Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148151 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dita Fitriana Anggraeni
"Penelitian dilakukan di Rumah Sakit XYZ yang mencapai indikator mutu dibawah target dalam proses pengadaan dan penerimaan obat dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Lingkup proses yang diteliti dalam penelitian ini mencakup proses perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian obat dengan menggunakan pendekatan lean six sigma untuk mengidentifikasi waste di dalam proses serta proses dengan tingkat kecacatan tertinggi. Hasil studi mendapatkan bahwa permasalahan utama dalam proses supply chain obat di RS XYZ adalah stok obat kosong. Beberapa faktor yang menyebabkan kosongnya stok obat di RS XYZ antara lain, penyelesaian dokumen purchase order dan kedatangan obat tidak sesuai dengan standar waktu yang telah ditetapkan, lock oleh vendor, kekosongan obat di principal, revisi purchase order dan faktur, serta variasi waktu approval purchase request. Bottleneck yang ditemukan dan menjadi salah satu penyebab stok obat kosong adalah proses penyelesaian dokumen purchase order yang merupakan proses dengan waktu terlama serta merupakan proses dengan nilai sigma paling rendah, yakni berada di rentang 1.2 hingga 1.8 di bulan Maret–Mei dan nilai defects per million yang cukup tinggi, yakni 365.714–580.000 di bulan Maret–Mei yang menunjukkan tingginya kecacatan berupa keterlambatan dalam proses penyelesaian dokumen purchase order. Tingginya variasi penyelesaian dokumen purchase order berdampak pada perencanaan penghitungan kebutuhan obat yang didasari pada penghitungan lead time.

This research used qualitative and quantitative analysis conducted at XYZ Hospital, which achieved quality indicators below the target in the supply chain process, specifically in the procurement and receiving of drugs. The scope of the processes examined in this study includes the planning, procurement, receiving, storage, and distribution of drugs using the Lean Six Sigma approach to identify waste within the processes and those with the highest defect rates. The study found that the main issue in the drug supply chain process at XYZ Hospital is drug stockouts. Several factors causing drug stockouts at XYZ Hospital include the completion of purchase order documents and drug arrivals not meeting the established time standards, vendor lock, drug shortages at the principal, purchase order and invoice revisions, and variations in the approval time for purchase requests. A bottleneck identified as one of the causes of drug stockouts is the process of completing purchase order documents, which is the longest process and has the lowest sigma value, ranging from 1.2 to 1.8 in March–May, with a high defects per million value of 365,714-580,000 in March–May, indicating a high defect rate in the form of delays in the purchase order document completion process. The high variation in the completion of purchase order documents impacts the planning of drug requirements calculation, which is based on lead time calculations.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Suryani
"Supply Chain Management (SCM) merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam dunia kesehatan karena berpengaruh langsung terhadap kualitas layanan yang diberikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas layanan supply chain management produk kesehatan terhadap kepuasan rumah sakit dan laboratorium klinik. Penelitian ini menggunakan enam dimensi kualitas layanan yaitu assurance, communication, empathy, reliability, responsiveness, and tangibles. Hasil survey dianalisis dengan Structural Equation Modelling-Partial Least Square (SEM-PLS). Sebanyak 67 rumah sakit dan laboratorium klinik menjadi sampel penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas layanan supply chain management produk kesehatan berpengaruh positif terhadap kepuasan rumah sakit dan laboratorium klinik, dan reliability adalah dimensi kualitas yang paling berpengaruh terhadap kepuasan rumah sakit dan laboratorium klinik.

