Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144671 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ronaldo
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan, terutama di negara-negara tropis termasuk Indonesia. Provinsi Jawa Barat termasuk Kabupaten Bogor, sebagai salah satu wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi dan kondisi lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk memiliki prevalensi DBD yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara perilaku 3M Plus dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Kemang Kabupaten Bogor. Penelitian potong lintang dengan unit analisis rumah tangga ini mengikutsertakan sebagian rumah tangga yang tinggal dan menetap di wilayah kerja Puskesmas Kemang, Kabupaten Bogor. Hasil penelitian menunjukan bahwa 46,6% responden memiliki perilaku 3M plus yang kurang baik. Didapati hubungan yang signifikan antara perilaku 3M Plus, perilaku pencegahan penggunaan kelambu antinyamuk, penggunaan kassa ventilasi, lokasi perkembang biakan, lokasi peristirahatan nyamuk dan keberadaan jentik dengan kejadian DBD di wilayah Kemang Kabupaten Bogor. Diperlukan program edukasi untuk meningkatkan pemahaman Masyarakat akan DBD sehingga timbul kesadaran diri untuk mau berperilaku 3M Plus dengan baik.

Dengue fever is a major issue in tropical countries like Indonesia, particularly in West Java Province, including Bogor Regency. This study focused on the relationship between 3M Plus behavior (Behavior that includes mosquito repellent practices such as keeping the environment clean, using mosquito nets, and using mosquito repellents) and the incidence of dengue fever in the Kemang Health Center's area in Bogor Regency. The research included households living in the Kemang area and found that 46.6% of the respondents had poor 3M Plus behavior. The study identified a significant relationship between 3M Plus behavior and the occurrence of dengue fever, particularly with respect to preventive habits such as using mosquito nets, using ventilation gauze, controlling breeding sites and mosquito resting places, and the presence of larvae. The findings emphasize the importance of educational programs to enhance public awareness of dengue fever and promote proper 3M Plus behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
St. Hajar
"Puskesmas Watampone pada urutan ke-1 dengan 393 kasus DBD pada tahun 2012. Desain penelitian kasus kontrol dan melakukan matching pada umur dan jenis kelamin. Hasil analisis bivariat menunjukkan pencegahan gigitan nyamuk, resting place di luar rumah, breeding place di dalam rumah, keberadaan jentik dan media informasi berhubungan dengan kejadian DBD dan bermakna secara statistik sedangkan pekerjaan responden, resting place di dalam rumah dan breeding place di dalam rumah terdapat hubungan yang tidak bermakna dengan kejadian DBD. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa responden yang tidak melakukan PSN DBD dengan baik mempunyai risiko 1,72 kali (95% CI 0,79-3,77) terkena DBD di bandingkan responden yang melakukan PSN DBD dengan baik.

Watampone Health Center on the order of 1 to 393 dengue cases in 2012. Casecontrol study design and perform matching on age and sex. Results of the bivariate analysis showed prevention of mosquito bites, resting place outside the house, breeding place in the home, the presence of larvae and media information associated with the incidence of dengue and statistically significant while the respondents work, resting place in the home and breeding place in the house there is a relationship were not significantly associated with the incidence of dengue. Multivariate analysis showed that respondents who did not perform well PSN dengue risk is 1,72 times (95% CI 0,79 - 3,77) compared with DHF in dengue PSN respondents who did well."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35036
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Kusumawardani
"Demam berdarah dengue (DBD) telah lama dilaporkan sebagai penyakit yang umumnya menyerang penduduk di wilayah perkotaan. Akan tetapi, beberapa penelitian baru-baru ini, menunjukkan bahwa kejadian DBD telah menyebar ke wilayah pedesaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian DBD di wilayah pedesaan, daerah perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak. Desain studi penelitian ini adalah case series. Sampel penelitian ini adalah seluruh penderita DBD yang tercatat di puskesmas sejak bulan Januari 2011 sampai April 2012. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei tahun 2012.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 19 kasus DBD dan 4 kasus diantaranya meninggal (CFR 21%). Dari 12 responden, sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (58,3%), berusia ≥ 15 tahun (58,3%), tidak bekerja/ibu rumah tangga (50%), melakukan mobilitas (66,7%), memiliki pengetahuan yang baik (66,7%), berperilaku kurang baik (83,3%), dan memiliki tempat penampungan air (100%). Lima dari 12 kasus DBD (41,7%) diduga merupakan kasus lokal. Terdapat 4 puskesmas (57,1%) yang mampu melakukan kegiatan PE DBD. Hal ini mengindikasikan bahwa transmisi DBD di wilayah pedesaan, daerah perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak, kemungkinan besar telah terjadi.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) has long been reported as disease affecting predominantly among urban populations. However, several recent studies suggest that DHF has spread into rural area.
