Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173313 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salsa Ghina Butsaina
"Praktik pemberian makan pada bayi dan anak menjadi langkah awal untuk menyelesaikan kejadian stunting dan underweight yang masih menjadi masalah utama gizi anak usia 0-23 bulan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran praktik pemberian makan pada bayi dan anak dengan melakukan analisis data Proyek Telekonseling pada tahun 2021 melalui metode pendekatan cross-sectional. Sampel pada penelitian ini yaitu responden (ibu) dengan anak usia 0-23 bulan di Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang berjumlah 360 data dimana data yang dapat dianalisis hanya sebanyak 110 data. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa praktik pemberian makan pada bayi dan anak di Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur masih harus ditingkatkan. Salah satu hasil analisis komponen praktek pemberian makanan yaitu variasi makanan pendamping ASI didapatkan 58,2% diberikan sesuai dengan rekomendasi. Selain itu, pada komponen menyusui sampai dua tahun ditemukan 80,9% ibu masih menyusui bayinya. Namun, masih ditemukan sejumlah 30% anak berstatus gizi berat badan kurang dan berat badan sangat kurang. Hal tersebut menunjukkan bahwa konseling sangat dibutuhkan ibu. Konseling mengenai praktik pemberian makan pada bayi dan anak diberikan kepada ibu sehingga status gizi anak dapat meningkat menjadi lebih baik.

Infant and young child feeding practice is the first step to solving the incidence of stunting and underweight, which are still the main nutritional problems for children aged 0-23 months in Indonesia. This research aims to describe the practice of infant and young child feeding by analyzing Proyek Telekonseling data in 2021 using a cross-sectional approach. The sample in this study were 360 respondents (mothers) with children aged 0-23 months in Banten, Central Java, and East Java which only 110 data could be analyzed. The result of the research analysis show that the practice of infant and young child feeding in Banten, Central Java, and East Java still needs to be improved. One of the results from the component analysis of feeding practices shows the variety of complementary foods for breast milk, found that 58.2% were given following recommendations. Another result from the component of continued breastfeeding found that 80.9% mothers were still breastfeeding their babies. However, there are 30% of children were underweight and very underweight. This shows that counseling is needed. Counseling regarding infant and child feeding practices is important for mothers so that the nutritional stats of the children can be improved for the better."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Savitri Utami
"ABSTRAK
Selain metode konvensional, ada metode pemberian MPASI alternatif yang disebut Baby-Led Weaning BLW yang menjadi populer dikalangan ibu. Meski tak sedikit yang kontra karena menganggap metode ini dapat membuat bayi tersedak karena bayi makan dalam bentuk padat sejak awal, sebagian orang tua di Indonesia pro karena menganggap BLW dapa t melatih motorik dan sensorik bayi serta membuat bayi menjadi tidak susah makan sehingga memilih untuk menggunakan metode ini ketika memberikan MPASI pada bayinya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis perilaku pemberian MPASI pada bayi dengan metode BLW pada member aktif komunitas cerita BLW dan follower instagram @ceritablw tahun2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain Rapid Assessment Procedure, metode pengumpulan data wawancara mendalam dan observasi terhadap informan ibu yang menggunakan metode BLW pada pemberian MPASI. Didapatkan hasil bahwa pengetahuan, sikap, ketersediaan informasi, dan dukungan keluarga baik sehingga informan dapat melakukan perilaku pemberian MPASI dengan metode BLW dengan sebaik-baiknya yaitu dengan memerhatikan zat gizi dan keamanan. Saran bagi bidang penelitian sekiranya dapat melakukan penelitian lebih mendalam tentang metode ini dengan melibatkan jumlah populasi yang lebih besar dan bagi penentu kebijakan di Kementerian Kesehatan sekira nya dapat mempertimbangkan metode ini.

