Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 223958 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tsabita Hasna Dzakiyyah
"Kanker merupakan penyakit tidak menular yang dikenali dengan adanya sel abnormal yang tumbuh cepat tak terkendali serta dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Kanker menjadi penyebab utama kematian di dunia. Di Indonesia sendiri kejadian kanker cukup tinggi, yaitu sebanyak 136,2 juta kasus dari 100 ribu penduduk. Banyak upaya pengobatan kanker, diantaranya kemoterapi menggunakan sitostatika. Namun, agen sitostatika ini dapat mengakibatkan banyak efek samping karena dapat berefek pada sel normal yang sehat. Banyak pasien mengalami efek samping serius dan kegagalan pengobatan hingga kematian akibat kemoterapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memonitoring efek samping obat (ESO) dan mengetahui faktor-faktor yang memengaruhinya. Digunakan desain studi cross-sectional dan pengumpulan data secara retrospektif dari rekam medis pasien kanker yang menjalani kemoterapi di RSUI periode Januari 2022—April 2024. Dilakukan analisis indikasi ESO dari kejadian tidak diinginkan (KTD) yang dialami oleh pasien. Terdapat 29 jenis ESO yang dialami oleh pasien, didominasi oleh ESO hematologi berupa anemia, leukopenia, dan trombositopenia serta ESO pada gastrointestinal berupa mual, muntah, dan anoreksia. Dari 20 pasien yang diambil dengan total sampling, sebagian besar menderita mieloma multipel, berjenis kelamin perempuan, berusia ≥60 tahun, memiliki komorbid, menggunakan 1—2 sitostatika, dan memiliki fungsi ginjal abnormal. Kemudian ESO pada pasien dianalisis probabilitasnya menggunakan algoritma Naranjo dan keparahannya menggunakan formulir CTCAE. Hasil analisis untuk tiap karakteristik pasien meliputi jenis kelamin, usia, komorbiditas, jumlah sitostatika, dan fungsi ginjal dengan keparahan dan probabilitas ESO menggunakan uji Chi-Square/Fisher’s Exact, semuanya menunjukkan nilai p >0,05, sehingga disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara karakteristik tersebut dengan keparahan dan probabilitas ESO.

Cancer is a non-communicable disease recognized by the presence of abnormal cells that grow uncontrollably and can spread to other parts of the body. Cancer is the leading cause of death in the world. In Indonesia, the incidence of cancer is quite high, which is 136,2 million cases out of 100 thousand population. There are many cancer treatment, including chemotherapy using cytostatics. However, these cytostatic agents can cause many side effects because they can affect normal cells. Many patients experience serious side effects and treatment failure until death due to chemotherapy. This study aimed to monitor adverse drug reactions (ADRs) and determine the factors that influence them. A cross sectional study design was used and data were collected retrospectively from the medical records of cancer patients undergoing chemotherapy at RSUI from January 2022—April 2024. ADRs indications were analyzed from adverse events (AEs) experienced by patients. There were 29 types of ADRs experienced by patients, dominated by hematological ADRs (anemia, leukopenia, thrombocytopenia) and gastrointestinal ADRs (nausea, vomiting, anorexia). 20 patients taken by total sampling, most had multiple myeloma, female, aged ≥60 years, had comorbidities, used 1—2 cytostatics, and had abnormal renal function. Then the ADRs in patients were analyzed for probability using the Naranjo algorithm and severity using the CTCAE form. The results of the analysis for each patient characteristic including gender, age, comorbidities, number of cytostatics, and renal function with the severity and probability of ADRs using the Chi Square/Fisher's Exact test, all showed p >0.05, so it was concluded that there was no association between these characteristics with the severity and probability of ADRs."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cicilia Marina
"Penggunaan siklofosfamid sebagai agen kemoterapi menyebabkan beberapa efek samping berupa mual, muntah, leukopenia, anemia, dan sistitis hemoragik. Efek samping yang disebabkan oleh siklofosfamid perlu mendapatkan perhatian dan penanganan khusus karena dapat membahayakan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prevalensi kejadian mual, muntah, leukopenia, anemia, dan sistitis hemoragik pada pasien kanker yang mendapatkan kemoterapi siklofosfamid di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta periode Juli 2012 - Juli 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dan pengambilan data retrospektif dilakukan dengan menggunakan data rekam medik pasien. Sampel adalah pasien yang mendapatkan kemoterapi siklofosfamid di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta periode Juli 2012 - Juli 2013. Pengambilan sampel sebanyak 79 sampel dilakukan dengan total sampling. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan prevalensi efek samping pada pasien yang mendapatkan kemoterapi siklofosfamid di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta periode Juli 2012 - Juli 2013 adalah mual (69,6%), muntah (50,6%), leukopenia (96,2%), anemia (87,3%), dan sistitis hemoragik (13,9%). Muntah dipengaruhi oleh dosis (p=0,000).
Some of adverse drug reactions such as nausea, vomiting, leucopenia, anemia, and hemorrhagic cystitis caused cyclophosphamide as chemotherapy agents. The side effects caused by cyclophosphamide should get special attention and treatment because it can harm the patient. This research aimed to analyze the prevalence of nausea, vomiting, leucopenia, anemia, and hemorrhagic cystitis of patients treated with cyclophosphamide chemotherapy in Dharmais Cancer Hospital Jakarta period July 2012 - July 2013. The research design was cross-sectional and retrospective by using the patient's medical record. Samples were cancer patients who received cyclophosphamide chemotherapy in Dharmais Cancer Hospital Jakarta period July 2012 - July 2013. Sampling was carried out as many as 79 samples with a total sampling. Based on the results, the prevalence of side effects of patients treated with cyclophosphamide chemotherapy in Dharmais. Cancer Hospital Jakarta period July 2012 - July 2013 were nausea (69.6 %), vomiting (50.6 %), leucopenia (96.2 %), anemia (87.3 %), and hemorrhagic cystitis (13.9 %). Vomiting was influenced by dose (p=0,000)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S53825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sania
"ABSTRAK

