Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 234403 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurrina Riska Amalia
"Stres kerja sebagai salahsatu bagian dari bahaya psikososial telah menjadi perhatian tidak hanya di negara maju namun juga di negara berkembang. Namun belum banyak penelitian yang membahas faktor penyebab stres di industri jasa khsusunya jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi. Penelitian ini berfokus untuk mengungkap hubungan faktor pekerjaan, faktor individu dan lingkungan dengan stres kerja. Faktor pekerjaan meliputi jadwal kerja, beban kerja, gaji/ pendapatan, pengembangan karir, budaya organisasi, kontrol pekerjaan dan hubungan interpersonal. Faktor individu meliputi usia, pendidikan, jabatan, status kepegawaian, status pernikahan dan kebiasaan merokok. Sedangkan faktor lingkungan meliputi dukungan orang terdekat, olahraga/ hoby dan kontak sosial dengan kegiatan . Penelitian dilakukan di perusahaan jasa pengujian, inspeksi, dan sertifikasi di Wilayah Jawa Tengah yang meliputi Cabang Semarang, Unit Pelayanan Kudus, Unit Pelayanan Surakarta, dan Cabang Cilacap, dengan jumlah 123 dari 172 populasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan scross sectional dengan kuesioner yang diadaptasi dari kuesioner Perceived Stress Scale (PSS-10) dan NIOSH Generic Job Stress Questionaire yang dimodifikasi sesuai kebutuhan peneliti. Kuesioner dibagikan kepada responden di Wilayah Jawa Tengah secara daring dan dihasilkan bahwa sebanyak 34,1% pegawai mengalami stres kerja rendah dan 65% mengalami stres kerja sedang-tinggi. Penelitian menjelaskan bahwa beban kerja, kebiasan merokok, dukungan orang terdekat dan kontak dengan kegiatan memiliki hubungan dengan stres kerja di PT X. Sedangkan usia, pendidikan, masa kerja, jabatan, status kepegawaian, status pernikahan, jadwal kerja, gaji/ pendapatan, budaya organisasi, pengembangan karir, kontrol pekerjaan, hubungan interpersonal dan olahraga tidak memiliki hubungan dengan stres kerja. Berdasarkan hasil penelitian ini maka perusahaan perlu melakukan tindakan yang dapat menurunkan risiko stres kerja seperti pengaturan beban kerja dan family gathering

Work stress as a part of psychosocial hazards has become a concern not only in developed countries but also in developing countries. However, there is not much research that discusses the factors that cause stress in the service industry, especially testing, inspection, and certification services. This research focuses on uncovering the relationship between work factors, individual factors, and environmental factors with work stress. Job factors include work schedule, workload, salary/income, career development, organizational culture, job control, and interpersonal relationships. Individual factors include age, education, position, employment status, marital status, and smoking habits. Meanwhile, environmental factors include support from people closest to you, sports/hobbies, and social contact with activities. The research was conducted at testing, inspection, and certification service companies in the Central Java Region which included the Semarang Branch, Kudus Service Unit, Surakarta Service Unit, and Cilacap Branch, with a total of 123 out of 172 populations. This research used a cross-sectional approach with a questionnaire adapted from the Perceived Stress Scale (PSS-10) questionnaire and the NIOSH Generic Job Stress Questionnaire which was modified according to the researcher's needs. Questionnaires were distributed to respondents in the Central Java Region online and it was found that 34.1% of employees experienced low work stress and 65% experienced moderate-high work stress. Research explains that workload, smoking habits, support from those closest to you and contact with activities are related to work stress at PT X. Meanwhile, age, education, length of service, position, employment status, marital status, work schedule, salary/income, organizational culture, career development, job control, interpersonal relationships, and sports have no relationship with work stress. Based on the results of this research, companies need to take actions that can reduce the risk of work stress, such as managing workloads and family gatherings"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Septia Widiana
"Tajur merupakan salah satu sentra penjualan tas terkemuka di Bogor, Jawa Barat. Para pengrajin tas di Tajur dituntut untuk menghasilkan tas sesuai target pada deadline yang telah ditentukan. Hal ini dapat menyebabkan pengrajin tas berhadapan dengan bahaya psikososial sehingga mengakibatkan stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stres kerja dan faktor-faktor bahaya psikososial pada pengrajin tas di Tajur tahun 2014. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional dengan cara menyebarkan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengrajin tas di Tajur dikategorikan tidak stres, serta semua variabel content of work dan context to work termasuk dalam kategori baik. Namun, penghayatan bahaya dan risiko serta struktur dan iklim organisasi merupakan faktor bahaya psikososial yang paling buruk persepsinya.