Supply Chain Management (SCM) is one of the critical things in healthcare sector because it has a direct effect on the quality of services provided. The aim of this study is to analyze the effect of Service Quality Supply Chain Management Healthcare Products on hospital and clinical laboratories satisfaction. The study adapted six dimensions of service quality namely assurance, communication, empathy, reliability, responsiveness, and tangibles. Survey data was analyzed Structural Equation Modelling-Partial Least Square (SEM-PLS). A total of 67 hospitals and clinical laboratories were the research sample. The results show that Service Quality Supply Chain Management Healthcare Product has a positive effect on hospital and clinical laboratories satisfaction Reliability is the most prominent dimension that determines hospital and clinical laboratory satisfaction."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisner, Joel D.
New York: Thomson, 2005
658.7 WIS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Musyaffa Muhammad Naufal Erlangga
"

Penggunaan Model Supply Chain Operation Reference (SCOR) banyak diterapkan perusahaan untuk mengukur kondisi rantai pasoknya. Penelitian ini dilakukan pada PT.X yang bergerak di bidang industri obat herbal. Metode yang digunakan dalam penelitian kinerja rantai pasok ini adalah metode SCOR sebagai kerangka utama penelitian dan Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai metode pendukung untuk memberikan bobot penilaian pada indikator SCOR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kinerja rantai pasok perusahaan serta memberikan usulan rekomendasi strategi perbaikan jika ditemukan indikator yang berkinerja kurang baik. Terdapat 28 indikator kinerja tervalidasi yang akan diukur dalam model. Dari hasil pengukuran kinerja yang dilakukan pada rantai pasok proses produksi PT. X tahun 2022, nilai rata-rata kinerja rantai pasok perusahaan adalah sebesar 67,85% yang menunjukkan kinerja rantai pasok perusahaan termasuk ke dalam kategori rata-rata berdasarkan sisem Traffic Light Monitoring. Kinerja setiap indikator dipetakan ke dalam diagram IPA untuk mengetahui indikator mana yang memiliki Performance yang belum baik namun memiliki Importance yang tinggi sehingga perlu untuk diperbaiki atau ditingkatkan. Berdasarkan diagram IPA terdapat enam indikator dari rantai pasok proses produksi perusahaan yang harus ditingkatkan. Setelah dilakukan analisis lebih lanjut, penelitili mengusulkan rekomendasi strategi untuk meningkatkan kinerja indikator tersebut.


Many companies use the Supply Chain Operation Reference (SCOR) model to measure the condition of their supply chain. This research was conducted at PT.X which is specialized in herbal medicine industry. The method used in this supply chain performance research is the SCOR method as the main research framework and the Analytical Hierarchy Process (AHP) as a supporting method to give scoring weight to the SCOR indikator. The purpose of this study was to determine the condition of the company's supply chain performance and to provide recommendations for improvement strategies if indikators were found to be underperforming. There are 28 validated performance indikators that will be measured in the model. From the results of performance measurements carried out in the production process supply chain of PT. X in 2022, the average value of the company's supply chain performance is 67.85% which shows that the company's supply chain performance is included in the average category based on the Traffic Light Monitoring system. The performance of each indikator is mapped onto the IPA diagram to find out which indikators have poor performance but have high importance so they need to be repaired or increased. Based on the IPA diagram, there are six indikators of the company's production process supply chain that must be improved. After further analysis, the researcher proposes recommendations on strategies to improve the performance of these indicators.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Nur Larasati
"Makalah ini memberikan wawasan tentang manajemen rantai pasokan Walmart, yang befokus kepada evolusi, integrasi teknologi, kemitraan strategis, dan inisiatif keberlanjutan dari Walmart. Dimulai dengan pendiriannya pada tahun 1962, Walmart telah berkembang secara global, memanfaatkan sistem Kolaborasi Rantai Pasokan (Supply Chain Collaboration) untuk meminimalkan biaya. Inovasi seperti database Retail Link dan strategi "cross-docking" mengoptimalkan efisiensi komunikasi dan distribusi, meningkatkan daya saing pasar. Kemitraan yang berhasil, seperti kemitraan Walmart dengan P&G, menunjukkan adopsi teknologi canggih untuk perencanaan kolaboratif dan manajemen inventaris. Komitmen Walmart terhadap keberlanjutan menegaskan kesadaran lingkungan proaktifnya. Melihat ke depan, makalah ini menekankan pentingnya adaptasi yang berkelanjutan bagi Walmart terhadap teknologi dan dinamika pasar yang terus berkembang untuk kesuksesan berkelanjutan.

