Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147753 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadia Aptari Filzani
"Sejak masa kolonial, Mausoleum van Motman dan Mausoleum Ursone telah berdiri sebagai budaya material keluarga kaya berkebangsaan Eropa yang menikmati kesuksesan di Indonesia. Keluarga van Motman dikenal sebagai tuan tanah di Bogor sementara keluarga Ursone dikenal sebagai pengusaha susu di Bandung. Penelitian ini akan membahas kelas sosial keluarga van Motman dan keluarga Ursone yang tercermin dari gaya arsitektur mausoleum sekaligus perbedaan atau persamaan gaya arsitektur yang digunakan. Kajian dilakukan secara bertahap, mulai dari pengumpulan data, pengolahan serta analisis data, dan interpretasi data. Analisis kelas sosial dilakukan menggunakan teori kelas Pierre Bourdieu dan tiga konsep utamanya yaitu capital, habitus, dan field. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa Mausoleum van Motman dan Mausoleum Ursone memiliki perbedaan gaya arsitektur yang mencolok, mulai dari ukuran, bahan, hingga ornamen, yang mencerminkan kelas sosial masing-masing keluarga. Keluarga van Motman dikelompokkan ke dalam kelas dominan sementara keluarga Ursone dikelompokkan ke dalam kelas menengah, sehingga keluarga van Motman berada di tingkat kelas sosial yang lebih tinggi daripada keluarga Ursone.

Since the colonial era, the van Motman Mausoleum and the Ursone Mausoleum have stood as the material culture of the wealthy European families who enjoyed success in Indonesia. The van Motman family was known as a landowner in Bogor while the Ursone family was known as a milk entrepreneur in Bandung. This study will discuss the social class of the van Motman and Ursone families as reflected in the architectural style of the mausoleum as well as the differences or similarities in the architectural style used. This study was carried out in stages, starting from data collection, data processing and analysis, and data interpretation. The social class analysis was carried out using Pierre Bourdieu’s class theory and its three main concepts, namely capital, habitus, and field. The results of this study explain that the van Motman Mausoleum and the Ursone Mausoleum have striking differences in architectural style, ranging from size, material, to ornaments, which reflect the social class of each family. The van Motman family is grouped into the dominant class while the Ursone family is grouped into the middle class, so the van Motman family is at a higher class level than the Ursone family."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadhil Falah
"Penelitian ini berupaya mempertanyakan bagaimana nilai penting pada Mausoleum milik Keluarga van Motman yang merupakan sebuah bangunan arsitektur makam yang terletak di Dramaga, Kabupaten Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai nilai-nilai penting yang dimiliki oleh Mausoleum Keluarga van Motman dan mengidentifikasi karakteristik dan gaya arsitekturnya. Penelitian ini menggunakan metode yang dikemukakan oleh Pearson dan Sullivan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Mausoleum Keluarga van Motman merupakan bangunan yang kental dengan budaya Eropa serta memiliki nilai penting yang sesuai dengan UU Cagar Budaya, yaitu nilai sejarah, nilai ilmu pengetahuan, nilai pendidikan, nilai agama, dan nilai kebudayaan. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pertimbangan untuk mengajukan Mausoleum Keluarga van Motman sebagai cagar budaya.

This research seeks to question the significance of the van Motman Family Mausoleum, an architectural mausoleum located in Dramaga, Bogor Regency. The purpose of this research is to increase knowledge about the significance values possessed by the Mausoleum of the van Motman Family and identify its architectural characteristics and styles . This research uses the method proposed by Pearson and Sullivan. The results of this research show that the Mausoleum of the van Motman Family is a building that is thick with European culture and has important values in accordance with the Cultural Heritage Law, namely historical value, scientific value, educational value, religious value, and cultural value. This research is expected to be useful as a consideration to propose the van Motman Family Mausoleum as a cultural heritage."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Cambridge: Cambridge University Press, 2010
306 MAT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Salich Wicaksana Goeritman
"Skripsi ini membahas mengenai memori yang terdapat pada material culture mengenai kematian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek kajian adalah inskripsi/teks dan lambang kematian yang terdapat pada makam dan nisan abad 19 ? 20 M awal. Pada analisis yang dilakukan terhadap inskripsi/teks ditemukan penggunaan kosakata awalan, sebutan, kalimat testimoni dan kutipan alkitab/injil. Selain itu, analisis terhadap lambang-lambang yang ditemukan pada makam dan nisan merepresentasikan mengenai kematian, waktu, dan keabadian. Melalui inskripsi/teks serta lambang kematian memperlihatkan bagaimana seseorang yang telah meninggal dikenang dan memberikan gambaran mengenai adanya kehidupan setelah kematian.

