Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200191 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vindy Ningsih Daskunda
"Pijat punggung dilakukan sebagai manipulasi jaringan lunak tubuh yang membantu mengendurkan ketegangan otot di punggung karena rangsangan dari pelepasan hormon endorfin guna mengurangi rasa cemas dan meringkan rasa sakit sehingga menimbulkan relaksasi dan kenyamanan bagi ibu postpartum. Ketika ibu merasakan energi positif dari kenyamanan yang dirasakan berupa rasa rileks dan rasa bahagia, respon tersebut akan dikirim ke bagian hipotalamus untuk merangsang hipofisis posterior sehingga tubuh memproduksi hormon oksitosin dan endorfin yang membantu pengeluaran ASI untuk membantu efektifitas menyusui. Berdasarkan hasil pengkajian, pasien belum memiliki riwayat menyusui sebelumnya, dan berniat untuk menyusui anak pertamanya. Masalah keperawatan utama yang muncul adalah kesiapan peningkatan menyusui. Masalah yang terjadi selama proses perawatan salah satunya yaitu pengeluaran ASI belum adekuat. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah menganalisis asuhan keperawatan pada ibu postpartum dengan masalah kurangnya produksi ASI. Hasil analisis setelah dilakukan intervensi pijat punggung yaitu memperlihatkan bahwa adanya proses menyusui yang efektif dipantau menggunakan indikator ibu dan indikator bayi yang meliputi, pemantauan berat badan bayi, frekuensi Buang Air Kecil (BAK) dan karakteristiknya, frekuensi Buang Air Besar (BAB) dan karakteristiknya, serta frekuensi menyusu. Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi acuan pengelolaan pasien postpartum untuk meningkatkan efektifitas laktasi dengan masalah tidak adekuatnya pengeluaran ASI.

Back massage is a manipulation of the soft tissues of the body that helps relax muscle tension in the back due to stimulation from the release of endorphins to reduce anxiety and relieve pain so as to cause relaxation and comfort for postpartum women. When the mother feels positive energy from the comfort felt in the form of relaxation and happiness, the response will be sent to the hypothalamus to stimulate the posterior pituitary so that the body produces the hormones oxytocin and endorphins that help milk production to help breastfeeding effectiveness. Based on the assessment results, the patient has no previous history of breastfeeding, and intends to breastfeed her first child. The main nursing problem that arose was readiness to increase breastfeeding. One of the problems that occurred during the treatment process was inadequate breast milk production. The purpose of writing this scientific paper is to analyze nursing care for postpartum mothers with the problem of lack of breast milk production. The results of the analysis after the back massage intervention showed that there was an effective breastfeeding process monitored using maternal indicators and infant indicators which included monitoring the baby's weight, frequency of urination (BAK) and its characteristics, frequency of defecation (BAB) and its characteristics, and frequency of breastfeeding. This paper is expected to be a reference for the management of postpartum patients to improve lactation effectiveness with the problem of inadequate milk production.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Martini
"Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia 228/ 100.000 KH dan AKB 34/1000 KH. Salah satu dari tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah tercapainya Millenium Development Goals (MDG?s) tahun2015, yaitu terjadinya penurunan AKB 23/1000 KH, mengurangi jumlah AKI saat hamil dan melahirkan menjadi 102/100.000 KH, melalui Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Penelitian bertujuan mengidentifikasi hubungan IMD dengan tinggi fundus uteri postpartum hari ketujuh. Variabel penelitian terdiri dari variabel independen utama IMD dan variabel kontrol (umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, mobilisasi dini dan ASI eksklusif 7 hari, variabel dependen adalah TFU. Penelitian kohort prospektif ini menggunakan sampel 78 responden, masing-masing kelompok 39 responden. Data dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan chi square dan multivariat dengan regresi logistik.
Hasil penelitian, usia terbanyak 20-30 tahun 71,8%, pendidikan responden terbanyak pendidikan tinggi 73%, paritas responden terbanyak primipara 60,3%, status pekerjaan adalah tidak bekerja 82,1%, responden dengan TFU normal 61,5%. Ratarata waktu yang diperlukan bayi untuk IMD adalah 61,1 menit. Hasil analisis multivariat, ibu yang memberikan ASI eksklusif sampai 7 hari mempunyai peluang mendapatkan proses TFU normal 29,8 kali lebih tinggi, dibanding yang tidak menyusui ekslusif (95% CI : 4,921-138,131) setelah dikontrol variabel mobilisasi dini, IMD, pendidikan dan paritas.

