Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198791 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Catharina Indirastuti
"Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan menyusui dari berbagai arah mulai dari individu itu sendiri, lingkungan terdekatnya, tenaga kesehatan maupun kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan proses menyusui. Keterbatasan sumber daya dan waktu membuat penyelesaian permasalah dari berbagai dimensi tidak dimungkinkan sehingga prioritas harus dilakukan agar tujuan yang ingin dicapai lebih realistis. Berdasarkan pengamatan pada pelaksanaan program intervensi dan reaksi para ibu dan calon ibu atas program yang dijalankan, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan Health Belief model merupakan pendekatan yang sesuai untuk memperkenalkan konsep ASI Eksklusif untuk para ibu."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T37847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anselma Wiwiek Widiarti
"Latar belakang dari penelitian ini adalah minimnya pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif dan minimnya dukungan RSB/Klinik bersalin untuk memberikan ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk merancang program intervensi yang diharapkan bahwa pengetahuan para ibu tentang pemberian ASI eksklusif meningkat, sehingga percaya diri ibu pun bertambah bahwa dirinya dapat mampu memberikan ASI eksklusif. Dengan perubahan ini maka akan ada lebih banyak ibu yang memberikan ASI eksklusif. Penyuluhan atau program intervensi ini disambut baik oleh banyak pihak seperti community organizer Mercy Corporation, para kader posyandu, para guru TK Swadaya, ibu aktivis dan peserta penyuluhan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Heni Kusumawardani
"Perilaku hidup bersih dan sehat PHBS sebaiknya mulai diterapkan sejak dini sebagai titik awal pembentukan perilaku sehat. Penerapan kolaborasi bermain sosiodrama Ko-Berdrama menjadi metode pendidikan kesehatan yang interaktif dan inovatif bagi anak usia sekolah. Penulisan bertujuan memberikan gambaran pelaksanaan Ko-Berdrama dalam pelayanan asuhan keperawatan komunitas integrasi model manajemen pelayanan keperawatan, Whole School, Whole Community, Whole Child WSCC, Family Centered Nursing FCN, dan Health Promotion Model HPM pada anak usia sekolah dengan masalah kurangnya PHBS. Metode praktik yang digunakan adalah studi kasus selama 8 bulan. Hasil praktik menunjukkan intervensi Ko-Berdrama mampu meningkatkan pengetahuan anak usia sekolah terkait PHBS dari 45,1 menjadi 61,4, sikap anak usia sekolah terkait PHBS meningkat dari 42,6 menjadi 59,8, dan keterampilan anak usia sekolah terkait PHBS meningkat dari 42,9 menjadi 54,9. Pengetahuan kader kesehatan sekolah terkait program Usaha Kesehatan Sekolah UKS meningkat dari dari 49,2 menjadi 78,5. Sebanyak 80 dari 10 keluarga berada pada tingkat kemandirian IV setelah dilakukan intervensi pada keluarga. Intervensi Ko-Berdrama dapat menjadi peluang bagi perawat untuk mengembangkan upaya promotif dan preventif dalam peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah.

Clean and healthy behavior PHBS should begin to be applied early on as the starting point for the formation of healthy behavior. The implementation of sociodramatic play collaboration Ko-Berdrama became an interactive and innovative health education method for school-aged children. The study aimed to provide an overview of the implementation of Ko-Berdrama in nursing care services community integration management nursing model, Whole School, Whole Community, Whole Child WSCC, Family Centered Nursing FCN, and Health Promotion Model HPM lack of clean and healthy behavior. The study method used case study during 8 months. The results showed that Ko-Berdrama intervention increased the knowledge of school-age children related to PHBS from 45.1 to 61.4, school-age-related attitudes of PHBS increased from 42.6 to 59.8, and school-age-related skills PHBS increased from 42.9 to 54.9. The knowledge of school health cadres related to the school health program increased from 49.2 to 78.5. As many as 80 of 10 families were at the level of IV independence after family intervention. Ko-Berdrama intervention could be applied for nurses to develop promotive and preventive efforts in the improving clean and healthy behavior in schools."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
San Francisco: Jossey-Bass, 2008
613 HEA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Zuhrotun Nisa
"Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor lingkungan biologis, keluarga, dan PHBS sebagai faktor yang berhubungan dengan balita gizi kurang. Desain penelitian cross sectional, dilaksanakan pada Maret-Mei 2013. Responden adalah ibu balita. Jumlah sampel 91 balita usia 12-59 bulan. Variabel yang berhubungan signifikan dengan gizi kurang adalah asupan energi (p value 0,024 dan OR 4,792), ASI eksklusif (p value 0,039 dan OR 3,45), rutinitas menimbang di Posyandu (p value 0,016 dan OR 3,5), rutinitas cuci tangan dengan sabun (p value 0,012 dan OR 3,6) dan penggunaan jamban sehat (p value 0,04 dan OR 2,867). Rutinitas menimbang di Posyandu merupakan faktor dominan kejadian gizi kurang pada balita.