Tajur is one of the leading trading centers bags in Bogor, West Java. The bag craftsmen at Tajur required to produce the bags according to the target at a predetermined deadline. This can cause the bag craftsmen dealing with psychosocial hazards resulting work stress. The purpose of this research is to describe the work stress and psychosocial hazards factors of bag craftsmen at Tajur. Research was conducted by cross sectional method by distributing questionnaires.
The results showed that the bag craftsmen at Tajur categorized as not stress, and all the variable content of work and the context to work is also categorized good. However, perception of hazards and risks and also organizational structure and climate are the most poor psychosocial hazards factors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54791
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti Andhika Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara psychological capital dengan work happiness pada karyawan bank syariah X. Penelitian ini dilakukan pada 135 karyawan yang bekerja di bank syariah X. Pengukuran work happiness mengacu pada alat ukur work happiness measurement (2013), dengan reliabilitas (a .90) sedangkan pada pengukuran psychological capital memakai alat ukur Psychological Capital Questionnaire (2007) dengan reliabilitas (a .95).
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara psychological capital dengan work happiness (r = 0.36, p < 0.01). Dengan demikian, semakin tinggi psychological capital yang dimiliki oleh karyawan maka semakin tinggi juga work happiness yang dirasakannya. Selain itu, dimensi hope dari psychological capital merupakan dimensi yang paling besar hubungannya dengan work happiness (r = 0.35, p < 0.01).

This study aimed to examined the correlation between psychological capital and work happiness among employees of Bank Syariah X. The study was conducted on 135 employees who work at Bank Syariah X. Measurement of work happiness refers to work happiness measurement (2013), with alpha cronbach (a .90). While measurement of psychological capital refers to Psychological Capital Questionnaire (2007), with alpha cronbach (a .95).
The results of this study showed that there is a positively significant relationship between psychological capital and work happiness(r = 0.36, p < 0.01). Thus, the higher psychological capital, employee?s work happiness will be higher too. In addition, hope the dimension of psychological capital with the most related dimension to the work happiness (r = 0.35, p < 0.01).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sita Amalia
"Faktor-faktor terjadinya kecelakaan antara lain faktor manusia, faktor lingkungan, faktor peralatan dan lain sebagainya. PT. X dalam menjalankan program Keselamatan & Kesehatan Kerja sudah memenuhi standar OHSAS 18001 serta SMK3 sebagai upaya mengurangi risiko kecelakaan, namun insiden masih terjadi dan accident rate dari tahun 2014-2016 tidak menentu naik/turunnya rate tersebut dan masih adanya pekerja yang tidak menaati prosedur yang sudah berjalan atau melakukan manuver, maka dilakukan analisis persepsi pekerja untuk melihat dari sisi pengetahuan dan pengalaman.
Tujuan penelitian ini menganalisis profile persepsi pekerja terhadap risiko pekerjannya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Persepsi risiko dideskripsikan menggunakan 9 Paradigma Psikometri dengan penyebaran kuesioner terhadap divisi operasional PT. X.
Hasil analisis data memperlihatkan bahwa profile persepsi pekerja terhadap risiko pekerjaannya di divisi operasional berbeda. Sehingga perlu upaya perbaikan serta peningkatan pada masing-masing variabel paradigm psikometri.

The factors of accidents such as human factors, environmental factors, equipment factors, etc. PT.X implementing Occupational Health & Safety Program to meet the OHSAS 18001 and SMK3 as an effort to reduce the risk of accidents, but incident still occur and the accident rate from 2014-2016 not stable and there are workers who disobey the procedure or maneuvering.
The purpose of this study is analyzed the profile of workers' perceptions of the risks of their work. This research is descriptive research with quantitative approach. Risk perceptions are described using 9 dimensions of Psychometric Paradigm with questionnaires spread over PT. X.
The results of data analysis show that the worker's perception profile to job risk in the operational division is different. So,it needs improvement and effort in each variable of psychometric paradigm."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48344
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmawati Ayu Azhariya
"

ABSTRAK

 

Nama : Rachmawati Ayu Azhariya

Program Studi : Magister Kedokteran Kerja, FKUI

Judul: Pengaruh Stres Kerja Berat Terhadap Kecenderungan Gangguan

  Mental Emosional Pada Staf Manajerial Perusahaan Penanaman 

  Modal Asing

 

Latar belakang

Staf manajerial merupakan aset krusial sebuah Perusahaan karena peranannya dalam memimpin, mengatur, merencanakan dan mengelola sumber daya guna mencapai tujuan Perusahaan. Oleh karena itu, staf manajerial diharapkan sehat baik secara fisik, mental dan sosial.