Salah satu efek samping obat antihipertensi kaptopril adalah batuk kering. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek samping batuk kering pada pasien rawat jalan yang mendapatkan obat antihipertensi kaptopril di Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara prospektif dengan menggunakan data sekunder dari resep pasien dan data primer dari wawancara pasien dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengumpulan data dilakukan dari Maret-Mei 2014 secara total sampling. Penilaian kausalitas reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) batuk kering menggunakan algoritma Naranjo. Total pasien yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian adalah 31 pasien dari jumlah total 128 pasien yang menggunakan obat kaptopril. Sebanyak 7 pasien (22,6%) mengalami efek samping batuk kering. Berdasarkan analisis algoritma Naranjo, 1 dari 7 ROTD yang terjadi dikategorikan pasti (definite) dan 6 kejadian dikategorikan besar kemungkinan (probable). Hasil analisis secara statistik memperlihatkan bahwa usia, jenis kelamin, suku, lama penggunaan obat, dan merek obat kaptopril tidak memiliki hubungan bermakna dengan efek samping batuk kering. Prevalensi efek samping batuk kering pada penelitian ini tergolong tinggi.


ABSTRACT

One of the side effects of antihypertensive drugs captopril is a dry cough. This study aimed to evaluate the side effects of dry cough in outpatients receiving antihypertensive drugs captopril in RSU UKI. The method used in this study was descriptive analytical. Data was collected prospectively using secondary data from the patient's prescription and primary data from patient interviews using a questionnaire that had been tested for validity and reliability. Data collection was conducted from March to May 2014 by total sampling. The causality evaluation on the adverse drug reaction (ADR) of dry cough using Naranjo algorithm. Total patients who participated in this study were 31 patients from a total of 128 patients using the drug captopril. As much as 7 patients (22.6%) experienced side effect dry cough. Based on Naranjo algorithm analysis, 1 of the 7 ADR which occured was catagorized as definite and six were catagorized as probable. Results of statistical analysis showed that age, sex, ethnicity, duration of medication, and brand of Captopril does not have a significant correlation with the dry cough side effect. The prevalence of dry cough side effects in this study is high.

