Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171727 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gabriella Igari Tatiana Shaya Rani
"Obesitas pada dewasa muda dikaitkan dengan keadaan transisi emosional dan pola hidup dari masa remaja yang mempengaruhi pada citra tubuh dan harga diri. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi hubungan citra tubuh dengan harga diri pada dewasa muda obesitas di Jakarta. Desain penelitian menggunakan cross sectional. Jumlah sampel 100 orang dengan kriteria inklusi Dewasa muda Laki-laki dan Perempuan (berusia antara 18 sampai 29 tahun) yang memiliki IMT ≥30 kg/m2 dan berdomisili di kota Jakarta. Instrumen yang digunakan adalah Multidimensional Body–Self Relations Questionnaire - Appearance Scales (MBSRQ-AS) dan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Analisis menggunakan univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi Square. Hasil penelitian didapatkan karakteristik usia responden terbanyak pada 22 tahun, median IMT 32 kg/m2, IMT terendah 30 dan tertinggi 41 kg/m2. Citra tubuh rendah dialami oleh 32 orang dan harga diri rendah dialami oleh 26 orang. Terdapat hubungan citra tubuh dengan harga diri (p = 0,001). Penelitian merekomendasi dewasa muda berfokus kepada kesehatan keseluruhan jiwa dan raga, menjaga kesehatan mental, bijak dalam memproses informasi, dan berfokus kepada pengembangan diri serta penghargaan terhadap kemampuan dan pencapaian diri, bukan hanya pada penampilan fisik untuk meningkatkan citra tubuh dan harga diri rendah.

Obesity in young adults is associated with emotional and lifestyle transition states from adolescence that affect body image and self-esteem. The purpose of the study was to identify the relationship between body image and self-esteem in obese young adults in Jakarta. The research design uses cross sectional. The sample size of 100 people with inclusion criteria is young adults, males and females (aged between 18 and 29 years) with a BMI of ≥30 kg/m2 and are domiciled in Jakarta. The instruments used are the Multidimensional Body–Self Relations Questionnaire - Appearance Scales (MBSRQ-AS) and the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). The analysis used univariate and bivariate with the Chi Square statistical test. The study results were obtained with the characteristics of the age of the most respondents at 22 years, the median BMI was 32 kg/m2, the lowest BMI was 30 and the highest was 41 kg/m2. Low body image was experienced by 32 people and 26 people experienced low self-esteem. There was a relationship between body image and self-esteem (p = 0.001). Research recommends that young adults focus on overall physical and mental health, maintain mental health, be wise in processing information, and focus on self-development and appreciation of abilities and achievements, not just physical appearance to improve body image and low self-esteem."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riszky Pertiwi Ramadhanty
"ABSTRAK
Remaja mengalami masa pubertas dan mengalami perubahan fisik. Hampir seluruh remaja mengalami kondisi kulit berjerawat saat masa pubertas yang dipicu oleh aktivitas hormonal. Penampilan wajah merupakan bagian dari penampilan fisik yang dapat memengaruhi persepsi citra tubuh. Citra tubuh merupakan penilaian seseorang terhadap tubuhnya, jika seseorang memiliki ideal diri yang tinggi mengenai penampilannya dan ideal diri tidak terpenuhi maka berisiko akan munculnya harga diri rendah yang dapat menggangu tugas perkembangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi citra tubuh dengan harga diri pada remaja berjerawat di SMAN 2 Cibinong. Penelitian ini ialah penelitian kuantitatif dengan jenis deksriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, dengan teknik purposive sampling dan melibatkan 173 siswa SMA yang didapatkan melalui screening.Instrument yang digunakan untuk mengukur citra tubuh ialah Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire-Appearrance Scale dan instrument untuk mengukur harga diri ialah Coppersmith Self-Esteem Inventory yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.Penelitian ini telah lolos kaji etik oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia No.132/UN2.F12.D/HKP.02.04/2019.Hasil analisis penelitian dengan menggunakan uji chi squaremenunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara persepsi citra tubuh dan harga diri (p : 0,000). Implikasi penelitian terhadap pelayanan keperawatan ialah pentingnya mengefektifkan peran bimbingan konseling untuk membimbing kesehatan mental remaja. Penelitian ini merekomendasikan pada institusi pendidikan, institusi kesehatan dan orang tua untuk lebih memperhatikan tumbuh kembang remaja khususnya dalam pertumbuhan fisik remaja dan membantu remaja membangun aspek aspek positif yang dimiliki, sehingga remaja mampu mengevaluasi kemampuannya dengan baik dan memiliki harga diri tinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariadne Dwiyanri Putri
"Contingent self esteem mengacu pada sejauh mana seseorang menilai dirinya berdasarkan pada standar dan ekspektasi tertentu dan hal tersebut terkait dengan citra tubuh seseorang. Keterkaitan tersebut terjadi ketika individu mengalami kekhawatiran akan citra tubuh dikarenakan ketidakmampuan individu dalam memenuhi standar atau ekspektasi tertentu yang dipersepsi oleh dirinya. Ketidakmampuan tersebut dapat dirasakan pada individu yang memiliki ketidaksempurnaan pada penampilan dan dapat mempengaruhi interaksinya dengan orang lain, hal tersebut dapat disebut dengan visible disfigurement. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan untuk melihat hubungan antara contingent self esteem dan citra tubuh pada dewasa muda dengan visible disfigurement. Penelitian ini melibatkan partisipan sebanyak 52 orang pada tahap perkembangan dewasa muda yaitu dengan usia 18 - 40 tahun yang memiliki visible disfigurement. Contingent self esteem diukur dengan skala Contingencies of Self Worth (CSW) dan citra tubuh diukur dengan menggunakan skala Cutaneous Body Image (CBI). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif dan signifikan antara contingent self esteem dan citra tubuh (r= -0,423, p<0,01) yang berarti bahwa peningkatan skor dari contingent self esteem diikuti dengan penurunan skor citra tubuh, begitu pula sebaliknya.