 

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stres kerja berat dengan kecenderungan gangguan mental emosional pada staf manajerial.

 

Metode

Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga Mei 2016 di Perusahaan Penanaman Modal Asing di Jawa Barat menggunakan metode comparative cross sectional. Stres kerja diukur dengan kuesioner Suvei Diagnosis Stres (SDS) sedangkan kecenderungan gangguan mental emosional dinilai dengan kuesioner Symptom Check List 90 (SCL 90). Jumlah responden pada penelitian ini adalah 105 orang yang terlebih dahulu diminta mengisi kuesioner stres kerja. Kemudian untuk menilai kecenderungan gangguan mental emosional, sebanyak 30 responden dipilih secara acak dari masing-masing kelompok stres kerja ringan-sedang dan stres kerja berat dan diminta mengisi kuesioner SCL-90.

 

Hasil

Prevalensi stres kerja berat pada karyawan manajerial adalah sebesar 35,2%. Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara stres kerja berat dengan kecenderungan gangguan mental emosional (OR 47; 95% CI 7,37-300,17; p<0,001). Komponen stresor kerja yang memiliki hubungan bermakna dengan gangguan mental emosional adalah beban kerja kualitatif (OR 10,67; 95%CI 1,03–109,94; p 0,047) dan perkembangan karir (OR 10,83; 95%CI 1,03–114,15; p 0,047). Pendidikan merupakan faktor individu yang memiliki hubungan yang bermakna secara statistik terhadap kecenderungan gangguan mental emosional (OR 0,17; 95% CI 0,03-0,83; p 0,029). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor pekerjaan terhadap terjadinya kecenderungan gangguan mental emosional.

 

Kata kunci: stres kerja, gangguan mental emosional, manajer

 


ABSTRACT

 

Name               : Rachmawati Ayu Azhariya

Study Program: Postgraduate program on Occupational Medicine,

              Universitas Indonesia

Title                 : Association of Severe Occupational Stress with Mental Emotional  

              Disorder Tendency among Managerial Staff at a Foreign Cooperation

 

Background

Managerial staff are a crucial asset for their role in lead, organize, plan and manage resources to achieve the Company's objectives. Therefore, managerial staff are expected to be healthy physically, mentally and socially.

 

Objective

This study aims to determine the relationship of severe occupational stress with mental emotional disorder tendency among managerial staff.

 

Method

This study used a comparative cross-sectional design. The aim of this study is to assess the risk of mental emotional disorder tendency in both group with mild-moderate and severe occupational stress. Based on the sample calculation, required respondents from each group are 30 people. Previously, a descriptive study was conducted to sort the respondents into mild-moderate and severe occupational stress. A total of 105 respondents were randomly selected from the total population of 220 people. Respondents were asked to do self-rating survey with SDS (Stress Diagnostic Survey) questionnaire which assess the occupational stress. Furthermore, 30 respondents were randomly selected from each group of mild-moderate and severe occupational stress to assess the tendency of mental emotional disorder. Symptoms Check List 90 (SCL-90) questionnaire was used to measure the tendency of mental emotional disorders.

 

Result

The prevalence of severe occupational stress on managerial staff is 35.2%. There was a significant association between severe occupational stress with the tendency of mental emotional disorder (OR 47; 95% CI 7.37-300.17; p <0.001). Components of occupational stressors which statistically significant with mental emotional disorder is the qualitative workload (OR 10.67; 95% CI 1.03-109.94; p 0.047) and career development (OR 10.83; 95% CI 1.03 -114.15; p 0.047). Education is the individual factor statistically significant against the tendency of mental emotional disorder (OR 0.17; 95% CI 0.03 to 0.83; p 0.029). There was no significant relationship between work factors with the tendency of mental emotional disorder.