The purpose of this study was to determine correlation of biological environment, family, and clean and healthy lifestyle factor on underweight of children under five. The cross sectional study design was conducted during March-Mei 2013. The respondent were mothers of children. Total sampel were 91 children age 12-59 months. Variables that significantly correlated with underweight were energy intake (p value 0,024 and OR 4,792), exclusive breastfeeding (p value 0,039 and OR 3,45), routinity of weighing in Posyandu (p value 0,016 and OR 3,5), routinity of washing hands with soap (p value 0,012 and OR 3,6) and using healthy latrine (p value 0,04 and OR 2,867). Routinity of weighing in Posyandu was the dominant factor of underweight of children under five."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Resti Agustina
"Walaupun manfaat pemberian ASI eksklusif sangat banyak terutama untuk ibu dan bayinya, prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dibawah target Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (80%). Permasalahan yang kerap di alami oleh wanita primipara adalah kegagalan proses let down yang menyebabkan tidak keluarnya ASI. Inisisasi menyusu dini (IMD) merupakan salah satu cara untuk merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang memproduksi ASI. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dengan desain penelitian crossectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara inisiasi menyusu dini (IMD) dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan pada wanita primipara di Indonesia. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 604 responden dengan kriteria inklusi adalah ibu primipara yang memiliki bayi berusia 6 sampai 12 bulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD) dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan. Ibu yang melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) memiliki peluang 21,868 kali lebih tinggi untuk memberikan ASI eksklusif 6 bulan dibandingkan dengan ibu yang tidak melakukan inisiasi menyusu dini setelah dikontrol oleh variabel pekerjaan ibu, kuintil kekayaan, dan berat badan lahir (95% CI: 8,956 sampai dengan 53,394). Sementara itu, ibu yang tidak bekerja memiliki peluang 1,717 kali lebih tinggi untuk memberikan ASI eksklusif 6 bulan dibandingkan dengan ibu yang bekerja setelah dikontrol oleh variabel inisiasi menyusu dini (IMD), kuintil kekayaan, dan berat badan lahir bayi (95% CI: 0,986 sampai dengan 3,026). Pada variabel kuintil kekayaan semakin kaya cenderung memiliki peluang yang semakin kecil untuk melakukan pemberian ASI eksklusif dan pada variabel berat badan lahir (BBL) bayi bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah memiliki peluang yang lebih banyak untuk memberikan ASI eksklusif. Oleh karena itu, disarankan intervensi pemberian ASI eksklusif 6 bulan melalui inisiasi menyusu dini (IMD) pada wanita primipara oleh tenaga kesehatan perlu dilakukan di fasilitas kesehatan.

Although benefit exclusive breastfeeding is so many especially for mother and his child, prevalence of exclusive breasfeeding in Indonesia is still far from target of Ministry Health of Republic Indonesia (80%). The problem in women population of primiparas is failed let down process that is less of breastfeeding production. Breast carwl is stimulate excretion oksitosin hormone. This study is a secondary data from data Indonesia Demographic Health Survey 2012 with crosssectional study design. The study was conducted to determine the relationship of breast crawl and exclusive breastfeeding sixth month in women population of primiparas in Indonesia. The number of sample was obtain 604 with inclusion criteria which is mother of primiparas who have infant ages among 6 to 12 month.
