Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169318 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Humaira Sentosa
"Penelitian ini membahas mengenai gambaran kesejahteraan subjektif tenaga kerja perempuan di kantor pusat PT Nindya Karya. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yang berlangsung sejak November 2023 hingga Mei 2024. Data dalam penelitian ini didapatkan melalui analisis dokumen dan wawancara mendalam dengan sebelas informan yang ditentukan menggunakan teknik purposive sampling. Tenaga kerja perempuan dalam lingkup perusahaan konstruksi rentan mengalami diskriminasi dalam bentuk tekanan serta ketidaksetaraan dalam pembagian tugas pekerjaan. Hal tersebut membuat mereka rentan terdiskriminasi dalam lingkup pekerjaan, sedangkan semestinya lingkungan kerja dapat menjadi faktor yang mendukung kesejahteraan subjektif mereka. Untuk dapat melihat gambaran pemaknaan kesejahteraan subjektif tenaga kerja perempuan di PT Nindya Karya dan faktor pendukung kesejahteraan subjektif, penelitian ini menggunakan teori kesejahteraan subjektif dan faktor-faktor yang mendukung kesejahteraan subjektif yang mengacu pada. Analisis menunjukkan bahwa pemaknaan kesejahteraan subjektif tenaga kerja perempuan terbentuk melalui aspek kognitif yang berhubungan dengan kepuasan hidup (life satisfaction) dan aspek afektif yang terdiri dari afek positif dan negatif yang dapat membentuk kesejahteraan subjektif tenaga kerja perempuan di PT Nindya Karya. Pemaknaan tersebut dapat terpenuhi melalui 3 faktor pendukung yaitu faktor personal yang terdiri dari dua sub faktor yakni karakteristik diri (usia, pendapatan, status pernikahan, pendidikan, kesehatan, dan tujuan hidup) serta kondisi psikologis (harga diri dan optimisme), faktor lingkungan sosial yang meliputi dukungan sosial keluarga dan dukungan sosial lingkungan kerja, kemudian faktor spiritualitas. Hasil penelitian ini mengungkap bahwa interaksi positif antara faktor-faktor tersebut dapat membuat kesejahteraan subjektif tenaga kerja perempuan di PT Nindya Karya dapat terpenuhi.

This research discusses subjective well-being among women workers at the head office of PT Nindya Karya. This research uses a qualitative approach with a descriptive research design, conducted from November 2023 to May 2024. The data in this study were obtained through document analysis and in-depth interviews with eleven informants selected using purposive sampling techniques. Women workers in the construction sector are vulnerable to discrimination in the form of pressure and inequality in task distribution. This makes them susceptible to discrimination within the workplace, although ideally, the work environment should support their subjective well-being. To identify and to understand the meaning of subjective well-being among women workers at PT Nindya Karya, the study utilizes theory of subjective well-being and the supporting factors of subjective well-being. The analysis reveals that the meaning of subjective well-being for women workers are shaped through cognitive aspects related to life satisfaction and affective aspects comprising positive and negative affect. These aspects together contribute to the subjective well-being of women workers at PT Nindya Karya. The fulfillment of this perception can be achieved through three supporting factors: personal factors, which include two sub-factors—self-characteristics (age, income, marital status, education, health, and life goals) and psychological conditions (self-esteem and optimism); social environmental factors, which encompass family social support and workplace social support; and spirituality factors. The results of this study reveal that positive interactions among these factors can fulfill the subjective well-being of female workers at PT Nindya Karya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lasmini Soedjono
"Apabila ditelusuri segi-segi kehidupan sosial ekonomi masyarakat Bali, maka tampak kenyataan akan adanya Wanita pencari pasir, penumbuk padi, penggarap pertanian, buruh bangunan, pedagang, penenun, pegawai negeri, karyawati swasta dan lain-lain. Kenyataan seperti ini cukup memberikan gambaran tentang profil Wanita Bali sebagai Wanita yang cinta bekerja. Kerja dan seni adalah merupakan suatu kharakter khas dari kehidupan Wanita Bali. Hal-hal tersebut diatas, dalam penelitian Penawaran Tenaga Kerja Wanita di Propinsi Bali, berdasarkan data SAKERNAS Tahun 1987 didapat temuan.