"
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56942
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Midi Candra
"Pelayanan kefarmasian di rumah sakit melipti 2 kegiatan yaitu manejerial dan pelayanan farmasi klinik. Pelayanan klinis meliputi pengkajian dan pelayanan resep, penelusuran riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat, pelayanan informasi obat, konseling, visite, pemantauan terapi obat, monitoring efek samping obat, evaluasi penggunaan obat, dispensing sediaan steril, dan pemantauan kadar obat dalam tubuh. Pemantauan terapi obat (PTO) dilakukan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Sejalan dengan PTO, monitoring efek samping obat adalah kegiatan untuk memantau setiap respon terhadap obat yang tidak dikehendaki yang terjadi pada dosis lazim. PTO dapat berjalan bersamaan dengan MESO (Monitoring Efek Samping Obat) yang berfokus pada efek samping dan pelaporan. Pada praktik kerja ini juga dilakukan tugas khusus yaitu monitoring efek samping pendarahan pada pasien rawat inap yang menggunakan antiplatelet di RSUI.

Pharmaceutical services in hospitals include 2 activities, managerial and clinical pharmacy services. Clinical services include assessment and prescription services, tracing drug use history, drug reconciliation, drug information services, counseling, visits, drug therapy monitoring, side effects monitoring, evaluating drug use, dispensing sterile preparations, and monitoring drug levels in the body. Monitoring drug therapy is carried out to ensure safe, effective and rational drug therapy for patients. In line with monitoring drug therapy, adverse drug reaction monitoring is an activity to monitor any undesirable response to a drug that occurs at the usual dose. Monitoring drug theraphy can run in conjunction with adverse drug reaction monitoring which focuses on side effects and reporting. In this work practice, a specific task is also carried out, monitoring side effects of bleeding in inpatients using antiplatelet in Universitas Indonesia hospital.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Rahmansyah Putra Pratama
"Kanker merupakan penyakit dimana suatu sel tubuh mengalami mutasi sehingga sel mengalami pertumbuhan yang tidak normal. Mutasi ini dapat diakibatkan oleh kelainan genetik, fisiologi tubuh, kondisi imun tubuh, dan pengaruh gaya hidup. Apabila pertumbuhan sel kanker tidak ditangani, maka sel kanker dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain. Salah satu jenis kanker dengan prevalensi terbesar di dunia yaitu kanker payudara. Dalam mengobati kanker payudara, terapi yang umum dilakukan berupa kemoterapi. Pengkajian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan memberikan rekomendasi penyelesaian masalah terkait dengan pengobatan yang diberikan serta efek samping yang dikeluhkan oleh pasien. Pengkajian dilakukan terhadap salah satu pasien rawat jalan di ruang kemoterapi lantai satu Gedung Teratai Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati dengan metode observasi. Regimen kemoterapi yang diberikan terhadap pasien berupa carboplatin dan docetaxel. Berdasarkan pengkajian yang ditemukan, ditemukan masalah berupa dosis carboplatin yang kurang sesuai apabila dibandingkan dengan literatur. Selain itu, ditemukan bahwa pasien mengeluhan efek samping kemoterapi berupa sakit kepala, demam, diare, dan mual. Efek samping ini baru muncul beberapa hari setelah pemberian kemoterapi. Efek samping tersebut merupakan efek samping yang umum ditemui setelah pemberian docetaxel dan carboplatin. Maka, direkomendasikan untuk meningkatkan dosis carboplatin serta memberikan terapi farmakologis tambahan maupun non-farmakologis untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Cancer is a disease in which a body's cells undergo mutations so that cells experience abnormal growth. These mutations can be caused by genetic disorders, body physiology, immune conditions, and lifestyle influences. If the growth of cancer cells is not stopped, it can cause the spread of cancer cells to other parts of the body. One type of cancer with the greatest prevalence in the world is breast cancer. In treating breast cancer, the usual therapy is chemotherapy. This study aims to evaluate and provide recommendations for solving problems related to the treatment given and the side effects complained of by patients. The study was conducted on one of the outpatients in the chemotherapy room on the first floor of the Teratai Building in Fatmawati General Hospital using the observation method. The chemotherapy regiments given to the patient is in the form of carboplatin and docetaxel. Based on the study, a problem was found in the form of an inappropriate carboplatin dosage when compared to the literature. In addition, it was found that patients complained of side effects of chemotherapy in the form of headaches, fever, diarrhea, and nausea. These side effects appear a few days after administration of chemotherapy. These side effects are common side effects after administration of docetaxel and carboplatin. Thus, it is recommended to increase the dose of carboplatin and provide additional pharmacological and non-pharmacological therapy to improve the patient's quality of life."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riezki Tri Wahyuni
"Antikoagulan merupakan zat yang digunakan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah atau koagulasi dengan cara menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah. Dalam penggunaannya, antikoagulan memerlukan pemantauan secara berkala karena risiko perdarahan yang muncul, baik ringan maupun berat. Terkait dengan terapi tersebut, apoteker, berperan penting dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan di rumah sakit untuk mencegah terjadinya risiko yang ditimbulkan. Dalam pelaksanaannya apoteker akan melakukan kegiatan pelayanan farmasi klinis yaitu Monitoring Efek Samping Obat atau MESO. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk dapat mengidentifikasi masalah terkait obat antikoagulan melakukan Monitoring Efek Samping Obat antikoagulan pada pasien rawat inap Rumah Sakit Universitas Indonesia. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 03 Mei – 30 Juni 2023 di Rumah Sakit Universitas Indonesia Pengkajian dilakukan dengan memantau dan mengamati karakteristik dan kesehatan pasien selama rentang periode tertentu dengan menggunakan metode . Hasil penelitian menunjukkan bawa terapi obat antikoagulan pada 5 pasien sudah sesuai dengan indikasi tetapi setiap penggunaan obat antikoagulan tetap harus dilakukan pemantauan ketat terkait efek samping obat lalu untuk pelaksanaan MESO di RS UI belum dilakukan secara maksimal karena masih ada beberapa komponen yang belum dilaksanakan jika terjadinya efek samping pada saat penggunaan obat.

