Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147089 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arista Sony
"Kesepakatan global terhadap pemanasan global mendorong energi terbarukan dalam transisi energi. Namun, sepuluh negara ASEAN sangat bergantung pada 80% energi bahan bakar fosil untuk pertumbuhan ekonomi mereka, sehingga transisi ini menjadi tantangan karena menghasilkan 4,7% CO2 emisi terhadap emisi global pada tahun 2020. Keamanan energi, keadilan energi, demokrasi energi, dan kewarganegaraan energi adalah faktor-faktor yang mendukung transisi energi yang sedang berkembang pada bidang gerakan sosial dan kemiskinan energi. Penelitian mixed-methods-sequential explanatory ini mengkaji transisi energi dan pembangunan berkelanjutan dengan menggunakan metodologi penelitian sekuensial, baik kuantitatif maupun kualitatif. Pertama, PLS-SEM kuantitatif yang menggunakan data tahun 2000–2020 menentukan dampak transisi energi terhadap pembangunan berkelanjutan. Hasilnya menunjukkan bahwa demokrasi energi, keamanan energi, transisi energi, dan pertumbuhan ramah lingkungan berdampak pada pembangunan berkelanjutan. Tetapi, kewarganegaraan energi tidak berdampak pada pembangunan berkelanjutan namun memberikan ke arah positif. Temuan menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi hijau dan empat faktor lainnya membantu sepuluh negara ASEAN potential dalam menurunkan emisi CO2 mereka sebesar 0,764 (76,4%), dari 1,536 MtCO2 menjadi 362 MtCO2, dengan menganjurkan demokratisasi dominasi bahan bakar fosil dalam demokrasi energi, beralih ke energi terbarukan dalam keamanan energi, dan menekankan pentingnya untuk mereka melakukan transisi energi. Kedua, analisis isi kualitatif mengidentifikasi enam kategori mengenai fenomena transisi energi untuk menjelaskan temuan kuantitatif. Keenam kategori tersebut adalah pembangunan ekonomi saat ini, tantangan energi terbarukan (regulasi, investasi, struktur pasar, dan teknologi), mendorong pelanggan, potensi transisi energi, mengukur pertumbuhan ramah lingkungan, dan dampak NDC terhadap peristiwa bencana dan pembangunan berkelanjutan. Keamanan energi dan pembangunan ekonomi saling terkait—tingginya permintaan energi bahan bakar fosil dan emisi CO2 dari ekspansi ekonomi baru-baru ini, menyebabkan bencana besar. Transisi energi memiliki kendala pada regulasi, pembiayaan dan investasi, struktur pasar, dan sikap individu terhadap akan energi bersih, energi terbarukan, dan produk ramah lingkungan. Studi ini merekomendasikan untuk fokus pada faktor-faktor penting dalam demokrasi energi, keamanan energi, dan kewarganegaraan energi sebagai panduan ilmiah untuk kebijakan energi mereka dan mempercepat transisi energi melalui energi terbarukan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.

A global warming agreement encourages renewable energy in the energy transition. However, ten ASEAN countries depend on 80% fossil fuel energy for their economic growth, making this transition challenging due to emitting 4.7% of global CO2 in 2020. Energy security, justice, democracy, and citizenship are the factors that support the emerging energy transition field in social movements and energy poverty. This mixed-methods research-sequential explanatory study examines the energy transition and sustainable development using sequential research methodology, both quantitative and qualitative. First, quantitative PLS-SEM using 2000–2020 data determines the impact of the energy transition on sustainable development. The result demonstrated that energy democracy, energy security, energy transition, and green growth impact sustainable development. Unfortunately, energy citizenship does not impact sustainable development but in positive direction. The findings indicate that green growth and four other factors helped ten ASEAN countries lower their CO2 emissions of 0.764 (76.4%), from 1.536 MtCO2 to 362 MtCO2, by advocating the democratization of fossil fuel dominance in energy democracy, shifting to renewable energy in energy security, and emphasizing the prominence of their energy transition. Second, qualitative content analysis identified six categories regarding the energy transition phenomenon to explain the quantitative findings. The six categories are current economic development, renewable energy challenges (regulation, investment, market structures, and technology), encouraging customers, energy transition potential, measuring green growth, and the NDC's impact on catastrophic events and sustainable development. Energy security and economic development were linked—high-demand fossil fuel energy and CO2 emissions from recent economic expansion cause catastrophic calamities. The energy transition has obstacles with regulations, financing and investment, market structures, and individual attitudes toward clean energy, renewable energy, and eco-friendly products. This study recommends focusing on the crucial factors of energy democracy, energy security, and energy citizenship as the scientific guidance for their energy policy and expediting the energy transition through renewable energy in achieveing their sustainable development."
Jakarta: Sekolah Kajian dan Strategik Global Universities Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Spreng, Daniel, editor
"This book makes a case for a multidisciplinary and transdisciplinary approach to energy research—one that brings more of the social sciences to bear. Featuring eight studies from across the spectrum of the social sciences, each applying multiple disciplines to one or more energy-related problems. Case studies include energy transitions of households in developing countries, the ‘curse of oil’, politics and visions for renewables, economics and ethics in emissions trading, and carbon capture and storage.
"
Dordrecht, Netherlands: Springer, 2012
e20405651
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Basel: Birkhauser GmbH, 2008
R 720.472 ENE
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Dincer, Ibrahim
"This is a research-based textbook, in the area of sustainable energy systems and aimed to address some key pillars, better efficiency, better cost effectiveness, better use of energy resources, better environment, better energy security, and better sustainable development. It also includes some cutting-edge topics, such hydrogen and fuel cells, renewable, clean combustion technologies, CO2 abatement technologies, and some potential tools (exergy, constructal theory, etc.) for design, analysis and performance improvement."
New York: Springer, 2011
e20418588
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mohammad Marza Naufal
"Perkembangan ekonomi yang masif dewasa ini telah memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas lingkungan. TIK sebagai inti dari digitalisasi dan ekonomi digital dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan berperan penting dalam mendukung kemajuan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak perkembangan TIK yang diproksikan dengan penetrasi internet terhadap indeks pembangunan berkelanjutan secara langsung dan melalui rantai transmisi melalui perdagangan dan Penanaman Modal Asing (FDI). Investigasi mencakup 10 negara ASEAN dari tahun 2006 hingga 2021. Saya menggunakan model regresi panel efek tetap yang digunakan sebagai regresi baseline dan model Instrument Variable-GMM untuk mengakomodasi potensi masalah endogenitas khususnya pada data TIK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ICT dengan lag 1 tahun berpengaruh signifikan dan positif terhadap indeks pembangunan berkelanjutan. Studi ini juga mengamati efek tidak langsung melalui FDI dan perdagangan.

