Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155009 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Friestha Sari Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh karakteristik spesifik bank yaitu risiko kredit (NonPerforming Loan-NPL), beban manajemen (Beban Operasional-BOPO), permodalan (Capital Adequacy Ratio-CAR), Ukuran/Size Bank (Total Asset), tingkat profitabilitas (Return on Asets-ROA) dan variabel makroekonomi yaitu Produk Domestik Bruto (PDB) dan suku bunga Bank Indonesia (BI rate) terhadap fungsi intermediasi perbankan (Loan to Deposit Ratio-LDR) sebagai determinan pertumbuhan ekonomi. Objek penelitian adalah bank umum dengan kategori Kelompok Bank Modal Inti (KBMI) 4 tahun 2014-2023 yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Central Asia Tbk. dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah Regresi Data Panel menggunakan Fixed Effect Model. Hasil temuan penelitian bahwa variabel yang secara signifikan mempengaruhi fungsi intermediasi bank KBMI 4 adalah NPL, BOPO, CAR, ROA, PDB dan BI rate. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh signifikan adalah Total Aset. Pada masa pandemi Covid-19 tahun 2020-2021 dijelaskan sebagai dummy variable berpengaruh negatif signifikan sebesar 10,43% sedangkan pada tahun recovery terdapat pengaruh negatif yang signifikan sebesar 10,33% terhadap fungsi intermediasi bank (LDR) dibandingkan masa normal.

This study aims to identify the influence of specific bank characteristics, namely credit risk (NonPerforming Loan-NPL), management expenses (Operational Expenses-BOPO), capital (Capital Adequacy Ratio-CAR), Bank Size (Total Assets), level of profitability (Return on Assets-ROA) and macroeconomics variabels such as Gross Domestic Product (GDP) and BI rate on banking intermediation function (Loan to Deposit Ratio-LDR) as determinants of economics growth. The research objects are commercial banks in the Core Capital Bank Group (KBMI) 4 category in the period 2014-2023 are Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Central Asia and Bank Negara Indonesia. The estimation method used in this study is the panel data model using the using the Fixed Effect Model. The research results can be explained that the variables which have significantly influence in intermediation function of KBMI 4 through credit distribution are NPL, BOPO, CAR, ROA, GDP and BI rate. Meanwhile, the variable that have no effects is Assets. During the 2020-2021of Covid-19 pandemic, it was explained that the dummy variable had a significant negative effect of 10,43% on the bank intermediation function (LDR) variable, whereas in the recovery year there was a significant negative effect of 10,33% on the bank intermediation function (LDR) compared to normal period."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Kumala
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk menganalisis strategi apa yang dilakukan PT. BNI Syariah pada saat melakukan spin-off, dan juga untuk mengetahui perbedaan fungsi intermediasi PT. BNI Syariah pada saat sebelum dan sesudah melakukan spin-off. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan melakukan depth interview atau wawancara langsung dan mendalam dengan salah seorang manager Divisi Perencanaan dan Kinerja Strategis PT. BNI Syariah. Sedangkan data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan bulanan periode tahun 2008-2012 yang diperoleh dari Divisi Keuangan dan Operasional PT. BNI Syariah. Metode yang digunakan untuk menganalisis hipotesis adalah uji statistik dengan menggunakan metode paired sample test atau uji-t berpasangan atau paired t-test atau pengujian dua sampel tidak bebas (berpasangan). Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Uji beda t-test dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standart error dari perbedaan rata-rata dua sampel. Dari hasil analisis uji hipotesis diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan fungsi intermediasi PT. BNI Syariah pada saat sebelum dengan sesudah spin-off.