Anticoagulants are substances used to prevent blood clotting or coagulation by inhibiting the function of several blood clotting factors. When used, anticoagulants require regular monitoring because of the risk of bleeding, whether light or heavy. Regarding this therapy, pharmacists play an important role and are responsible for implementing services in hospitals to prevent the risks that arise. In its implementation, pharmacists will carry out clinical pharmacy service activities, namely Monitoring Drug Side Effects or MESO. The aim of this research was to identify problems related to anticoagulant drugs by monitoring the side effects of anticoagulant drugs in inpatients at the University of Indonesia Hospital. Data collection was carried out on 03 May – 30 June 2023 at the University of Indonesia Hospital. The study was carried out by monitoring and observing the characteristics and health of patients over a certain period using a prospective-retrospective method. The results of the study showed that anticoagulant drug therapy in 5 patients was in accordance with the indications, however, every time anticoagulant drugs are used, strict monitoring must be carried out regarding the side effects of the drug, so the implementation of MESO at UI Hospital has not been carried out optimally because there are still several components that have not been implemented if an effect occurs side effects when using the drug.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Kurnia Salma S.
"Golongan obat antikonvulsan memerlukan perhatian khusus untuk dipantau karena tingkat konsekuensi kegagalan terapi yang tinggi dan beberapa obat memiliki indeks terapi sempit. Obat indeks terapi sempit dapat menimbulkan masalah terkait obat yang terdiri dari efektivitas pengobatan, efek samping obat, dan biaya pengobatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan monitoring efek samping pada pasien epilepsi yang mendapatkan karbamazepin, fenitoin, asam valproat, atau kombinasi obat-obat tersebut di Instalasi Rawat Jalan RSUP Fatmawati periode Maret-Mei 2017. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang dilakukan secara prospektif pada pasien dewasa yang memenuhi kriteria inklusi secara total sampling. Data didapatkan dari data primer yang berasal dari hasil wawancara dan data sekunder yang berasal dari rekam medis. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan Algoritma Naranjo. Subjek penelitian yang didapatkan sebanyak 54 pasien dengan 38 pasien 70,37 mengalami efek samping dan 16 pasien 29,63 tidak mengalami efek samping. Kategori efek samping yang paling banyak ditemukan adalah probable dengan persentase 48,15. Tidak ada hubungan antara usia p=0,903 dan jenis kelamin p=1,000 dengan efek samping yang terjadi.