Indonesian Health and Demographic Survey 2007 indicate that a high level the point of Maternal Mortality Rate (MMR) is 228/100.000 life births. While Infant Mortality Rate (IMR) of 34/1000 life births. One of the MDG?S purposes 2015 are to increase maternal health and decrease IMR down to ¾ of the MMR for both of pregnant and delivery women to become 102/100.000 life births by Early Initation of Suckling.
This research is purpose to identify the relationship between early initiation and the impact of fundus uteri at a postpartum women in seventh day. The variable of this research consist of independent variable which are early initation and control variable (age, parity, education, work, early mobilization and exclusive breastfeeding up to seventh day). While dependent variable is the high impact fundus of a postpartum women in seventh day. The research of this prospective kohort use 78 responder as a samples, with each group are exsposure group and control group which amount to 39 responder. The data which have been gathered will be analysed by univariate, bivariate analyse use chi square and multivariat with double logistics regression.
From the result of univariate analyse, the most age is around 20-30 year 71,8%, the most responder education is to higher education 73%, the most responder parity is to primipara 60,3%, work status of responder is a housewife 82,15%, women with a normal high uteri fundus counted 61,5%, the avarage time for a baby to do early initation is around 61,1 minute. The Result of multivariate analyse shows that the opportunity of a mother who gives exclusive breastfeeding up to seventh day has a better involution process 29,8 higher times than a mother without exclusive breastfeeding (95% CI: 4,921-138,131) after controlled with early mobilization variable, early initation, parity and education. Sugested to a stakeholder or health worker especially for midwife should be doing this early initation program as a part of professional practice midwifery.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31318
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Angelique Tallulah Joaqin
"Periode postpartum merupakan waktu dimana ibu mengalami perubahan fisiologis dan psikologis pada enam minggu pertama setelah melahirkan. Pada masa ini ibu sangat rentan terdampak komplikasi postpartum, salah satu komplikasi yang memiliki tingkat morbiditas dan mortilitas tinggi, bahkan di negara maju adalah Deep Venous Thrombosis (DVT). Namun, DVT dapat segera dicegah apabila diketahui lebih dini tanda dan gejalanya. Intervensi yang digunakan untuk mencegah DVT adalah early mobilization atau mobilisasi dini. Intervensi yang diberikan dilakukan selama tiga hari berturut-turut, dilakukan mulai dari 6 jam post SC, lalu dilanjutkan 16 jam, 20 jam, dan 24 jam pasca operasi. Karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada ibu post SC yang berisiko sedang mengalami komplikasi DVT dengan intervensi mobilisasi dini. Karya ilmiah ini menggunakan metode case study pada satu pasien di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Evaluasi dari intervensi didapatkan adanya penurunan tanda dan gejala DVT serta tidak bertambahnya DVT score milik klien pra operasi dan post operasi. Keterbatasan dari penelitian ini adalah intervensi yang diberikan baru diterapkan pada satu orang klien.

The postpartum period is a time when mothers experience physiological and psychological changes in the first six weeks after giving birth. During this time mothers are very vulnerable to postpartum complications, one of the complications that has a high morbidity and mortality rate, even in developed countries is Deep Venous Thrombosis (DVT). However, DVT can be prevented if signs and symptoms are recognized early. The intervention used to prevent DVT is early mobilization. The intervention given was carried out for three consecutive days, starting from 6 hours post SC, then continued 16 hours, 20 hours, and 24 hours postoperatively. This paper aims to analyze nursing care for post SC mothers who are at moderate risk of DVT complications with early mobilization interventions. This scientific work uses a case study method on one patient at the University of Indonesia Hospital. Evaluation of the intervention found a decrease in signs and symptoms of DVT and no increase in DVT score belonging to preoperative and postoperative clients. The limitation of this study is that the intervention was only applied to one client.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Cahyaningsih
"Tujuan penyusunan karya ilmiah ini adalah memberikan gambaran asuhan keperawatan pada klien dengan post kolostomi karena Hirschprung. Hirschprung merupakan kelainan kongenital yang dapat disebabkan oleh faktor genetik dan non genetik diantaranya nutrisi yang tidak adekuat dan polusi udara akibat rokok yang banyak ditemukan pada masyarakat perkotaan. Pada asuhan keperawatan post kolostomi dilakukan pemberian non nutritive sucking (NNS) dan pemberian ASI untuk meningkatkan kenyamanan pada klien selama menjalani perawatan. Implementasi ini dilakukan pada An. A (2 bulan) yang dirawat selama empat hari di ruang rawat bedah anak Lantai 3 utara RSUP Fatmawati. Evaluasi tindakan keperawatan pemberian NNS dan ASI menunjukkan bahwa klien lebih tenang dan durasi menangis klien menjadi lebih singkat.

