Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130028 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Aulia Rahman
"Ibadah haji merupakan ibadah yang dilaksanakan oleh umat Islam di seluruh dunia pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. Pada tahun 2023, sebanyak 1.845.045 orang dari berbagai negara mengikuti ibadah ini dan Jemaah haji dari Indonesia sendiri berjumlah 211.386 orang. Sebagian besar aktivitas dalam ibadah haji bersifat fisik dan ditambah dengan stresor eksternal seperti cuaca panas dan terik matahari, sehingga faktor kesehatan menjadi sangat penting untuk kelancaran ibadah haji. Kriteria kesehatan jemaah haji ditentukan berdasarkan istithaah kesehatan. Pada tahun 2023, terdapat peningkatan signifikan dalam angka kematian jemaah haji dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yaitu mencapai 774 orang, dengan 43% di antaranya disebabkan oleh penyakit kardiovaskular atau berjumlah 336 jiwa. Oleh karena itu, penelitian potong-lintang dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan (SISKOHATKES) untuk mengetahui pengaruh faktor risiko terhadap kematian jemaah haji Indonesia akibat penyakit kardiovaskular. Hasil uji analisis regresi logistik berganda menunjukkan bahwa usia, Jenis kelamin, indeks massa tubuh, status hipertensi, status diabetes melitus secara signifikan mempengaruhi kematian jemaah haji akibat penyakit kardiovaskular, sedangkan status merokok dan pendidikan tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

Hajj is a pilgrimage carried out by Muslims worldwide at a specified time and place. In 2023, a total of 1,845,045 people from various countries participated in this pilgrimage, including 211,386 pilgrims from Indonesia. Most of the activities during Hajj are physical, coupled with external stressors such as hot weather and intense sunlight, making health a critical factor for the smooth conduct of the pilgrimage. The health criteria for pilgrims are determined based on health feasibility (istithaah kesehatan). In 2023, there was a significant increase in the mortality rate of pilgrims compared to previous years, reaching 774 people, with 43% of these deaths (336 individuals) caused by cardiovascular diseases. Therefore, a cross-sectional study was conducted using secondary data from the Integrated Hajj Health Computerization System (SISKOHATKES) to determine the influence of risk factors on the mortality of Indonesian Hajj pilgrims due to cardiovascular diseases. The results of the multiple logistic regression analysis showed that age, gender, body mass index, hypertension status, and diabetes mellitus status significantly affected the mortality of pilgrims due to cardiovascular diseases, while smoking status and education level did not have a significant influence."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Sakti
"Pendahuluan: Penyakit kardiovaskular sebagai salah satu masalah kesehatan pada jemaah haji Indonesia dan penyebab tertinggi kematian jemaah haji dalam 3 tahun terakhir. Jemaah haji Indonesia sebagian besar pada stratifikasi kesehatan risiko tinggi. Beberapa faktor risiko diprediksi berhubungan dengan kematian jemaah haji akibat penyakit kardiovaskular.
Metode: Penelitian observasional dengan desain kasus kontrol. penelitian terhadap 876 jemaah haji. Variabel yang berhubungan dengan kematian jemaah haji antara lain usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, diabetes mellitus, hipertensi, dislipidemia, gagal ginjal, gagal jantung, penyakit jantung koroner, penyakit paru obstruksi kronik, waktu keberangkatan jemaah. Dilakukan analisis untuk menentukan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kematian serta membuat skor prediksi untuk mengestimasi risiko mortalitas.
Hasil: Proporsi kematian akibat penyakit kardiovaskular adalah 49,2 % dari seluruh jemaah haji Indonesia tahun 2017. Faktor risiko yang berhubungan dengan kematian jemaah haji antara lain; Usia lebih dari 70 tahun dengan OR 20,51 (IK 95%: 10,238-41,089), penyakit jantung koroner dengan OR 4,236 (IK 95% : 1,292-13,882), hipertensi dengan OR 3,673 (IK 95% :2,555-5,280), diabetes mellitus dengan OR 3,422 (IK 95%: 2,108-5,553), dislipidemia dengan OR 2,067 (IK 95%: 1,366-3,129), indeks massa tubuh overweight dengan OR 0,571 (IK 95%: 0,385-0,848) , indeks massa tubuh obesitas dengan OR 0,239 (IK 95%: 0,134-0,425). Probabilitas risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular adalah risiko ringan dengan skor < 5 (19,47%), probabilitas sedang skor 6-9 (62,94%) dan probabilitas tinggi jika skor > 10 (83,3%).