This thesis discusses the memory contained in the material culture concerning death. In this research, the object of the study is the inscription or text and the symbol of death found in the tombs and headstones originating from the 19th until early 20th century AD. The analysis conducted towards the inscription/text has resulted in the usage of opening phrases, honorific titles, testimonials, and quotes taken from the holy bible. In addition, the analysis for the symbols engraved in the tombs and the headstones represent death, time, and eternity. Finally, these inscription/text and the symbol of death show us how someone who has passed away at that time is remembered and give us an overview of the existence of the afterlife."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inggil Reka Sonia
"Objek penelitian yang diangkat dalam kajian ini adalah industri surat kabar harian Kedaulatan Rakyat yang ada di Yogyakarta. Pemilihan Kedaulatan Rakyat sebagai objek penelitian karena belum ada kajian arkeologi industri di Indonesia yang mengambil sektor percetakan atau industri surat kabar menjadi topik pembahasan. Penelitian ini berfokus untuk menggambarkan produksi surat kabar harian Kedaulatan Rakyat pada tahun 1945-1968 melalui kebudayaan material (material culture) yang ditinggalkan, seperti mesin dan peralatan. Sebagai salah satu surat kabar tertua di Indonesia yang lahir empat puluh hari pasca kemerdekaan dan masih menerbitkan berita hingga sekarang (living industrial heritage), Kedaulatan Rakyat menyimpan peran yang besar dalam membantu pemerintah mempertahankan kemerdekaan Indonesia, khususnya di wilayah Yogyakarta. Di masa lalu, teks berita yang ada dalam surat kabar dibuat menggunakan mesin manual dengan cara menekan huruf-huruf timbul berbahan logam pada kertas koran. Tentunya berbeda dengan produksi surat kabar di masa sekarang, menggunakan plat berbentuk lembaran dan mesin cetak modern, yang lebih efektif dan efisien menghasilkan surat kabar dalam waktu yang singkat dan jumlah yang besar. Metode penelitian dari Kenneth Dark dipilih untuk menggambarkan produksi surat kabar di masa lalu. Dark melihat bahwa tinggalan materiil hanya dapat menjelaskan mengenai keberadaan dirinya, untuk itu tinggalan tersebut perlu ditempatkan pada kerangka interpretasi dengan mengaitkan pada sejarah dan fungsi material culturenya agar menjadi bukti arkeologi. Melalui serangkaian prosedur tersebut, dapat direkonstruksi proses produksi surat kabar harian Kedaulatan Rakyat melalui kebudayaan material yang masih tersisa. Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi industri surat kabar di Indonesia untuk lebih memperhatikan, menjaga, dan merawat tinggalan mesin dan peralatan yang sudah tidak digunakan karena terdapat perkembangan yang perlu untuk disampaikan mengenai teknologi dan proses produksi surat kabar bagi generasi muda di masa mendatang. Selain itu, kajian ini dapat menjadi peluang lahirnya penelitian arkeologi industri pada sektor-sektor yang lainnya.