ABSTRACT
In addition to konventionall methods, there is an alternative feeding method called Baby Led Weaning BLW which is popular among mothers. Although not a few people who cons because in this method babies eat in solid form since the beginning of complementary feeding that can make babies choking, some parents in Indonesia pro because think BLW can train motor and sensory skill of their baby and make the baby not become a picky eater. This study aims to conduct behavioral analysis of MPASI in infants by BLW method on active member of cerita BLW community and follower instagram ceritablw in 2018. This study used a qualitative approach with Rapid Assessment Procedure design, in depth interview data collection method and observation of maternal informant which uses the BLW method. It was found that knowledge, attitude, availability of information, and family support of informants were good so that informants could perform the behavior of giving complementary food with BLW method as best as they can by paying attention to nutrition and savety. Suggestions for Puslitbang should be able to conduct more in depth research on this method by involving larger populations and for policy makers in the Kementerian Kesehatan Indonesia should consider this method as a complementary feeding method."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53625
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianita Ratnasari
"Perilaku makan menyimpang adalah gangguan perilaku makan yang menyebabkan efek atau dampak yang serius untuk berdiet setiap hari, seperti mengonsumsi makanan dalam jumlah yang sangat sedikit atau makan secara berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor individu dan faktor lingkungan dengan perilaku makan menyimpang yang dilakukan dengan studi crosssectional. Hasil penelitian menunjukan bahwa 6,8% remaja putri menderita anoreksia nervosa, 50,0% menderita bulimia nervosa, 6,4% menderita binge eating disorder, 0,4% menderita EDNOS, dan 36,4% remaja putri normal. Variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku makan menyimpang adalah pengetahuan diet, citra tubuh, rasa percaya diri, pengaruh keluarga, pengaruh teman sebaya, keterpaparan terhadap media massa khususnya acara televisi dan situs internet.
Penulis menyarankan agar dilakukan upaya konseling dan penyuluhan dengan mengembangkan peran sekolah, orang tua, dan media massa dalam melaksanakan program edukasi gizi pada remaja putri tentang pengetahuan diet, citra tubuh yang ideal, rasa percaya diri, dan pentingnya asupan gizi pada remaja.

Deviation of eating behavior is a disorder of eating behavior that causes serious effects or impacts to diet every day, such as eating foods in very small amounts or eat excessively. This study aims to determine the relationship of individual factors and environmental factors with eating behavior deviation is done by cross-sectional study. The results showed that 6.8% of adolescent girls suffering from anorexia nervosa, 50.0% suffering from bulimia nervosa, 6.4% suffering from binge eating disorder, 0.4% had EDNOS, and 36.4% are normal girls. Variables that have a significant relation with deviation of eating behaviors are knowledge about diet, body image, self-confidence, family influence, peer friendship influence, exposure to mass media, especially television and internet sites.
The author suggested that counseling and education efforts to develop the role of schools, parents, and the mass media in implementing the nutrition education program on teenage girls on a diet of knowledge, the ideal body image, self-confidence, and the importance of nutrition in adolescents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Khaerun Nisa
"Pendahuluan : Stunting merupakan kondisi yang ditandai dengan anak berperawakan pendek dan memiliki masalah gizi kronis. Kabupaten Brebes menjadi urutan ke 3 dengan angka stunting tertinggi di Jawa Tengah. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan, sikap, dan praktik ibu dalam pemberian makan dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan di daerah tersebut.
Metode: Design yang digunakan adalah cross sectional  dengan teknik convenience sampling. Analisis univariat dan bivariate dengan uji chi-square.
Hasil: Analisis chi-square menunjukan adanya hubungan signifikan antara pengetahuan, sikap, dan praktik ibu tentang pemberian makan anak dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan memiliki p value berturut-turut sebesar p=0.000, p=0.000,  p=0.000.
Kesimpulan: Adanya hubungan antara pengetahuan, sikap, dan praktik ibu dalam pemberian makan dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan di Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes, Jawa tengah.
Rekomendasi: Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai faktor penyebab stunting di daerah tersebut.

Introduction: Stunting is a condition characterized by short stature and chronic nutritional problems. Brebes Regency is in third place with the highest stunting rate in Central Java. The aim of the study was to identify the relationship between knowledge, attitudes, and feeding practices of mothers with the incidence of stunting in children aged 0-59 months in the area.
Method: The design used is cross sectional with convenience sampling technique. Univariate and bivariate analysis with chi-square test.
Results: Chi-square analysis showed that there was a significant relationship between mother's knowledge, attitudes, and practices regarding child feeding and the incidence of stunting in children aged 0-59 months having p values ​​respectively p=0.000, p=0.000, p=0.000.
Conclusion: There is a relationship between knowledge, attitudes and practices of mothers in feeding with the incidence of stunting in children aged 0-59 months in Bulakamba District, Brebes Regency, Central Java.