This paper offers insights into Walmart's supply chain management, highlighting its evolution, technological integration, strategic partnerships, and sustainability initiatives. Beginning with its inception in 1962, Walmart has expanded globally, leveraging the Supply Chain Collaboration (SCC) system to minimize costs. Innovations like the Retail Link database and "cross-docking" strategy optimize communication and distribution efficiency, enhancing market competitiveness. Successful alliances, like the P&G partnership, showcase the adoption of advanced technologies for collaborative planning and inventory management. Walmart's commitment to sustainability, exemplified by the Responsibility Sourcing Program, underscores its proactive environmental stewardship. Looking ahead, the report emphasizes the importance of Walmart's continuous adaptation to evolving technologies and market dynamics for sustained success."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jose Willy Jufiardi
"Skripsi ini membahas mengenai manajemen rantai pasokan untuk memproduksi ayam broiler pada Peternakan ABC menggunakan pendekatan System Dynamics. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan yang dapat diambil Peternakan ABC untuk meningkatkan profitabilitas. Pilihan kebijakan yang dapat diambil adalah tetap bertahan untuk membeli pada pemasok atau melakukan integrasi vertikal untuk dapat memproduksi pasokan. Penelitian ini menemukan bahwa Peternakan ABC sebaiknya melakukan integrasi vertikal karena dapat meningkatkan profitabilitas Peternakan dan mengurangi sensitivitas harga pasokan terhadap Peternakan.

This study discusses supply chain management to produce broilers in ABC Poultry using System Dynamics approach. The purpose of this study is to analyze the supply chain management to increase profitability of the poultry in between two options of decision, buying the day old chicks DOC from supplier or doing vertical integration to produce its own DOC. This study found that doing vertical integration is the best option for the poultry because it can increase the profitability of the poultry and reduce the sensitivity of DOC price to the poultry.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Syahnaz Fatmadila
"Rantai pasokan atau supply chain adalah jaringan antara perusahaan dan pemasoknya untuk memproduksi dan mendistribusikan produk tertentu kepada pembeli akhir. Jaringan ini mencakup berbagai aktivitas, orang, entitas, informasi, dan sumber daya. Rantai pasokan juga mewakili langkah-langkah yang diperlukan untuk mendapatkan produk atau layanan dari keadaan semula ke pelanggan. Dengan manajemen rantai pasokan, rantai pasokan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan dengan cara yang paling efektif dan efisien (Vallespir & Alix, 2010). Dalam industri manufaktur banyak perusahaan yang berlomba-lomba untuk memenuhi keinginan konsumennya atau yang disebut juga dengan focus pada customer oriented, dimana fokus ini akan berdampak pada 3 poin utama yaitu harga, kualitas dan pelayanan (kecepatan, kenyamanan dan kemudahan). segera). Sebagian besar industri manufaktur merekonstruksi bagian-bagiannya sehingga dapat fokus pada customer oriented, langkah yang paling banyak dilakukan adalah memilih pihak ketiga untuk proses pengiriman barang dari pemasok bahan baku atau bahan pendukung kegiatan produksi hingga distribusi barang jadi. barang ke konsumen akhir.
Hingga saat ini bisnis logistik atau forwarding masih sangat diminati masyarakat, berdasarkan statistik dunia, pasar sektor freight forwarding untuk 4 tahun ke depan diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan berjalannya waktu dan kebutuhan akan berbagai komoditas. Third party logistics (3PL) merupakan wujud dari implementasi one stop logistics solution, dimana Third party logistics (3PL) menawarkan layanan mulai dari penerimaan barang hingga pengiriman hingga ke tujuan akhir.
Untuk analisis strategi bisnis rantai pasok di logistik pihak ketiga akan mempertimbangkan berdasarkan integrasi rantai pasok termasuk integrasi internal, integrasi pemasok dan integrasi pelanggan dan operasi rantai pasokan termasuk biaya, kualitas, pengiriman dan fleksibilitas menggunakan metode PLS-SEM yang mana hasil dari penelitian terdapat supply chain integration berdampak positif pada competitive advantage yaitu Flexibility, supply chain operation berdampak positif cost dan quality dan human resource management berdampak positif terhadap delivery dan quality.