The research object raised in this study is the Kedaulatan Rakyat daily newspaper industry in Yogyakarta. The choice of Sovereignty of the People as the object of research is because there has been no study of industrial archeology in Indonesia which has taken the printing sector or the newspaper industry as the topic of discussion. This research focuses on describing the production of the daily newspaper Kedaulatan Rakyat in 1945-1968 through the material culture that was left behind, such as machines and tools. As one of the oldest newspapers in Indonesia which was born forty days after independence and still publishes news today (living industrial heritage), Kedaulatan Rakyat plays a big role in helping the government maintain Indonesian independence, especially in the Yogyakarta area. In the past, news texts in newspapers were made using manual machines by pressing embossed metal letters on newsprint. Of course, it is different from the production of newspapers today, using sheets in the form of plates and modern printing presses, which is more effective and efficient in producing newspapers in a short time and in large quantities. The research method from Kenneth Dark was chosen to describe the production of newspapers in the past. Dark sees that material remains can only explain his existence, for this reason these remains need to be placed in an interpretation framework by linking them to history and the function of the material culture so that they become archaeological evidence. Through these series of procedures, the production process of the Kedaulatan Rakyat daily newspaper can be reconstructed through the remaining material culture. This research can be input for the newspaper industry in Indonesia to pay more attention to, maintain and care for the remains of machines and equipment that are no longer in use because there are developments that need to be conveyed regarding the technology and process of producing newspapers for the younger generation in the future. In addition, this study can be an opportunity for the birth of industrial archeology research in other sectors."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bima Ramadhan
"Budaya material mencakup seluruh aspek dunia fisik yang diciptakan atau dimodifikasi oleh manusia, seperti peralatan, bangunan, dekorasi, dan artefak lainnya. Analisis terhadap budaya material dapat mengungkap berbagai aspek kehidupan manusia masa lalu, mulai dari teknologi, ekonomi, sosial, politik, hingga ideologi. Dalam konteks industri otomotif, budaya material mobil juga memainkan peran penting. Mobil dapat mencerminkan karakteristik budaya suatu masyarakat, mengkomunikasikan identitas, status sosial, dan gaya hidup penggunanya, serta terlibat dalam proses transmisi dan transformasi budaya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui transformasi desain eksterior dan faktor yang mempengaruhi transformasi desain eksterior pada dua mobil Mercedes-Benz, yaitu W105 dan W110. Penelitian ini memakai metode penelitian arkeologi James Deetz yang dengan melakukan pengumpulan data (observasi), pengolahan data (deskripsi), dan penafsiran data (eksplanasi). Kedua model ini menggambarkan perubahan era desain yang signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Mercedes-Benz W105 menggambarkan tren desain pada tahun 1950-an yang menampilkan model ‘Ponton’. Selanjutnya, Mercedes-Benz W110 menggambarkan tren desain pada tahun 1960-an yang menampilkan model ‘Fintail’, selain itu banyak juga perubahan desain eksterior lainnya.

Material culture encompasses all aspects of the physical world created or modified by humans, such as tools, buildings, decorations, and other artifacts. Analysis of material culture can reveal various aspects of past human life, ranging from technology, economy, social, politics, to ideology. In the context of the automotive industry, the material culture of cars also plays an important role. Cars can reflect the cultural characteristics of a society, communicate the identity, social status, and lifestyle of their users, and be involved in the process of cultural transmission and transformation. This research was conducted to determine the transformation of exterior design and the factors that influence the transformation of exterior design on two Mercedes-Benz cars, namely the W105 and the W110. This research uses the archaeological research method of James Deetz, which involves data collection (observation), data processing (description), and data interpretation (explanation). These two models depict a significant change in the design era. The results of this study show that the Mercedes-Benz W105 represents the design trends of the 1950s, which featured the 'Ponton' model. Furthermore, the Mercedes-Benz W110 represents the design trends of the 1960s, which featured the 'Fintail' model, as well as many other exterior design changes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roeslan Kesai
Jakarta: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 1983
361.1 ROE b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Baso Rahman
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami analisis konflik
yang terjadi pada terminal bayangan Jatibening dan sikap, tindakan instansi terkait
dalam hal ini pihak P.T. Jasa Marga, Kepolisian setempat, Pemerintah daerah
dalam merespon konflik yang sudah umum dan telah beberapa kali terjadi dalam
bentuk besar serta penyelesaian konflik sosial terminal bayangan tersebut.