Anticonvulsant drugs must get special attention to be monitored due to the concequence's rate that they have. This group comprises of some drugs which have narrow therapeutic index. Thus, the group causes drug related problem, such as therapeutic efficiency, drug side effect, and cost of the treatment. The purpose of this research was to monitor drug side effects that were severed by adult patients of epilepsy who got carbamazepine, or phenytoin, or valproic acid, or combination of the drugs at Outpatient Department, Fatmawati Central General Hospital from March to May 2017. The research was running prospectively and the data were collected from patients who fit to inclusion criteria with total sampling. There were 54 patients selected as samples, 38 patients 70.37 experienced drugs side effects and 16 patients 26.93 didn't experience drugs side effects. The data of patients were from primer data's source that is the answer of interview and secondary data's source that is medical record that were analyzed with Naranjo Algorithm. The most drug side effect category that found is probable with percentage 53.70 . Age p 0.903 and gender p 1.000 didn't have correlation with the rising of side effects.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Citra Weny
"Berdasarkan data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2022, jumlah kasus kanker baru di Indonesia diperkirakan 408.661 kasus dan jumlah kematian akibat kanker di Indonesia diperkirakan 242.988 kematian. Penatalaksanaan penyakit kanker tidak terbatas pada penanganan penyakit secara klinis, tetapi juga harus melibatkan rencana penatalaksanaan yang dapat memberikan kualitas hidup terbaik secara keseluruhan. Health-Related Quality of Life (HRQoL) pasien kanker merupakan persepsi pasien terhadap efek penyakit dan/atau pengobatan dan dianggap sebagai hasil terapi yang penting pada pasien kanker. Perlu diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan HRQoL pasien kanker agar pemangku kebijakan dapat menyusun kebijakan yang sesuai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif menggunakan kuesioner EQ-5D-5L. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 14 variabel yang diteliti terdapat 4 variabel yang terbukti signifikan berhubungan, yaitu tingkat pendidikan (p = <0,001), pendapatan (p = 0,043), operasi (p = 0,022) dan komorbid (p = 0,007). Faktor dominan yang berhubungan signifikan dengan HRQoL pasien kanker adalah tingkat pendidikan (p = 0,000 dan B -0,430). Faktor-faktor yang berhubungan dengan HRQoL pasien kanker perlu menjadi target intervensi para pemangku kebijakan. Pendidikan mampu meningkatkan pemberdayaan pasien kanker. Edukasi untuk pasien kanker menjadi hal yang penting sehingga pemahaman yang baik dari pasien kanker terhadap penyakit yang diderita dapat memengaruhi HRQoL agar menjadi lebih baik.

Based on data from the Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2022, the number of new cancer cases in Indonesia is estimated at 408,661 cases and the number of cancer deaths in Indonesia is estimated at 242,988 deaths. Cancer management is not limited to clinical disease management, but must also involve a management plan that can provide the best overall quality of life. Health-Related Quality of Life (HRQoL) of cancer patients is the patient's perception of the effects of disease and/or treatment and is considered an important therapeutic outcome in cancer patients. It is necessary to know the factors associated with HRQoL of cancer patients so that policy makers can develop appropriate policies. The research method used was a cross-sectional method with a quantitative approach using the EQ-5D-5L questionnaire. The results of the analysis showed that of the 14 variables studied there were 4 variables that proved to be significantly related, namely education level (p = <0.001), income (p = 0.043), surgery (p = 0.022) and comorbidities (p = 0.007). The dominant factor significantly associated with HRQoL of cancer patients was education level (p = 0.000 and B -0.430). Factors associated with HRQoL of cancer patients need to be targeted for intervention by policy makers. Education can increase the empowerment of cancer patients. Education for cancer patients is important so that cancer patients' good understanding of their disease can affect their HRQoL for the better."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurin Adlina Putri Jauhari
"Obat golongan statin memiliki salah satu efek samping, yaitu gangguan otot yang ditandai dengan rasa nyeri pada otot. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek samping nyeri otot pada pasien yang menggunakan obat golongan statin di Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia yang dianalisis dengan algoritma Naranjo. Desain penelitian ini adalah deskriptif-analitik dengan pengambilan data prospektif dari resep dan wawancara pasien dengan menggunakan kuesioner yang telah divalidasi. Sampel adalah pasien yang mendapatkan obat golongan statin periode Maret-Mei 2014 dengan lama penggunaan ≤ 3 bulan. Obat golongan statin yang digunakan oleh 66 pasien yang masuk ke dalam kriteria inklusi adalah simvastatin dan atorvastatin. Setelah pengamatan berlangsung, 14 pasien masuk ke dalam kriteria dropout sehingga hanya 52 pasien yang menjadi subyek penelitian. Sebanyak 14 pasien mengalami nyeri otot setelah penggunaan obat golongan statin. Analisis dengan algoritma Naranjo menunjukkan hanya 10 pasien (19,2%) yang dapat dipastikan mengalami nyeri otot akibat reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD). Tidak ada hubungan antara jenis kelamin, usia, suku, serta lama penggunaan obat dengan efek samping nyeri otot, namun ada hubungan antara dosis obat dengan efek samping yang timbul.