Simpulan: Proporsi kematian akibat penyakit kardiovaskular pada jemaah haji Indonesia tahun 2017 adalah 49,2%. Faktor risiko kardiovaskular antara lain; usia tua, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, dislipidemia. Nilai skor > 10 dapat memprediksi risiko mortalitas dengan propabilitas 88,53 %.

Background: Cardiovascular disease is one of the health problems in Indonesian pilgrims and the highest cause of death for pilgrims in the last 3 years. Indonesian pilgrims are mostly on high health risk stratification. Some risk factors are predicted to be associated with the death of pilgrims due to cardiovascular disease.
Method: Observational study with case control design. Conducted research on 876 pilgrims. A variable that is associated with the death of pilgrims include age, gender, body mass index, smoking habit, diabetes mellitus, hypertension, chronic kidney failure, heart failure, coronary heart disease, chronic obstruction pulmonary disease , the time of departure. Analysis was done to determine the risk factors which effect on death as well as make score predictions and determination for the risk of mortality.
Results: The proportion of deaths from cardiovascular disease was 49,2 % of all Indonesian pilgrims. Risk factors associated with the death of pilgrims include; Age more than 70 years with OR 20,510 (95% CI 10,238-41,089), coronary heart disease with OR 4,236 (95% CI 1,292-13,882), hypertension with OR 3.673 (95% CI 2,555-5,280), diabetes mellitus with OR 3,422 (95% CI 2,108-5,553), dyslipidemia with OR 2,067 (95% CI 1,366-3,129), overweight with OR 0.571 (95% CI: 0.385-0,848), obesity with OR 0.239 (95% CI 0.134-0.425). The probability of the risk of death from cardiovascular disease is a mild risk with a score <5 (19.47%), a medium probability score of 6-9 (62.94%) and a high probability of a score of > 10 (83.3%).
Conclusion: The proportion of deaths from cardiovascular disease was 49,2 %. Cardiovascular risk factors; old age, hypertension, diabetes mellitus, coronary heart disease, dyslipidemia. A score of > 10 has a high risk of mortality.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nooridha Febriyanti
"Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah jemaah haji terbanyak yang datang melaksanakan ibadah haji. Setiap tahun, jemaah Indonesia yang berangkat sekitar 30% hingga 40% merupakan jemaah lanjut usia (lansia). Penyakit komorbid terbanyak yang dimiliki oleh jemaah haji Indonesia adalah hipertensi dan diabetes melitus. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hipertensi dan diabetes melitus terhadap kematian akibat penyakit kardiovaskular pada jemaah haji lansia tahun 2023. Penelitian ini dilakukan dengan desain studi kohort retrospektif menggunakan data sekunder dari Siskohatkes Shar’i pada Pusat Kesehatan Haji, Kementerian Kesehatan RI. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 80.483 jemaah haji lansia. Outcome pada penelitian ini adalah kejadian kematian akibat penyakit kardiovaskular pada jemaah haji lansia dan variabel independennya terdiri dari hipertensi dan diabetes melitus. Variabel kovariat meliputi jenis kelamin, status dislipidemia, obesitas, status merokok, TB, PPOK dan anemia. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi logistik. Hasil studi menunjukkan bahwa jemaah haji yang hipertensi berisiko 1,32 kali lebih tinggi setelah dikontrol variabel diabetes melitus, PPOK dan jenis kelamin (95%CI:1,04-1,69) dan jemaah haji yang diabetes melitus berisiko 1,40 kali lebih tinggi mengalami kematian akibat penyakit kardiovaskular setelah dikontrol variabel hipertensi, PPOK dan jenis kelamin (95%CI:1,08-1,82). Pada jemaah haji yang memiliki hipertensi dan diabetes melitus memiliki risiko 1,83 kali lebih tinggi mengalami kematian akibat penyakit kardiovaskular setelah dikontrol variabel PPOK dan jenis kelamin (95%CI:1,28-2,60). Prioritas utama dalam upaya menurunkan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular pada jemaah haji lansia adalah dengan melakukan pengelolaan pada status hipertensi-diabetes melitus, karena akan menurunkan 23,53% kematian pada populasi jemaah haji dan menurunkan 43,48% kematian pada kelompok yang terpapar hipertensi-diabetes melitus.