A supply chain or supply chain is a network between a company and its suppliers to manufacture and distribute certain products to final buyers. This network includes various activities, people, entities, information, and resources. The supply chain also represents the steps required to get a product or service from its original state for the customer. With supply chain management, the supply chain is designed in such a way that it can be carried out in the most effective and efficient manner (Vallespir & Alix, 2010). In the manufacturing industry, many companies are vying to fulfill the desires of their consumers or what is also known as a focus on customer orientation, where this focus will have an impact on 3 main points, namely price, quality and service (speed, comfort and convenience). quick). most of the manufacturing industries reconstruct their parts so that they can focus on customer oriented, the most common step is choosing a third party for the process of shipping goods from suppliers of raw materials or materials supporting production activities to distribution of finished goods. goods to the final consumer.
Until now, the logistics or forwarding business is still in great demand by the public, based on world statistics, the freight forwarding sector market for the next 4 years is expected to continue to increase in line with the passage of time and the need for various commodities. Third party logistics (3PL) is a manifestation of the implementation of a one-stop logistics solution, where third party logistics (3PL) offers services from receiving goods to delivery to final destinations.
For supply chain business strategy analysis in third party logistics will consider based on supply chain integration including internal integration, integration and integration and supply chain operations including cost, quality, delivery and flexibility using the PLS-SEM method where the results of the research show that supply chain integration has an impact positive impact on competitive advantage i.e. Flexibility, supply chain operations have a positive impact on cost and quality and human resource management has a positive impact on delivery and quality.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arighi Geraudi
"Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi proses supply chain PT Rajatani Agro Nusantara spesifik pada komoditas sayuran segar ke industri katering dengan menggunakan Supply Chain Operational Reference (SCOR) Revisi 11.0. Penelitian ini akan mengidentifikasi proses tersebut menggunakan SCOR Level 1, 2, dan 3, untuk mendapatkan akar permasalahan dalam proses rantai pasok perusahaan yang kemudian dianalisis penyebab dan mitigasinya. Data yang digunakan adalah data penjualan pada tahun 2017 – 2019, khususnya pada kegiatan supply chain yang terkait dengan industri catering. Sebagai bahan pendukung, dilakukan wawancara dengan pihak internal perusahaan untuk mengevaluasi faktor penyebab yang teridentifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat gap pada 3 metrik yang belum optimal. Order Fulfillment Cycle Time (OFCT) dengan gap 1 hari, Supply Chain Response Time (Source Leadtime) dengan gap 1 hari, dan Cash-to-cash cycle time (C2C) dengan gap 2-4 hari. Sedangkan POF telah melampaui target perusahaan sebesar 99,77%. Pada SCOR Level 3 diketahui bahwa akar permasalahan adalah keterlambatan pembayaran dari pembeli dan keterlambatan persiapan barang karena beberapa faktor yang diperoleh melalui wawancara dengan pihak internal perusahaan.