This study aims to describe disease occurrence of DHF in rural area, Bogor-Lebak border area. The study design is case series. The sample of this study was all patients with confirmed DHF admitted to public health centers between January 2011 and April 2012. The study was conducted in April to May 2012.
The results showed that there were 19 DHF cases and three out of 19 cases died (CFR was 21%). Out of 12 eligible respondents, most of them were male (58.3%), aged ≥ 15 years (58.3%), unemployed/housewife (50%), conducting mobility (66.7%), having good knowledge (66.7%), practicing poorly (83.3%), and having water containers (100%). Five of 12 DHF cases (41.7%) were suspected as local cases. Four public health centers (57.1%) were able to perform PE DBD (DHF Epidemiological Investigation). These results indicate that the transmission of DHF in rural area, Bogor-Lebak border area, most likely has occurred.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Handayani
"Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular akibat virus dengue dan disebarluaskan nyamuk Aedes sp. Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian DBD adalah iklim. DKI Jakarta merupakan wilayah yang rentan terhadap perubahan iklim. Setiap tahun DBD menjadi satu dari sepuluh kasus penyakit terbanyak di DKI Jakarta yang berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB). Penelitian ini merupakan studi ekologi yang dilakukan untuk mengetahui hubungan iklim dengan kejadian DBD di DKI Jakarta tahun 2008-2011.
Hasil penelitian menyatakan kejadian DBD memiliki hubungan sedang dengan suhu (r=-0,279;p=0,000), kelembaban (r=0,301;p=0,000), curah hujan (r=0,316;p=0,000), dan lama penyinaran matahari (r=-0,392;p=0,000), sedangkan dengan kecepatan angin hubungannya tidak siginifikan (p>0,05).

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an infectious disease caused by dengue virus and the spread of Aedes sp. One of the factors that influence the incidence of dengue is the climate. Jakarta is a region vulnerable to climate change. Each year, dengue became one of top ten cases of the disease in Jakarta that could potentially Extraordinary Events. This study is an ecological study conducted to determine the relationship of climate with the incidence of dengue fever in Jakarta in 2008-2011.
The study stated the incidence of dengue fever are being linked with temperature (r=-0.279, p=0.000), humidity (r=0.301, p=0.000), rainfall (r=0.316, p = 0.000), and duration of solar radiation (r=-0.392, p=0.000), whereas the wind velocity relationship is not significant (p> 0.05).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chasan Sudjain Kusnadi
"Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang cenderung semakin luas penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Berbagai upaya telah ditempuh pemerintah untuk menekan penyebaran penyakit DBD, melalui penatalaksanaan kasus dan pengendalian nyamuk penyebar penyakit DBD. Pemerintah telah mengembangkan program pemberantasan vektor intensif dalam usaha memperkecil wilayah terjangkit DBD.