The objective of this scientific paper is to provide an overview of nursing care to clients with post colostomy et causa Hirschprung. Hirschprung is a congenital disorder that can be caused by genetic and non-genetic factors such as inadequate nutrition and air pollution caused by smoking, found in many urban communities. On nursing care delivery post colostomy performed Non Nutritive Sucking (NNS) and breastfeeding to improve the comfort of the client during nursing care period. This implementation is done to a 2 months kid named A that has been treated for four days in the pediatric surgical room 3rd floor north Fatmawati Hospital. The evaluation of nursing action giving NNS and breastfeeding shows that clients are more calm and the duration of crying client becomes shorter.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ersa Aulia Rachma
"Keluhan yang paling umum dirasakan pada ibu post sectio caesarea (SC) adalah nyeri atau rasa tidak nyaman selama beberapa hari. Nyeri yang dirasakan pasca operasi caesar dapat menyebabkan insomnia, kelelahan, kecemasan, serta gangguan mobilitas yang berakibat pada keterlambatan pemulihan ibu dan pembentukan hubungan antara ibu dan bayi. Oleh karena itu, penatalaksanaan nyeri sangat penting dalam perawatan ibu postpartum, baik dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Salah satu terapi non farmakologi yang dapat digunakan adalah penggunaan aromaterapi lavender. Aromaterapi lavender memiliki efek baik dalam mengurangi nyeri persalinan pasca operasi caesar. Karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada ibu post sectio caesarea yang mengalami nyeri dengan intervensi aromaterapi lavender. Karya ilmiah ini menggunakan metode case study pada satu pasien post sectio caesarea di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Evaluasi yang didapatkan setelah dilakukan intervensi yaitu terjadi penurunan tingkat nyeri yang diukur menggunakan Numeric Pain Rating Scale (NPRS). Hasil tersebut membuktikan bahwa aromaterapi lavender dapat mengurangi nyeri yang dirasakan oleh klien pasca melakukan persalinan sectio caesarea. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan perbandingan efektivitas aromaterapi lavender dengan aromaterapi lainnya untuk mengurangi nyeri post sectio caesarea.

The most common complaint felt by post-section cesarean (SC) mothers is pain or discomfort for several days. The pain felt after a cesarean section can cause insomnia, fatigue, anxiety, and impaired mobility which results in delays in the mother's recovery and the formation of the relationship between mother and baby. Therefore, pain management is very important in the care of postpartum mothers, both with pharmacological and non-pharmacological therapy. One non-pharmacological therapy that can be used is the use of lavender aromatherapy. Lavender aromatherapy has a good effect in reducing labor pain after cesarean section. This paper aims to analyze nursing care for post-cesarean section mothers who experience pain with lavender aromatherapy intervention. This scientific work uses the case study method on one post-cesarean section patient at the University of Indonesia Hospital. The evaluation obtained after the intervention was a decrease in pain levels as measured using the Numeric Pain Rating Scale (NPRS). These results prove that lavender aromatherapy can reduce the pain felt by clients after having a caesarean section. It is hoped that future research will be able to compare the effectiveness of lavender aromatherapy with other aromatherapy to reduce post-cesarean section pain.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Budiati
"ABSTRAK
Beberapa tahun belakangan ini di negara- negara maju dan berkembang seperti Indonesia
terjadi peningkatan kejadian seksio sesarea. Ibu yang mengalami seksio sesarea seringkali
mengalami masalah dalam menyusui karena kurangnya produksi ASI dan keterlambatan
menyusui. Peningkatan kejadian seksio sesarea ini juga secara tidak langsung menurunkan
kesuksesan dalam menyusui. Olehkarenanya dibutuhkan usaha yang intensif untuk membantu
ibu post seksio sesarea menyusui bayinya Penelitian ini merupakan penelitian dengan
memadukan pendidikan kesehatan dengan intervensi pijat oksitosin. Tujuan penelitian ini
adalah untuk melihat keefektifan pemberian paket sukses ASI ibu menyusui dengan seksio
sesarea terhadap produksi ASI di wilayah Depok Jawa Barat. Penelitian ini merupakan
penelitian dengan menggunakan desain penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan Post
Test Only Design. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil usia 38- 40 minggu yang
direncanakan sekssio sesarea. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 orang,
29 orang kelompok intervensi dan 31 orang kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan di
RSUD Depok dan RSUD Cibinong. Hasil uji coba instrumen untuk pengukuran validitas dan
reabilitas digunakan uji Cronbach’s alpha. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
consequtive sampling. Dari hasil uji kesetaraan karakteristik responden didapatkan semua
nilai p lebih besar dari alpha (p > alpha, alpha= 0,05). Yang artinya tidak ada perbedaan yang
signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil uji analisis dengan Chi-
Square didapatkan hasil terdapat perbedaan yang bermakna antara kepuasan produksi ASI
(p=0.002), kelancaran produksi ASI dari indikator bayi (p= 0,000) dan kelancaran produksi
ASI dari indikator ibu ( p= 0,004) antara kelompok intervensi dan kontrol.