The main objective of this research is to evaluate PT Rajatani Agro Nusantara's supply chain process with the commodity of fresh vegetables to the catering industry by using Supply Chain Operational Reference (SCOR) Revision 11.0. This study will identify the process using SCOR Level 1, 2, and 3, to obtain the root of the problem in the company's supply chain process which is then analyzed for causes and mitigations. The data used is sales data in 2017 – 2019, specifically on supply chain activities related to the catering industry. As supporting material, interviews were conducted with the company's internal to evaluate the identified causal factors. The results of this study show that there is a gap in the 3 metrics that are not yet optimal. Order Fulfillment Cycle Time (OFCT) with a gap of 1 day, Supply Chain Response Time (Source Leadtime) with a gap of 1 day, and Cash-to-cash cycle time (C2C) with a gap of 2-4 days. Meanwhile, the POF has exceeded the company's target of 99.77%. It was identified in SCOR Level 3 that the root cause of the problem was the delay in payment from the buyer and the delay in the preparation of the goods due to several factors which are obtained through an interview with the internal company"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadhlun Adzim
"Pemrosesan ulang kembali sebuah produk adalah hal yang biasa dilakukan didalam industri proses. Hal tersebut merupakan enabler untuk reverse supply chain di industri proses. Namun penelitian mengenai reverse supply chain di industri proses masih terbatas. Penelitian sebelumnya mengelola risiko reverse supply chain di industri proses secara terpisah yang dapat menyebabkan munculnya permasalahan baru.
Penelitian ini mengintegrasikan semua risiko sehingga proses manajemen risiko dilakukan secara menyeluruh. Untuk mengembangkannya, dibutuhkan daftar risiko dari aktivitas reverse supply chain secara menyeluruh di industri proses, dibutuhkan juga kriteria untuk risiko tersebut. Data yang didapat diolah dengan menggunakan AHP (Analytic Hierarchy Process) - PROMETHEE (Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation) berdasarkan preferensi dari ahli.
Telah dikumpulkan 8 kriteria dari penelitian sebelumnya, dengan bobot berdasarkan penilaian ahli sebagai berikut: biaya atau investasi tambahan (0.064), pengelolaan volume barang atau produk (0.040), kerugian karena gangguan (0.047), kecepatan recovery bisnis jika terjadi gangguan (0.111), keunggulan daya saing (0.088), lingkungan (0.241), tanggung jawab sosial (0.097), hukum dan undang-undang (0.312). Selanjutnya, penelitian ini melakukan prioritasisasi risiko dengan pendapat ahli dengan menggunakan PROMETHEE.
Penelitian menemukan urutan risiko dari yang paling tinggi ke rendah dimulai dari risiko regulasi, risiko lingkungan, risiko reputasi dan branding, risiko kualitas dan stabilitas, risiko pemindahan dan penanganan, risiko teknis, risiko informasi, risiko penjadwalan dan kapasitas, risiko kuantitas, risiko persediaan dan risiko perlawanan. Dari hasil analisis sensitivitas didapat bahwa 3 kriteria yang paling mempengaruhi hasil akhir PROMETHEE adalah kriteria biaya atau investasi tambahan, kriteria hukum dan undang-undang dan kriteria keunggulan daya saing.

Reprocessing a product is a common practice in the process industry. This is an enabler for the reverse supply chain in the process industry. But research on the reverse supply chain in the process industry is still limited. Previous research managed the risk of reverse supply chain in the process industry separately which could lead to new problems.
This research integrates all risks so that the risk management process is carried out thoroughly. To develop it, it requires a list of risks from the overall reverse supply chain activities in the process industry, and also the criteria for these risks. The data obtained is processed using AHP (Analytic Hierarchy Process) - PROMETHEE (Preference Ranking of Organization Method for Enrichment Evaluation) based on expert preferences.
8 criteria have been collected from previous studies, with weights based on expert judgment as follows: investment cost (0.064), volume management (0.040), business interruption value (0.047), business recovery time after interruption (0.111), competitive advantage (0.088), environment (0.241), social responsibility (0.097), legislation (0.312). Furthermore, this study prioritizes risk with expert opinion using PROMETHEE.
The research found the order of risk from the highest to the lowest starting from regulatory risk, environmental risk, reputation and branding risk, quality and stability risk, transfer and handling risk, technical risk, information risk, scheduling and capacity risk, quantity risk, inventory risk and risk of resistance. From the results of the sensitivity analysis, it was found that the 3 criteria that most affected the final results of PROMETHEE were the criteria for additional costs or investments, legal and legal criteria and criteria for competitive advantage.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53485
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandy Nestria Putri
"Makalah Non Skripsi ini disiapkan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan membandingkan perbedaan strategi rantai pasok antara dua bisnis yang mapan, IKEA dan Walmart. Secara khusus, laporan ini akan menguraikan pendekatan mereka dalam hal aliansi strategis dengan mitra dagang, strategi pengadaan dan subkontrak, bagaimana mereka menghadapi tantangan dan risiko yang terkait dengan ekspansi global, penggabungan keberlanjutan dan kemajuan teknologi yang diadopsi dalam bisnis mereka.

Non Thesis Paper is prepared in with the purpose to identify and compare the difference of supply chain strategies between two well-established business, IKEA and Walmart. Specifically, this report will elaborate their approaches in terms of strategic alliances with trading partners, procurement and outsourcing strategies, how they deal with challenges and risks associated with global expansion, incorporation of sustainability and the advancement of technologies adopted in their business. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>