Result showed there is a relationship of breast crawl and exclusive breastfeeding sixth month in women population of primiparas who have infant ages among 6 to 12 month. Mother of primiparas who are breast crawl can increase 21,868 times higher for exclusive breastfeeding sixth month compared with mother of primiparas who aren’t breast crawl after maternal employment, wealth quintile, and birth weight infant variable controlled. Mother of primiparas who work can increase 1,717 times higher for exclusive breastfeeding sixth month compared with mother of primiparas who does not work after breast crawl, wealth quintile, and birth weight infant variable controlled. Wealth quintile variable richer sloping to more be given exclusive breastfeeding sixth month and birth weight infant variable, an infant with low weight have more many changes to be given exclusive breastfeeding sixth month. Therefore, it’s suggestion to intervention exclusive breastfeeding sixth month through breast crawl in women population of primiparas from health labour in health facility.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gurning, E. Marlinawati
"Menyusui secara eksklusif selama 6 bulan telah terbukti memiliki banyak manfaat dan terbukti 14 kali lebih mungkin untuk bertahan hidup dalam enam bulan pertama kehidupan dibandingkan anak yang tidak disusui. Namun Angka Cakupan ASI Eksklusif di Indonesia hanya 52%, masih jauh dari target yaitu 80%. Gambaran deskriptif ASI eksklusif dari bulan pertama sampai ke enam mengalami penurunan besar akibat insiden pemberian makanan tambahan selain ASI. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran durasi ASI eksklusif, pengaruh konseling kehamilan dan IMD terhadap periode insiden pemberian makanan tambahan pada bayi. Analisis data sekunder dari survei demografi kesehatan indonesia (SDKI) tahun 2017. Sampel sebanyak 2.094 responden yang memenuhi syarat inklusi (wanita usia subur 15-49 tahun memiliki anak terakhir yang berumur < 6 bulan sampai survei. Analisis dengan survival yang menjadi waktu sebagai variabel penting. Hasil: Responden yang tidak melaksanakan IMD berpeluang lebih cepat memberikan makanan tambahan selain ASI kepada bayi 1,2 dibandingkan responden yang melaksanakan IMD; berpeluang lambat memberikan makanan tambahan selain ASI kepada bayi. Hasil analisis responden yang melakukan konseling bepeluang sama dengan responden yang tidak melakukan konseling dalam memberikan makanan tambahan selain ASI kepada bayi.  Inisiasi menyusui dini berpengaruh terhadap peride insiden pemberian makanan tambahan selain ASI, namun tidak ada pengaruh pada responden yang menerima konseling.

Exclusive breastfeeding for 6 months has proven to have many benefits and has been proven 14 times more likely to survive in the first six months of life than non-breastfed children. But the Exclusive ASI Coverage Rate in Indonesia is only 52%, still far from the target of 80%. The description of exclusive breastfeeding from the first to the sixth month experienced a large decrease due to the incidence of supplementary feeding in addition to breast milk. The study aimed to determine the description of the duration of exclusive breastfeeding, the influence of pregnancy counseling and IMD on the incidence period of supplementary feeding to infants. Analysis of secondary data from the Indonesian health demographic survey (up to 2017.) A sample of 2,094 respondents who met the inclusion requirements. Analysis with survival made time as an important variable. Respondents who did not carry out IMD had a chance to give additional food more quickly than breast milk to 1.2 infants compared to respondents who implemented IMD have a chance to give babies extra food other than breast milk. The results of the analysis of respondents who did opportunity counseling were the same as respondents who did not do counseling in providing additional food other than breast milk to infants. Early breastfeeding initiation influences the incidence of supplementary feeding in addition to breast milk, but there was no effect on respondents who received counseling."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53925
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ross, Helen S.