Bahwa antara jam kerja dan upah yang merupakan fungsi penawaran tenaga kerja mempunyai hubungan negatif, yaitu semakin tinggi upah, semakin rendah jam kerjanya baik di Perkotaan maupun di Perdesaan. Hanya untuk pendidikan SMTA+ di Pedesaan, hubungan jam kerja dan upah bersifat positif, semakin tinggi tingkat upah, jam kerjanya juga semakin tinggi.
Sama dengan penelitian di Daerah lain (Saleh, Penawaran Tenaga Kerja Wanita Berdasarkan Status Atau Peran Dalam Rumah Tangga di Sumatera Selatan, 1987), pengaruh pendidikan yang ditamatkan terhadap jam kerja dan upah, diketahui bahwa pengaruh pendidikan terhadap upah mempunyai pengaruh yang positif, dimana semakin tinggi pendidikan pekerja Wanita makin tinggi penghasilan yang diterimanya. Dan dari segi jam kerja, pekerja Wanita yang berpendidikan SD tamat menawarkan jam kerja yang lebih besar dari pada mereka yang tamat SMTA+.
Untuk daerah tempat tinggal sebagai latar belakang seseorang/tenaga kerja Wanita dalam berpartisipasi di pasar kerja dari hasil estimasi tersebut diketahui bahwa untuk masing-masing pekerja Wanita dengan kelompok pendidikan yang diperhatikan ternyata daerah tempat tinggal mempunyai pengaruh yang berbeda. Misalnya bagi Wanita yang bekerja dan bertempat tinggal di Perkotaan menawarkan jam kerja yang lebih besar dibandingkan dengan mereka yang bekerja dan bertempat tinggal di Pedesaan, walaupun mereka mempunyai kelompok pendidikan yang sama."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pranindiska Nurlistyo Naistana
"Hidup bersama orang tua atau mertua adalah hal yang umum di Indonesia dan memengaruhi partisipasi kerja perempuan yang cenderung lebih banyak terlibat dalam pekerjaan rumah tangga dan perawatan dibandingkan laki-laki. Kehadiran orang tua/mertua di rumah tangga memberikan spillover dan crowding out effect pada partisipasi kerja perempuan menikah. Fenomena ini dapat dijelaskan melalui Teori Produksi Rumah Tangga Becker. Penelitian ini menggunakan data Susenas Tahun 2022, dan metode logistik biner serta multinomial logistik, menemukan bahwa hidup bersama orang tua/mertua meningkatkan peluang perempuan menikah untuk bekerja, bekerja di sektor formal, dan memiliki jam kerja yang panjang. Namun, hidup bersama orang tua/mertua yang membutuhkan perawatan menurunkan peluang bekerja, bekerja di sektor formal, dan mengurangi jam kerja mereka.

Living with parents or in-laws is common in Indonesia and affects women's labor force participation, as women tend to be more involved in household chores and caregiving compared to men. The presence of parents/in-laws in the household creates spillover and crowding out effects on the labor force participation of married women. This phenomenon can be explained through Becker's Household Production Theory. Using data from the 2022 Susenas and employing binary logistic and multinomial logistic methods, this study finds that living with parents/in-laws increases the likelihood of married women working, working in the formal sector, and having excessive working hours. However, living with parents/in-laws who require care decreases the likelihood of working, working in the formal sector, and reduces their working hours."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apsari Amanda Putri
"Penelitian ini membahas mengenai domestikasi yang dialami oleh tenaga kerja wanita Jepang melalui fenomena matahara. Matahara adalah penindasan atau perlakuan diskriminatif di tempat kerja yang dilakukan terhadap tenaga kerja wanita yang sedang hamil. Berdasarkan data-data yang didapat, korban matahara menerima anjuran atau paksaan untuk berhenti bekerja supaya dapat menjadi ibu sepenuhnya. Keberadaan sosok suami yang dianggap mampu memberikan nafkah juga menjadi salah satu alasan pelaku dalam melakukan matahara. Kedua hal ini menunjukkan adanya indikasi pandangan masyarakat Jepang mengenai pembagian kerja seksual yang memunculkan domestikasi berupa matahara. Domestikasi yang tercermin dalam fenomena matahara ini menunjukkan bahwa tenaga kerja wanita Jepang merupakan korban kekerasan simbolik berupa dominasi wacana yang sarat akan pembagian kerja seksual.