Studi ini bermaksud mengetahui kecenderungan masalah penyakit DBD, perkembangan kegiatan pemantauan vektor, mengetahui masalah dalam pelaksanaan program P2.DBD, mengetahui dampak program P2.DBD di Kotamadya Jakarta Barat. Dipilih Kodya Jakarta Barat bersandar kepada beberapa pertimbangan strategis untuk mencermati masalah-masalah tersebut. Hasil studi ini dan penelitian sejenis diharapkan dapat memberi masukan dan dasar pertimbangan pemerintah untuk merencanakan metode terbaik guna meningkatkan efektivitas program P2.DBD, khususnya upaya pengendalian vektor DBD.
Menggunakan pendekatan observasional dan dengan desain studi penampang (cross sectional), studi ini mengumpulkan data dan informasi sekunder dari responden menggunakan daftar cek dan formulir isian. Angka insidens angka kematian (mortality rate) dan angka kematian kasus (case fatality rate) berfluktuasi dengan pola 5 tahunan (sampai 1988), selanjutnya menjadi berpola dua tahunan. Musim penularan diperkirakan berlangsung pada bulan Maret-Juni.
Pelaksanaan pengendalian vektor intensif mempunyai kecenderungan untuk menurunkan angka insidens DBD, namun masih memerlukan pencermatan dan penelitian dalam kawasan yang lebih luas. Surveilans epidemiologi DBD sangat bermanfaat dalam melakukan perencanaan, implementasi, dan penilaian (evaluasi) program P2.DBD.
Sudah saatnya pemerintah mengupayakan keterlibatan warga masyarakat secara lebih aktif dalam pemberantasan penyakit DBD; dan pendekatan pengendalian vektor dengan menggunakan pestisida sudah waktunya ditinjau kembali. Sebagai alternatif dalam pengendalian vektor DBD dapat digunakan pengendalian vektor berwawasan lingkungan.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) was one of the health problems in Indonesia tends to wider spreader in accordance with the high mobility and dense population. Many efforts have implemented by the government to depressed the widespread of the disease through the cases management and the control of the mosquito?s vector of the disease.
This study tend to characterized the disease trends, the surveillance of vector, to understand the problem faced in the implementation of the DHF control program, and to know the impact of the program within the West Jakarta Municipality. The municipal was chosen based on several strategic considerations to observe the problems. The results of this study and another will gave benefits for the inputs and basic considerations for the government both local and central government, to plan better method for the improvement of effectively of DHF control, especially vector control.
This observational study designed as cross-section using the secondary data and information from the subject of study with a set of checklist and/or forms. The incidence rate, mortality rate, and case fatality rate have a fluctuation and variation in 5 yearly pattern (up to 1988), and two yearly patterns there after. The period of disease transmission estimated on March to June.
The implementation of the intensified vector control program tends to lower or depressed the incidence rate of the disease, but there's still needed to make kin observation and studies in wider areas. The disease surveillance benefit for planning, implementation, and evaluating the disease control program.
It's the time for the government to think (globally) and search for active community participation in the control of the disease; and the pesticides approach to the vector control program is now on the time for reviewed. As an alternative for the vector control we could initiate the new approach named the environmental base vector control.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latif Hidayat
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan dan masalah kesehatan masyarakat, satu diantaranya terjadi di unit wilayah kerja Puskesmas Tegal Gundil dengan IR 13,5 per 10.000 penduduk pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sosiodemografi dan kondisi lingkungan dengan kejadian DBD di wilayah tersebut tahun 2014.
Rancangan penelitian menggunakan desain case control dengan jumlah sampel 64 orang. Populasi penelitian adalah masyarakat yang tinggal di Kelurahan Tegal Gundil dan Bantarjati. Data primer didapat dengan melakukan wawancara langsung mengenai DBD dan observasi kondisi lingkungan responden.
