Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215387 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Rizqiyah
"Vaksinasi COVID-19 merupakan salah satu solusi jangka panjang untuk mengatasi pandemi COVID-19 di Indonesia. Topik vaksinasi COVID-19 menjadi perbincangan yang hangat, khususnya di media sosial. Berbagai macam pro dan kontra mengenai program vaksinasi terus bermunculan sehingga penelitian mengenai analisis publik terhadap program vaksinasi COVID-19 sangat berguna untuk komunikasi publik. Penelitian ini berfokus kepada lima jenis vaksin yang banyak digunakan di Indonesia yaitu, AstraZeneca, Moderna, Pfizer, Sinopharm dan Sinovac. Sebanyak 252,805 data dikumpulkan melalui media sosial twitter menggunakan Twitter API di tahun 2021. Lalu sebanyak 11,361 dipilih secara acak untuk dianotasi secara manual. Selanjutnya, proses klasifikasi dilakukan menggunakan model bahasa XLMR dan beberapa metode baseline berbasis pre-trained language model, deep learning, machine learning dan lexicon. Augmentasi data seperti Easy Data Augmentation (EDA), An Easier Data Augmentation (AEDA) dan Seqgan juga dilakukan untuk menyeimbangkan jumlah kelas data minoritas. Pembagian data latih dan data uji dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu simple random sampling dan stratified sampling untuk mengetahui performa model yang dilatih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode yang diusulkan yaitu XLMR, memiliki performa yang tinggi dibandingkan metode baseline lainnya, dengan akurasi sebesar 71.91% sebelum dilakukan augmentasi dan 72.19% setelah dilakukan augmentasi menggunakan Seqgan menggunakan metode pembagian data simple random sampling. Lalu, dengan menggunakan metode pembagian data stratified, XLMR juga memiliki performa terbaik dengan akurasi 59.96% sebelum dilakukan augmentasi dan 74.37% setelah dilakukan augmentasi menggunakan EDA. Penelitian ini akan sangat bermanfaat untuk komunikasi publik dengan kasus serupa. Di masa yang akan datang, penelitian ini bisa dilanjutkan dengan melakukan domain transfer untuk meningkatkan performa model.

COVID-19 vaccination is one of the long-term solutions to address the COVID-19 pandemic in Indonesia. The topic of COVID-19 vaccination has become a hot discussion, especially on social media. Various pros and cons regarding the vaccination program continue to emerge, making research on public analysis of the COVID-19 vaccination program very useful for public communication. This study focuses on five types of vaccines widely used in Indonesia, namely AstraZeneca, Moderna, Pfizer, Sinopharm, and Sinovac. A total of 252,805 data were collected through social media Twitter using the Twitter API in 2021. Then, 11,361 were randomly selected to be manually annotated. Subsequently, the classification process was performed using the XLMR language model and several baseline methods based on pre-trained language models, deep learning, machine learning, and lexicon. Data augmentation such as Easy Data Augmentation (EDA), An Easier Data Augmentation (AEDA), and Seqgan was also carried out to balance the number of minority class data. The division of training data and test data was done using two methods, namely simple random sampling and stratified sampling, to determine the performance of the trained model. The results of the study show that the proposed method, XLMR, has high performance compared to other baseline methods, with an accuracy of 71.91% before augmentation and 72.19% after augmentation using Seqgan with the simple random sampling data splitting method. Then, using the stratified data splitting method, XLMR also had the best performance with an accuracy of 59.96% before augmentation and 74.37% after augmentation using EDA. This research will be very useful for public communication with similar cases. In the future, this research can be continued by conducting domain transfer to improve model performance."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Angelia Yohana Ulina
"Vaksin adalah elemen kunci dalam upaya pencegahan penyakit yang telah menjadi fokus utama di tingkat global, terutama dalam menghadapi pandemi COVID-19. Puskesmas sebagai lembaga pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat memainkan peran penting dalam penyelenggaraan program vaksinasi. Evaluasi yang cermat tentang penggunaan vaksin di puskesmas dapat memberikan wawasan berharga untuk perbaikan program vaksinasi dan pengambilan keputusan yang lebih baik.Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis data pemakaian vaksin rutin dan vaksin COVID-19 di Puskesmas se-Kecamatan Matraman dan jejaringnya pada tahun 2022. Data dianalisis untuk menentukan jumlah dan jenis vaksin yang paling banyak digunakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 18 jenis vaksin digunakan, termasuk vaksin BCG, campak, DPT-HB-HiB, dan vaksin COVID-19 seperti Sinovac Multi Dose. Vaksin DPT-HB-HiB adalah jenis vaksin rutin dengan penggunaan terbanyak pada tahun 2022, sedangkan Sinovac Multi Dose adalah vaksin COVID-19 dengan penggunaan terbanyak. Hasil analisis ini diharapkan dapat memberikan pandangan yang berharga dalam perencanaan dan pengembangan program vaksinasi di tingkat lokal, serta mendukung pengambilan keputusan yang lebih efektif dalam upaya pencegahan penyakit. Informasi ini dapat membantu puskesmas dan jejaringnya dalam mengelola persediaan vaksin dan menyusun strategi vaksinasi yang lebih baik.