This study focuses on the domestication experienced by Japanese women workers observed through the phenomenon of matahara. Matahara is the oppression or discriminatory treatment at work done towards pregnant workers. Based on the data obtained, the matahara victims received suggestion or coercion to stop working in order to become full time mother. The existence of a husband who is considered capable of providing a living is also seen to be a reason for the perpetrators in doing matahara. Both of these points indicate the Japanese society 39 s view toward sexual division of labor which encourage the domestication through matahara. The domestication reflected in matahara phenomenon shows that Japanese women workers are victims of symbolic violence in the form of domination of discourse which is full of sexual division of labor.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Indah Cinderakasih
"[ABSTRAK
Jumlah perempuan yang masuk dalam angkatan kerja di Indonesia terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, baik di sektor formal maupun
informal. Hal ini tentunya membutuhkan perhatian dari pembuat kebijakan dan
manajemen perusahaan mengenai kebutuhan pekerja perempuan, diantaranya
kesempatan untuk memberikan ASI Eksklusif bagi mereka yang memiliki bayi
berusia 0-6 bulan. Namun hasil penelitian menunjukkan rendahnya tingkat
pemberian ASI Eksklusif di Indonesia di tahun 2010. Bekerja dan kurangnya
dukungan dan fasilitas di tempat kerja menjadi salah satu alasan kesulitan
memberikan ASI Eksklusif bagi pekerja perempuan. Padahal di sisi lain,
pemerintah melalui PP No. 33 Tahun 2012 telah mengamanatkan kepada pemberi
kerja untuk menyediakan fasilitas dan memberikan kesempatan pada pekerja
perempuan untuk memberikan/memerah ASI.
Studi ini merupakan studi kuantitatif dan kualitatif. Studi kuantitatif
bertujuan untuk memberikan data secara deskriptif mengenai pengetahuan, sikap,
dan dukungan organisasi bagi pekerja perempuan. Studi kualitatif bertujuan untuk
mengetahui sikap dan tantangan pekerja perempuan dan dukungan organsiasi
terhadap pemberian ASI eksklusif pada pekerja perempuan. Pelaksanaan studi ini
dilakukan pada pekerja perempuan di Pusat Administrasi Universitas Indonesia,
Depok yang memiliki anak berusia 6 bulan-5 tahun. Studi ini dilakukan dengan
metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner dan dilanjutkan dengan
melakukan wawancara mendalam.
Hasil dari tulisan ini dapat menjadi dasar rekomendasi kebijakan baik di
tingkat organisasi/perusahaan sebagai berkontribusi dalam menciptakan
lingkungan yang mendukung pemberian ASI eksklusif di kalangan perempuan
pekerja sehingga mereka dapat terus berkembang di ruang publik tanpa
meninggalkan peran penting mereka dalam mencerdaskan bangsa melalui
pemberian ASI eksklusif.

ABSTRACT
The number of women who entered the workforce in Indonesia continues
to increase from year to year, both in the formal and informal sectors. This of
course requires the attention of policy makers and corporate management about
the needs of women workers, including the opportunity to provide exclusive
breastfeeding for those who have a 0-6 month old baby. However, the results
showed low levels of exclusive breastfeeding in Indonesia in 2010. Work load and
lack of support and facilities in the workplace is one difficult reason to do
exclusive breastfeeding for women workers. Yet on the other hand, the
government through PP No. 33 Year 2012 has mandated the employer to provide
the facilities and provide opportunities for women workers to provide or express
the milk.
This is a mixed method study. Quantitative study aimed to provide
descriptive data on knowledge, attitudes, and organizational support for women
workers. Qualitative study aimed to determine the attitudes and challenges of
women workers and Organizational support to exclusive breastfeeding women
workers Implementation of the study conducted on women wokers in the
University of Indonesia administration office, Depok who have children aged 6
months-5 years. This study was conducted using a survey by distributing
questionnaires and followed by conducting in-depth interviews.