Contingent self esteem refers to the degree to which a person evaluate him/herself based on certain standards and expectations and it is closely associated with a person's body image. The association between contingent self esteem and body image occurs as a person experience body image concern due to the inability of a person meets certain standards or expectation perceived by him/herself. The inability of a person meets certain standards or expectations, often perceived by those who has disfigurement on his/her appearance and could affect their interaction with others. This study is a quantitative research aims to investigate the correlation between contingent self esteem and body image in young adult with visible disfigurement. Contingent self esteem is measured by Contingencies of Self Worth (CSW) Scale and body image is measured by Cutaneous Body Image (CBI) Scale. The result shows that contingent self esteem and body image negatively related (r= -0,423, p<0,01) which means that the increase of the contingent self esteem score follows by the decrease of the body image score, so as in reverse.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juwita Mannawi
"Masyarakat perkotaan merupakan sekumpulan individu yang memiliki pola hidup serba cepat dan instan. Pola hidup yang serba cepat dan instas menyebabkan masyarakat mudah terserang penyakit. Selain pola hidup tersebut juga kepadatan penduduk yang terjadi pada masyarakat perkotaan. Padatnya penduduk mengakibatkan semakin banyak daerah kumuh. Hal tersebut, menyebabkan perkembangan mikroorganisme semakin cepat dan berdampak pada kondisi kesehatan masyarakat. Salah satu masalah yang disebabkan oleh mikroorganisme adalah splenomegali. Splenomegali adalah kondisi dimana terjadi pembesaran pada limpa yang disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah mikroorganisme. Terjadinya pembesaran organ limpa yang terus-menerus pada klien dengan Splenomegali memicu terjadinya masalah kesehatan psikososial, seperti; gangguan citra tubuh. Gangguan citra tubuh merupakan perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang diakibatkan oleh perubahan struktur, bentuk, ukuran dan fungsi tubuh. Akibat perubahan citra tubuh perlunya dilakukan intervensi dengan cara asesmen citra tubuh, menerima kondisi tubuh, dan latihan meningkatkan citra tubuh. Intervensi tersebut dapat membantu klien meningkatkan citra tubuhnya.

