Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152405 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lilyance Djarang
"Pendahuluan : Indonesia berada pada peringkat kedua sebagai negara dengan beban TB (Tuberkulosis) tertinggi di dunia setelah India. Pemerintah telah menetapkan program penanggulangan TB melalui Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021, dan secara teknis dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016, yang bertujuan untuk menurunkan angka kejadian TB di Indonesia. Tujuan : Untuk mengidentifikasi hubungan peran, fungsi manajemen kepala ruang dan implementasi program nasional penanggulangan TB dalam pelayanan keperawatan. Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional, dengan desain survei analitik. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling sebanyak 77 orang perawat yang bekerja di ruangan perawatan TB Rumah Sakit tipe A di Manado. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner peran kepala ruang,  fungsi manajemen kepala ruang, dan pelaksanaan kegiatan prognas TB dalam pelayanan keperawatan, yang disebarkan melalui tautan Google Form. Hasil uji validitas dan realibilitas dengan nilai 0,376-0,932 dan Cronbach’s Alpha 0,708-0,964. Hasil : Peran kepala ruang berhubungan dengan implementasi prognas TB dengan kekuatan hubungan positif dan kuat (r = 0,699, p= 0,0001). Fungsi manajemen kepala ruang juga menunjukkan hubungan positif dan kuat dengan implementasi Prognas TB (r = 0,714, p = 0,0001). Yang paling berhubungan dengan implementasi prognas TB dalam pelayanan keperawatan adalah peran Decisional (Nilai koefisien beta = 1,423) dan fungsi pengendalian (Nilai koefisien beta = 1,064). Kesimpulan : Peran dan fungsi manajemen kepala ruang berhubungan dengan implementasi prognas penanggulangan TB dalam pelayanan keperawatan, dimana faktor yang paling berhubungan adalah peran pengambilan keputusan oleh kepala ruang (Decisional Role). Rekomendasi yang diberikan adalah mengoptimalkan peran dan fungsi kepala ruang termasuk dalam implementasi kegiatan prognas TB dalam pelayanan keperawatan, sehingga dapat menunjang penanggulangan tuberkulosis.

Introduction : Indonesia is second rank as the country with the higest burden of TB (Tuberculosis) in the world. The goverment has established a TB control program trough presidential regulation number 67 in 2021, and technical regulation as the Minister of Health Republic Indonesia Number 67 in 2016, wich aims to reduce the incidence of TB in Indonesia. Objective : To identify the relationship between the role, management function of the head nurse and implementation of the national TB control program in nursing services. Method : This research use the cross sectional approach, with an analytical survey design. Samples were taken using a total sampling technique of 77 nurses who worked at the TB treatment room, at type A hospital in Manado. The instrument used was a questionnaire on the role of the head nurse, the management function of the head nurse, and the implementation of TB Program activities in nursing services, wich was distributed by Google Form link. Validity and realibility test results with values of 0.376-0.932 and Cronbach’s Alpha 0.708-0.964. Results :The role of the head nurse is realated to implementation of the national TB program with a positive and strong relationship (r = 0.699, p = 0.0001). The management function of the head nurse also shows a positive and strong relationship with the implementation of the TB program (r = 0.714, p = 0.0001). What is most related to the implementation of the TB program in nursing services is the decisional role (beta coefficient value = 1.423) and the control function (beta coefficient value = 1.064). Conclusion : The role and management function of the head nurse are related to the implementation of the national TB control program in nursing services, were the most related factor is the decisional role of the head nurse. The recommendation given is to optimize the role and management function of the head nurse, including the implementation of the national TB control program in nursing services, so that it can support to prevention of tuberculosis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Gunawan
"Peran dan fungsi manajemen kepala ruangan berkontribusi dalam pelaksanaan komunikasi efektif terutama pada pelaksanaan serah terima. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan peran, fungsi manajemen kepala ruangan dan pelaksanaan serah terima dengan desain cross sectional. Penelitian ini menggunakan probability sampling (tehnik simple random sampling) dengan 266 sampel sesuai kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan merupakan modifikasi dari berbagai sumber terkait. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan regresi linier berganda. Hasil uji valliditas dan reliabilitas instrumen B adalah 0,362-0,912 (Cronbach alpha 0,955) dan instrument C adalah 0,455-0,722 (Cronbach alpha 0,957) sehingga dikatakan valid dan reliabel.