ABSTRACT
This thesis aims to analyze what strategies do PT. BNI Syariah at the time of the spin-off, and also to know the difference intermediation PT. BNI Syariah both before and after the spin-off. The research method used is descriptive quantitative. This study uses primary data obtained by conducting depth interviews or in-depth interviews and one manager of Strategic and Performance Planning Division PT. BNI Syariah. While the secondary data used are monthly financial statements in the period 2008-2012 were obtained from the Division of Finance and Operations PT. BNI Syariah. The method used to analyze the hypothesis is the statistical test using the paired sample test or paired t-test or paired t-test or two-sample test is not free (unpaired). Different test t-test was used to determine whether two samples are not related to the average value of different. Different test t-test was conducted by comparing the difference between the two mean values ​​with standard error of the mean difference of the two samples. From the analysis of hypothesis testing known that there are significant differences intermediation PT. BNI Syariah at the time before the post-spin-off."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Rika Angelia
"Penelitian ini mempelajari hubungan antara posisi kecukupan modal minimum dengan biaya intermediasi keuangan dan perilaku pengambilan risiko sektor perbankan Indonesia dengan menggunakan kumpulan data panel dari 45 bank komersial Indonesia periode 2012 - 2017. Basel I, II dan III secara ketat diterapkan setelah krisis keuangan pada tahun 1997/1998 dan 2008 untuk memastikan stabilitas keuangan, diantaranya adalah dengan penerapan regulasi kecukupan modal minimum yang wajib dipenuhi oleh bank sesuai dengan profil risikonya. Namun demikian, apakah dampak persyaratan tersebut memberikan kontribusi yang positif bagi perbankan Indonesia, beberapa hasil studi empiris penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa persyaratan modal yang ketat dapat memaksa bank untuk meningkatkan biaya intermediasi keuangan mereka yang disebabkan alokasi modal yang tidak optimal. Dengan menggunakan regresi data panel Generalized Least Square (GLS), kami menemukan bahwa rasio modal bank memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap biaya intermediasi keuangan dan perilaku pengambilan risiko sektor perbankan, artinya persyaratan modal minimum dapat menurunkan risiko atau bank risk taking sehingga bank menjadi efisien dan selanjutnya menurunkan biaya intermediasi keuangan.

This study examines the relationship between minimum capital adequacy, the cost of financial intermediation and risk taking behavior Indonesian banking sector by using panel data from 45 commercial banks period 2012 to 2017. Basel I, II and III are strictly applied after the financial crisis in 1997 / 1998 and 2008 to ensure financial stability, among others is by applying the minimum capital adequacy requirements that must be met by the bank in accordance with the risk profile. However, whether the impact of these requirements contributes positively to Indonesian banking, some previous empirical studies have shown that strict capital requirements can force banks to increase their financial intermediation costs due to the rising of capital cost. Using the Generalized Least Square (GLS) panel data regression, we found that the bank's capital ratio has a negative and significant relationship to the financial intermediation costs and risk-taking behavior of the banking sector, it means that minimum capital requirements can lower bank risk taking which in turn lower the bankruptcy cost that shown by the lower of bank return on equity and subsequently lowering the cost of financial intermediation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berly
"BPD sebagai Badan Umum Milik Daerah dituntut berperan mendorong pertumbuhan perekonomian daerah. Studi ini menguji dampak peran intermediasi BPD terhadap pertumbuhan ekonomi daerah menggunakan data panel kabupaten dan kota periode tahun 2015 – 2019. Pengujian menggunakan regresi model efek tetap dengan variabel kontrol tingkat partisipasi angkatan kerja, pendidikan, dan belanja pemerintah daerah.
Hasil penelitian membuktikan peran intermediasi BPD berpengaruh positif signifikan mendorong pertumbuhan PDRB riil per kapita pada keseluruhan kabupaten dan kota. Penelitian menemukan dampak Dana Pihak Ketiga (DPK) lebih tinggi apabila seluruhnya disalurkan menjadi kredit terhadap pertumbuhan PDRB riil per kapita. DPK terbukti meningkatkan akumulasi modal yang disalurkan melalui kredit sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi. BPD berperan mengurangi kendala penghimpunan dana di kabupaten dengan mendistribusikan DPK dari kota menjadi kredit di kabupaten. Hasil penelitian dampak kredit di kabupaten dan kota menunjukkan hasil berbeda. Di kabupaten kredit konsumsi meningkatkan daya beli rumah tangga, sedangkan di kota kredit produktif menjadi akumulasi modal fisik dengan multiplier lebih tinggi sehingga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Mengacu konteks pembangunan Indonesia yang masih dalam tahap perkembangan, diperlukan peran aktif penyaluran kredit BPD baik peningkatan jumlah maupun kualitas intermediasi terutama untuk penggunaan produktif yang merata di seluruh daerah. BPD perlu meningkatkan kapasitas penyaluran kredit terutama melalui peningkatan permodalan.