Today's massive economic development has had a significant impact on environmental quality. ICT as the core of digitalization and the digital economy can improve environmental quality and has a crucial role in supporting the progress of the achievement of the Sustainable Development Goals (SDGs). This study aims to analyze the impact of ICT development proxied by internet penetration on sustainable development index directly and through the chain of transmission via trade and Foreign Direct Investment (FDI). The investigation encompasses 10 ASEAN countries from 2006 to 2021. I employ the fixed effect panel regression model used as the baseline regression and the Instrument Variable-GMM model to accommodate the potential of endogeneity problems especially on ICT data. The results indicate that ICT with a 1-year lag has a significant and positive effect on sustainable development index. The study also observes indirect effect through FDI and trade."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paris: Presses de Sciences, 2009
338.927 PLA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Melvia Alodia Noreen
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris dan analisis mengenai determinan pengungkapan praktik keberlanjutan sesuai dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) pada 5 negara ASEAN: Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Penelitian ini menggunakan 132 observasi perusahaan publik di ke-5 negara tersebut, yang mengeluarkan laporan tahunan dan laporan keberlanjutan tahun 2016. Penelitian ini menggunakan teori legitimasi, teori keagenan, teori berbasis sumber daya, dan teori pensinyalan. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa teori legitimasi berpengaruh terhadap pengungkapan praktik keberlanjutan. Variabel yang merepresentasikan teori legitimasi yang berpengaruh signifikan adalah ukuran perusahaan dan industri. Teori keagenan berpengaruh terhadap pengungkapan praktik keberlanjutan. Variabel yang merepresentasikan teori keagenan yang berpengaruh signifikan adalah leverage dan independensi dewan komisaris atau direktur non-eksekutif. Teori berbasis sumber daya berpengaruh terhadap pengungkapan praktik keberlanjutan. Variabel yang merepresentasikan teori berbasis sumber daya yang berpengaruh signifikan adalah free cash flow. Sedangkan, teori pensinyalan yang direpresentasikan oleh variabel current ratio tidak berpengaruh terhadap pengungkapan praktik keberlanjutan.

< b>ABSTRACT
This study aims to analyze the determinant of disclosure of sustainable practices based on Sustainable Development Goals Target in 5 ASEAN countries, Indonesia, Philippines, Malaysia, Singapore, and Thailand. This study uses 132 public company observations in the 5 countries, which released annual reports and published GRI based sustainability reports in 2016. This study uses legitimacy theory, agency theory, resource based theory, and signaling theory. The results suggest that legitimacy theory has impact on the disclosure of sustainability practices. The variables represent which have positive impact are firm size and industry. Agency theory has impact on the disclosure of sustainability practices. The variables represent which has significant impact on the disclosure of sustainability practice are leverage and independence of the board of commissioners or non executive directors. Resource based theory has impact on the disclosure of sustainability practices. The variable represent which has significant positive impact is free cash flow. Meanwhile, our result shows that the signaling theory represented by current ratio has no impact on the disclosure of sustainability practices. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: LIPI, 1998
331.120 DIM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>