The urban community is a group of individuals, who has a fast and instant paced lifestyle. Instant-paced lifestyle causes people susceptible to disease. In addition, to instant or unhealthy lifestyle, the population density also occurs in urban communities. Population density resulted in a growing number of slums in urban areas. This led to the quicker microorganism development and have impacts on public health. One of the problems caused by microorganisms is splenomegaly. Splenomegaly is a condition in which a spleen enlarged caused by various factors, one of them by microorganisms. The dilation constantly occurs in patient?s body, triggering psychosocial health issues, such as body image disturbance. Body image disturbance is an unsatisfied feeling one's body caused by changes in the structure, shape, size and function of the body. Interventions that can be performed on the client with body image disturbance, such as body image assessment, accept the condition of the body, and exercise improves body image. These interventions can help clients improve body image.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Barus, Ezra Andhika Pratama
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat body image sebagai prediktor self-esteem pada dewasa muda usia 18-25 tahun yang berolahraga.. Penelitian ini dilakukan di lingkungan ruang terbuka publik pada dewasa muda yang berolahraga, di kawasan Jabodetabeka. Kuesioner yang digunakan dengan mengadaptasi 2 alat ukur, yaitu multidimensional body self relations questionare Cash, 1990 dan rosenberg self-esteem scale Rosenberg, 1965 . Kedua alat ukur yang digunakan ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Hasil penelitian N=130 menunjukkan body image signifikan memprediksi self-esteem pada dewasa muda dengan t = 9,312, p < 0.01 dan hasil lain didapatkan bahwa frekuensi olahraga tidak signifikan memprediksi body image t = -.938, p > 05.

The purpose of this research is to see Body Image as a Predictor of Self Esteem among Young Adults age 18 to 25 years old who Exercise. The study was conducted in a public open space environment among young adolescents who exercise. The questionnaire is used by adapting 2 measuring instruments, namely multidimensional body self relations questionare Cash, 1990 and rosenberg self esteem scale Rosenberg, 1965. Both of these measuring instruments are translated into Indonesian languange. The results of the study N 130 showed that body image is significant predicting self esteem among young adults in Jabodetabeka with t 9.312, p .05.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wafa Hasanah
"Penggunaan Facebook mempengaruhi banyak aspek kehidupan seseorang, termasuk cara mereka mengembangkan identitas, persepsi tentang tubuh mereka, dan kesejahteraan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan Facebook dengan self-esteem, kepuasan penampilan tubuh, dan depresi. Hipotesis penelitian ini adalah intensitas penggunaan Facebook yang lebih besar akan menurunkan selfesteem dan kepuasan penampilan tubuh, namun di sisi lain, akan meningkatkan perasaan depresi pada seseorang. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 852, dengan rata-rata umur 28,94 tahun (SD = 13,98) yang terdiri dari 545 perempuan, 289 laki-laki, 15 non-biner, dan 3 identitas lainnya. Partisipan adalah sampel komunitas yang direkrut melalui penyebaran survei daring. Hasil penelitian ini menunjukkan kebalikan dari hipotesis yang dikemukakan sebelumnya. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan Facebook memiliki korelasi positif dengan self-esteem, korelasi negatif dengan depresi, dan hubungan yang tidak signifikan dengan kepuasan penampilan tubuh.

The use of Facebook influence many aspects of people’s lives, including the way people develop their identity, their perception of their body, and their well-being. This study aims to investigate the relation between Facebook use with self-esteem, body satisfaction, and depression. It is predicted that greater Facebook use will decrease self-esteem and body satisfaction. On the other hand, it will increase the feeling of depression. The participants in this study including 852 participants (Mage = 28.94 years; SD = 13.98). It consists of 545 females, 289 male, 15 non-binary, and 3 other identifying. The participants are community samples who recruited through online survey deployment. The result of this study shows the opposite with the hypothesis stated earlier. It represents that Facebook uses have positive correlation with self-esteem, negative correlation with depression, and a nonsignificant relationship with body satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Wulan Dari
"ABSTRAK
Perilaku pencegahan obesitas yang kurang dapat meningkatkan risiko obesitas, yang nantinya memiliki berbagai dampak yang berbahaya saat mereka dewasa. Perilaku pencegahan obesitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah meliputi aktivitas fisik dan asupan energi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan obesitas pada siswa SMP Negeri 98 Jakarta Selatan pada tahun 2017. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yang melibatkan 196 sampel. Pengukuran asupan energi menggunakan metode food recall 2x24 jam, aktivitas fisik menggunakan PAQ-for Older Children, persepsi citra tubuh menggunakan IMT/U dan kuesioner, pengetahuan gizi dan obesitas, sikap gizi dan obesitas, pengaruh teman sebaya dan media menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 15.8 melakukan perilaku pencegahan obesitas yang kurang, 52.6 yang cukup, serta 31.6 yang baik. Penelitian ini belum dapat menemukan perbedaan proporsi yang bermakna antara faktor risiko yang diteliti dengan perilaku pencegahan obesitas pada siswa SMP, namun ditemukan kecenderungan bahwa perilaku pencegahan obesitas yang kurang terjadi pada siswa yang mengalami distorsi citra tubuh, memiliki sikap yang negatif terkait gizi dan obesitas, serta yang mendapatkan pengaruh yang kuat dari teman dan media. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan bagi sekolah untuk memantau status gizi siswa dan edukasi terkait gizi dan obesitas.

