Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185867 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fayola Jacintha Howidjaja
"Perayaan Imlek dan Cap Go Meh telah mengalami transformasi signifikan seiring dengan dampak pandemi COVID-19. Sebelumnya perayaan ini selalu dikenal dengan kemeriahan dan keramaian, namun karena adanya pandemi COVID-19, adaptasi diperlukan dalam banyak aspek, baik substansial maupun dekoratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak pandemi COVID-19 terhadap perayaan Imlek dan Cap Go Meh di Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik studi pustaka dan wawancara mendalam, yang melibatkan seorang pelestari budaya di Klenteng Boen Tek Bio. Hasil analisis menunjukkan perubahan signifikan baik dalam pelaksanaan maupun persepsi terhadap perayaan tersebut. Transformasi ini tidak hanya mempertahankan esensi perayaan, tetapi juga memperkaya maknanya dengan inovasi dan ketahanan dalam menghadapi tantangan global.
The Chinese New Year (Imlek) and Cap Go Meh celebrations have undergone significant transformation due to the impact of the COVID-19 pandemic. Previously known for their festivity and crowded gatherings, these celebrations required adaptations in many aspects, both substantial and decorative, due to the pandemic. This study aims to explore the impact of the COVID-19 pandemic on the Imlek and Cap Go Meh celebrations in Jakarta. The research employs a qualitative method with literature review and in-depth interview techniques, involving a cultural preservationist at the Boen Tek Bio Temple. The analysis results indicate significant changes both in the implementation and perception of these celebrations. This transformation not only maintains the essence of the celebrations but also enriches their meaning with innovation and resilience in facing global challenges."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhit Medea Cahyandari
"ABSTRAK
Di dunia, masyarakat memiliki tradisinya masing-masing. Tradisi yang dilakukan setiap tahun adalah Tahun Baru. Tahun Baru Lunar dirayakan pada hari pertama di bulan pertama kalender Lunar. Tahun Baru Lunar dirayakan di beberapa negara termasuk di Indonesia dan Korea. Setiap perayaan Tahun Baru di setiap negara pasti memiliki perbedaan maupun persamaan. Tujuan penelitian ini adalah ingin menjelaskan perayaan Tahun Baru Lunar di Indonesia dan di Korea. Menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan sumber data terkait dengan objek penelitian berdasarkan studi kepustakaan. Pada perayaan Tahun Baru Lunar di Indonesia dan di Korea, kedua negara tersebut menggunakan acuan kalender yang sama, yaitu kalender Lunar, karena itu hari Tahun Baru Lunar jatuh pada hari yang sama di kedua negara dalam kalender Masehi. Tradisi yang dilakukan juga mempunyai kesamaan dengan gaya dan makna yang berbeda. Selain itu, tradisi perayaannya juga dilakukan secara berbeda di Indonesia dan di Korea.

ABSTRACT
In the world, each society have its own tradition. Tradition which celebrated each year is New Year. According to its calendar, Lunar New Year is celebrated in the first day of the first month of Lunar Calendar. Lunar New Year is celebrated in some country included Indonesia and Korea. In each country has its similar and different things in celebrating New Year. The purpose of this study is to explain about the Lunar New Year in Indonesia and in Korea. Using qualitative descriptive method with a collection of data sources. The Lunar New Year in Indonesia and in Korea, use the same calendar reference, the Lunar calendar, therefore the Lunar New Year day falls on the same day in both countries in the Christian calendar. The traditions performed also have similarities but with different styles and meanings. In addition, the tradition is not all the same, there are traditions that are done differently in Indonesia and in Korea."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nancy Vania
"Perayaan Tahun Baru Imlek (春节 chūnjié) dan Cap Go Meh (元宵节 yuánxiāo jié) adalah perayaan tahunan kaum Tionghoa di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Perayaan Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh terhambat karena pemerintah Indonesia mengeluarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1967 yang mengatur tentang kepercayaan dan adat istiadat Tiongkok. Artikel ini membahas berbagai faktor yang menyebabkan pemerintah Indonesia mengeluarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1967. Artikel ini secara spesifik membahas mengenai perayaan Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh pada masa berlakunya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1967 berlandaskan hasil wawancara dengan dua orang narasumber yang mengalami dampak dari Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1967. Hasil analisis menunjukkan pelaksanaan Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh mengalami perubahan karena adanya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1967. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1967 serta undang-undang lain yang dikeluarkan dalam upaya asimilasi telah menyebabkan generasi muda kaum Tionghoa kurang mengenal budaya Tionghoa, terutama yang berkaitan dengan makna perayaan Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh.