Results of this article can be the basis of policy recommendations both at
the level of the organization or company Thus this paper can contribute to creating
an environment that supports exclusive breastfeeding among women workers so
that they can continue to thrive in a public space without leaving their important
role in the nation through exclusive breastfeeding, The number of women who entered the workforce in Indonesia continues
to increase from year to year, both in the formal and informal sectors. This of
course requires the attention of policy makers and corporate management about
the needs of women workers, including the opportunity to provide exclusive
breastfeeding for those who have a 0-6 month old baby. However, the results
showed low levels of exclusive breastfeeding in Indonesia in 2010. Work load and
lack of support and facilities in the workplace is one difficult reason to do
exclusive breastfeeding for women workers. Yet on the other hand, the
government through PP No. 33 Year 2012 has mandated the employer to provide
the facilities and provide opportunities for women workers to provide or express
the milk.
This is a mixed method study. Quantitative study aimed to provide
descriptive data on knowledge, attitudes, and organizational support for women
workers. Qualitative study aimed to determine the attitudes and challenges of
women workers and Organizational support to exclusive breastfeeding women
workers Implementation of the study conducted on women wokers in the
University of Indonesia administration office, Depok who have children aged 6
months-5 years. This study was conducted using a survey by distributing
questionnaires and followed by conducting in-depth interviews.
Results of this article can be the basis of policy recommendations both at
the level of the organization or company Thus this paper can contribute to creating
an environment that supports exclusive breastfeeding among women workers so
that they can continue to thrive in a public space without leaving their important
role in the nation through exclusive breastfeeding]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Izzatul Muthi`ah
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara sikap terhadap pemimpin perempuan dan aspirasi maupun persepsi aspirasi kepemimpinan perempuan pada mahasiswa perempuan dan laki-laki di Indonesia. Untuk melihat hubungan tersebut, peneliti menyebarkan kuesioner Gender-Authority Measure (GAM) dan Leadership Aspiration Subscale (LAS) dalam jaringan (online) kepada mahasiswa yang sedang menduduki tahun ketiga perkuliahan di perguruan tinggi di Indonesia. Hasil penelitian yang diikuti oleh 369 partisipan menunjukkan terdapat hubungan positif antara sikap mahasiswa laki-laki terhadap pemimpin perempuan dan persepsi tentang aspirasi kepemimpinan perempuan (r = -.218, n = 369, p < .05). Artinya, laki-laki dengan sikap yang lebih negatif terhadap pemimpin perempuan cenderung mempersepsikan perempuan memiliki aspirasi kepemimpinan yang lebih rendah. Di sisi lain, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap pemimpin perempuan dan aspirasi kepemimpinan pada mahasiswa perempuan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki skor rata-rata GAM lebih tinggi dari median yang berarti terdapat sikap negatif terhadap pemimpin perempuan pada kedua kelompok gender. Kemudian, terdapat perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata sikap terhadap pemimpin perempuan pada kedua kelompok gender (t = -3.679, n = 369, p < .05).

This study aimed to examine the relationship between attitude toward female leaders and women?s leadership aspirations and perception of women?s leadership aspiration among female and male college students in Indonesia. To examine the relationship, online questionnaire consists of Gender-Authority Measure (GAM) and Leadership Aspiration Subscale (LAS) was distributed to female and male college students in Indonesia. 369 male and female college students participated in this research. Result showed that there is negative relationship between attitude toward female leader and perception of women?s leadership aspiration on male student (r = -.218, n = 369, p < .05). Men whose GAM score were high tend to perceive that women should have lower leadership aspiration. On the other hand, there was no significant relationship showed on female students. This research also shows that both men and women scored higher than median score of GAM, which means there are negative attitude toward female leaders on both male and female participants. Thus, among female and male participants, difference in the average scores of attitude toward female leaders was found (T = -3.679, n = 369, p < .05).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosy Ahadiah
"Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh karakteristik individu dan rumah tangga terhadap pilihan bekerja di sektor informal bagi perempuan menikah yang berstatus sebagai kepala rumah tangga atau pasangan kepala rumah tangga dari data Susenas tahun 2013. Ditemukan bahwa keberadaan balita cenderung menurunkan partisipasi kerja perempuan menikah namun keberadaan anggota rumah tangga lain/asisten rumah tangga dapat memberikan pengaruh positif bagi partisipasi kerja perempuan karena dapat membantu merawat anak dan melakukan tugas rumah tangga. Selain itu umur, status kerja suami dan pendidikan suami juga memengaruhi istri dalam memilih sektor pekerjaan.