Kesimpulan adalah rata-rata staf pelaksana keperawatan berumur 32,01 tahun, masa kerja 12,27 tahun, mayoritas perempuan, berpendidikan vokasi, pernah mengikuti pelatihan komunikasi efektif, status kepegawaian sukarela/honor/kontrak, jenjang karir perawat klinik (PK) III, dan posisi jabatan sebagai pelaksana, kepala ruangan paling tinggi menjalankan peran informational dan fungsi pengarahan, ada hubungan antara peran kepala ruangan, fungsi manajemen, tingkat pendidikan, pelatihan komunikasi efektif, dan status kepegawaian dengan pelaksanaan serah terima (p = 0,0001–0,045, α = 0,05), faktor yang paling dominan mempengaruhi pelaksanaan serah terima adalah pelatihan komunikasi efektif (Nilai Beta = 3,059) fungsi manajemen kepala ruangan (Nilai Beta = 0,520).
Rekomendasi adalah rumah sakit membuat program peningkatan pendidikan staf pelaksana vokasi menjadi pendidikan profesi, membuat program pelatihan peran dan fungsi manajemen kepala ruangan, menjadikan peran dan fungsi manajemen menjadi key performance indicator (KPI) kepala ruangan, kepala ruangan meningkatkan peran interpersonal dan supervisi, dan instrumen penelitian mengenai pelaksanaan serah terima dapat dijadikan panduan dalam melaksanakan serah terima di ruangan.

The role and management function of the head nurse contributes to effective communication, especially during the handover. The purpose of this study was to identify the relationships among role, management functions of the head nurse and handover implementation with a cross sectional design. This study used probability sampling (simple random sampling technique) with 266 samples according to the inclusion criteria. The instrument used a modification of various related sources. Data analysis used univariate, bivariate and multiple linear regression.The results of validity and reliability test of instrument B are 0.362-0.912 (Cronbach alpha 0.955) and instrument C are 0.455-0.722 (Cronbach alpha 0.957) so that valid and reliable.
Conclusions were the average nursing staff aged 32.01 years, working period 12.27 years, majority of women, vocational education, had attended effective communication training, voluntary/honor/contract employment status, clinical nurse career ladder  III, and position as staff, the highest head nurse carriest out an informational role and directional function, there are relationship among roles of head nurse, management functions, education level, effective communication training, and employment status and handover (p = 0,0001–0,045, α = 0.05), the most dominant factor affecting the handover implementation were effective communication training (Beta Value = 3.059) and management function of head nurse (Beta Value = 0.520).
Recommendation is for hospitals to make education improvement programs for vocational staff to become professional education, make training programs for the role and function of the head of the room, make management roles and functions key room indicator (KPI), room heads improve interpersonal and supervision roles, and instruments research on the implementation of handover can be used as a guide in carrying out handovers in the room.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Lestari
"Pendahuluan: Perawat memiliki peran penting dalam mencegah meningkatnya angka kejadian stunting salah satunya yaitu memberikan asuhan keperawatan. Upaya Meningkatkan asuhan keperawatan pada pasien risiko stunting yang berkualitas dibutuhkan peran dan fungsi manajemen kepala ruangan.
Tujuan: Untuk mengidentifikasi hubungan peran dan fungsi manajemen kepala ruang dengan implementasi program stunting dan wasting.
Metode: Menggunakan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan Teknik purposive sampling dengan sampel 110 perawat yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi dengan kriteria inklusi perawat pelaksana yang bekerja pada ruangan yang menangani kasus risiko stunting dan wasting dengan masa kerja minimal 1 tahun tidak dalam tugas belajar, tidak dalam masa cuti dan bersedia menjadi responden. Instrumen penelitian terdiri dari peran kepala ruang, fungsi manajemen kepala ruang dan implementasi program stunting dan wasting yang disebarkan pada responden melalui tautan google form. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument nilai r = 0.313 – 0.818 dan cronbach’s alpha = 0.922- 0.945.
Hasil: Ada hubungan antara peran kepala ruang dengan implementasi program stunting dan wasting dengan kekuatan sedang dan arah positif (p = 0,0001, r = 0,484), demikian juga ada hubungan fungsi manajemen kepala ruang dengan implementasi program stunting dan wasting dengan kekuatan kuat dan arah positif (p = 0,0001, r = 0,510). Faktor yang paling mempengaruhi implementasi program stunting dan wasting yaitu fungsi pengorganisasian (niali koefisien Beta = 1,351), fungsi pengendalian (nilai koefisien Beta = 1,120) dan peran interpersonal (nilai koefisien Beta = -1,137).