Chinese New Year celebrations (春节 chūnjié) and Cap Go Meh (元宵节 yuánxiāo jié) , an annual Chinese celebrations around the world, including Indonesia. However, the
implementation of the Chinese New Year celebrations and Cap Go Meh was hampered because the government issued the Presidential Instruction of the Republic of Indonesia Number 14 of 1967 (Inpres 14/1967), which regulates Chinese religious beliefs and customs. This article discusses various factors that caused the Indonesian government to issue Presidential Instruction Number 14 of 1967. This article spesifically discusses the Chinese New Year celebrations and Cap Go Meh during the Presidential Instruction of the Republic of Indonesia Number 14 of 1967 period based on the results of interviews with two sources who experienced the impact of the enactment of Presidential Instruction of the Republic of Indonesia Number 14 of 1967. The result of the analysis show that the implementation of the Lunar New Year and Cap Go Meh has changed due to the Presidential Instruction of the Republic of Indonesia Number 14 of 1967. Presidential Instruction of the Republic of Indonesia Number 14 of 1967 and other laws issued in an assimilation effort have caused the younger generation of Indonesian Chinese to be less familiar with Chinese culture, especially related to the meaning of Chinese New Year celebrations and Cap Go Meh.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Zaenal Abidin Eko Putro
"Tesis ini mencoba mengangkat salah satu kekayaan khazanah kebudayaan orang Tionghoa, yaitu perayaan Tahun Baru Imlek. Sejak dijadikannya hari libur nasional pada tahun 2003, perayaan Tahun Baru Imlek dirayakan secara lebih leluasa, sekalipun hambatan perayaannya sebenanya telah hancur seiring lengsernya kekuasaan Orde Baru, dan saat ini telah jauh menjangkau ruang publik (negara). Semula diberi kebebasan, kemudian dilarang sejak keluarnya Instruksi Presiden Nomor 14 tahun 1967 untuk dirayakan secara publik, secara terang-terangan. Akibatnya kemudian dirayakan secara sembunyi-sembunyi, berada dalam wilayah privat berbasis keluarga. Riset ini juga menunjukkan basis ontologis dari perayaan Tahun Baru Imlek adalah peristiwa keluarga, dan kemudian beranjak menjadi perayaan yang bersifat publik. Tidak juga ketinggalan dipotret perubahan-perubahan apa yang mengitari pada wujudnya yang publik itu. Penanggalan bulan (Yinli, versi Mandarin baku atau Imlek versi dialek Hokkian) yang pergantian tahunnya selalu dirayakan oleh orang Tionghoa menuturkan banyak versi. Penggunaan istilah Tahun Baru Imlek dalam tesis ini berarti versi sebagian yang dipakai dan adalah versi rakyat kebanyakan yang mengaitkan perayaan pergantian tahun bulan (lunar year) dengan hal ikhwal bercocok tanam. Sebagai ucap syukur yang lebih dari sekadar kehidupan (more to life). Ketika membicarakan kekinian perayaan Tahun Baru Imlek, khususnya sejauh penelitian ini menjangkau para informan, ada dua versi utama bagi yang merayakan, yakni apakah ia bagian dari tradisi atau bagian dari ritual. Perdebatan antara dua hal ini belum selesai hingga kini. Setelah keran ketersumbatan terbuka, perayaan Tahun Baru Imlek menghadirkan beragam bentuk maupun versi perayaannya. Selain perayaan dilakukan di ruang-ruang publik, seperti gedung perkantoran, mal, restoran, hotel dan sebagainya, juga dilakukan perayaan yang bersifat nasional yang dihadiri presiden dan para tokoh politik lainnya, yang intinya mengarah pada ruang publik (public sphere). Dirayakannya di pusat-pusat keramaian juga telah menyulap perayaan Tahun Baru Imlek menjadi sarana bagi jalur komoditas yang artinya mengundang para kapitalis untuk masuk. Beranjaknya dari ruang privat ke ruang publik, perayaan Tahun Baru Imlek telah beresonansi menjadi perayaan publik, apalagi sejak tahun 2002 telah menjadi hari libur secara nasional. Hal ini sekaligus mengundang telisikan kemungkinan adanya indegenisasi, lokalisasi ataupun kontekstualisasi perayaan Tahun Baru Imlek, atau secara umum perjumpaan orang Tionghoa dengan orang Indonesia lainnya dalam kemozaikan Indonesia.