Vaccines are a crucial element in disease prevention efforts that have garnered global attention, particularly in the face of the COVID-19 pandemic. Health centers, as community-level healthcare institutions, play a pivotal role in the administration of vaccination programs. A meticulous evaluation of vaccine usage data in health centers can offer valuable insights for improving vaccination programs and making better-informed decisions. The primary objective of this research is to analyze the data on routine vaccine and COVID-19 vaccine usage in Health Centers across the Matraman Subdistrict and their networks in the year 2022. The data were analyzed to determine the total quantity and types of vaccines most frequently used. The findings of this research reveal that a total of 18 vaccine types were utilized, including BCG, measles, DPT-HB-HiB, and COVID-19 vaccines like Sinovac Multi Dose. DPT-HB-HiB was the most commonly used routine vaccine in 2022, while Sinovac Multi Dose was the most frequently used COVID-19 vaccine. The results of this analysis are expected to provide valuable insights into the planning and development of vaccination programs at the local level and support more effective decision-making in disease prevention efforts. This information can aid health centers and their networks in managing vaccine supplies and devising better vaccination strategies."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vida Handayani
"Mempelajari keterampilan dalam area bantu diri seperti keterampilan berpakaian mempakan hal yang penting bagi anak yang mengaiami keterbelakangan mental, tcmtama jika keterampilan yang dimiliki tidak sesuai dengan usia kronologisnya (Lent, 1975; Westling & Murden, |977 dalam Westling & Fox, 2000). Dengan keterbatasan limgsi inteligensi yang dimiliki maka dibutuhkan suatu cara untuk meningkatkan keterampilan berpakaian yang dirniliki agar anak dapat semakin mandiri dan mengurangi ketcrganlungan akan bantuan dari orang lain pada area bantu diri yang dimiliki.
Selama empat dekade terakhir, banyak penelitian yang menunjukkan kesuksesan pengaplikasian behavioral techniques untuk mclatih individu yang mengalami keterbelakangan mental. Secara spesitik, penggunaan tcknik fora! task presentation chaining dalam moditikasi perilaku dapat memaksimalkan kemandirian yang dimiliki anak sedari awal pelatihan, terutamajika bebcrapa tahapan merupakan hal yang familiar bagi anak (Martin & Pear, 2003). Melalui teknik rcilal laskpresenralion chaining anak mencoba keseluruhan rangkaian mulai dari awal sampai akhir rangkaian pada setiap percobaan yang dilakukan dan tems melakukannya sampai setiap langkah yang ada dikuasai.
Penggunaan teknik total task presentaiion chaining dalam tugas akhir ini bertujuan meningkatkan keterampilan berpakaian anak Iaki-laki usia 4 tahun 11 bulan yang mengalami keterbalakangan mental ringan. Hasil dari program modifikasi perilaku ini menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam kctcrampilan berpakaian yang dimiliki anak. Anak mampu untuk bemakaian, yaitu mcngenakan I-shin dan oclana berelastis hanya menggunakan verbal prompx saja.

Leaming self-help skills like dressing is considered to be important for child with mental retardation, especially if the child have not acquired the skills to a degree that correspond to his chronological age (Lent, 1975; Westling & Morden, 1977 in Westling & Fox, 2000). With limitations in his cognitive functioning, special procedures must be applied so that his dressing skills can be enhance, and reducing the amount of assistance from others.
For the last four decades, many studies showed the success of applying behavioral techniques to teach child with metal retardation. Specifically, the used of total task presentation chaining in behavior modification can maximize child's independence early in training, especially if some steps are already familiar to child (Martin & Pear, 2003). With this technique, child attemps all the steps from the beginning to the end ofthe chain on each trial until all steps are mastered.
The purpose of using total task presentation chaining in this final assignment is enhancing dressing skills in a boy with mild mental retardation age 4 years l I months. This program showed improvement in child's dressing skills. The child can wear t-shirt and pants using verbal prompt only.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraeni Puspasari
"Latar Belakang: COVID-19 menyebar secara global dengan cepat. Keadaan darurat kesehatan masyarakat yang serius dan memberikan risiko tinggi kematian terutama pada populasi lansia atau penderita yang mempunyai berbagai komorbid. Dengan besarnya penyebaran COVID-19 secara global dan adanya deklarasi oleh WHO sebagai pandemi darurat kesehatan masyarakat, maka timbul kebutuhan mendesak akan diagnosa yang cepat, vaksin, dan terapi COVID-19. Beberapa merk vaksin kemudian berhasil dikembangkan, namun, respon penerimaan akan melakukan vaksinasi belum banyak diketahui sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerimaan vaksinasi COVID-19 dengan pendekatan teori Health Belief Model pada masyarakat Indonesia.