Recommendation: There is a need for further research on the causes of stunting in the area.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trulyana Tantiani
"Salah satu transisi gaya hidup yang teljadi adalah perubahan perilaku makan. Hal ini terutama paHng berdampak pada kaum perempuan karena bagi perempuan penting sekali untuk tedihat cantik dan menarik dengan tubuh yang kurus dan tinggi (Logue, 1998). Salah satu caranya adalah dengen berdiet berlebihan yang dapat menjurus ke arah Perilaku Makan Menyimpang (PMM) (Weiss, 2005). Walaupun peda awalnya laporan mengenai terjadinya PMM hanya terjadi di Negara Barat, sejak 5 tahun terakhir ini PMM mulai merambah ke Negara-negara di Timur (Efron, 2005). Penyebab PMM rnenurut Logue (1998), Krummel (1996), dan McComb (2001) antara lain latar beiakang etnis informan, kebiasaan makan keluarga, usia dan jenis kelamin infom1an, pengaruh citra tubuh dan konsep diri, stress, pengaruh media massa. adanya masalah keiuarga, adanya pengalaman pelecehan seksual di masa lalu, adanya anggota keluarga lain yang bermasalah dengan berat badan, adanya faktor sosial ekonomi, sosial budaya, genetik, ternan sebaya, peketjaan, ketakutan menjadi dewasa, acuan makanan, trcn makanan dan pola asuh keluarga.
Prevalensi penderita anoreksia nervosa di Amerika adalah sebesar 0,5u/o pada perempuan (Holmes, 2006). Prevalensi di Jepang adalah sebesar 0,025%-0,030%. Sementara itu di Cina menurut suatu studi, prevalcnsi penderita anoreksia nervosa adalah sebesar 0,01% (Lee, 2005). Sedangkan prevalensi penderita bulimia nervosa di Amerika adalah sebesar l-3% (Holmes. 2006), Dl Asia setengah dari seluruh pasien yang melaporkan kejadian PMM adalah penderita bulimia nervosa (Lee, 2005). Prevalensi penderita PMM di Indonesia sendiri belum tercatat.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penyebab, mekanisme, dan proses teljadinya PMM dari persepsi penderita. Desain penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Subjek peneltian kualitatif, akan disebut dengan lnfonnan, diperoleh sebanyak 3 informan dari mereka yang pemah/sedang mengalami PMM. Subjek penelitian kuantitatif, akan disebut dengan responden, diperoleh sebesar 397 orang diperoleh dari mereka yang belum terdeteksi mengalami PMM. Waktu pengambilan data adalah bulan Mei-Juni 2007, Data akan diambil dengan menggunakan metode wawancara mendalam untuk penelitian kualitatif dan pengisian kuesioner untuk penelitian kuantitatif.
Hasil dari penelitian kualitatif menunjukkan bahwa semua informan penelitian kualitatif memiliki masa1ah dengan anggota keiuarganya, memiliki pengaruh pola asuh keluarga yang cukup besar memiliki citra tubuh dan konsep diri yang terdistorsi, dan berada di lingkungan yang tidak mendukung adanya orang yang gemuk. HasH penelitian kuantitatif menemukan prevalensi kecenderungan PMM yang terjadi di Jakarta dengan menggunakan kuesioner dari Sarafino 0994) diperoleh sebesar 37,3%. Prevalensi kecenderungan PMM di Jakarta dengan menggunakan kuesioner darl Stice (2000) diperoleh preva!ensi kecenderungan rnengalarnJ anoreksia nervosa sebesar 11,6 % dan prevalensi kecenderungan bulimia nervosa sebesar 27 %.
Dari hasil tersebut diharapkan akan muncul peneHtian-penelitian lain untuk mendalami mengenai PMYI. Perlu juga dilakukan pendidikan gizi pada anak~anak sekolah dan orang tua agar dapat menurunkan dan mencegah terjadinya PMM dan dapat menerapkan perilaku makan dengan gizi yang seimbang untuk menjaga kesehatan. Orang tua juga diharap dapat menanamkan konsep diri dan citra tubuh yang benar pada anak-anaknya.