Indonesia is one of the countries with the largest number of pilgrims who come to perform the Hajj pilgrimage. Every year, around 30% to 40% of Indonesian pilgrims who depart are elderly pilgrims. The most common comorbid diseases owned by Indonesian pilgrims are hypertension and diabetes mellitus. This study aims to determine effect of hypertension and diabetes mellitus to mortality of cardiovascular disease in elderly pilgrims in 2023. This Study was retrospective cohort using secondary data from Siskohatkes Shar'i at the Hajj Health Center, Indonesian Ministry of Health. The sample size of this study was 80,483 elderly pilgrims. Outcome of this study was mortality from cardiovascular disease in elderly pilgrims and independent variables were hypertension and diabetes mellitus. Covariate variables include gender, dyslipidemia, obesity, smoking, TB, COPD and anemia. Data analysis was performed using logistic regression. The results showed that hypertensive pilgrims had a 1.32 times higher risk after controlling for diabetes mellitus, COPD and gender (95%CI: 1.04-1.69) and diabetes mellitus pilgrims had a 1.40 times higher risk from  cardiovascular disease mortality after controlling for hypertension, COPD and gender (95%CI: 1.08-1.82). Hajj pilgrims with hypertension and diabetes mellitus had a 1.83 times higher risk to have cardiovascular disease mortality after controlling for COPD and gender (95%CI: 1.28-2,60). The main priority in reducing cardiovascular disease mortality in elderly pilgrims is to manage the hypertension-diabetes mellitus, as it will reduce 23.53% of deaths in the pilgrim population and reduce 43.48% of deaths in the hypertension-diabetes mellitus among exposed group."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arief Rabbani Rahim
"Bioburden merupakan parameter penilaian penting dalam kualitas produk steril. Dengan mengetahui adanya beban cemaran mikro maka akan dapat diketahui gambaran mutu produk sediaan steril sebelum dan setelah melewati proses sterilisasi nantinya. PT. Harsen Laboratories sendiri merupakan industri manufaktur farmasi di Indonesia dengan produksi sediaan injeksi terbesar di Indonesia dimana untuk menjamin kualitas sediaan injeksi yang diproduksi ialah dengan menjalankan pengujian bioburden pada tiap-tiap produk injeksi. Prosedur penyusunan protap bioburden dimulai dari suprevisor Andev menyusun dan merevisi prosedur pengujian bioburden kemudian diperiksa oleh Manajer RnD sub departemen Andev dan Packdev untuk memastikan prosedur pengujian bioburden dapat berjalan dengan baik. Protap pengujian bioburden dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu metode membran filtrasi dan metode cawan tuang dimana kedua metode ini harus dilakukan oleh analis QC terlatih dan mengikuti prosedur yang terlampir secara jelas di dalam protap dan lembar kerja pengujian bioburden.