Penelitian dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis
konflik Fisher (2001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Terminal
bayangan di ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek Km. 29 telah beroperasi sejak
Tahun 1995, terbentuk secara alami, sejak beroperasinya terminal bayangan
tersebut tidak ada satu pihak yang merasa keberatan baik dari instansi yang
berwenang maupun dari P.T. Jasa Marga sendiri. Beroperasinya terminal
bayangan tersebut seakan-akan lebih diperkokoh dengan kebijakan P.T. Jasa
Marga yang pada tahun 1998 mamberi ijin sebagai imbalan karena warga telah
melindungi P.T. Jasa Marga dari imbas kerusuhan di tingkat pusat; (2) Koordinasi
yang dilakukan oleh P.T. Jasa Marga, Pemerintah Daerah dan Kepolisian dalam
rangka penertiban dan pemindahan ke lokasi terminal baru selalu mengalami
kendala karena warga seolah-olah mempunyai hak dan sudah menjadi sumber
pendapatan banyak warga; dan (3) Penyelesaian konflik yang terjadi dengan
masyarakat, adalah dengan tetap mengijinkan terminal bayangan beroperasi untuk
sementara waktu sampai selesainya hasil kajian dari Dinas Perhubungan Kota
Bekasi dan Badan Pengatur Jalan Tol; P.T. Jasa Marga (Persero) akan melakukan
penataan jalur khusus bus ke rest area (kantong parkir); dan masyarakat
Jatibening akan ikut berperan dalam menertibkan jalur khusus bus, agar tidak
semrawut dan mengganggu kelancaran lalu lintas.

ABSTRACT
The study aims to identify and understand the analysis of conflict took place at
Jatibening toll gate illegal bus terminal, and the attitude, action of related
institution in this case Jasa Marga Pte.Ltd., the local Police, and the Local
Government in responding the conflict which is common and happened several
times in big magnitude and the social conflict resolution of the illegal terminal.
The study conducted as descriptive qualitative using Fisher (2001) conflict
analysis. Result of the study shows that (1) Illegal terminal at Jakarta-Cikampek
toll roads Km. 29 has been operated since 1995 and naturally establish, since
beginning operation of the illegal terminal there is no party objections neither
from authorities nor from Jasa Marga Pte.Ltd. Besides the operation of illegal
terminal seems to be strengthened by Jasa Marga Pte.Ltd policy in 1998 which
gives permission as a reward since local residents saved Jasa Marga Pte.Ltd. from
the impact of riot at central government level; (2) Coordination between Jasa
Marga Pte.Ltd., Local Government and Police Department to discipline and
relocate to a new terminal location always face constraints since local residents
seem to bare the right and has already become many residents source of income;
and (3) Conflict resolution with local residents is still allow the illegal terminal to
operate temporarily until study result conducted by Dinas Perhubungan Bekasi
and Toll Roads Regulatory Agency has been completed; Jasa Marga (Persero)
Pte.Ltd will arrange special bus lane to rest area; and Jatibening community will
play a role to discipline special bus lane not so chaotic and disrupt traffic."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Waluyo
"Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Bina Karya "Pangudi Luhur" Bekasi, yang beralamat di Jalan H. Moeljadi Djojomartono No.19 Bekasi Jawa Barat, dengan tujuan untuk mengkaji proses pelaksanaan program rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis pada lembaga tersebut. Selanjutnya penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberi masukan untuk perbaikan pelaksanaan program selanjutnya.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Obyek penelitian adalah semua pihak yang terlibat dalam proses pelaksanaan program rehabilitasi sosial di PSBK Bekasi, antara lain kepala panti, petugas fungsional/petugas lapangan, gelandangan dan pengemis yang sedang dibina serta pihak lain yang terkait.
Gelandangan dan pengemis (gepeng) merupakan fenomena sosial di kota-kota besar, karena sulitnya kehidupan di pedesaan sebagai akibat laju pertumbuhan penduduk dan tanah garapan yang makin berkurang, mereka terpaksa harus mencari pekerjaan di tempat lain, alternatifnya yaitu mengadu nasib ke daerah perkotaan. Namun oleh karena keterbatasan ketrampilan dan pendidikan, mengakibatkan mereka tidak mampu bersaing memperebutkan pekerjaan yang layak. Akhirnya mereka mau bekerja apapun dengan upah berapapun untuk mempertahankan kehidupannya.