One of the life style changes that occur lately is the eating behavior. This changes gives it affect mostly to women because it is important for women to look beautiful with a thin and tall body (Logue, 1998). One way to achieve this figure is to diet which can lead to eating disorders (Weiss, 2005). Even though early reports of eating disorders state that eating disorders only happens in the Western Country, in the last 5 years eating disorders has been rising in the East (Efron, 2005). The cause of eating disorders according to Logue ( 1998), Krummel (1996), annd McComb (200 I) are the patient ethnic background~ family eating pattern, age, sex, self-concept, body image, stress, mass media, family problems, sexual abuse1 members of family have a weight problem, social economic, social culture, genetics, peer influence, occupation. fear or growling up, food reference, food trends, and parenting practice.
The prevalence for anorexia nervosa in the US are 05% females (Holmes, 2006). Anorexia nervosa prevalence in Japan are 0.025% - 0.030o/o, while in China, according to some studies, anorexia nervosa prevalence are 0.01% (Lee, 2005). Prevalence of bulimia nervosa in the US are 1-3% (Holmes, 2006). In Asia, half of the eating disorders reported are bulimic (Lee, 2005). In Indonesia, there hasn't been any report of eating disorders prevalence.
The objective of this research is to understand about what are the cause, mechanism; and process of eating disorders. The methods in this research are qualitative and quantitative. The subjects of the qualitative research are three persons who are willing to be the subject and hove a past history of eating disorders. The quantitative subjects are 397 respondent that have not been diagnose with eating disorders. The research is being held at May~June 2007, The information are being gathered by inF depth interview for the qualitative research and by filling a self reported questioner for the quantitative research.
The result from qualitative research shows that aU of the subjects have problems with their family, the parenting practice have a big influence in their life, they also have a distorted body image and poor self:.concept, and they are living in an environment that have a negative behavior towards overweight problems. TI1e quantitative research shows that using Sarrlino (!994) questioner, there are 37.3% adolescents who have a tendency toward eating disorders. By using the Stice (2000) questioner, there are 1 L6% adolescents that have a tendency towards anorexia nervosa, and 27% adolescents that have a tendency towards bulimia nervosa.
From the results, we hope that there will be more research about eating disorders. There should also be a nutritional education for students and parents so they can adopt a balance diet to a healthy body. Parents should also be encourages to tell their children about the right body image and self concept.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Fitri Marsyia
"Ada berbagai faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan siswa, seperti siswa dari sisi negara dan aktivitas organisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas organisasi dengan kebiasaan makan siswa reguler dari sisi negara di Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang melibatkan 86 siswa dengan teknik purposive sampling. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p 0,05. Kesimpulannya adalah tidak ada hubungan aktivitas organisasi dengan kebiasaan makan siswa dari negara. Penelitian dapat digunakan sebagai bukti bagi siswa dengan kebiasaan makan yang buruk untuk meningkatkannya dan bagi fakultas untuk merancang program kebiasaan makan yang baik untuk siswa.

There are various factors that influence students eating habits, such as student from country side and organizational activity. The purpose of this study was to determine the relationship of organizational activity with regular students eating habits from country side in Nursing Faculty University of Indonesia. This research used cross sectional design involving 86 students with purposive sampling technique. The Results of Chi Square test obtained p value 0,05. The conclusion was no relation of organizational activity with eating habits of students from country side. Research can be used as evidences for students with poor eating habits to improve it and for faculty to design a good eating habits program to students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoyok Bekti Prasetyo