Kesimpulan: Peran dan fungsi manajemen kepala ruang berhubungan dengan implementasi program stunting dan wasting. Faktor yang paling mempengaruhi implementasi program stunting dan wasting adalah fungsi pengorganisasian. Rekomendasi yang diberikan yaitu meningkatkan peran dan fungsi kepala ruang dalam implementasi program stunting dan wasting untuk mengoptimalkan implementasi program stunting dan wasting dan peningkatan implementasi program stunting dan wasting pada tahap implementasi keperawatan.

Introduction: Nurses have an important role in preventing the increase in the incidence of stunting, one of which is providing nursing care. Efforts to improve quality nursing care for patients at risk of stunting require the role and management function of the head nurses. Objective: To identify the relationship between the role and function of head nurses management and the implementation of the stunting and wasting program. Method: Using a cross sectional design. Sampling used purposive sampling technique with a sample of 110 nurses who worked at the Bekasi Regency Regional General Hospital with the inclusion criteria being executive nurses who worked in rooms that handle stunting and wasting risk cases with a minimum work period of 1 year, not on study assignments, not on leave. and willing to be a respondent. The research instrument consisted of the role of the head nurses, the management function of the head nurses and the implementation of the stunting and wasting program which was distributed to respondents via a Google form link. The results of the validity and reliability test of the instrument value r = 0.313 - 0.818 and Cronbach's alpha = 0.922- 0.945. Results: There is a relationship between the role of the headnurses and the implementation of the stunting and wasting program with moderate strength and a positive direction (p = 0.0001, r = 0.484), likewise there is a relationship between the management function of the head nurses and the implementation of the stunting and wasting program with strong strength and positive direction (p = 0.0001, r = 0.510). The factors that most influence the implementation of stunting and wasting programs are the organizing function (Beta coefficient value = 1.351), the control function (Beta coefficient value = 1.120) and interpersonal roles (Beta coefficient value = - 1.137). Conclusion: The role and management function of the head nurses is related to the implementation of the stunting and wasting program. The factor that most influences the implementation of the stunting and wasting program is the organizing function. The recommendations given are increasing the role and function of the head nurses in implementing the stunting and wasting program to optimize the implementation of the stunting and wasting program and increasing the implementation of the stunting and wasting program at the nursing implementation stage"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Damayanti
"Latar belakang: Angka kejadian infeksi dapat diturunkan dengan pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dalam asuhan keperawatan secara komprehensif oleh Perawat. Pada kenyataannya asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien dengan risiko infeksi masih rendah. Perawat membutuhkan model peran yang baik dari kepala ruang dan fungsi manajemen kepala ruang memberi pengaruh positif pada pelaksanaan PPI.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan peran dan fungsi manajemen kepala ruang dengan pelaksanaan PPI dalam asuhan keperawatan.
Metode: Penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional dilakukan pada 221 perawat yang bekerja di rumah sakit pemerintah di Jakarta yang dipilih dengna menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian terdiri dari peran kepala ruang, fungsi manajemen kepala ruang, dan pelaksanaan PPI dalam asuhan keperawatan yang disebarkan pada responden melalui tautan google form. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen mendapatkan nilai r = 0,313-0,818 dan cronbach’s alpha = 0,922-0,945.
Hasil: Hasil penelitian ini mendapatkan ada hubungan peran kepala ruang dengan pelaksanaan PPI dalam asuhan keperawatan dengan kekuatan sedang dan arah positif  (p = 0,0001, r = 0,489), demikian juga  fungsi manajemen kepala ruang mempunyai hubungan dengan pelaksanaan PPI dalam asuhan keperawatan dengan kekuatan kuat dan arah positif  (p = 0,0001, r = 0,515. Faktor yang paling memengaruhi pelaksanaan PPI dalam asuhan keperawatan yaitu fungsi pengorganisasian (nilai koefisien Beta = 1,145), fungsi pengendalian (nilai koefisien Beta = 1,125), peran decisional (nilai koefisien Beta = 1,145), dan peran interpersonal (nilai koefisien Beta = -1,010).
Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa peran dan fungsi manajemen kepala ruang berhubungan dengan pelaksanaan PPI dalam asuhan keperawatan. Faktor yang paling memengaruhi pelaksanaan PPI dalam asuhan keperawatan adalah fungsi pengorganisasian. Rekomendasi yang diberikan yaitu meningkatkan peran dan fungsi kepala ruang dalam PPI terutama fungsi perngorgaisasian untuk mengoptimalkan pelaksanaan PPI dalam asuhan keperawatan dan peningkatan pelaksanaan PPI dalam asuhan keperawatan terutama pada tahap diagnosis keperawatan.

The incidence of infection can be reduced by implementing the Infection and Prevention Control (IPC) in comprehensive nursing care by nurses. In fact, comprehensive nursing care for patients with risk of infection is still low. Nurses need a good role model from the head nurse and the management function of the head nurse have a positive influence on the implementation of IPC.
Method: This study aimed to identify and analyze the relationship between the role and function of head nurse management and the implementation of IPC in nursing care. Quantitative research with cross sectional design was conducted on 221 nurses who worked in government hospitals in Jakarta who were selected using purposive sampling technique. The research instrument consisted of the role of the head nurse, the management function of the head nurse, and the implementation of IPC in nursing care which was distributed to respondents via the google form link.
Results: The results of the validity and reliability test of the instrument get r value = 0.313-0.818 and Cronbach's alpha = 0.922-0.945. The results of this study found that there was a relationship between the role of the head nurse and the implementation of IPC in nursing care with moderate strength and a positive direction (p = 0.0001, r = 0.489), and the management function of the head nurse had a relationship with the implementation of IPC in nursing care with strong strength and positive direction (p = 0.0001, r = 0.515. The factors that most influence the implementation of IPC in nursing care are the organizational function (Beta coefficient value = 1.145), control function (Beta coefficient value = 1.125), decisional role (Beta coefficient value = 1.145), and interpersonal roles (Beta coefficient value = -1.010).
Conclusions: This study concludes that the role and management function of head nurse are related to the implementation of IPC in nursing care. The factor that most influences the implementation of IPC in nursing care is the function of organization. This study recommend to increase the role and management function of the head nurse in IPC  to optimize the implementation of IPC in nursing care and increase the implementation of PPI in nursing care, especially nursing diagnosis.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Dewi
"Perawat berperan penting sebagai pemutus rantai infeksi untuk menurunkan angka kejadian infeksi yang didapat di rumah sakit (HAIs). Penelitian deskriptif korelatif ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengaruh karakteristik, peran kepemimpinan, dan fungsi manajemen kepala ruang terhadap perilaku perawat dalam memutus rantai infeksi. Penelitian pada 130 perawat menunjukkan faktor yang mempengaruhi perilaku perawat (melalui kuesioner) dalam memutus rantai infeksi adalah peran interpersonal (p=0.001, OR=7.07, 95% CI 2.25;22.2), peran pengambilan keputusan (p=0.004, OR=4.7, 95% CI 1.7;13.0), dan fungsi pengorganisasian (p=0.001, OR=21.46, 95% CI 7.2;63.9). Faktor yang paling mempengaruhi perilaku perawat dalam memutus rantai infeksi adalah fungsi pengorganisasian (p=0.001, OR=0.047, 95% CI 0.016;0.139). Kepala ruang berperan sebagai role model untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat untuk berperilaku baik dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.

Nurses have an important role to break the chain of infection in decreasing Healthcare Associated Infections (HAIs) in hospital. The aim of this descriptive of correlation research is to get the description of characteristic, role of leadership, and the function of head nurse management toward nurse’s behavior in breaking the chain of infection. This research involves 130 nurses showed that the influencing factors of nurse’s behavior (through the quesionnare) in breaking the chain of infection are the interpersonal role (p=0.001, OR=7.07, 95% CI 2.25;22.2), the decision maker role (p=0.004, OR=4.7, 95% CI 1.7;13.0), and the organizing function (p=0.001, OR=21.46, 95% CI 7.2;63.9). The result showed that the dominant factors of the nurse’s behavior in breaking the chain of infection is organizing factors of the head nurse (p=0.001, OR=0.047, 95% CI 0.016;0.139). Head nurse is a good role model in increasing the knowledge and skill of nurse to behave well in order to prevent and control the infection in hospital."