This thesis aims to elaborate the phenomenon of celebration of Lunar New Year for Tionghoa or known as Imlek. The celebration echoed thoroughly nationwide as well as Idul Fitri festival, Christmast, and so forth. In current political situation, however, Imlek has been acknowledged by Indonesian government eventually emerging unconscious dilemma for Tionghoa. In one hand, Indonesian government admitted Imlek as an official holiday denotes that there seems to be recognition for Chinese minority culture as a part of Indonesian culture. In other hand, that acknowledgment emerging of what so called ?hidden conflict? among Chinese elite figures or communities in Indonesia. Whereas many Tionghoa paid attention Imlek in a sense of religious ritual as a matter claimed by Chinese Confucian, and the same time acclaimed by other Chinese particularly not Confucian as merely a cultural matters. This condition inevitably endorses what so-called ?high tension? among the elite figures. A paradigm shift from spirituality of farmer rituals to mass culture (Adorno & Horkheimer), therefore, hasn?t recognized by Chinese elite in a matter effect of that smooth and high conflict. The overwhelming celebration of Imlek is still closes to euphoria phase for Chinese population. Reinterpreting of Spring Festival or in Indonesia cited as Imlek, now is an important search for not only Chinese ethnic but also Indonesian population generally. In this thesis, I also would like to examine the current Imlek celebration in Indonesia and also connected to make it more locally."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24737
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Beauty Nide
"Genshin Impact (原神) merupakan sebuah permainan video yang dikembangkan oleh perusahaan permainan video asal Shanghai, Cina, miHoYo Co., Ltd. (米哈游网络科技股份有限公司) yang dirilis secara resmi pada tanggal 28 September 2020. Permainan ini berfokus pada kisah “Pengembara” yang pergi berkeliling dunia bernama Teyvat (提瓦特), untuk mencari saudara kembarnya. Setiap tahunnya, permainan ini terdapat sebuah festival bernama Festival Lantern Rite (海灯节). Festival ini terinspirasi dari dua perayaan besar di Cina, yaitu perayaan Tahun Baru Cina (春节) dan Festival Lampion (元宵节). Penelitian ini menggunakan metode analisis isi kualitatif dengan pendekatan komparatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Festival Lantern Rite dalam Genshin Impact diadakan dengan menyamakan waktu pelaksanaan perayaan Tahun Baru Cina dan Festival Lampion dalam masyarakat Cina, serta lebih banyak mengadaptasi mengenai asal-usul dan kebiasaan yang dilakukan daripada dekorasi yang digunakan.

Genshin Impact (原神) is a video-game developed by a Shanghai-based video-game company, miHoYo Co., Ltd. (米哈游网络科技股份有限公司), released on September 28th 2020. This game focused on the story of “Traveler” who goes around a world called Teyvat (提瓦特) in search of their twin-sibling. Every year, there is an event that is playable called Lantern Rite Festival (海灯节). This event inspired by two big events in China, Chinese New Year (春节) and Lantern Festival (元宵节). This research was conducted using qualitative research methods and using a comparative approach. The result of this research indicate that the date used in Lantern Rite Festival in Genshin Impact is the same as the ones in Chinese New Year and Lantern Festival in Chinese Communities, and adapted more of the history and the traditions rather than the decorations used in the festival."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Astuti
"ABSTRAK
Makalah ini membahas mengenai hari raya tahun baru yang dirayakan oleh suku Tibet bernama Losar. Penelitian ini memaparkan kapan Hari Raya Loar itu dirayakan dan bagaimana cara perayaannya menurut tradisi atau adat istiadat yang berlaku di dalam suku Tibet. Dalam penelitian ini akan dipaparkan pula perbedaan antara Hari Raya Losar dengan Tahun Baru Cina atau Festival Musim Semi. Karena suku Tibet mempunyai hari rayanya sendiri, maka suku Tibet tidak merayakan Tahun Baru Cina seperti yang dirayakan oleh orang Cina. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangsih bagi peneliti selanjutnya yang akan mendalami budaya suku Tibet, khususnya Hari Raya Tahun Baru Losar, serta diharapkan pula dapat membuka wawasan masyarakat Indonesia terhadap budaya dan tradisi suku Tibet tentang Hari Raya Losar yang berbeda dengan Tahun Baru Cina.