ABSTRACT
Poor obesity prevention behaviors can increase the risk of obesity. In this study obesity prevention behaviors referred to physical activity and energy intake. This study aims to determine the differences in the proportion of obesity prevention behavior based on perception of body image , knowledge and attitudes of nutrition and obesity, efect of peer group, and media influence on students of SMP Negeri 98 Jakarta. The study used cross sectional design with 196 total samples. Energy intake measured using 2x24 hour food recall, physical activity using PAQ for Older Children, body image perception using IMT U and questionnaire, knowledge and attitudes of nutrition and obesity, efect of peer group and media using questionnaire. The results showed 15.8 had less obesity prevention behaviors, 52.6 enough, and 31.6 good. This study has not been able to find a significant difference of proportion between risk factors with obesity prevention behavior in junior high school students, but found a tendency that less obesity prevention behavior occur in students who has distortion of body image, has a negative attitude of nutrition and obesity, and has strong influence from friends and the media. Based on the results of the study, it is recommended for schools to monitor the nutritional status of students and education related to nutrition and obesity."
2017
S68003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Livana Helga Clarissa
"TikTok, sebuah situs media sosial terkenal, memiliki dampak signifikan terhadap self-esteem dan body satisfaction. Penelitian ini mengeksplorasi korelasi antara konsumsi TikTok, self-esteem, dan body satisfaction. Tugas ini mengkaji dua hipotesis yang menunjukkan kemungkinan dampak buruk penggunaan TikTok terhadap faktor psikologis ini. Kami menggunakan metodologi survei dalam penelitian kami yang didistribusikan secara luas di kalangan keluarga dan sosial kelompok universitas. Survei untuk penelitian ini mengumpulkan data dari total 381 orang. Untuk menilai self-esteem, Self-Esteem Scale Rosenberg digunakan. Untuk mengukur body satisfaction, Body Image Satisfaction Scale yang dikembangkan oleh Alsaker digunakan. Terakhir, penggunaan TikTok diukur menggunakan Media and Technology Usage and Attitudes Scale yang dibuat oleh Rosen et al. Hasil penelitian kami menunjukkan hubungan terbalik yang kuat antara jumlah waktu yang dihabiskan di TikTok dan tingkat self-esteem serta body satisfaction para peserta. Pada akhirnya, penelitian ini menambah perluasan penelitian mengenai dampak buruk media sosial terhadap kesejahteraan mental, dan menggarisbawahi pentingnya memiliki pengetahuan dan kehati-hatian saat menggunakan platform seperti TikTok.

TikTok, a famous social media site, has had a significant impact on people's self-esteem and physical satisfaction. This study explores the correlation between the consumption of TikTok, self-esteem, and body satisfaction. It examines two hypotheses that suggest the possible adverse impacts of TikTok usage on these psychological factors. We employ a survey methodology in our research that was widely distributed within the familial and social circles of the university cohort. The survey for this study gathered data from a total of 381 individuals. In order to assess self-esteem, the Rosenberg Self-Esteem Scale is employed. To gauge body satisfaction, the Body Image Satisfaction Scale developed by Alsaker is utilised. Lastly, TikTok consumption is measured using the Media and Technology Usage and Attitudes Scale created by Rosen et al. The results of our study indicate a strong inverse relationship between the amount of time spent on TikTok and the participants' levels of self-esteem and happiness with their bodies. Ultimately, this study adds to the expanding body of research on the detrimental impacts of social media on mental well-being, underscoring the significance of being knowledgeable and deliberate when using platforms such as TikTok."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Uzlifatil Jannah
"Remaja yang sering menggunakan internet melalui media sosial akan lebih rentan terhadap cyberbullying daripada remaja yang tidak memiliki kemampuan untuk mengakses internet. Salah satu tantangan yang perlu dihadapi remaja di internet tersebut yakni rentan menjadi korban cyberbullying (perundungan maya). Cyberbullying sangat berdampak terhadap korban karena dampak yang ditimbulkan memengaruhi keadaan psikologis dan mental korban, salah satunya self-esteem (harga diri). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara cyberbullying dengan self-esteem pada remaja di Kota Depok, Jawa Barat. Desain penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan menerapkan desain analitik korelasi menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah anak usia remaja (11-20 tahun) yang berjumlah 348 responden dan diambil menggunakan multistage cluster sampling. Instrumen yang digunakan adalah Revised Cyber Bullying Inventory (RCBI) dan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Hasil penelitian menunjukkan 53,4% responden berada pada kategori keterlibatan berat sebagai korban cyberbullying serta 70,4% responden memiliki self-esteem tinggi. Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara cyberbullying dengan self-esteem pada remaja di Kota Depok, Jawa Barat (p-value = 0,005; α = 0,05). Peneliti merekomendasikan pada penelitian ini adalah perawat mencegah dampak dari cyberbullying melalui program pendidikan kesehatan tentang dampak negatif cyberbullying pada remaja, sehingga dapat berfokus pada tugas-tugas perkembangan masa remaja.