2013
T36021
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Handiyani
"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis adanya hubungan peran dan fungsi manajemen kepala ruangan dengan faktor keberhasilan kegiatan pengendalian infeksi nosokomial (IN). Metoda yang digunakan adalah deskriptif analitik yang dilakukan secara cross sectional.
Uji regresi logistik binary digunakan untuk menganalisis hubungan antara peran dan fungsi manajemen kepala ruangan dengan faktor keberhasilan kegiatan pengendalian IN. Uji regresi logistik digunakan untuk melihat variabel independen mana yang paling berhubungan dengan keberhasilan kegiatan pengendalian IN dan melihat variabel karakteristik mana yang menjadi variabel confounding.
Responden penelitian adalah total populasi kepala ruang rawat inap berjurnlah 43 orang. Instrumen peneliti kembangkan dari teori manajemen keperawatan dan pengendalian IN untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan pengendalian IN dengan menggunakan skala Likert. Sedangkan untuk mengukur pengetahuan tentang IN digunakan pertanyaan dengan pilihan ganda, Instrumen telah diuji validitas dan reabilitasnya di RSP Persahabatan Jakarta.
Hasil penelitian setelah diuji dengan program komputer menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara peran dan fungsi manajemen karu dengan faktor keberhasilan kegiatan pengendalian IN. Peran dan fungsi tersebut dinilai secara komposit dengan force model karena tidak ada variabel yang paling berhubungan dengan keberhasilan kegiatan pengendalian IN. Sedangkan karakteristik karu yang menjadi variabel confounding adalah usia dan lama kerja sebagai kepala ruangan. Dari analisis multivariat tanpa force milel didapatkan bahwa karu yang melakukan fungsi perencanaan yang baik berpeluang meningkatkan keberhasilan pengendalian IN sebesar 8,997 kali dibandingkan dengan karu yang melakukan fungsi perencanaan kurang baik setelah dikontrol oleh usia dan masa kerja sebagai karu. Karu yang melaksanakan fungsi pengarahan dengan baik berpeluang meningkatkan keberhasilan pengendalian IN sebesar 2I,411 kali dibandingkan dengan karu yang berfungsi pengarahan kurang baik setelah dikontrol oleh usia dan masa kerja sebagai karu.
Rekomendasi untuk pihak manajer keperawatan rumah sakit agar meningkatkan peran dan fungsi kepala ruangan sebagai manajer terdepan di ruang rawat melalui dukungan kebijakan dan fasilitas yang mendukung upaya tersebut.
Daftar bacaan: 52 (1981-2002).

This study was aimed to proof the hypothesis and analyzing the correlation between the role and function of management head nurse and the achievement of nosocomial infection control activities. The descriptive analytical method with cross sectional approach was used in this study. The binary regression logistic test was used to analyze the correlation between the variables. To further analyze the most correlated variables, particularly to identify the confounding variables, the regression logistic test was utilized. The respondents of this study were the total population of 43 nurse managers in in-patient department of Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital.
The instrument of this study was a Likert Scale questionnaire to identify the achievement of the nosocomial infection control activities and a multiple-choice questionnaire to identified the knowledge of head nurse. The instrument was developed from the theories of nursing management and nosocomial infection control and was tested for reliability and validity in Persahabatan Hospital Jakarta.
The findings of this study if used force model showed that there was a significant correlation between the role and function of management head nurse and the achievement of nosocomial infection control activities. The confounding variable of the characteristics of head nurse was the age and working experience of head nurse. After the confounding variables of age and the working experience were controlled, Multivariate analysis without force model showed that the head nurse who performed their planning function effectively could increase the achievement of nosocomial infection control 8,977 times more than the head nurse who did not perform their planning function effectively. Furthermore, the head nurse who performed their directing function effectively could increase the achievement of nosocomial infection control 21,411 times more than the head nurse who did not perform their directing function effectively.
Based on the results, it is recommended that the head nurse as the front line of managers in the hospital to improve their role and function in controlling nosocomial infection.