Regional Development Banks (RDB) as regionally-owned enterprises are required to spur regional economic growth. This study examines the impact of the intermediary role of RDB on regional economic growth using county and city panel data for the 2015 – 2019 period. The test uses a fixed effect regression model with control variables of labour force participation rates, education, and local government spending.
The findings of this study were the role of RDB intermediation has a significant positive effect in encouraging regional economic growth in all counties and cities. The study found that the impact of third party funds was higher if all of it was channelled into credit on the growth of real Gross Regional Domestic Product per capita. Third-party funds have been proven to increase capital accumulation channelled through credit, thereby encouraging economic growth. RDB has a role in reducing the obstacles to collecting funds in the district by distributing Third-party funds from the city to credit in the county. The results of research on the impact of credit in county and city show different results. In the county, consumer credit increases the purchasing power of households, while in the city, productive credit becomes physical capital accumulation with a higher multiplier so that it has a positive effect on economic growth. These results suggest that RDB should improve their active role in credit distribution, both in increasing the number and quality of intermediation, especially for productive use that is evenly distributed throughout the region. RDB needs to increase the capacity of lending, especially through increasing capital.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramudyarto
"Sebagai salah satu upaya pemulihan ekonomi Indonesia paska krisis ekonomi, sejak tahun 2002 otoritas moneter melakukan penurunan suku bunga [SBI] sebagai target operasionai kebijakan moneter. Penurunan suku bunga SBI ini diharapkan dapat mendorong meningkatnya fungsi intermediasi perbankan untuk kemudian dapat menggerakkan sektor Suku bunga SBI yang mencapai level terendah saat ini memang telah menurunkan suku bunga dana dan suku bunga kredit perbankan, namun terlihat bahwa fungsi intermediasi perbankan yang ditandai dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan besamya kredit yang dikucurkan kedunia usaha belum meningkat. Idealnya turunnya suku bunga SBI dapat segera diikuti dengan turunnya suku bunga kredit yang kemudian akan menggerakkan sektor riil. Peneiitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kebijakan penurunan suku bunga SBI masih tepat digunakan dalam periode observasi untuk meningkatkan fungsi intermediasi perbankan yang dicerrninkan dalam pemberian kredit kepada dunia usaha. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui mengapa penurunan suku bunga SBI tidak segera mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit kepada sektor rill. Dalam penelitian ini digunakan data sekunder yang telah dipublikasikan oleh Bank Indonesia tahun 1999 sampai dengan tahun 2003. Analisis dilakukan dengan program E -VIEWS 4.0 untuk melakukan uji statistik terhadap model pengaruh suku bunga SBI pada suku bunga kredit, meneliti hubungan antar variabel dan respon perubahan suku bunga kredit terhadap perubahan suku bunga SBI. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga masih merupakan jalur transmisi kebijakan moneter yang siknifikan dalam mempengaruhi tingkat suku bunga kredit. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa SBI berpengaruh terhadap, pembentukan suku bunga kredit. Dan penelitian ini ditemukan adanya tenggang waktu perbankan dalam memberikan respon perubahan suku bunga kredit akibat perubahan suku bunga SBI yang cukup lama yaitu 3 bulan. Relatif lambatnya respon tersebut adalah akibat dari mekanisme penetapan suku bunga yang cukup panjang yang merupakan cerminan dari kehati-hatian perbankan daiam penyaluran kredit, sebagai akibat dari belum selesainya proses restrukturisasi kredit serta persaingan antar perbankan sendiri maupun dengan lembaga keuangan lain seperti perusahaan leasing maupun penerbit reksa dana dalam pembiayaan dunia usaha. Hal ini menyebabkan penurunan suku bunga SBI tidak serta merta dilkuti dengan penurunan suku bunga kredit, Dalam kondisi seperti ini SBI adalah merupakan salah satu alternatif portofolio perbankan