Adolescents who frequently use the internet through social media will be more vulnerable to cyberbullying than teenagers who do not have the ability to access the internet. One of the challenges that teenagers need to face on the internet is that they are vulnerable to becoming victims of cyberbullying. Cyberbullying is very impactful on victims because the impact caused affects the psychological and mental state of the victim, one of which is self-esteem. This study aims to determine the relationship between cyberbullying and self-esteem in adolescents in Depok City, West Java. The research design used quantitative methods by applying a correlation analytic design using a cross-sectional approach. The samples used in this study were teenagers (11-20 years old) totaling 348 respondents and were taken using multistage cluster sampling. The instruments used were the Revised Cyber Bullying Inventory (RCBI) and the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). The results showed that 53.4% of respondents were in the category of heavy involvement as victims of cyberbullying and 70.4% of respondents had high self-esteem. Chi Square test results show that there is a significant relationship between cyberbullying and self-esteem in adolescents in Depok City, West Java (p-value = 0,005; α = 0,05). The researcher recommends that nurses prevent the impact of cyberbullying through health education programs on the negative impact of cyberbullying on adolescents, so that it can focus on the developmental tasks of adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amino Military Remedika
"TikTok adalah platform tempat pengguna dapat menunjukkan kreativitas mereka, terhubung dengan orang lain, dan menikmati konten yang menghibur dan informatif. Penelitian ini mengeksplorasi potensi hubungan antara penggunaan TikTok, kepuasan pada tubuh, dan harga diri. Kami menggunakan survei yang didistribusikan secara luas di lingkungan keluarga dan sosial kepada mahasiswa universitas. Survei ini melibatkan 381 peserta, termasuk 217 perempuan, 152 laki-laki, sepuluh individu non-biner, dan dua lainnya. Peserta akan ditanya tentang penggunaan TikTok, kepuasan pada tubuh, dan harga diri mereka. Penggunaan TikTok diukur menggunakan Media and Technology Usage and Attitudes Scale yang dikembangkan oleh Rosen et al. Body Image Satisfaction Scale yang dikembangkan Alsaker digunakan untuk menilai kepuasan pada tubuh, sedangkan harga diri dinilai menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale. Hasil penemuan menunjukkan bahwa penggunaan TikTok berhubungan dengan penurunan kepuasan pada tubuh dan tingkat harga diri. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan TikTokdapat memengaruhi citra tubuh dan harga diri, namun diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya hubungan antara variabel-variabel tersebut.

TikTok is a platform where users can showcase their creativity, connect with others, and enjoy entertaining and informative content. This study explored the potential link between TikTok, body satisfaction, and self-esteem. We used a survey distributed widely within the university cohort’s familial and social circles. This survey included 381 participants, including 217 females, 152 males, 10 non-binary individuals, and two others. Participants were asked about their TikTok use, body satisfaction, and self-esteem. TikTok consumption was gauged using the Media and Technology Usage and Attitudes Scale developed by Rosen et al. Alsaker’s Body Image Satisfaction Scale was used to assess body satisfaction, while self-esteem was measured using the Rosenberg Self-Esteem Scale. Results indicate that TikTok use is connected to lower body satisfaction and self-esteem levels. These findings suggest that TikTok use may impact body image and self-esteem, but more research is needed to understand the relationship between these variables fully."
Depok: Fakultas Ilmu Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>