This study aims to study the influence of individual characteristics and household characteristics of the choice to work in the informal sector for married women whose status as head of household or spouse of household head of Susenas 2013. It was found that the presence of toddlers tend to lower labor force participation of married women but the presence of other household members/domestic workers can provide a positive influence for labor force participation of women because it can help take care of children and doing household chores. Besides age, husband?s employment status and husband?s education also affects in choosing the employment sector."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Aulia
"Tesis ini membahas bagaimana kebijakan Womenomics bagi industri konstruksi berdampak pada pekerja perempuan di industri tersebut. Womenomics adalah kebijakan dari Perdana Menteri Abe yang bertujuan untuk mendukung partisipasi aktif perempuan di dunia kerja, yang lalu diturunkan ke industri konstruksi yang mengalami kekurangan tenaga kerja dan penuaan tenaga kerja. Dengan menganalisis kebijakan menggunakan teori struktur patriarki dari Sylvia Walby dan tokenisme dari Rosabeth Kanter, tesis ini menjelaskan bagaimana kebijakan Womenomics yang diturunkan di industri konstruksi tidak mendukung partisipasi aktif perempuan, melainkan digunakan untuk menutupi kekurangan tenaga kerja dengan menarik lebih banyak pekerja perempuan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan data dokumen pemerintah dari situs kementrian Jepang, artikel berita, jurnal internasional, video, serta data statistik pendukung.
Kebijakan Womenomics di industri konstruksi belum berhasil mengatasi masalah yang menghambat pekerja perempuan di industri konstruksi. Alih-alih mendorong dan menciptakan perubahan sistem kerja di industri konstruksi agar lebih mendukung kerja perempuan, kebijakan ini lebih banyak mempromosikan imej konstruksi yang ramah perempuan untuk menarik lebih banyak tenaga kerja. Sementara permasalahan yang dihadapi pekerja perempuan di industri konstruksi tidak banyak ditangani. Kebijakan yang diambil pemerintah didasari oleh kepentingan kapitalis untuk memperoleh keuntungan tanpa mengeluarkan banyak biaya, dan kepentingan patriarkis yang mendukung kapitalis dengan menggunakan perempuan sebagai cadangan tenaga kerja.

This thesis examined how Womenomics policy for construction industry affected the women working in that industry. Womenomics is a policy from Prime Minister Abe that aims to support women’s active participation in the workplace. The policy is further specialized for construction industry who suffered from lack of labor and aging labor. By analyzing the policy using structures of patriarchy by Sylvia Walby, and tokenism by Rosabeth Kanther, this thesis explained how Womenomics in construction industry did not support women’s active participation, and instead used as a tool to fill in the lack of labor by attracting more women worker. This thesis used qualitative method using data such as government’s documents, news articles, academic journals, videos, and statistical data.