yang akhirnya mengurangi besarnya kredit yang dikucurkan ke sektor. Dengan tetap mempertimbangkan kondisi makro ekonomi Indonesia saat ini maka kiranya kebijakan moneter yang diambil oleh Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga SBI secara bertahap dan menerapkan asas kehati-hatian sesuai Basle Accord II dinilal sudah cukup balk walaupun kondisi perbankan dan sektor rill yang belum sepenuhnya pulih. Selain itu perlu diupayakan untuk menghilangkan hambatan yang timbu! berkaitan dengan kredit ukuran menengah dan kecil. Untuk kredit jenis ini tampaknya masih dipandang oleh sebagian bank sebagai prioritas yang relatif kurang penting. Hal ini diakibatkan oleh tingginya biaya kredit berkaitan dengan penyediaan tenaga/sumber Jaya manusia yang relatif lebih besar dibandingkan dengan kredit korporasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T17141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiore Diang Azalida
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor makroekonomi dan faktor spesifik bank terhadap Non-Performing Loans (NPL) pada bank di Indonesia selama periode 2014-2023. Data mencakup 42 bank umum konvensional terbuka dengan total 1680 observasi. Penelitian ini menggunakan metode fixed-effect model dan random- effect model. Penelitian ini menggunakan dua model. Model pertama menggunakan real interest rate sebagai faktor makroekonomi dan income diversification, capital adequacy ratio, operating inefficiency (BOPO), credit growth, bank profitability (ROA), dan bank size sebagai faktor spesifik bank. Pada model kedua, terdapat dua variabel tambahan yaitu long-term debt dan short-term debt yang bertujuan untuk melihat efek dari perubahan kondisi ekonomi makro melalui pinjaman terhadap NPL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor makroekonomi, yang diukur menggunakan real interest rate berdampak dalam menurunkan NPL secara signifikan. Untuk faktor spesifik bank, ditemukan bahwa income diversification, operating inefficiency, dan credit growth memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap NPL. Sebaliknya, capital adequacy ratio, pada model pertama menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan terhadap NPL, sementara pada model kedua pengaruh tersebut negatif namun tidak signifikan. Faktor bank spesifik lain seperti bank size dan short-term debt mengakibatkan penurunan yang signifikan pada NPL. Selain itu, return on asset, long-term debt, dan periode COVID (sebagai variabel kontrol) juga menurunkan NPL namun tidak signifikan.

This study aims to analyze the influence of macroeconomic factors and bank- specific factors on Non-Performing Loans (NPL) in banks in Indonesia during the period 2014-2023. The data includes 42 publicly listed conventional commercial banks with a total of 1680 observations. This study employs fixed-effect and random-effect models. The study utilizes two models. The first model uses the real interest rate as a macroeconomic factor and income diversification, capital adequacy ratio, operating inefficiency (BOPO), credit growth, bank profitability (ROA), and bank size as bank- specific factors. In the second model, two additional variables are included, namely long- term debt and short-term debt, aiming to observe the effect of changes in macroeconomic conditions through loans on NPL. The results show that the macroeconomic factor, measured using the real interest rate, significantly reduces NPL. For bank-specific factors, it was found that income diversification, operating inefficiency, and credit growth have a positive and significant influence on NPL. Conversely, the capital adequacy ratio in the first model significantly reduced NPL, while in the second model, this effect is not significant. Other bank-specific factors, such as bank size and short-term debt, result in a significant reduction in NPL. Additionally, return on assets, long-term debt, and the COVID period (as a control variable) also reduce NPL but not significant."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izaldi Fikri Muhammad
