are fully convinced that this research results can not be used for all population.However,based on the findings and results in the field, it should be observed and tried to make other kind of intervention health education method. However, it will be far more beneficial if it is directly explored from the local area and based on the situational condition."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T3750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuryani Ratnasari
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26627
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosnani
"Upaya peningkatan mutu sumber daya manusia dimulai sejak trimester I. Perubahan fisiologis dan psikologis yang terjadi mengharuskan ibu beradaptasi agar tercapai kehamilan yang sehat. Aktivitas ibu bekerja di luar rumah menyebabkan ibu memiliki beban tambahan untuk beradaptasi dibandingkan dengan ibu rumah tangga. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan Cross Sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahan fisiologis dan psikologis pada trimester I dengan kemampuan adaptasi ibu hamil yang bekerja dan ibu rumah tangga. Jumlah sampel dalam penelitian ini 94 orang dengan usia kehamilan >12 minggu sampai 20 minggu ditentukan dengan cara purposive sampling. Untuk menguji hubungan antara karakteristik, perubahan fisiologis dan psikologis dengan kemampuan adaptasi ibu hamil yang bekerja dan ibu rumah tangga, uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square, kemudian dilakukan uji regresi logistik ganda model prediksi untuk mengetahui variabel yang paling dominan berhubungan dengan kemampuan adaptasi ibu hamil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kemampuan adaptasi ibu hamil yang bekerja dengan OR = 59,226. Demikian pula pada ibu rumah tangga dengan nilai OR = 19,079. Hal ini dapat terjadi karena melalui perencanaan ibu dapat memprediksi kemungkinan yang akan dialami selama kehamilan sehingga ibu cenderung lebih siap secara fisik dan psikologis. Oleh sebab itu perawat maternitas perlu memfasilitasi ibu atau keluarga dengan memberikan konseling pendidikan kesehatan mengenai perubahan fisik dan psikologis kehamilan dan perencanaan kehamilan melalui KB.

The effort to improve quality of human resources starts at the first trimester of pregnancy. The pregnant women should be able to adapt with physiological and psychological changes to have a healthy pregnancy. Comparing to housewife, activities of working mother could result in additional burden for mother to be adjusted. This research is a descriptive correlation design with cross sectional approach which aims to explore the relationship of physiological and psychological changes at first trimester with adaptation of working mother and housewife being in pregnancy. The sample size was 94 women with more than 12 weeks until 20 weeks pregnancy taken by purposive sampling. To test the relationship of physiological and psychological changes at first trimester with adaptation of working mother and housewife being in pregnancy, the chi square test was used, and the test of multiple logistic regressions, model of prediction was used as well to find dominant variable related to the ability of pregnant women to adapt.
The research result indicated that the planning was a most dominant variable related to the adaptation ability of pregnant working mother with OR = 59,226 and to the adaptation ability of housewife pregnant mother with OR = 19,079. Planning of pregnancy makes mother could predict any possibilities encountered during pregnancy and mother is tend to be better prepared physically and psychologically. A maternity nurse needs to facilitate mother or family through counseling and health education on physical and psychological changes during pregnancy and to plan pregnancy with family planning.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17470
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Prihartiningsihastuti
"Tulisan ini merupakan hasil dari penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kasus, yang bertujuan untuk mengkaji pengaruh kondisi lahan kering, sosial budaya dan kebijakan pemerintah daerah terhadap kesehatan reproduksi perempuan hamil dan bersalin. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi dan wawancara mendalam terhadap 11 subjek penelitian, yaitu perempuan yang sedang hamil atau memiliki anak berusia kurang dari 2 tahun serta berasal dari keluarga miskin (pxasejahtera). Penelitian berlokasi di kecamatan Playen dan Paliyan Kabupaten Gunungkidul, DIY.
Hasil penelitian memberikan gambaran tentang keterkaitan antara 3 aspek yang meliputi kondisi fisik alam, budaya sosial serta kebijakan pemerintah yang saling berinteraksi dan berpengaruh terhadap status kesehatan ibu hamil dan melahirkan. Bentuk keterkaitan tersebut di atas adalah sebagai berikut :
Sebagai daerah lahan kering memiliki ketersediaan air yang terbatas, yang menyebabkan rendahnya produktivitas lahan dan rendahnya tingkat pendapatan penduduk. Hal ini akan berdampak terhadap kemiskinan, selanjutnya berdampak terhadap rendahnya akses perempuan terhadap ketersediaan air bersih, berlanjut terhadap peningkatan beban kerja, yang diperburuk ketidakrnampuan untuk perempuan untuk mengakses gin yang memadahi menyebabkan beberapa ganguan kesehatan maternal seperti Kekurangan Energi Kronis (KEK), Lingkar Langan Atas (LILA), dan Anemia.