Akibatnya mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup secara layak, tidak mempunyal pekerjaan layak, tidak memiliki tempat tinggal yang layak dan sebagainya. Keberadaan mereka yang terbatas ketrampilan, terbatas pendidikan, dan terbatas fasilitas, maka keberadaan mereka diperkotaan dianggap sebagai masalah sosial. Untuk penanganan masalah sosial gelandangan dan pengemis diperlukan pelayanan yang komprehensip, karena masalahnya sangat komplek tidak hanya berkaitan dengan aspek ekonomi tetapi juga aspek mental dan budaya.
Program rehabilitasi sosial di PSBK terdiri dari beberapa tahapan proses sebagai berikut : Pertama adalah tahap rehabilitasi sosial yang terdiri dari : a) pendekatan awal, b)penerimaan dan c)bimbingan mental, sosial dan ketrampilan. Kedua adalah tahap resosialisasi yang terdiri dari ; a) bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat, b) bimbingan sosial masyarakat, c) bimbingan bantuan stimulus usaha produktif dan c) bimbingan usaha. Ketiga adalah tahap bimbingan lanjut yang terdiri dari : a) bantuan pengembangan usaha dan b) bimbingan pemantapan usaha/kerja.
Hasil penelitian yang diperoleh menggambarkan bahwa secara umum PSBK Bekasi telah dapat memberikan pelayanan program kepada kliennya sesuai prosedur yang ditetapkan, namun praktek pelayanan yang diberikan belum sesuai dengan yang diharapkan. Masih ada kesenjangan antara teori atau konsep dengan praktek yang bisa dilakukan. Sehingga lembaga ini kurang berhasil mengemban misinya, yaitu mengentaskan gepeng dari masalahnya.
Hasil penelitian tahap awal, pada kegiatan orientasi dan motivasi untuk menjaring klien, PSBK lebih mengandalkan tehnik "getok tular", yaitu mengharapkan eks klien yang telah selesai mengikuti pembinaan di PSBK mengajak teman-temannya yang lain untuk masuk panti. Tehnik ini kurang efektif sehingga target sasaran yang setiap angkatan hanya 300 orang tidak terpenuhi, padahal gepeng di Jakarta jumlahnya sangat besar.
Bimbingan mental sebagai fokus utama program rehabilitasi di PSBK, metodanya juga masih perlu dikaji ulang. Tehnik bimbingan mental yang diterapkan lebih mengacu pada aspek transfer pengetahuan, bukan aspek penyadaran mental. Dimana semua klien dari berbagai tingkat pendidikan masuk dalam satu kelas dan diajarkan materi yang sama, sehingga situasinya lebih menyerupai sekolah formal. Bimbingan mental untuk membangun konsep diri yang positif, percaya diri, dan penghargaan diri diperlukan pendekatan individu, tehnik konseling yang efektif dan sebagainya. PSBK sampai saat ini belum mempunyai program khusus yang secara langsung diarahkan untuk penyadaran mental klien.
Program rehabilitasi gepeng harus dilaksanakan secara komprehensif dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu, sebagaimana pada konsep dan juklak. Namun PSBK sampai saat ini baru memiliki petugas lapangan dari profesi pekerjaan sosial, sedangkan profesi lain yang diperlukan untuk mendukung kelancaran program belum ada.
Dari hasil penelitian ditemukan, bahwa sebagian klien PSBK menggelandang lagi, banyak aspek sebagai penyebabnya, diantaranya PSBK tidak memiliki dana untuk mendukung usaha kerja gepeng, kesempatan bekerja disektor formal sangat sulit, ketrampilan kerja yang diajarkan sangat minim, umumnya dibawah standar pasaran kerja, dan metoda bimbingan mental dan sosial juga kurang tepat.
Selanjutnya penelitian ini merumuskan saran sebagai berikut, pertama PSBK perlu merumuskan program khusus untuk kegiatan bimbingan mental, kedua mengingat sulitnya mencari lapangan pekerjaan di sektor formal, maka program ketrampilan di PSBK sebaiknya lebih diarahkan untuk jenis ketrampilan wira usaha."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T 9704
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>