"an di Indonesia, karena merupakan salah satu cara untuk memperkuat perbankan Indonesia dan memberikan peluang bagi perbankan Indonesia untuk bersaing di kancah internasional. Akuisisi bank telah ada dan diatur sejak tahun 1999 dengan lahirnya Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1999 tentang Penggabungan, Peleburan, dan Akuisisi Bank. Namun integrasi bank merupakan hal yang relatif baru, apalagi dibandingkan dengan akuisisi, dan dengan telah dialihkannya tugas pengaturan dan pengawasan bank dari Bank Indonesia ke OJK, maka telah dibuat peraturan baru yang tentunya akan merubah bagaimana hal tersebut semula. Sebelumnya, untuk akuisisi dan integrasi bank, kami sekarang mengacu pada POJK No. 41/POJK.03/2019 tentang Penggabungan, Konsolidasi, Akuisisi, Integrasi dan Konversi Bank Umum. Tesis ini berfokus pada konsep akuisisi dan integrasi oleh bank asing serta potensi masalah hukum dan dampak dari tindakan tersebut. Skripsi ini menggunakan metode penelitian yuridis-normatif. Sejalan dengan semakin populernya akusisi dan integrasi bank asing, regulasi dan pengawasan oleh OJK juga perlu disempurnakan, dan juga harus diperhatikan bagaimana dampaknya terhadap pihak-pihak terkait. Oleh karena itu penulis merekomendasikan kepada OJK dan pihak terkait untuk memperbaharui undang-undang terkait yang sudah ketinggalan zaman, namun tidak lupa juga memperhatikan isu hukum atau dampak yang ditimbulkannya.

Acquisition and integration of banks have been popularized in Indonesia for quite some time, as it is one way to strengthen Indonesian banks and give Indonesian banks a chance to compete on an international stage. Bank acquisitions have been around and regulated since 1999 with Government Regulation No. 28 of 1999 regarding Merger, Consolidation, and Acquisition of Banks. However, bank integration is a relatively new thing, especially compared to acquisition. As the regulatory and supervisory duty of banks has been transferred from Bank Indonesia to OJK, new regulations have been made, which would give a change to how it was back in the day. For acquisition and integration of banks, we now mainly refer to POJK No. 41 of 2019 regarding Merger, Consolidation, Acquisition, Integration, and Conversion of Commercial Banks. This thesis focuses on the concept of acquisition and integration by foreign banks and the potential legal issues and impacts of such acts. This thesis uses the juridical-normative research method. As the act of acquisition and integration of foreign banks becomes more popularized, regulations and supervision by OJK should also be improved, and it should also be kept in mind how it would affect relevant parties. For that reason, the author recommends that OJK and relevant parties update the outdated relevant laws and not forget to take care of the legal issues or impacts from it."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dadan Rahadian
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat intermediasi bank, khususnya bank umum konvensional di Indonesia. Ukuran tingkat intermediasi bank dalam penelitian ini menggunakan loan to deposit ratio LDR . Data yang digunakan adalah data perbankan antara tahun 1995-2008 dengan menggunakan sampel 58 bank. Model ekonometrik data panel dinamis yang dikembangkan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan model bank risk taking behaviour dari Mitchell 1986 , simple theory of banking dari Kam dan Smithin 2011 dan simple model of bank intermediation dari Moore 1989 .Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat intermediasi bank adalah i tingkat suku bunga simpanan, ii spread intermediasi bank, iii pendapatan selain dari aktivitas kredit, dan iv struktur dana bank. Pengaruh faktor-faktor tersebut berdasarkan hasil estimasi menggunakan panel least squares, least squares dummy variables dan estimator generalized method of moments dari Arellano dan Bond 1991 menunjukan pengaruh yang signifikan dan konsisten. Tingkat suku bunga simpanan dan pendapatan selain dari aktivitas kredit berpengaruh positif, sementara spread intermediasi bank dan struktur dana bank berpengaruh negatif terhadap tingkat intermediasi bank.Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata tingkat intermediasi bank LDR diantara jenis bank yang ada di Indonesia. Bank BUMN, BUSN Devisa, BUSN Non Devisa dan Bank Asing memiliki rata-rata tingkat intermediasi yang tidak jauh berbeda. Baik BPD dan Bank Campuran memiliki rata-rata tingkat intermediasi yang berbeda dibandingkan dengan bank-bank lainnya. Hasil analisis kovarian juga menunjukkan bahwa krisis ekonomi dapat mempengaruhi rata-rata tingkat intermediasi bank LDR.