Konstruksi gender melalui budaya patriarkhi, mitos, pemahaman ajaran agama, tradisi dan aturan seksualitas memberikan kontrol terhadap hak kesehatan reproduksi perempuan. Konstruksi gender memberi kekuasaan laki-laki melakukan pembagian kerja. Perempuan mendapat tugas menyelesaikan pekerjaan reproduksi. Kondisinya yang miskin akhirnya memaksa perempuan untuk memasuki pekerjaan produksi untuk dapat bertahan hidup. Keterpaksaan untuk menjalani pekerjaan rangkap produksi dan reproduksi, berakibat penambahan beban kerja dan berdampak terhadap beberapa ganngguan kesehatan yang khas pads perempuan hamil dan melahirkan.
Cara pandang pembuat kebijakan di bidang kesehatan yang belum berpihak kepada kepentingan perempuan, berakibat pada kebijakan-kebijakan yang tidak mengakomodir kebutuhan kesehatan perempuan. Hal tersebut tercermin melalui besarnya alokasi anggaran, dan penyediaan layanan kesehatan yang, capaian program belum memenuhi kepentingan perempuan.
Perempuan hamil dan melahirkan di kondisi lahan kering memaknai kesehatan reproduksinya adalah suatu kerelaan dan kepasrahan sebagai salah sate perwujudan dari makna ketidakberdayaan untuk melakukan perlawanan atas penderitaan yang dialami. Di sisi lain perempuan setempat menganut nilai-nilai feminin perempuan untuk bertahan hidup. Nilai-nilai tersebut, antara lain, saling bergantungan, komunitas, hubungan, pengorbanan, dan penganekaragaman.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa kondisi fisik daerah lahan kering, konstruksi gender serta kebijakan pemerintah daerah setempat berinteraksi dan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan reproduksi ibu hamil dan melahirkan.

This thesis is written based on a qualitative research methode with case study which is trying to look from the scientific analysis about the influence and connection of arable land, social and culture values of the society and also the Government policies to the reproductive health of pregnant women and those who in process of giving birth. The data from this case study method is compiling by observation and in depth interview with eleven research subjects. Those research subjects are pregnant women or mother who has children under 2 years old and also coming from poor family (pre-prosperous). Research location itself is taking place at Kecamatan Playen and Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, DIY.
The research result is giving us the illustration about the connection from three different aspects including the nature physical condition, social and culture values of the society and also the Government policies which interacts and giving influence to the reproductive health of pregnant women and those who in process of giving birth. The illustrations of the connection from those three aspects are:
Geographic conditions, climatology, also topography in Gunungkidul is well-known as arable land with limited source of water. It causes low productivity of land fields and leads thru the low rate of income, effects to poverty and the low access for women to provide themselves concerning their reproductive health such as clean water and their inability to fulfilled their needs for their own nutrition and also for their unborn baby. These conditions are the causes for more cases of maternal health disorder such as: KEK, LILA and also Anemia.
The gender construction to the patriarchal culture thru myth, religion values, customs and rules of sexuality giving control to the women concerning their reproductive health, while it gives the authority to men to share the task in everyday job. Women are used to be in charge for the reproduction task in the family but the poverty force them to enter the production section to survive in life. The compulsion to handle the double task on reproduction and also production for the family has giving then more burdens; later on it leads to several specific health disorders to the pregnant women and those who in process of giving birth.
The partial point of view of the decision makers in health issue which not support women has a deep impact to the one sided policy which not give women the best ways to fulfill their needs for better health. Those policies are reflected to the unfair budgeting and providing indecent of health service with is not access easier to women.
Pregnant women and those who in process of giving birth in arable land understanding their reproductive health as the willingness as part of their powerless inability to gain their own way out of their life misery. On the other hand local women tend to support and lived by the feminine values for traditional women to survive in life such dependant, community, relation, sacrifice and diversity.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17575
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laela Varantika Prinanti
"Latar belakang: Kehamilan adalah sebuah pengalaman yang penuh dengan adaptasi dari anatomi sampai fisiologis pada ibu hamil. Hal ini dapat menjadi penyebab ibu hamil merasakan nyeri dan ansietas. Hal ini dapat berpengaruh pada kehamilan. Relaksasi otot progresif adalah perawatan relaksasi yang mengencangkan dan melemaskan otot-otot suatu bagian tubuh sekaligus dan dilakukan satu per satu untuk menciptakan perasaan relaksasi fisik. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk melaporkan asuhan keperawatan maternitas pada ibu hamil yang mengalami masalah nyeri dan ansietas beserta dengan pengaruh relaksasi otot progresif untuk mengurangi nyeri dan ansietas.