Hasil analisis bivariat menunjukan terdapat hubungan antara umur sebagai faktor sosiodemografi dengan kejadian DBD dengan OR 3,40. Kondisi lingkungan yang berhubungan dengan kejadian DBD yaitu keberadaan jentik dengan OR 4,59 dan breeding place dengan OR 16,24. Hasil analisis multivariat menunjukan adanya hubungan antara pengetahuan, keberadaan jentik dan breeding place dengan OR 2,80. Variabel breeding place merupakan faktor paling dominan terhadap kejadian DBD.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an environtment-centered plague and also a society health problem. From many cases, one happened in Puskesmas Tegal Gundil Working Unit Area with the IR 13,5 per 10.000 people in 2013.
This reseach is aimed to discover the relationship between sociodemography and the environment condition of DHF case in that area in 2014. The research design used case control with 64 sample of participants. The population of the research is the community member who live and stay in Kelurahan Tegal Gundil and Bantarjati. The primary data is gained by conducting direct interview about DHF and observation to the respondence's environment condition.
The result from bivariat analysis shows correlation between age, as a factor of sociodemography, with DHF case, by OR 3,40. Environment condition which links to the DHF case is the existence of mosquito larva, with OR 4,59 and OR 16,24 of breeding place. The result from multivarite analysis shows the relationship between, knowledge, the existence of mosquito larva, and breeding place with OR 2,80. Breeding place variable is the most dominantly influential to the DHF case. Keywords:"
2014
S56548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryani
"Kelurahan Lubang Buaya merupakan salah satu wilayah endemis Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Cipayung Jakarta Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor ? faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Jakarta Timur 2010 ? Maret 2011. Jenis penelitian ini adalah observasi dan wawancara dengan desain kasus kontrol tidak berpadanan dengan jumlah sampel kasus sebanyak 131 orang dan non kasus 131 orang. Analisis data dengan cara univariat, bivariat dengan chi square dan multivariate dengan uji regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umur, pengetahuan, perilaku, frekuensi pengurasan, keberadaan jentik pada TPA, fogging dan penyuluhan memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian DBD. Dari hasil analisis multivariat didapatkan faktor yang paling dominan adalah fogging . Namun perlu diingat fogging tidaklah efektif tanpa upaya 3M dan penyuluhan, untuk itu perlu dilakukan upaya pengembangan program yang terintegrasi dimana pelaksanaan fogging dibarengi dengan penyuluhan kepada masyarakat serta perlunya mengupayakan kegiatan 3M agar upaya pemberantasan penyakit DBD efektif dan efisien.

Lubang Buaya is one of the endemic region of Dengue Hemorrhagic Fever in subdistric of Cipayung, East Jakarta. This study aims to determine factors that affect disease incidence of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in the municipality distric of Lubang Buaya Cipayung, East Jakarta in 2010 - March 2011. This research is the observation by using method of survey and interviews with case-control design used 131 cases and 131 non-cases. The data analysis with univariate, bivariate with chi square and multivariate with logistic regression test.
The results of this study showed that age, knowledge, behavioral, frequency draining in the water reservoirs, presence of Aedes aegypti larva in the water reservoirs, fogging and counseling have significant correlation with the incidence of DHF . Based on multivariate analysis showed the factor with dominant variables is fogging. But fogging is not effective without the effort of 3M, so it is necessary to develop an integrated program where the implementation of fogging along with counseling to the community and the need to pursue activities of 3M for DHF eradication efforts effectively and efficiently.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Purwoko Widodo
"Kota Mataram adalah salah satu daerah endemis penyakit DBD di Indonesia, karena sejak Tahun 2003 hingga Tahun 2012, selalu ditemukan kasus penyakit DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik, perilaku dan lingkungan rumah penduduk dengan kejadian DBD. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan rancangan kasus kontrol. Populasi pada penelitian ini adalah penduduk Kota Mataram, sedangkan sampel penelitian adalah sebagian penduduk Kota Mataram yang berasal dari semua kecamatan yang ada di Kota Mataram. Kasus adalah penduduk Kota Mataram yang pernah dirawat di rumah sakit pada periode Januari?Maret 2012 dan didiagnosis menderita suspek DBD/DD/DBD. Kontrol adalah tetangga kasus yang tidak pernah diagnosis menderita suspek DBD/DD/DBD pada periode yang sama.