Statins have side effects and one of them is muscle disorder that characterized as muscle pain. This study aimed to evaluate the muscle pain side effects in patients taking statins at the Universitas Kristen Indonesia General Hospital and analyzed with Naranjo algorithm. This research design was analytical descriptive with prospective data collection using prescriptions and patient interview with a validated questionnaire. Samples were patients who received statins in the period of March to May 2014 with the duration of medication ≤ 3 months old. Statins that used by 66 patients who entered the inclusion criteria were simvastatin and atorvastatin. After the observations, 14 patients entered into the dropout criteria so the observations continued with only 52 patients. There were 14 patients with muscle pain and after analyzed with Naranjo algorithm, there were only 10 patients (19,2%) that could be ascertained that their muscle pain was an adversed drug reactions (ADR) caused by the use of statins. There were no significant correlations between gender, age, ethnicity, and duration of the medication with muscle pain side effect, but there was a significant correlation between the dose of a drug with that side effect.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55119
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Dwi Khairani
"Penulisan laporan tugas khusus praktik kerja profesi Apoteker (PKPA) di Puskesmas Kecamatan Makasar bertujuan untuk mengetahui efek samping, alur pelaporan, dan monitoring efek samping dari obat TB dan HIV di Puskesmas Kecamatan Makasar. Penulisan laporan ini menggunakan sampel data 7 (tujuh) pasien yang mengkonsumsi obat TB dan HIV pada periode waktu Mei 2022 – Februari 2023 dengan metode observasional. Hasil yang didapatkan dari ketujuh pasien tersebut adalah sebanyak 3 (tiga) dari 7 (tujuh) pasien mengalami efek samping obat tuberkulosis yaitu pirazinamid ditandai dengan pasien mengalami mual dan muntah yang berlebih. Oleh karena itu, ketiga pasien dirujuk ke rumah sakit untuk ditangani lebih lanjut. Setelah itu, 2 (dua) dari 7 (tujuh) pasien mengalami efek samping levofloxacin dan 2 (dua) lainnya mengalami efek samping dari obat HIV yaitu efavirenz. Tindak lanjut dari pasien yang mengalami efek samping obat levofloxacin adalah obat belum bisa dihentikan dikarenakan masih tahap pengobatan TB-MDR sedangkan untuk tindak lanjut dari pasien yang mengalami efek samping efavirenz adalah penggantian terapi ARV menjadi KDT yang mengandung dolutegravir. Data monitoring efek samping obat yang didapatkan, kemudian dilakukan pelaporan ke e-MESO.

A special assignment report pharmacist professional work practice is writing at the Makasar District Health Center with the purpose to knowing about the side effects, monitoring the side effect and reporting flow of the side effects of tuberculosis and HIV drugs at the Makasar District Health Center. This report is using 7 total sample patients who consumes TB and HIV drugs with the period May 2022 – Februari 2023 with the observasional method. The results of this report from the seven of patients were as many as three of the seven patients was experienced the side effects of tuberculosis drug which is pyrazinamid by viewed nausea and vomiting. Therefore, that patients were referred to the hospital for the further treatment. The next is, two of seven patients experienced the side effects of levofloxacin and the others are efavirenz. The follow up of levofloxacin is the drug cant be discontinued because it’s still in the MDR-TB treatment. The follow up of efavirenz is the replacement of ARV therapy to KDT with dolutegravir. The data of monitoring side effects was obtained and then reported to e-MESO.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>