Bibliography: 52 (1981-2002).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T2836
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elvi Oberty
"Manajer keperawatan berperan penting dalam memotivasi perawat. Penelitian cross sectional pada 276 perawat pelaksana di tiga RS TNI ini bertujuan untuk melihat pelaksanaan peran dan fungsi manajemen kepala ruangan, dan hubungannya dengan motivasi kerja perawat pelaksana. Hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara peran manajemen kepala ruangan (interpersonal, informational, dan decisional) dengan motivasi kerja perawat pelaksana di RSPAD Gatot Soebroto (p<0,001) dan RSAU dr.Esnawan Antariksa (p<0,005). Berbeda dengan di RSAL Mintohardjo yang berhubungan dengan motivasi kerja perawat pelaksana hanya peran interpersonal (0,001) dan informational (p=0,002). Fungsi manajemen kepala ruangan (perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan dan pengendalian) berhubungan dengan motivasi kerja perawat pelaksana di RS TNI (p<0,042). Variabel yang paling dominan mempengaruhi motivasi kerja perawat pelaksana di RSPAD Gatot Soebroto adalah fungsi perencanaan, di RSAL Dr. Mintohardjo adalah fungsi pengendalian, di RSAU dr. Esnawan Antariksa adalah fungsi pengarahan. RS perlu meningkatkan kemampuan manajerial kepala ruangan melalui peningkatan strata pendidikan dan pelatihan manajemen keperawatan yang berkesinambungan.

Implementation of the head nurse's management roles and functions of will bring accomplishment in the management of nursing services. This study used crosssectional method to involve sample of 276 nurses of three military hospitals using proportional random sampling method. The results showed that there was a significant relationship between the role of head nurse management (interpersonal, informational and decisional) and the work motivation of nurses at the Gatot Soebroto army hospital (p<0,001) and dr. Esnawan Antariksa air force hospital (p<0.005). However work motivation in Dr. Mintohardjo navy hospital is only associated with interpersonal (p=0,001) and informational roles (p=0,002). There was a significant relationship between the head nurse functions of management (planning, organizing, staffing, directing and controling) and the work motivation of nurses (p<0,042) at the military hospitals. The most dominant variable affecting nurses' work motivation in Gatot Soebroto hospital was planning function, while in Dr. Mintohardjo hospital was controlling function and finally in dr. Esnawan Antariksa hospital was directing function. It is important for hospital leaders to improve managerial skills of head nurse by increasing the level of education and continuous training of nursing management."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutahaean, Serri
"ABSTRAK
Kepala ruang berkontribusi dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi PPI di ruang rawat, tetapi kenyataannya masih belum melakukan peran dan fungsinya dalam PPI. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penguatan peran dan fungsi karu terhadap pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit RS . Metoda yang digunakan adalah dengan desain kuasi eksperimen. Responden terdiri dari 5 kepala ruang, dan 34 perawat pelaksana dari kelompok intervensi dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan penguatan peran dan fungsi karu terhadap kepatuhan pelaksanaan PPI antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol p 0,03; ? 0,05 . Rekomendasi Penguatan peran dan fungsi karu diharapkan mendapatkan dukungan dari manajemen keperawatan, kepala ruang dan pelaksana pelayanan untuk meningkatkan kepatuhan perawat terhadap pelaksanaan PPI sebagai dasar meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di RS.

ABSTRACT
The head nurses should contribute to the implementation of prevention and infection control PPI in the ward, but in reality still has not performed its role and function in PPI. This study aims to determine the effect of strengthening the role and function of head nurses on the implementation of infection prevention and control in hospitals RS . The method used is Quasi experiment design. Respondents consisted of 5 headsnurse, and 34 nurses from the intervention and control group. The result of the research shows that there is a significant influence of the strengthening of role and function of head nurseson compliance of PPI implementation p 0,03 0,05 . Recommendations Strengthening the role and function of head nurses is expected to get support from the management of nursing, head nurses and implementing services to improve the compliance of nurses to the implementation of PPI as a basis to improve the quality of nursing services in hospitals."