Penelitian ini menemukan, variabel yang berhubungan dengan kejadian DBD di Kota Mataram pada Tahun 2012 adalah variabel pekerjaan (OR bekerja=2,04 ; 95%CI=1,032-4,015 ; OR bersekolah=3,80 ; 95%CI=1,281-11,302) dan penggunaan kassa nyamuk (OR=0,42 ; 95%CI=0,218-0,810). Bagi masyarakat, perlu peningkatan upaya perlindungan diri terhadap penularan penyakit DBD, terutama saat beraktifitas di luar rumah (saat bekerja/bersekolah), diantaranya dengan menggunakan pakaian yang dapat mencegah gigitan nyamuk dan penggunaan obat nyamuk oles (repellent). Bagi Dinas Kesehatan Kota Mataram, perlu intensifikasi pemeriksaan jentik dan PSN DBD di tempat-tempat umum, khususnya di sekolah-sekolah dan perkantoran bekerja sama dengan lintas program dan lintas sektor terkait.

Mataram city is one of the endemic areas of dengue fever in Indonesia, because since the Year 2003 to 2012, is always found dengue fever cases. This study aims to determine the relationship between the characteristics, behavior and home environment of the population with the incidence of dengue. This study is an analytical study with case-control design. The population in this study were residents of the city of Mataram, while the study sample was part of the population Mataram from all districts in the city of Mataram. Case is a resident of the city of Mataram who had been treated in hospital in the period from January to March 2012 and was diagnosed with suspected DHF / DD / DHF. Control is a neighbor of cases that never diagnosed with suspected DHF / DD / DHF in the same period.
This study found that variables related to the incidence of dengue in the city of Mataram in the year 2012 is the variable of work (OR worker=2,04 ; 95%CI=1,032-4,015 ; OR student=3,80 ; 95%CI=1,281-11,302) and the use of mosquito net (OR=0,42 ; 95%CI=0,218-0,810). For society, need to increase efforts to protect themselves against dengue disease transmission, especially when activities outside the home (at work / school), such as by using clothing to prevent mosquito bites and use mosquito repellent ointment. For Mataram City Health Department, need to the intensification of larvae and eradication of DHF mosquito breeding places examination in public places, especially in schools and offices, to work with cross sector / program linked.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31924
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Triany
"Latar belakang. Dampak perubahan iklim menyebabkan tingginya penyebaran penyakit DBD, dan semakin meningkatnya jumlah KLB DBD dibeberapa wilayah kabupaten/kota di Indonesia. Pada bulan Januari 2016 terjadi KLB DBD di Kabupaten Tangerang.
Metodologi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian DBD pada saat KLB di Kabupaten Tangerang, menggunakan desain kasus kontrol dengan analisis multivariat uji logistic regresion. Jumlah sampel 201 terdiri dari 67 kasus dan 134 kontrol. Kasus adalah penderita DBD pada saat KLB dengan konfirmasi medis yang berusia 5-44 tahun, kontrol adalah tetangga kasus yang berada pada radius 100 dari rumah kasus. Data diambil langsung kerumah kasus dan kontrol yang dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2016.
Hasil penelitian, Kejadian DBD dipengaruhi oleh faktor umur OR: 22,87 (95% CI: 6,67-78,51), jenis kelamin 3,62 (95% CI : 1,71-7,67), kebiasaan tidur siang OR: 2,47 (95% CI:1,20-5,12), kontak dengan penderita OR: 2.22 (95% CI: 1,05-4,68) dan lingkungan rumah yang terdapat kebun/semak OR: 2,02 (95% CI: 0,99-4,14). Umur merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kejadian DBD.