Pembahasan: Ibu T 34 tahun G4P2A1 hamil 25 minggu. Ibu mengeluh nyeri pada bagian tengkuk sampai punggung dengan VAS skala 6 /10 selama 5 menit terasa hilang timbul, kecemasan karena penyakit mioma uteri takut menganggu kehamilannya dengan hasil DASS-21 yaitu skor 9 berarti ansietas ringan. Ibu mengatakan nyeri tidak ada dengan VAS skala 0/10 dan kecemasan berkurang dengan hasil DASS-21 yaitu 2 berarti ansietas normal, setelah dilakukan latihan relaksasi otot progresif dalam waktu 4 hari dengan latihan 2x 45 menit setiap harinya.
Kesimpulan: Tingkat Nyeri dan kecemasan dapat dirasakan oleh ibu hamil karena adanya perubahan fungsi tubuh secara fisiologi dan psikologi. Relaksasi otot progresif terbukti mampu mengurangi tingkat nyeri dan ansietas pada ibu hamil.

Background: Pregnancy is an experience full of adaptations from anatomy to physiology in pregnant women. This can cause pregnant women to feel pain and anxiety. This can affect pregnancy. Progressive muscle relaxation is a relaxation treatment that tightens and relaxes the muscles of one part of the body at once and is performed one at a time to create a feeling of physical relaxation. The aim of writing this scientific work is to report maternity nursing care for pregnant women who experience pain and anxiety problems along with the effect of progressive muscle relaxation to reduce pain and anxiety.
Discussion: Mrs. T 34 year old G4P2A1 25 weeks pregnant. The mother complained of pain from the nape of the neck to the back with a VAS scale of 6/10 for 5 minutes that seemed to come and go, anxiety due to uterine myoma was afraid of disrupting her pregnancy with the DASS-21 result being a score of 9 meaning mild anxiety. The mother said there was no pain with a VAS scale of 0/10 and anxiety was reduced with the DASS-21 result, namely 2, meaning normal anxiety, after doing progressive muscle relaxation exercises within 4 days with 2 x 45 minute exercises every day.
Conclusion: Levels of pain and anxiety can be felt by pregnant women due to changes in body function physiologically and psychologically. Progressive muscle relaxation has been proven to reduce the level of pain and anxiety in pregnant women.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Paramita
"Delivery bed merupakan fasilitas utama yang dibutuhkan oleh ibu hamil dalam proses persalinan normal. Perancangan proses manufaktur yang efektif diperlukan dalam tahapan perancangan delivery bed. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai indeks kompleksitas proses dari delivery bed dengan menggunakan teori yang dicetuskan oleh W.H. ElMaraghy untuk mengetahui proses manufaktur yang efektif serta pemilihan proses manufaktur yang dapat mengurangi nilai kompleksitas. Proses perhitungan ini dilakukan dengan melakukan identifikasi proses manufaktur delivery bed, menentukan parameter penting dalam proses perhitungan, pembuatan tabel pembobotan penilaian indeks kompleksitas proses, serta perhitungan nilai indeks kompleksitas proses untuk mengetahui hal – hal yang mempengaruhi nilai kompleksitas pada suatu produk. Dari perhitungan, didapatkan nilai indeks kompleksitas proses sebesar 648.18. Dengan perubahan proses manufaktur dari proses manufaktur konvensional menjadi 3D printing pada komponen Leg Support dan Central Lock didapatkan penurunan sebesar 10.25% pada nilai indeks kompleksitas proses.

The delivery bed is the primary facility pregnant women require during the regular delivery procedure. Effective manufacturing process design is required at the delivery bed design stage. Using the idea put forward by W.H. ElMaraghy, this research attempts to determine the process complexity index value of the delivery bed in order to identify efficient manufacturing processes and the selection of manufacturing methods that can lower complexity values. This calculation process involves identifying the delivery bed manufacturing process, determining important parameters in the calculation process, creating a weighting table for assessing the process complexity index, and calculating the process complexity index value to determine the factors that influence a product's complexity. The results of the calculations showed that the process complexity index value was 648.18. The process complexity index value was reduced by 10.25% when the Leg Support and Central Lock components were replaced with 3D printing compared to conventional manufacturing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>