Penyakit kardivoaskular ialah gangguan yang terjadi pada jantung dan pembuluh darah. Permasalahan yang sering timbul terkait penyakit ini ialah pengobatan yang bervariasi terutama dari sisi penggunaan obat yang beragam dimana keragaman dari efek samping dan interkasi pada peresepan obat-obatan tersebut juga meningkat. Sebagai seorang tenaga kesehatan yang profesional di bidang farmasi, apoteker berkewajiban untuk mengkaji terlebih dahulu resep yang masuk untuk menghindari kesalahan pemberian obat-obatan. Frekuensi masuknya resep untuk pengobatan penyakit kardiovaskular cukup banyak terutama di Apotek Roxy Biak yang terletak di pusat ibukota, yaitu kota Jakarta Pusat. Hasil skrining resep kardiovaskular pada penulisan laporan ini ialah kajian administratif dalam penulisan resep yang diterima di apotek Roxy Biak sudah cukup lengkap, namun ada beberapa informasi yang kurang dimana apoteker dapat menggali informasi lewat komunikasi untuk memverifikasi resep. Kesesuaian farmasetik dari obat-obatan kardiovaskular yang diberikan juga sudah cukup jelas dan pertimbangan klinik yang harus dipantau dari resep kardiovaskular yang masuk ialah harus memantau efek samping obat dan memantau terapi obat yang dikonsumsi pasien.

Bioburden is an important assessment parameter in the quality of sterile products. By knowing the presence of micro-contamination load, it will be possible to know the description of the quality of the sterile preparation product before and after going through the sterilization process later. PT. Harsen Laboratories itself is a pharmaceutical manufacturing industry in Indonesia with the largest production of injection preparations in Indonesia where to ensure the quality of the injection preparations produced is to carry out bioburden testing on each injection product. The procedure for preparing the bioburden protocol starts with the Andev supervisor compiling and revising the bioburden testing procedure and then being checked by the Andev and Packdev sub-department RnD Managers to ensure the bioburden testing procedure runs properly. The procedure for testing bioburden can be carried out by 2 methods, which is the membrane filtration method and the pour plate method where both methods must be carried out by a trained QC analyst and follow the procedures clearly attached in the protocol and the bioburden testing worksheet.
Cardiovascular disease is a disorder that occurs in the heart and blood vessels. Problems that often arise related to this disease are varied in the treatments, especially in terms of the use of various drugs where the diversity of side effects and interactions in prescribing these drugs also increases. As a professional health worker in the pharmaceutical field, the pharmacist is obliged to review the incoming prescription in the first place to avoid medication errors. The entry frequency of prescriptions for the treatment of cardiovascular disease is quite high, especially at the Roxy Biak Pharmacy, which is located in the capital city, Central Jakarta. The result of cardiovascular prescription screening in writing this report is that the administrative review in writing prescriptions received at the Roxy Biak pharmacy is quite complete, however there is some information that is lacking where pharmacists can dig up the information through communication to verify the prescriptions. The pharmaceutical suitability of the cardiovascular drugs given is also quite clear and clinical considerations that must be monitored from incoming cardiovascular prescriptions are to monitor the drug side effects and the drug therapy that the patient is taking.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sulistiowati
"Perkembangan ilmu dan pengetahuan keperawatan semakin berkembang untuk meningkatkan pelayanan bagi pasien. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian di dunia dan prevalensi nya yang tinggi menjadi perhatian dan tantangan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Perawat spesialis dengan perannya sebagai pemberi asuhan, pendidik, peneliti dan inovator memiliki peran penting dalam pelayanan kesehatan khususnya pada penyakit kardiovaskular. Pelaksanaan praktik residensi bertujuan untuk mengaplikasikan peran perawat spesialis dengan menggunakan pendekatan Teori Model Adaptasi Roy. Peran sebagai pemberi asuhan dan pendidik diterapkan pada 31 psaien dengan berbagai kasus kardiovaskular baik medical maupun surgical. Peran sebagai pendidik juga diberikan kepada rekan sejawat dengan melakukan jurnal reading dan diskusi. Hasil analisis praktik menunjukkan bahwa teori Model Adaptasi Roy dapat diterapkan pada asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem kardiovaskular. Peran sebagai peneliti dilakukan dengan penerapan terapi oksigen nasal kanul aliran rendah tanpa humidifikasi. Hasil penerapan didapatkan bahwa terapi oksigen nasal kanul aliran rendah tanpa humdifikasi dapat dijadikan alternative pemberian terapi oksigen. Peran sebagai inovator dijalankan dengan menyusun form skrining pasien yang memerlukan perawatan paliatif pada pasien gagal jantung, dengn hasil evaluasi didapatkan bahwa form layak untuk digunakan.