2017
T47667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esti Giatrininggar
"Keterampilan berpikir kritis perlu dikembangkan oleh perawat dalam melakukan asuhan keperawatan. Studi akan menyampaikan hubungan fungsi manajemen kepala ruangan, kompetensi informatika perawat, implementasi dokumentasi keperawatan berbasis elektronik dengan keterampilan berpikir kritis perawat. Studi cross-sectional dilakukan terhadap 136 perawat dengan menggunakan kuesioner yang sudah dimodifikasi. Keterampilan berpikir kritis perawat memiliki rerata 96,34 (82,34%). Fungsi manajemen kepala ruangan memiliki rerata 106,89 (81,17%), kompetensi informatika perawat memiliki rerata 125,40 (70,41%), dan implementasi dokumentasi keperawatan berbasis elektronik memiliki rerata 63,25 (81,09%). Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan fungsi manajemen kepala ruangan, kompetensi informatika perawat, implementasi dokumentasi keperawatan berbasis elektronik dengan keterampilan berpikir kritis perawat (p< 0,001; α: 0,05). Faktor lain yang berhubungan ialah masa kerja dan status kepegawaian. Faktor yang paling berhubungan dengan keterampilan berpikir kritis ialah implementasi dokumentasi keperawatan berbasis elektronik. Kepala ruangan disarankan meningkatkan fungsi pengarahan sehingga kompetensi informatika perawat dan implementasi dokumentasi keperawatan berbasis elektronik dapat berkesinambungan meningkatkan keterampilan berpikir kritis perawat. Bidang keperawatan disarankan untuk memberikan motivasi, melakukan monitoring dan evaluasi kepada kepala ruangan dalam upaya peningkatan kompetensi informatika dan keterampilan berpikir kritis perawat dengan mengoptimalkan dokumentasi keperawatan berbasis elektronik.

Critical thinking skills need to be developed by nurses in carrying out nursing care. This study showed the relationship between the management function of head nurse, informatics competence of nurses, the implementation of electronic-based nursing documentation and the critical thinking skills of nurses. A cross-sectional study was conducted on 136 nurses using a modified questionnaire. Critical thinking skills have average of 96.34 (82.34%). The head nurse function has an average of 106.89 (81.17%), nurse informatics competence has an average of 125.40 (70.41%), and the implementation of electronic-based nursing documentation has an average of 63.25 (81.09%). The results showed relationship between the management function of head nurse, nurse informatics competence, implementation of electronic-based nursing documentation with critical thinking skills of nurses (p < 0.001; α: 0, 05). Other related faktors are working time and employment status. The most related faktor is the implementation of electronic-based nursing documentation. The head nurse advised to improve the directing function so that the informatics competence of nurses and the implementation of electronic-based nursing documentation can continue improving the critical thinking skills of nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Agnes Defvi Romayanti
"Kinerja perawat pelaksana dalam pengelolaan mutu keperawatan belum optimal. Kinerja perawat pelaksana sebagai acuan keberhasilan dalam meningkatkan pelayanan keperawatan. Pelaksanaan mutu keperawatan di ruang rawat inap belum dipahami oleh perawat pelaksana. Kepala ruangan sebagai manajer keperawatan di ruangannya, menjalankan fungsi manajemen keperawatan. Pelaksanaan fungsi manajemen keperawatan di ruang rawat inap oleh kepala ruangan akan mempengaruhi kinerja perawat pelaksana dalam pengelolaan mutu keperawatan di ruang rawat inap. tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan fungsi manajemen kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana dalam pengelolaan mutu keperawatan di rawat inap. Penelitian ini cross sectional pada 167 perawat pelaksana di dua rumah sakit. Hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara fungsi manajemen kepala ruangan terutama fungsi ketenagaan dan fungsi pengarahan dengan kinerja perawat pelaksana dalam pengelolaan mutu keperawatan (p < 0,001). Variabel yang dominan mempengaruhi kinerja perawat pelaksana yaitu fungsi ketenagaan dan fungsi pengarahan. Kepala ruangan perlu diberikan dukungan dan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan manajerial serta jenjang pendidikan guna meningkatkan mutu keperawatan di rumah sakit.

The performance nurse in nursing quality management has not been optimal. The performance nurse as a reference for success in improving nursing services. The implementation of nursing quality in the inpatient room has not been understood by the implementing nurse. The head nurse as a nursing manager in room, carries out the nursing management function. The nursing management function in the inpatient room by the head nurse will affect the performance of the implementing nurse in managing the quality of nursing in the inpatient room. The purpose of this study was to determine the relationship between the management function of the head nurse and the performance nurses in managing the quality of nursing in inpatients. This study was cross sectional on 167 nurses in two hospitals. The results showed that there was a relationship between the management function of the head nurse, especially the function of personnel and the function of direction, with the performance of nurse in managing the quality of nursing (p < 0.001). The dominant variables affecting the performance of nurse are the staffing function and the directive function. The head nurse needs to be given support and opportunities to improve managerial skills and education levels in order to improve the quality of nursing in hospitals."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>