Disarankan. Masyarakat disarankan lebih waspada terhadap penyakit DBD dan kepada pemerintah agar meningkatkan promosi kesehatan tentang penyakit DBD sehingga masyarakat dapat berperanan dan berpartisipasi aktif dalam upaya pengendalian penyakit DBD.

Background. Impact of climate change to high spread of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) and also increasing number of DHF outbreak in some district or city in Indonesia. Outbreak of dengue fever occurred in Tangerang regency in January 2016.
Methods. The aim of this study was to determine influence factors of DHF outbreak incidence. This study was conducted in Tangerang Regency. A case-control study design with logistic regresion test of multivariate analysis. The total sample was 201, 67 cases of DHF and 134 controls. Cases were 5-44 years old DHF patients during an outbreak with medical confirmation. The control was a neighbor of cases who live in the radius of 100 meter. The study was conducted from February to May 2016 using the primary data.
Results, Incidence of dengue was influenced by age OR: 22.87 (95% CI: 6.67 to 78.51), the sex OR 3.62 (95% CI: 1.71 to 7.67), the habit of napping OR: 2.47 (95% CI: 1.20 to 5.12), contact with patients DHF OR: 2:22 (95% CI: 1.05 to 4.68) and a home environment there are gardens/shrubs OR: 2.02 ( 95% CI: 0.99 to 4.14) and DHF incidence. Age is the dominant factor affecting the incidence of DHF.
Suggestion. Increasing the awareness of DHF in the community. The government increased health promotion on DHF so that people can contribute and participate actively to control DHF.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmala Kurata Aini
"ABSTRACT
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu muosquito- borne viral disease yang persebarannya paling cepat di seluruh dunia. Kasus DBD dapat menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi. DBD yang awalnya dipercaya sebagi penyakit yang berasal dari wilayah kota, kini sudah banyak ditemukan di wilayah pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kasus DBD yang terjadi di wilayah pedesaan Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan disain studi case series dengan analisis spasial. Sampel dari penelitian ini yaitu seluruh penderita DBD dengan data lengkap yang tercatat di UPT Puskesmas Nanggung tahun 2012-2014. Dari 19 kasus yang ada, 15 kasus (79%) diantaranya diduga merupakan kasus lokal (kasus DBD yang didapat dari wilayah pedesaan) dan 4 kasus (21%) diduga merupakan kasus impor (kasus DBD didapat dari wilayah perkotaan). Di wilayah ini banyak ditemukan tempat- tempat potensial breeding place nyamuk. Sementara itu, potensi wisata dan pertambangan di Kecamatan Nanggung menyebabkan mobilitas manusia dan kendaraan yang tinggi, sehingga wilayah ini berpotensi menjadi wilayah endemis Demam Berdarah Dengue. Oleh karena itu, diperlukan penelitian- penelitian lebih lanjut menggunakan analisis spasial untuk memudahkan fokus penanggulangan DBD di wilayah pedesaan.

ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) spreading rapidly throughout the world. Dengue cases can lead to dengue shock syndrome which has a high mortality rate. DHF is initially believed as a disease originating from the city areas, now it found in many rural areas. This study aims to describe of dengue fever cases occur in rural areas in Nanggung District of Bogor Regency. This study uses a case series design with a spatial analysis. The samples are all patients who diagnosed DHF with complete data recorded in UPT Puskesmas Nanggung 2012-2014. Of the 19 cases, 15 cases (79%) were suspected to be the case locally (DHF cases were obtained from rural areas) and 4 cases (21%) suspected to be imported cases (dengue cases come from urban areas). In this region are found sites of potential mosquito breeding place. Meanwhile, the potential of tourism and mining in the District Nanggung causes of high mobility include vehicle, human and transportation, so that, this region has the potential to become endemic region of Dengue Hemmorrhagic Fever. Therefore, it is necessary further studies using spatial analysis to facilitate focused prevention of dengue in rural areas."
2014
S55596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>