The development of nusing science and knowledge is increasingly evolving to improve services for patients. Cardiovascular disease is the leading cause of death in the world and its prevalence is high. It's become concern and challenge for health workers in providing health services. Nurses Specialist with his role as caregiver, innovators, researchers and educators have an important role in health services especially in cardiovascular disease. Implementation practice residencies aim to apply the role of specialist nurses using Theory approach Model Adaptation by Roy. The role as a caregiver and educator was applied in 31 cases with various cardiovascular cases either medical or surgical. The role of the educator is also given to other nurses by journal reading and discussion. Practice analysis results showed that the Roy Adaptation Model can be applied on nursing care of patients with cardiovascular diseases. The role as a researcher executed by evidence-based nursing, low flow nasal cannula oxygen therapy without humidification could become alternative modality in oxygen therapy. The role as an innovator executed by created palliative screening for heart failure, with the evaluation showed that the form is acceptable."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rudini
"Jumlah jamaah haji Indonesia yang menunaikan haji di Arab Saudi setiap tahun adalah yang terbanyak. Jumlahnya adalah seperlima dari seluruh jamaah didunia yang berhaji di Arab Saudi dengan rata-rata per tahun setidaknya lebih dari 200.000 jamaah haji. Banyaknya jumlah jamaah haji diikuti juga tingginya insiden kematian dibandingkan dengan negara islam lainnya. Studi ini bertujuan untuk mengetahui insiden kematian jamaah haji reguler Indonesia tahun 2015 M/ 1436 H beserta faktor risikonya.
Desain penelitian dengan cohort retrospektif dimana variabel independen berupa usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status risiko tinggi, menderita penyakit sistem sirkulasi dan respirasi. Data dianalisis dengan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel yang ada dan analisis bivariat menggunakan chi square dengan nilai pengamatan di nyatakan dalam nilai p dengan tingkat kemaknaan () 5% dan CI 95%. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jamaah haji reguler Indonesia tahun 2015 M/ 1436 H. Sampel menggunakan seluruh populasi dengan kriteria inklusi terdaftar dalam Siskohatkes Kemenkes RI pada pemeriksaan akhir di embarkasi keberangkatan serta data yang ada terisi lengkap yaitu sejumlah 148.049 jamaah haji.
Penelitian ini mendapatkan angka insiden kematian yang terjadi pada jamaah haji reguler Indonesia tahun 2015 M/ 1436 H sebesar 4,3 per 1.000 jamaah haji. Dimana usia lanjut (> 61 tahun) memiliki risiko 16,8 kali (95% CI: 11,6-25,5), pensiunan 14,76 kali (95% CI: 10,8-20,2), pendidikan rendah 2,13 kali (95% CI: 1,67-2,71), berusia > 60 tahun dan memiliki paling sedikit satu riwayat penyakit 9,62 kali (95% CI: 7,12-13,04), menderita penyakit sistem sirkulasi 2,52 kali (95% C: 2,12-3,00), dan menderita penyakit sistem respirasi 3,20 kali (95% CI: 2,27-4,48) untuk mengalami kematian pada jamaah haji reguler Indonesia. Untuk itu diperlukan upaya yang lebih baik lagi untuk menurunkan insiden kematian dengan optimalisasi pembinaan kesehatan jamaah haji sebelum keberangkatan terutama yang mempunyai status risiko tinggi seperti usia lanjut, pendidikan menengah kebawah, menderita penyakit sirkulasi atau respirasi. Disamping itu pentingnya edukasi agar jamaah haji mengoptimalkan pemanfaatan layanan kesehatan yang ada serta berperilaku hidup bersih dan sehat.