ABSTRACT
This paper discusses new year festival that celebrated by Tibetan, known as Losar. This research explains when Losar will be celebrated and how to celebrate it based on Tibetan traditions and customs. In addition, this research also explains the difference between Losar and Chinese New Year it also called Spring Festival . Because of Tibet have their own new year festival, so that Tibetan never celebrate Chinese New Year. This research aims to give a scientific contribution for further research in Tibetan culture, especially in Losar Tibetan rsquo s New Year, also to provides Indonesian with new insight about the tradition and the culture of Tibetan, Losar Festival, that different from Chinese New Year. "
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zikra Fikriani Amalia
"Tahun Baru Cina Chūnjié merupakan perayaan tradisional yang terbesar bagi orang Cina. Perayaan ini bukan sekedar merayakan tahun baru seperti umumnya orang Indonesia ketika merayakan pergantian tahun baru, karena perayaan tahun baru Cina atau yang lebih dikenal oleh orang Indonesia dengan Imlek, memiliki makna tertentu bagi orang Cina. Namun, saat perayaan tahun baru, orang Cina percaya bahwa ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan. Hal inilah yang dianggap oleh orang Cina sebagai tabu. Jurnal ini akan membahas mengenai gambaran umum perayaan tahun baru Cina, hal-hal yang dianggap tabu dalam perayaan tahun baru Cina, serta makna yang terkandung dari hal-hal tabu pada perayaan tahun baru Cina.

Chinese New Year Chūnjié is the biggest traditional celebration for the Chinese. This celebration is not just celebrating the new year like most Indonesian people do, because the Chinese New Year celebration, or better known by the Indonesian people with Imlek, has a particular meaning for the Chinese. However, during the celebration of the new year, Chinese people believe that there are some things that should not be done. This is regarded by the Chinese as a taboo. This journal will discuss the general overview of Chinese New Year celebrations, the things that are considered taboo in the Chinese New Year celebrations, as well as the meaning contained on taboos in Chinese New Year celebrations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Putri Kusumawardani
"Perayaan tahun baru Imlek sampai saat ini masih tetap dirayakan oleh orang-orang Cina peranakan di Indonesia, misalnya orang-orang Cina peranakan yang berada di desa Cileungsi. Mereka berusaha untuk tetap dapat melestarikan budaya yang merupakan peninggalan leluluhur. Namun dengan adanya peraturan dari pemerintah Indonesia mengenai perayaan hari-hari besar Cina, maka pelaksanaannya hanya dalam lingkungan terbatas. Sekalipun demikian mereka tetap dapat menyelenggarakan perayaan hari-hari besar tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
S18619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurika Arianti Permanasari
"Skripsi ini membahas pelaksanaan tradisi perayaan tahun baru Imlek oleh masyarakat etnis Cina di Kota Bogor dewasa ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penulisan deskriptif. Data-data diperoleh melalui dua metode, yaitu kepustakaan dan wawancara. Responden berjumlah 25 orang mewakili wilayah administratif, usia, religi, tingkat ekonomi, dan tingkat pendidikan yang berbeda-beda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat etnis Cina di Kota Bogor merayakan tahun baru Imlek; telah terjadi perubahan dalam pemahaman dan pelaksanaan tradisi perayaan tahun baru Imlek bagi etnis Cina di Kota Bogor. Penulis berpendapat bahwa faktor penguasaan bahasa dan pemahaman akan tradisi budaya Cina serta keadaan lingkungan sosial budaya, sebagai penyebab berbagai perubahan yang terjadi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13910
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Krisanti Permatasari
"Jiaozi (饺 子) dalam Bahasa Indonesia yang disebut juga dengan Pangsit Tiongkok merupakan salah satu makanan tradisional Tiongkok yang sering dihidangkan pada malam tahun baru Tionghoa terutama di Tiongkok Utara. Mengkonsumsi hidangan Jiaozi pada malam tahun baru Tionghoa memiliki makna budaya tersendiri. Secara khusus, jurnal ini meneliti tentang asal mula dan makna mengkonsumsi hidangan Jiaozi pada tahun baru Tionghoa beserta makna dari berbagai macam isian Jiaozi. Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian dalam jurnal ini mengungkap makna dari mengkonsumsi Jiaozi pada tahun baru Tionghoa dan juga makna dari isian Jiaozi.

Jiaozi (饺 子) in Bahasa is also called Pangsit Tiongkok Chinese Dumpling is one of the traditional Chinese food that is often served on Chinese New Year 39;s Eve especially in Northern China. Consuming Jiaozi dishes on Chinese New Year 39;s Eve has its own cultural value. In particular, this journal researched about the origin of Jiaozi and the cultural value of consuming Jiaozi in Chinese New Year along with the cultural value of the various Jiaozi 39;s filling. The research method used in this journal is qualitative method. The results of this research reveals the cultural value of consuming Jiaozi in Chinese New Year and also the cultural value of the Jiaozi filling.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>