 

 

Keyword: occupational stress, mental emotional disorder, manager.

 

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Wicakpradana
"This study examined relationships between occupational stress, management commitment to service, and employee performance, which were mediated by job satisfaction, turnover intentions, and service behaviors. Employing quantitative approach, data was collected from a sample of 338 flight attendants of a flag carrier based in Indonesia using structured questionnaire as survey instrument. The hypotheses and the proposed relationship model were validated and analyzed through structural equation modeling using SmartPLS 3. The empirical results revealed that job satisfaction partially mediated the relationship between occupational stress and turnover intention. Moreover, the results showed that job satisfaction partially mediated the relationship between management commitment and service behaviors. The results further revealed that turnover intentions partially mediated the relationship between occupational stress and employee performance. The results also showed that service behaviors partially mediated the relationship between management commitment to service and employee performance. This study further developed theoretical implications and provided recommendations for managers in the airline industry to maintain the performance of flight attendants, retain them in the organization, and encourage them performing the desired service behaviors toward both customers and coworkers.

Penelitian ini menguji hubungan antara stres kerja, komitmen manajemen terhadap layanan, dan kinerja karyawan, yang dimediasi oleh kepuasan kerja, turnover intention, dan perilaku layanan. Menggunakan pendekatan kuantitatif, data dikumpulkan dari sampel 338 awak kabin maskapai penerbangan nasional Indonesia menggunakan kuesioner terstruktur sebagai instrumen survei. Hipotesis dan model hubungan yang diusulkan divalidasi dan dianalisis melalui structural equation modeling menggunakan SmartPLS 3. Hasil empiris menunjukkan bahwa kepuasan kerja secara parsial memediasi hubungan antara stres kerja dan turnover intention. Hasil juga menunjukkan bahwa kepuasan kerja secara parsial memediasi hubungan antara komitmen manajemen dan perilaku layanan. Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa turnover intention secara parsial memediasi hubungan antara stres kerja dan kinerja karyawan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perilaku layanan memediasi secara parsial hubungan antara komitmen manajemen terhadap layanan dan kinerja karyawan. Penelitian ini selanjutnya mengembangkan implikasi teoritis dan memberikan rekomendasi bagi manajemen di industri maskapai penerbangan untuk menjaga kinerja awak kabin, mempertahankan mereka di Perusahaan, dan mendorong mereka melakukan perilaku layanan yang diinginkan baik bagi pelanggan maupun rekan kerja."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53394
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Raufan Purdini
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan back office PT. MD Entertainment. Variabel independen dalam penelitian ini adalah lingkungan kerja yang diukur dengan menggunakan teori dari jurnal yang ditulis oleh Ruchi Jain dan Surinder Kaur 2014 . Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja yang diukur dengan menggunakan teori dari Michigan Organizational Assessment Questionnaire Job Satisfaction Scale. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui penyebaran kuesioner. Subyek penelitian ini sebanyak 45 karyawan back office PT. MD Entertainment. Hasil penelitian ini adalah lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kepuasan kerja. Penelitian ini menyarankan kepada pihak perusahaan untuk meningkatkan kualitas lingkungan kerja yang ada, terutama lingkungan kerja mental.

ABSTRACT
This research aims to examine the effect of work environment on job satisfaction of back office employee at PT. MD Entertainment. The independent variable is work environment which is scaled by using the theory from journal written by Ruchi Jain dan Surinder Kaur 2014 . The dependent variable is job satisfaction which is scaled by using the theory from Michigan Organizational Assessment Questionnaire Job Satisfaction Scale. This research used quantitative method through the distribution of questionnaires. Subject of this research is 45 back office employee at PT. MD Entertainment. The result of this research is work environment was significantly and positively affect job satisfaction. This research suggests that management have to improve the quality of work environment, especially mental work enviroment."
2017
S70107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoseph Dias Abiandro Humeri
"ABSTRACT
This research examined whether two level aspects of teamwork, namely the team level team diversity and individual level preference of homogeneity, impacts the work satisfaction of an individual. Furthermore, the mediation effect of team effectiveness is also investigated in the relationship between team diversity and individual rsquo s satisfaction. The research involving 81 people in university level with various cultural background revealed that there is a negative relationship between the preference of homogeneity and individual satisfaction. Further, the study showed that team diversity leads to lower team effectiveness, but there is no evidence of whether it leads to lower satisfaction nor the mediation effect.