The number of Indonesian pilgrims who perform the Hajj in Saudi Arabia every year is the highest compare to the other countries, which is one-fifth of the total global number of pilgrims in Saudi Arabia, with an average of at least more than 200,000 pilgrims per year. A large number of Indonesian pilgrims are consequently followed by the high incidence of mortality compared to other Islamic countries. This study aimed to determine the death incidence of Indonesian regular pilgrims in 2015 AD/1436 H as well as its risk factors.
This study used retrospective cohort study design with the independent variables are age, sex, occupation, education, high-risk status, health status of circulatory system diseases and respiration. Data were analyzed by univariate analysis to determine the frequency distribution of a given variable and bivariate analysis using chi square with observed values showed in the p-value of the significance level () 5% and 95% CI. The population in this study is all Indonesian regular pilgrims in 2015 AD/1436 H. Samples use the entire population with the inclusion criteria listed in Computerized Integrated Hajj System for Health (Siskohatkes) Ministry of Health of Republic of Indonesia in the final inspection at the embarkation of departure which are 148.049 pilgrims.
This research obtained 4.3 per 1,000 pilgrims of death incidence that occurred in Indonesian regular pilgrims in 2015 AD/1436 H, with the elderly (> 61 years) had a risk of 16.8 times (95% CI: 11.6 to 25.5), retired 14.76 times (95% CI: 10.8 to 20.2), low education 2.13 times (95% CI: 1.67 to 2.71), aged > 60 years and had at least one history of disease 9.62 times (95% CI: 7.12 to 13.04), suffered from circulatory system diseases 2.52 times (95% C: 2.12 to 3.00), and suffered from respiratory system diseases 3.20 times (95% CI: 2.27 to 4.48) for the death in Indonesian regular pilgrims. It is required a great effort to decrease the death incidence by optimizing health coaching pilgrims before departure, especially the pilgrims who have the high risk status such as the elderly, low and medium educational level pilgrims, and pilgrims with the circulatory or respiratory disease. In addition, the importance of education in order to optimize the utilization of the existing health services for pilgrims as well as clean and healthy life behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idris Idham
Jakarta: UI-Press, 2004
PGB 0165
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Sophie Yolanda
"Latar Belakang. Pada pasien penyakit Parkinson (PP), disfungsi otonom merupakan gejala PP yang menonjol, yang sangat memengaruhi kualitas hidup pasien PP. Identifikasi dan penilaian disfungsi otonom sangatlah penting dalam praktek klinis untuk menghindari komplikasi dan pemberian tatalaksana yang tepat, namun hingga saat ini gangguan otonom pada pasien PP masih underdiagnosed, antara lain karena ketidakcukupan metodologi objektif untuk mengukurnya. Penilaian gangguan otonom pada pasien PP dapat dinilai secara subjektif dengan kuesioner Scales for Outcomes in Parkinson’s Disease - Autonomic (SCOPA-AUT) dan secara objektif dengan sympathetic skin response (SSR) yang merepresentasikan fungsi termoregulasi, R-R interval (RRI) dan hipotensi ortostatik (HO) yang merepresentasikan fungsi kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi gangguan otonom termoregulasi dan kardiovaskular berdasarkan hasil pemeriksaan SSR, RRI, dan HO pada pasien PP di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo serta faktor-faktor yang memengaruhinya.
Metode. Studi ini merupakan studi potong lintang deskriptif pada pasien PP yang dilakukan pemeriksaan menggunakan kuesioner SCOPA-AUT bahasa Indonesia, SSR, RRI, dan HO untuk mendiagnosis ada tidaknya gangguan otonom. Hasil pemeriksaan dianalisis dengan karakteristik demografis dan klinis pasien untuk menentukan faktor yang memengaruhi gangguan otonom pada pasien PP.