ABSTRACT
Cesarean birth rate in developing country such as Indonesia is increasing recently, which makes many women have to cope with impact of cesarean birth and also the problems related to breastfeeding. Some of the mother terminate breastfeeding in early weeks of baby born since the insufficient of breast milk production. This situation needs intensive effort to help mother post cesarean birth to solve their problems in breastfeeding their baby. This study
used a quasi experiment with Post Test only Design. This study were combining health education and rolling massage named “ SUKSES ASI” as a package for intervention to the mother with cesarean birth. The aim of this study is to evaluate the effectiveness of “SUKSES ASI” package to Maternal breast milk production in the area of Depok Jawa Barat. The samples consisted 60 women who had planned cesarean birth through post cesarean. The instrument that used in this study had validity and reability test using the cronbach’s alpha. The samples were taken by consecutive sampling. The findings showed that in control and intervention group the results are equal or homogen ( p > alpha, alpha=0,05). Chi-Square test is used to see the different between control & intervention groups. There are significant
differences between intervention and control group in mother satisfaction ( p=0,002), breast milk production from baby indicator (p= 0.000) and from mother indikator (p=0,0004)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Anggraini
"ASI eksklusif merupakan makanan utama bagi bayi yang mengandung banyak nutrisi yang cocok untuk tumbuh kembang bayi. Banyak factor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif diantaranya adalah factor inter yaitu pengetahuan dan motivasi. Meskipun banyak manfaat ASI namun masih banyak ibu yang tidak memberikan ASI secara eksklusif bagi bayinya. Menurut data dari SDKI tahun 2002 hanya 3,7% bayi yang memperoleh ASI pada hari pertama, sedangkan pada bayi kurang 2 bulan sebsar 64%, antara 2-3 bulan 45%, antara 4-5 bulan 13,9% dan antara 6-7 bulan sebesar 7,8%, dan sisanya tidak memberikan ASI eksklusif.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sejauh mana factor-faktor yang mendukung pemberian ASI eksklusif membuat ibu membetikan ASI secara eksklusiff Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mémpunyai bayi berumur 6-12 bulan dan bekerja di Rumah Sakit Haji Jakarta, dan dipilih secara purposive sampling Sampel bedumlah 56 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif dengan p value=0,033, sedangkan untuk motivasi juga mempunyai hubungan yang signifikan terhadap pemberian ASI eksklusif dengan p value = 0,006."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5758
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lebuan, C. H. Adeline
"Program Pembangunan Nasional di bidang kesehatan 2010 adalah meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dari setiap individu untuk mencapai manusia yang berkualitas. Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak berada di dalam kandungan ibu sampai dengan kontak pertama saat bayi dilahirkan. Sentuhan psikososial pertama kali diberikan oleh ibu pada saat bayi lahir dan ini merupakan critical point bagi tumbuh. kembang individu selanjutnya. Sentuhan psikososial tersebut dapat berwujud kontak dini antara ibu dan bayi dan pemberian immediate breas feeding, dan hal ini harus difasilitasi oleh petugas kesehatan.
Petugas kesehatan akan memfasilitasi hal tersebut dengan baik apabila petugas memiliki pengetahuan sikap dan keterampilan dalam penerapan ASI eksklusif dan immediate breastfeeding khususnya. Tetapi apabila pengetahuan petugas kurang maka akan bersikap tidak suportif terhadap ASI dan permasalahannya, karena pengetahuan petugas akan mempengaruhi ibu dalam mengambil keputusan untuk menyusui atau tidak menyusui bayinya. Dan wawancara dengan petugas dan pengamatan data sekunder dari rekam medik di rumah sakit X, pelaksanaannya dari 69 persalinan normal ada 17,39 % yang immediate breasfeeding dan diasumsikan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan petugas. Juga peneliti tertarik untuk diteliti, karena belum ada penelitian ini di rumah sakit X.