ABSTRAK
Karya tulis ini meneliti apakah dua tingkat dalam kerja sama tim, yaitu tingkat tim keberagaman tim dan tingkat individu preferensi homogenitas , mempengaruhi tingkat kepuasan individual. Selain itu, efek mediasi dari efektivitas tim juga diselidiki dalam hubungan antar keberagaman tim dan kepuasan individu. Penelitian yang melibatkan 81 orang di tingkat universitas dengan berbagai latar belakang budaya ini mengungkapkan bahwa adanya hubungan negative antara preferensi homogenitas dan kepuasan individu. Lebih lanjut, penelitian menunjukkan bahwa keragaman tim mengarah ke fektivitas tim yang lebih rendah, tetapi tidak ada bukti jelas apakah akan mengarah ke tingkat kepuasan dan mediasi yang lebih rendah. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Argihta Marettia
"ABSTRAK
Program STOP merupakan program penanaman nilai keselamatan pada
karyawan. Yang dilakukan dengan cara mengobservasi perilaku yang aman dan
tidak aman. Penelitian ini didasarkan pada persepsi karyawan mengenai
pelaksanaan STOP dengan metode kuesioner, observasi, dan wawancara. Dalam
penelitian ini, dilakukan analisis deskriptif maupun analitik mengenai
pengetahuan, persepsi bahaya, prosedur, komunikasi, sosialisasi, pelatihan,
reward/punishment, pengawasan, dan komitmen. Hasil penelitian didapatkan ada
hubungan antara pengetahuan, persepsi, komunikasi, pelatihan, dan komitmen
terhadap perilaku dalam pelaksanaan STOP. Program ini secara umum sudah
berjalan dengan baik, tetapi belum optimal dan harus ditingkatkan. Program ini
dapat menumbuhkan kesadaran akan keselamatan yang akan menuju pada
terciptanya budaya keselamatan.

ABSTRACT
STOP Program is a program for internalized a safety value of employees.
The program is conducted by observing the behavior of safe and unsafe. The
study was based on the perceptions of employees regarding the implementation of
the STOP. The method used was a questionnaire, observation, and interviews. In
this study, an analysis of descriptive and analytical knowledge, perception of
danger, procedures, communication, socialization, training, reward / punishment,
supervision, and commitment. From the survey results revealed that there is a
relationship between knowledge, perception, communication, training, and
commitment to the behavior in the execution of STOP. The program generally has
been running well, but not optimal. This program can raise awareness of safety
that will lead to the creation of a safety culture."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Girsang, Maharaja
"Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) saat ini merupakan hak asasi mendasar manusia, sehingga terdapat kecendrungan dan keharusan akan pemenuhan standar ini pada semua aspek kegiatan guna mencegah terjadinya penurunan derajat kesehatan maupun keselamatan. Dalam penerapannya, K3 membutuhkan sebuah sistem agar program nya berjalan dengan efektif. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan sebuah sistem yang mengutamakan keselamatan dalam bekerja, tidak melihat besar kecilnya pekerjaan dan tempat kerja tersebut.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) turut berupaya mengambil peran dalam mensosialisasikan dan menerapkan SMK3 berdasarkan standar OHSAS 18001:2007, yaitu standar internasional dalam penerapan manajemen K3. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya kecelakaan di lingkungan FTUI, maka akan dilakukan Hazard Identification, Risk Assessment and Control (HIRARC) pada laboratorium di FTUI. HIRARC merupakan salah satu persyaratan yang harus ada dalam penerapan SMK3 berdasarkan OHSAS 18001:2007.

Occupational Health and Safety (OHS) is one of the basics of human rights, thus it?s an obligation to fullfill these standards in every aspects of human activities to prevent the reduction of health and safety quality. In the implementation, OHS needs a system so the program will run effectively. Occupational health and safety management system is a system that prioritize safety in working without considering how small the work and also the working area.
Faculty of Engineering University of Indonesia also have a role in socializing and implementing OHS System according to OHSAS 18001:2007 standards, an international standard about the implementation of OHS Management System. Hence, to prevent the accident to happen in the Faculty of Engineering area, Hazard Identification, Risk Assesment and Control (HIRARC) will be done in the laboratories in the Faculty of Engineering University of Indonesia. HIRARC is one of the requirement to implement OHS Management System based on OHSAS 18001:2007.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>