"Gangguan sulit makan merupakan suatuu gejala awal dari masalah nutrisi pada anak. Prevalensi gizi buruk di Kabupalen Malang Juli 2005 sebesar 3.017 jiwa, dan tercatat 2.752 jiwa diantaranya bayi dibawah usia satu tahun. Faktor yang diprediksikan mempengaruhi gangguan sulit makan pada anak meliputi; faktor keluarga, sosial, dan psikologi. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk menguji hubungan faktor keluarga, sosial, dan psikologi terhadap gangguan sulit makan pada anak dalam konteks keperawatan komunitas di Desa Tamanharjo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, Jawa Timur. Populasi penelitian adalah 646 balita, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 162 balita yang diambil dengan cara cluster sampling. Untuk menguji hubungan faktor keluarga, sosial, dan psikologi terhadap gangguan sulit makan pada anak digunakan kai-kuadrat, sedangkan untuk uji multivariat digunakan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik anak yang mengalami gangguan sulit makan paling banyak pada kelompok usia toddler dan paling sedikit preshool clengan tingkat penghasilan keluarga diatas Upah Minimun Kabupaten (UMK). Keluarga yang memiliki gangguan sulit makan makan pada anak karakteristik permasalah pada faktor keluarga paling banyak prosentasenya dibandingkan dengan permasalahan pada faktor sosial dan psikologi. Hasil analisis korelasi dengan alpha = 0,5 menunjukkan bahwa faktor keluarga mempunyai huhungan yang signifikan dengan gangguan sulit makan pada analc 0: va!ue=0.001; OR=3.185 (95%CL° 1,674 - 6,062)). Analisi regresi logistik menunjukkan bahwa Model faktor keluarga, faktor sosial, dan tingkat penghasilan keluarga tanpa disertai adanya interaksi mempengaruhi tejadinya gangguan sulit makan pada anak. Faktor yang paling dominan adalah faktor keluarga @ waId=0,000; 0R=4,988 (95%CI: 2,325- 10,700)). Hal ini dapat terjadi karena permasalahan faktor keluarga yang meliputi: kebiasaan pola makan yang tidak baik, budaya yang salah dalam memberikan makan pada anak, adanya ibu atau anggota keluarga yang enggan makan, Iingkungan keluarga yang tidak kohesif dapat mengakibatkan gangguan sulit makan pada anak. Untuk itu diperlukan tindakan promosi kesehatan melalui: program anticyparory guidance pendidikan kesehalan dengan pendekatan keterlibatan keluarga, deteksi dini, kerjasama, dan penanganan anak yang mengalami kesulitan makan dengan pendekaran tim work.

Eating habit disorder is an early symptom of chi|dren's nutrient problems. Poor nutrients prevalence in Kabupaten Malang July 2005 reached 3.017 lives, and noted 2.752 lives among them are infants below 1 year old. Factors predicted have influenced the eating habit disorders to children are: family, social and psychology. This study is a study with cross sectional design aiming in testing the family, social, and psychology factors correlations with children?s eating habit disorder in context of nursery community in Desa Tamanharjo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, Jawa Timur. The total of sample used in this research are 162 infants taken by cluster sampling. To examine family, social and psychology factors con-elation to this eating habit disorder the writer used kai-kuadrat, and to examine multivariate the writer used logistic regression.
The result of this study shown the characteristics of children having the eating habit disorder are mostly the group of toddler age and least of preschool group with the family eaming range above District Minimum Wage/Upah Minimum Kabupaten (UMK). Families having the eating habit disorder in their children are categorized in problem characteristic family factor, which has the most percentage compare to social and psychology factors. The result of correlation with alpha = 0,5, showing that family factor has a significant correlation with eating disorder in children (p value -'= 0,001; OR = 3,185 (95%CL° 1.674 - z£062)). Regression logistic analyses show that family factor, social factor, and range of family eamings without being added by interaction influenced the eating disorder in children to happen. The most dominant factor is family factor (p wah! = 0, 000; 0R= 4, 988 (95%C£° 2,325 - 10,700)). These things can happen because the wrong way in giving food to children, one or more of the family members doesn?t like to eat, un-cohesive atmosphere in family can create an eating habit disorder to children. Therefore need to take health promotion act through: program anticipatory guidance program, health education with family involvement approach, ?early detection, cooperating, and handling children having eating disorder with team work approach.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Novitasari
"Penggunaan PUGS merupakan cara termudah untuk merencanakan asupan makan atlet remaja guna terpenuhi kebutuhan zat gizinya. Ada dua faktor yang banyak memengaruhi perilaku makan atlet remaja yaitu faktor individu dan lingkungan. Faktor lingkungan yang banyak berpengaruh antara lain orang tua, teman, media massa serta faktor sosial lainnya seperti lingkungan sekolah. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan total sampel 103 responden. Berdasarkan hasil penelitian diketahui separuh responden (50,5%) merupakan kelompok remaja awal (usia 11-16 tahun). Sebagian besar responden memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku PUGS yang baik. Teman dan pelatih berpengaruh besar pada perilaku makan responden. Ternyata hampir seluruh responden belum pernah melihat media berisikan pesan PUGS. Hasil penelitian diperoleh ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan pengaruh teman dengan perilaku makan atlet remaja berdasarkan PUGS.