The research is purposed to analyse the factors that influence a bank intermediation level, particularly conventional Bank in Indonesia. The dimension of bank intermediation level in the research use a loan to deposit ratio LDR . The usage data is the Banking data that is occurred in year of 1995 2008 with 58 banks for sampling. Econometric model of dynamic panel data that is developed in this research using a bank rsquo s model of risk taking behaviour approach introduced by Mitchell 1986 , simple theory of banking introduced by Kam and Smithin 2011 and simple model of intermediation bank introduced by Moore 1989 . The outcome of the research shows the factors that influence Bank Intermediation level comprising of i deposit rate, ii bank intermediation spread, iii income except from lending activities, iv bank deposit structure. The impacted factors are based on estimation result using least squared panel, least squares dummy variables, and estimator generalized method of moments introduced by Arellano and Bond 1991 prove a significant and consistent impact. A deposit rate and income except from lending activities has a positive impact, on the other hand the bank intermediation spread and bank deposit structure have a negative impact against bank intermediation level.The outcome of the research also shows differences of the mean of bank intermediation level LDR among bank types in Indonesia. Bank intermediation level of State Owned Bank, BUSN Bank, Bank BUSN Non Devisa and Foreign Bank have no much significant differences for the mean of bank intermediation level comparing to both BPD and mixed bank. The outcome of covariant analysis also demonstrates that economy crisis has implication to the mean of intermediation level LDR."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
D2372
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Satria Hardianto
"Penelitian Ini bertujuan untuk membandingkan tingkat intermediasi, aktifitas layanan jasa berbasis upah (fee based service) dan tingkat efisiensi antara bank umum konvensional (BUK) dan bank umum syariah (BUS) di Indonesia pada tahun 2011-2013. Selain itu juga disertakan beberapa variabel kontrol untuk mengetahui pengaruh variabel kontrol tersebut terhadap variabel dependen penelitian. Penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu stochastic frontier approach untuk menghitung skor inefisiensi biaya dari bank dan juga menggunakan metode regresi data panel. Hasil pertama dari penelitian ini menemukan fakta bahwa tingkat intermediasi BUS lebih tinggi dibandingkan BUK.Variabel kontrol size memiliki pengaruh positif, sedangkan variabel inefisiensi dan non loan earning assets berpengaruh negatif terhadap tingkat intermediasi. Hasil yang kedua adalah secara rata-rata proporsi pendapatan jasa per total pendapatan operasional BUS lebih tinggi dibandingkan BUK. Variabel kontrol size berpengaruh positif, sementara variabel risiko kredit tidak berpengaruh secara signifikan. Hasil ketiga dari penelitian adalah tingkat inefisiensi BUS lebih tinggi dibandingkan BUK. Variabel kontrol size dan risiko kredit memberikan pengaruh yang positif terhadap inefisiensi tersebut.

The aim of this research is to compare the differences of intermediation, fee based service activity, and efficiency of conventional banks vs islamic banks in Indonesia for 2011-2013 period. Moreover this study is also including some control variables to find out their effect to the dependent variables. This research uses two methods, namely stochastic frontier approach, and panel data regression. This research indicates that islamic banks have a higher intermediation ratio, higher proportion on fee income to total operating income, and less efficient. The control variables that have a positively significant effect on intermediation ratio are size, meanwhile inefficiency and non loan earning asset negatively affecting the intermediation ratio. The control variables that shows a positively significant effect on the proportion of fee income to total operating income is size, meanwhile the credit risk variable has no significant effect on the proportion of fee income to total operating income. The control variables that shows a negatively relation on efficiency are size and credit risk.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>