Penelitian deskriptif kuantitatif ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan gambaran fakor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan petugas tentang immediate breastfeeding di Rumah Sakit X tahun 2004. Sedangkan rancangan penelitiannya dilakukan studi cross sectional dengan total populasi sebanyak 51 petugas kesehatan yang bekerja di ruang persalinan yang terdiri dari 5 orang berpendidikan SPR, 23 orang berpendidikan SPK dan 21 orang berpendidikan DM Kebidanan dan 2 orang berpendidikan DIII Keperawatan. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner, disamping itu juga diambil data sekunder dari rekam medik di Rumah Sakit X tahun 2004. Pengolahan dan analisis data dikerjakan dengan menggunakan komputer. Analisis dilakukan secara univariat melalui analisis persentase dan secara bivariat melalui uji statistic Chi Square untuk mengetahui hubungan antar variabel independen dan dependen.
Dari hasil penelitian didapatkan data sebagai berikut : 76,47% responden berada pada rentang umur 30-49 tahun, 45,09% responden berpendidikan SPK dan 41,8% , berpendidikan DIII Kebidanan, dengan rentang masa kerja selama 1 sampai 34 tahun bekerja sebagai petugas kesehatan, 66,67 % terpapar aktif terhadap informasi tentang immediate breasfeeding dan 47% memiliki pengetahuan yang baik tentang immediate breastfeeding. Dari hasil analisa bivariat terdapat satu variabel yang memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan variabel dependen yaitu variabel pendidikan terhadap pengetahuan petugas tentang immediate breasfeeding. Sedangkan variabel independen lainnya tidak menunjukan hubungan yang bermakna dengan variabel dependen.
Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa 52.90% responden memiliki pengetahuan yang kurang baik, tentang immediate breasfeeding. Juga didapatkan bahwa petugas kesehatan dengan yang berpendidikan pendidikan DIII mempunyai pengetahuan tentang immediate breasfeeding lebih baik dibandingkan dengan SPR-SPK.
Saran-saran yang diajukan dalam penelitian ini untuk Rumah Sakit X adanya kebijakan dari pimpinan keperawatan tentang pelayanan persalinan yang terkait dengan immediate breastfeeding juga agar diadakan pelatihan berkala, forum informasi yang ada agar diselipkan artikel-artikel tentang ASI untuk menambah wawasan keilmuan petugas kesehatan. Saran untuk petugas kesehatan agar mau membuka wawasan dengan membaca, berdiskusi dengan pakar ASI. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dikombinasi dengan penelitian kualitatif.
Daftar Bacaan : 61 (1980-2004)

Factors Related to Knowledge on Immediate Breastfeeding among Health Workers in Hospital X Jakarta Year 2004National health development program 2010 plans to improve health status optimally targeted to every individual to be high quality human being. The first investment to achieve quality human being starts from fetal until the first touch after born. This first psychosocial touch by mother is a critical point to the future development of the newborn. One form of the first touch is through immediate breastfeeding which should be facilitated by health workers.
Health workers will facilitate immediate breastfeeding if they have sufficient knowledge, proper attitude, and adequate skill in exclusive breastfeeding and immediate breastfeeding. Health worker's knowledge will influence mother's decision to breastfeed or not. Preliminary interview with health workers in Hospital X and secondary data shows that out of 69 normal births, there were 17.39% mothers who provided immediate breastfeeding and this finding led to the assumption of health worker's lack of knowledge regarding this matter. This kind of study has never been conducted in Hospital X.
This quantitative descriptive study aimed at describing factors related to knowledge on immediate breastfeeding among health workers in Hospital X Jakarta year 2004. Design of the study was cross sectional with total population of 51 health workers who worked in delivery room consisted of 5 workers with SPR education, 23 with SPK education, 21 with Midwifery Diploma, and 2 with Nursing Diploma. Primary data were obtained through questionnaire, while secondary data came from medical record. Analyses were conducted in univariate (percentage analysis) and bivariate (chi-square) methods.
The study shows that 76.47 respondents were in the age range of 30-49 years old, 45.09% had Nursing School educational background and 41.8% had Midwifery Diploma with length of work ranged of 1-34 years, 66.67% actively exposed to information on immediate breastfeeding and 47% had good knowledge on immediate breastfeeding. Bivariate analysis reveals that only education variable showed significant statistical relationship with worker's knowledge on immediate breastfeeding.