Using PUGS is the easiest way to plan athlete?s food intake in order to met their nutrition intake. There are two factors that influence the eating behavior of youth athletes, individual and environmental factors. Enviromental factors include parents, peer group, mass media and the other social factors such is school environment. This research uses cross sectional design with a total of 103 sample. The results are more than half respondents (50.5%) is early adolescents group (age 11-16 years). Most of the respondents have good knowledge, attitudes and behavior about PUGS. Friends and trainers have a strong related to respondents eating behavior. In fact almost all respondents have never seen media messages containing PUGS. There are significant correlation between knowledge and the influence of friends with adolescent athlete?s eating behavior based on PUGS."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Dwi Erdiantono
"Penyimpangan perilaku makan pada umumnya dialami oleh wanita serta berhubungan dengan beberapa masalah kesehatan lainnya. Dari penelitian yang ada salama beberapa tahun belakangan menunjukkan tingginya penyimpangan perilaku makan terutama pada remaja putri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyimpangan perilaku makan pada mahasiswi Jurusan Administrasi Perkantoran dan Sekretaris, FISIP-UI. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan disain purposif. Dari keseluruhan responden (n=67) didapat sebanyak 35,9% memiliki kecenderungan penyimpangan perilaku makan. Tipe penyimpangan yang paling banyak dialami adalah EDNOS (19,4%). Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna antara perilaku diet (P=0,047) dan riwayat pelecehan seksual (P=0,02) dengan kecenderungan penyimpangan perilaku makan.

Eating disorders mostly affect females, than males, and pose a considerable threat to our health. Recent studies show that the numbers of eating disorders have been increased, mostly, in teenage girls. These studies have a purpose in knowing which factors have a relation to eating disorders in collage girl majoring in office administration and secretary, FISIP-UI. This is a purposive and descriptive study. 35,9% of the subject (n=67) are categorized to the inclination of eating disorders, mostly suffer from EDNOS (19,4%) as a disorder. Dieting behavior (P=0,047) and the history of sexual abuse (P=0,02) was significantly correlated with the inclination of eating disorders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyani Novita Savitri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan siklus menstruasi pada penari balet di Namarina Ballet-Jazz-Fitness Jakarta tahun 2015. Penelitian yang melibatkan 84 penari balet ini menggunakan desain cross sectional dengan metode pengambilan sampel berupa accidental sampling. Data yang dikumpulkan berupa riwayat menstruasi, durasi latihan, IMT, persen lemak tubuh, usia menarche, perilaku makan menyimpang, dan stres. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara mandiri, pengukuran antropometri untuk berat dan tinggi badan, serta pengukuran persen lemak tubuh menggunakan BIA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65,5% responden mengalami gangguan siklus menstruasi. Uji Mann-Whitney menunjukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata durasi latihan, IMT, dan persen lemak tubuh yang signifikan antara penari balet yang mengalami ketidakteraturan siklus menstruasi dengan penari balet yang mengalami keteraturan siklus menstruasi. Uji chi square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara usia menarche, perilaku makan menyimpang, dan stres dengan siklus menstruasi. Analisis regresi logistik ganda menunjukan bahwa perilaku makan menyimpang (OR= 4,8) merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan siklus menstruasi pada penari balet di Namarina Ballet-Jazz-Fitness Jakarta tahun 2015.

The aim of this study is to identify the dominant factor associated with the menstrual cycle on ballet dancer in Namarina Ballet-Jazz-Fitness Jakarta 2015. This study which conducted on 84 ballet dancers used cross sectional design and was performed by accidental sampling. The collected data were menstrual history, duration of exercise, BMI, body fat percentage, menarche age, eating disorder, and stress. These data were collected by using self administered questionnaire, measurement for weight and height, and body fat measurement using BIA.
The result of this study showed that 65,5% respondents experience menstrual cycle disorder. Mann-Whitney test showed no significant differences in the average duration of exercise, BMI and body fat percentage between ballet dancers who experience menstrual cycle irregularity with ballet dancers who experience menstrual cycle regularity. Chi square test showed significant relation between the age of menarche, eating disorder, and stress to the menstrual cycle. Regression binary logistic analysis showed that eating disorder (OR= 4,8) as the dominant factor associated with the menstrual cycle on ballet dancer in Namarina Ballet-Jazz-Fitness Jakarta 2015.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>