Womenomics policy in construction industry has yet to address the problems that hinders women workers in construction industry. Instead of pushing and creating a change in construction industry’s working system to support women’s work, the policy dealt more with promotion effort to uplift the industry’s image among women and girls and attract them to work in construction. Whereas the problem faced by women who is already working in the industry is often neglected. The government constructed the policy based on capitalist interest to get as much profit with as little cost as possible, and patriarchal interest that supported capitalist interest by using women as labor reserve.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Prama Artha
"Studi ini merupakan analisis determinan partisipasi angkatan kerja perempuan kawin di Indonesia. Hal ini berangkat dari adanya pertanyaan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan partisipasi kerja seorang perempuan setelah kawin. Tujuan dari studi ini untuk mengestimasi dan menganalisis koefisien dari determinan partisipasi angkatan kerja perempuan kawin di Indonesia, baik di level nasional maupun di tingkat kota dan desa. Metode analisis yang digunakan pada studi ini adalah model logit dengan metode estimasi maximum likelihood dan data yang digunakan adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 1998. Hasil estimasi pada studi ini menunjukkan bahwa faktor pendidikan, sosial demografis dan ekonomi rumah tangga secara signifikan mempengaruhi keputusan partisipasi angkatan kerja perempuan kawin di Indonesia. Kemudian di wilayah kota dan desa terlihat adanya beberapa perbedaan hasil estimasi dari determinan partisipasi angkatan kerja perempuan kawin. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya perbedaan karakteristik pekerjaan di kedua wilayah tersebut. Dimana di wilayah desa masih di dominasi oleh pekerjaan di sektor pertanian dan biasanya bersifat informal, sedangkan mayoritas pekerjaan di kota bersifat formal. Akhirnya, secara umum dari seluruh faktor yang diduga mempengaruhi partisipasi angkatan kerja perempuan kawin pada studi ini dapat dikatakan bahwa pendidikan di tingkat tersier adalah faktor yang paling mempengaruhi keputusan partisipasi perempuan kawin untuk menjadi angkatan kerja, baik di level nasional, ataupun di wilayah kota dan desa."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusmiati Vistamika Wangka
"Migrasi tenaga kerja internasional Indonesia dewasa ini direpresentasikan oleh tiga profil utama. Pertama, perempuan Pekerja Rumah Tangga PRT migran di Timur Tengah, yang jumlahnya berangsur-angsur berkurang. Kedua, pekerja rumah tangga migran di negara-negara maju di Asia seperti Hong Kong, Taiwan dan Singapura. Ketiga, laki-laki pekerja migran tidak berdokumen di Malaysia. Tesis ini difokuskan pada kategori kedua dari profil pekerja migran Indonesia, khususnya PRT migran di Hong Kong untuk memperlihatkan bagaimana migrasi tenaga kerja internasional Indonesia adalah migrasi berwajah perempuan akan tetapi akses keadilan perempuan PRT masih terbatas. Untuk melihat bagaimana akses keadilan perempuan PRT migran di Hong Kong, empat aspek dari Akses Keadilan, yaitu permasalahan hukum, literasi hukum, identitas hukum dan bantuan hukum dieksplor melalui penelitian kualitatif berperspektif feminis, menggunakan sudut pandang perempuan PRT migran yang sementara menghadapi permasalahan dengan agen dan/atau pemberi kerja di Hong Kong. Studi dokumen mengenai permasalahan hukum dilakukan terhadap Undang-Undang No. 18/2017 mengenai Perlindungan Pekerja Migran Indonesia dan Ordininansi Ketenagakerjaan serta Kontrak Kerja Standar Hong Kong, sedangkan studi lapangan mengenai literasi hukum, identitas hukum dan bantuan hukum dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap lima subyek utama penelitian, FGD dan observasi. Hasil penelitian memperlihatkan perempuan masih terkendala akses keadilan karena instrumen hukum belum memperhitungkan pengalaman perempuan, terbatasnya literasi hukum, ketiadaan akses terhadap dokumen identitas hukum dan layanan bantuan hukum yang terbatas dari negara.

International labor migration of Indonesian migrant workers nowadays is represented by three main profiles that is female domestic workers in Middle East itself even though the number is less compare to previous years, migrant domestic worker in developing countries such as Hong Kong, Taiwan and Singapore, which increasing in number and the last category is undocumented male migrant workers in Malaysia who work on plantations. This thesis focuses on the second category, particularly Migrant Domestic Workers MDWs in Hong Kong to show how international labor migration has female face, but access to justice of female MDWs is still constrained. Access to justice here refers to four aspects that are legal problem, legal literacy, legal identity and legal aid. To explore these aspects, a qualitative feminist based research has been conducted using the life story of five Indonesian female MDWs who is now engage in legal proceedings due to disputes caused by both agencies and employers. At the same time, documentary study was also conducted toward the newest Indonesian The Law No.18 2017 on Protection of Indonesian Migrant Workers as well as Hong Kong law that are Employment Ordinance and Standard Working Contract of Foreign Domestic Helper. The research results show that women are restricted to access justice because legal instrument does not include women rsquo s experiences yet, the legal literacy of MDWs is limited, female MDWs do not have proper access to their legal identities as well as limited legal aid provided by the state. "
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T51125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>