Hasil. Sebanyak 25 subjek mengikuti penelitian dengan 11 pasien laki-laki dan 14 pasien perempuan. Rerata usia subjek penelitian adalah 56,52 (+14,72) tahun dengan median durasi PP 5 (1-20) tahun. Median skor MDS-UPDRS adalah 35 (4-122) dengan sebagian besar subjek berada di kelompok skala Hoehn & Yahr 1-2 (72%). Prevalensi gangguan otonom termoregulasi berdasarkan pemeriksaan SSR sebesar 48%. Prevalensi gangguan otonom kardiovaskular berdasarkan pemeriksaan RRI sebesar 82,5%, dan berdasarkan pemeriksaan HO sebesar 4,3%. Didapatkan korelasi negatif dengan kekuatan korelasi sedang antara usia dengan amplitudo SSR seluruh ekstremitas (manus kanan: rs -0,502, p 0,011; manus kiri: rs -0,544, p 0,005; pedis kanan: rs -0,539, p 0,005; pedis kiri: rs -0,533, p 0,006). Didapatkan hubungan yang bermakna antara stadium PP dengan RRI deep breathing (p 0,027). Didapatkan korelasi negatif dengan kekuatan korelasi sedang antara durasi PP dengan hasil pemeriksaan RRI ekspirasi minus inspirasi (E-I) deep breathing (rs -0,432, p 0,035). Didapatkan perbedaan selisih pengukuran tekanan darah (TD) sistolik yang lebih tinggi pada subjek yang memiliki komorbid stroke (4,55 (+8,43) vs 16,5 (+13,27), p 0,028) dan perbedaan selisih pengukuran TD diastolik yang lebih rendah pada subjek yang memiliki komorbid diabetes (7,5 (-19-0) vs -5 (-1-11), p 0,014). Didaptkan hubungan antara SCOPA-AUT INA domain termoregulasi dengan SSR pedis kanan (p 0,042) dan pedis kiri (p 0,03).
Kesimpulan. Semakin tinggi usia pasien PP, semakin rendah nilai amplitudo SSR. Pasien PP dengan stadium Hoehn & Yahr 3-5 memiliki kemungkinan gangguan RRI saat napas dalam yang lebih tinggi. Semakin panjang durasi PP, semakin rendah hasil pemeriksaan RRI E-I saat napas dalam. Pasien PP dengan komorbid stroke memiliki selisih TD sistolik yang lebih tinggi dan pasien PP dengan komorbid diabetes memiliki selisih TD diastolik yang lebih rendah. Terdapat asosiasi antara nilai SCOPA-AUT INA domain termoregulasi dengan SSR pedis pasien PP.
.....Background. In Parkinson's disease (PD) patients, autonomic dysfunction is a prominent symptom which greatly affects patients’ quality of life. Identification and assessment of autonomic dysfunction are very important in clinical practice to avoid complications and provide appropriate management, but to date autonomic disorders in PD patients are still underdiagnosed, partly due to the inadequacy of objective methodologies to measure them. Assessment of autonomic disorders in PD can be assessed subjectively with the Scales for Outcomes in Parkinson's Disease - Autonomic (SCOPA-AUT) questionnaire and objectively with the sympathetic skin response (SSR) which represents thermoregulatory function, R-R interval (RRI) and orthostatic hypotension (OH) which represents cardiovascular function. This study aims to determine the prevalence of autonomic thermoregulation and cardiovascular disorders based on the results of SSR, RRI, and HO examinations in PD patients at dr. Cipto Mangunkusumo National Center General Hospital and the factors influencing it.
Method. This study is a descriptive cross-sectional study of PD patients who were examined using the Indonesian SCOPA-AUT questionnaire, SSR, RRI, and OH examinations to diagnose autonomic disorders. The examination results were analyzed with the patients’ demographic and clinical characteristics to determine factors influencing autonomic disorders in PD patients.