This study concludes that 52.09% respondents had poor knowledge on immediate breastfeeding. Workers with diploma education possessed better knowledge on immediate breastfeeding compared to those with other lower educational background (SPR and SPK).
It is recommended to Hospital X to endorse policy related to immediate breastfeeding in birth, and maternal and neonatal care. Trainings should be conducted routinely and provide information on immediate breastfeeding and exclusive breastfeeding to improve worker's knowledge. It is recommended to health workers to open their knowledge horizon with reading and discussion with experts. Next study should incorporate qualitative study.
References: 61 (1980-2004).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13192
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Menyusui adalah suatu hal yang alamiah bagi ibu. Akan tetapi menyusui perlu pengetahuan dan ketrampilan untuk dapat melakukannya dengan baik. Pengetahuan menyusui dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah karakteristik ibu seperti usia, pendidikan, pekerjaan dan keterpaparan dengan sumber informasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara karakteristik ibu primipara dengan pengetahuannya tentang menyusui. Penelitian dilakukan di IRNA A lantai II kiri Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Desain penelitian adalah Cross sectional dan penarikan sampel menggunakan teknik convenience sampling. Jumlah sampel 30 orang. Data dikumpulkan dengan kuesioner tentang karakteristik dan pengtahuan tentang menyusui. Data dianalisa dengan statistik deskriptif dengan menggunakan sentral tendensi, dilanjutkan dengan uji statistik non parametrik Chi-Square dan Fisher's Exact test. Penelitian ini teIah menemukan bahwa rata-rata usia ibu primipara adalah 26,7 tahun dengan Sd.=4,58 tahun. Tingkat pendidikan terbanyak adalah SLTA (43%) dan ibu tidak bekerja (ibu rumah tangga) merupakan jumlah terbanyak (53%), dan 97% ibu telah terpapar dengan number informasi tentang menyusui, dan sumber paling dikenal dan dimanfaatkan oleh ibu adalah petugas kesehatan (70%). Nilai rata-rata pengetahuan ibu tentang menyusui adalah 25,17 dengan Sd.=4,79, dengan demikian pengetahuan menyusui sebagian besar (93%) tergolong dalam kategori balk. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa tingkat pendidikan ibu berhubungan secara bermakna dengan pengetahuan menyusui (p=0,013), temuan lain adalah terbukti bahwa keterpaparan ibu dengan sumber informasi dapat meningkatkan pengetahuan menyusui (p=0,002). Dalam penelitian ini belum menemukan keterkaitan antara usia ibu dan pekerjaan ibu terhadap pengetahuan ibu tentang menyusui (p >0,05)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5282
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyani
"Ibu hamil baik primipara maupun multipara menginginkan hal yang terbaik bagi janinnya kelak, mereka mulai mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan. Kebutuhan nutrisi menjadi salah satu faktor yang mendasar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, kebutuhan nutrisi yang optimal diperoleh dari ASI yang diberikan secara eksklusif selama 6 bulan, kesuksesan ASI eksklusif tidak terlepas dari suksesnya penggalakan Inisiasi Menyusu Dini pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang IMD dengan motivasi ibu dalam melakukan IMD. Desain penelitian bersifat korelasi dengan jumlah sampei 44 responden pada ibu hamil di polilklinik kebidanan RS Mitra Keluarga Kelapa-Gading menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner sena penganalisaan data univariat dan bivariat. Tingkat pengetahuan rendah memiliki motivasi tinggi (0 responden) (0%). Tingkat pengetahuan tinggi memiliki motivasi rendah 14 responden (16.4%). Tingkat pengetahuan tinggi memiliki motivasi tinggi 26 orang (23,6%). Dari panelitian yang dilakukan didapat hasil bahwa sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan tinggi, juga motivasi tinggi sebanyak 59.09%, sedangkan tingkat pengetahuan rendah yang memiliki motivasi rendah sebanyak 4 responden (9.09%). Hasil analisis data dengan menggunakan chi square dengan hasil penelitian bahwa ada perbedaan antara responden yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi bermotivasi tinggi dengan responden yang memilikI tingkat motivasi rendah bermotivasi rendah (P Value = 0,011 ; α = 0,05). Penelitian ini merekomendasikan agar pada pelayanan kesehatan memberikan pendidikan kesehatan secara teratur tentang inisiasi menyusu dini pada ibu hamil yang melakukan perawatan antenatal sebelum menghadapi persalinan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5867
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>