Palo Alto: Mayfield Publ., 1980
613.07 ROS t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Fikawati
"Target cakupan ASI eksklusif oleh Depkes RI sebesar 80% masih sulit dilaksanakan. Berbagai studi menunjukkan cakupan ASI eksklusif di Indonesia masih sangat rendah. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk menggali berba-gai faktor predisposisi, pemungkin, dan pendorong yang berhubungan dengan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Disain studi adalah studi kualitatif dengan 14 informan yaitu ibu bayi yang berusia >6-24 bulan yang dibagi berdasarkan keberhasilan pelaksanaan ASI eksklusifnya. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dilakukan triangulasi sumber data mencakup bidan puskesmas dan suami serta triangulasi analisis oleh pakar. Pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman ibu adalah faktor predisposisi yang berpengaruh positif terhadap keberhasilan ASI eksklusif, sedangkan IMD adalah faktor pemungkin yang kuat terhadap keberhasilan ASI eksklusif. Dari segi faktor pendorong, dukungan tenaga kesehatan penolong persalinan paling nyata pengaruhnya dalam keberhasilan pelaksanaan ASI eksklusif. Di sisi lain, iklan susu formula di media massa ternyata mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif terutama pada ibu yang berpendidikan rendah. Disarankan untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang pelaksanaan ASI eksklusif khususnya pada saat antenatal care dan bukannya setelah persalinan. Perlu ditegakkan aturan ketat ik-lan susu formula baik di media massa maupun kampanye terselubung melalui tenaga kesehatan penolong persalinan."
Depok: Fakultas Ilmu kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
613 KESMAS 4:3 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Evanytha
"Penelitian ini ingin melihat ada tidaknya pengaruh komponen Health Belief Modal dan dukungan social terhadap kepatuhan medis pada individu pengidap hipertensi. Komponen HBM meliputi persepsi keparaha, persepsi kerentanan, ersepsi manfaat, persepsi hambatan dan isyarat bertindak. HBM digunakan sebagai model teoritik karena merupakan model yang dianggap paling baik untuk menjelaskan kepatuhan medis.
Subyek penelitian ini adalah 52 pria dan wanita yang mengidap hipertensi minimal satu tahun, berusia 40 sampai 65 tahun, berpendidikan minimal SMA dan merupakan pasien rawat jalan di RSCM. Penelitian ini menggunakan kuesioner tertulis dan wawancara untuk memperoleh data penelitian. Ada tiga kuesioner yang digunakan, yaitu kuesioner yang mengukur komponen HBM, kuesioner dukungan sosial dan kuesioner kepatuhan medis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi hambatan dan persepsi kerentanan berpengaruh terhadap kepatuhan medis 17% varian kepatuhan medis bisa dijelaskan oleh variabel persepsi hambatan. 26% valian kepatuhan medis bisa dijelaskan oleh variabel persepsi hambatan dan persepsi kerentanan. Variabel bebas lain, yaitu persepsi keparahan. persepsi manfaat, isyarat bertindak dan dukungan sosial tidak berpengaruh terhadap kepatuhan medis.
Mengenai persepsi keparahan, sebagian besar subyek mempersepsi keseriusan dampak hipertensi terhadap kondisi fisik dan psikologis, namun tidak banyak subyek yang mempersepsi keseriusan dampak hipertensi terhadap kelancaran kegiatan sehari-hari. Mengenai perspektif kerentanan, mayoritas subyek mempersepsi dirinya rantan terhadap hipertensi yang lebih parah bila tidak minum obat hipertensi, merokok, mengkonsumsi makanan yang tinggikadar garam dan kolestarolnya serta tidak berolahraga secara teratur. Mayoritas subyek mempersepsi manfaal menja!ankan naslhat medis untuk menanggulangi hipertensi. Mengenai persepsf hambatan, hanya sebagian kecil subyek yang menyatakan terganggu dengan efek samping obat hipertensi. Faktor ekonomi tampaknya tidak menjadi kendala ulama. mungkin karena adanya program Askes. Sumber informasi utama mengenai hipertensl adalah dokter. Hanya sebagian kecil subyek yang memperoleh banyak informasi dari media massa, perawat dan seminar kesehatan. Mayoritas subyek menyatakan keluarga memperhatikan kesehatan mereka, ada orang yang dapat diajak berdiskusi mengenai hipertensi. Hanya sedikit subyek yang menjadi anggota kelompok pemerhali masalah~masalah hipertensi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan pentingnya penerapan perspektir biopsikososial dalam penanggulangan penyakit (hipertensi) dengan memahami kondisi sehat dan sakit sebagai konsekuensi dari saling keterkaitan antara faktor biologis. psikologis dan social."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>