Results. A total of 25 subjects took part in the study with 11 male and 14 female. The mean age of the subjects was 56.52 (+14.72) years with a median PD duration of 5 (1-20) years. The median MDS-UPDRS score was 35 (4-122) with most subjects being in the Hoehn & Yahr scale 1-2 (72%). The prevalence of autonomic thermoregulation disorder based on SSR examination was 48%. The prevalence of cardiovascular autonomic disorder based on RRI examination was 82.5%, and based on OH examination was 4.3%. There were negative correlations with moderate strength between age and SSR amplitude throughout the extremities (right manus: rs -0.502, p 0.011; left manus: rs -0.544, p 0.005; right pedis: rs -0.539, p 0.005; left pedis: rs - 0.533, p 0.006). A significant relationship was found between PD stage with RRI deep breathing (P 0.027). There was a negative correlation with moderate strength between PD duration and RRI expiration minus inspiration (E-I) deep breathing (rs -0.432, p 0.035). The difference in the systolic blood pressure (BP) in subjects with stroke comorbid was significantly higher (4.55 (+8.43) vs 16.5 (+13.27), p 0.028) and the difference in diastolic BP in subjects with diabetes comorbid was significantly lower (7.5 (-19-0) vs -5 (-1-11), p 0.014). There was an association between the SCOPA-AUT INA thermoregulation domain and both the right and left pedis SSR (p 0.042, p 0.03 respectively).
Conclusion. The higher the age of the PD patient, the lower the SSR amplitude. PD patients with Hoehn & Yahr stage 3-5 have a higher likelihood of impaired RRI deep breathing. The longer the PD duration, the lower the RRI E-I deep breathing. PD patients with stroke comorbid had a higher difference in systolic BP and PD patients with diabetes comorbid had a lower difference in diastolic BP. There is an association between the SCOPA-AUT INA thermoregulation domain with pedis SSR of PD patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Cahyameta Siswoyo
"Perencanaan merupakan tahap awal dari pengelolaan perbekalan farmasi. Perencanaan yang baik diperlukan untuk memastikan persediaan tetap baik agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Perencanaan perbekalan farmasi dapat menggunakan metode konsumsi dan analisis ABC. Metode konsumsi merupakan metode yang sangat sering digunakan saat perencanaan karena cukup akurat dapat memperkirakan kebutuhan masyarakat berdasarkan daya beli persediaan farmasi. Analisis ABC digunakan untuk menentukan prioritas pengadaan sesuai dengan nilai investasi perbekalan farmasi tersebut. Di Apotek Kimia Farma Yusuf Depok terdapat cukup banyak pasien yang memiliki penyakit kronis sehingga memerlukan obat rutin dalam jangka waktu yang panjang, salah satunya adalah pasien dengan penyakit kardiovaskular. Tugas khusus ini memiliki tujuan untuk menentukan jenis dan jumlah obat kardiovaskular yang memerlukan pengadaan untuk bulan Mei 2023 di Apotek Kimia Farma Yusuf Depok, juga melakukan analisis ABC pada obat kardiovaskular di Apotek Kimia Farma Yusuf Depok pada periode April 2023. Berdasarkan hasil perhitungan dari 24 jenis obat, terdapat 9 obat yang memerlukan pengadaan. Dari hasil analisis ABC, terdapat 8 jenis obat masuk kelompok A, terdapat 5 jenis obat masuk kelompok B, dan terdapat 11 jenis obat masuk kelompok C.

Planning is the initial stage of managing pharmaceutical supplies. Good planning is needed to ensure supplies remain good in order to meet community needs. Planning pharmaceutical supplies can use the ABC consumption and analysis method. The consumption method is a method that is very often used when planning because it can accurately estimate community needs based on the purchasing power of pharmaceutical supplies. ABC analysis is used to determine procurement priorities according to the investment value of pharmaceutical supplies. At Kimia Farma Yusuf Depok Pharmacy, there are quite a lot of patients who have chronic diseases that require routine medication for a long period of time, one of which is patients with cardiovascular disease. This special task aims to determine the type and quantity of cardiovascular drugs that require procurement for the month of May 2023 at Kimia Farma Yusuf Depok Pharmacy, as well as carrying out an ABC analysis of cardiovascular drugs at Kimia Farma Yusuf Depok Pharmacy in the period April 2023. Based on the results of calculations of 24 types medicines, there are 9 medicines that require procurement. From the results of the ABC analysis, there are 8 types of drugs in group A, 5 types of drugs in group B, and 11 types of drugs in group C.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>