Metode: Menggunakan metode studi analitik dengan jenis penelitian cross sectional, dengan online survey yang disebar ke masyarakat luas yang kemudian di analisis univarit, bivariat dan multivariat hubungannya dengan penerimaan vaksin COVID-19.
Hasil: Dari 472 responden diketahui ada 439 (93%) responden yang menyatakan akan melakukan vaksin apabila vaksin tersedia. Penerimaan vaksin COVID-19 di Indonesia memiliki hubungan yang signifikan dengan persepsi kerentanan (khawatir tertular COVID-19 dan tertulae COVID adalah hal yang mungkin) dengan nilai p = 0.028 dan p = 0.001, persepsi keparahan (COVID-19 menyebabkan komplikasi serius dan takut tertular COVID-19) dengan nilai p = 0.048 dan p = 0.040, persepsi manfaat (vaksinasi mengurangi kemungkinan infeksi/komplikasi dan mengurangi rasa khawatir) dengan nilai p =0.0005 untuk keduanya, persepsi hambatan (khawatir tidak manjur, kemampuan membayar, efek samping, dan kehalalan) dengan nilai p = 0.0005 untuk semua kecuali kemampuan membayar p = 0.032, dan informasi yang memadai dengan nilai p = 0.0005.
Kesimpulan: Persepsi hambatan mengenai kekhawatiran tentang efek samping memiliki pengaruh paling besar dengan penerimaan vaksin COVID-19 di Indonesia (OR = 9.7). Diperlukan sosialisasi informasi mengenai efek samping vaksin dan manfaat yang dirasakan setelah vaksin. Diperlukan juga kerjasama dengan media dalam upaya peningkatan penerimaan vaksin COVID-19 di Indonesia.

Background: COVID-19 is spreading globally rapidly. A serious public health emergency and a high risk of death, especially in the elderly population or those with multiple comorbidities. With the magnitude of the global spread of COVID-19 and the declaration by WHO as a public health emergency pandemic, there has been a need for rapid diagnosis, vaccines and therapies for COVID-19. Several vaccines have been successfully developed, however, the response to vaccination acceptance is not widely known, so this study aims to analyze the acceptance of COVID-19 vaccination using the Health Belief Model theory approach in Indonesian society.
Methods: This study is an analytical study method that uses a cross sectional type of research, by conducting an online survey that is distributed to the wider community which is then analyzed by univariate, bivariate and multivariate analysis by receiving the COVID-19 vaccine as the dependent variable.
Results: From 472 respondents, 439 (93%) stating they will take the vaccine if available. Acceptance of the COVID-19 vaccine in Indonesia has a significant relationship with susceptibility (worried about infected COVID-19 and infected COVID-19 is possible) with p values = 0.028 and p = 0.001, perceived severity (COVID-19 causes serious complications and afraid of getting infected with COVID-19) with p value = 0.048 and p = 0.040, perceived benefits (vaccination reduces the likelihood of infection/complications and reduces worry) with p-value = 0.0005 for both, perceived barriers (worried about effectiveness, ability to pay, side effects , and halalness) with a value of p = 0.0005 for all except the ability to pay p = 0.032, and sufficient information with a value of p = 0.0005.
Conclusion: The role of the HBM component is considered important in determining the acceptance of the COVID-19 vaccine in Indonesia. In terms of strength, perceived barriers regarding concerns about side effects had the most effect on the acceptance of the COVID-19 vaccine in Indonesia (OR = 9.7). It is necessary to promote information about the side effects of the vaccine and the perceived benefits of taking the vaccine. Cooperation with the media is also needed in an attempt to increase the acceptance of the COVID-19 vaccine in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dayu Citra Abdini
"Retardasi mental merupakan gangguan fungsi kognitif yang mengakibatkan keterbatasan dalam perilaku adaptif dan tampak selama masa perkembangan (Grossman, dalam Kauflinan & Hallahan, 1988). Keterbatasan yang dimiliki anak dengan retardasi mental membuat mereka tidak dapat berkembang dengan optimal sehingga perlu mendapatkan penanganan. Intervensi diberikan untuk melatih kemampuan yang penting dikuasai anal; seperti bantu diri dan kernarnpuan sosial (Mash & Wolfe, 2005).
Retardasi mental memiliki 4 kategori berdasarkan skor IQ, yaitu retardasi mental ringan, netardasi mental sedang, retardasi mental berat, dan retardasi mental sangat berat. Pelatihan bantu diri pada anak dengan retardasi mental ringan dapat dilakukan dengan modifikasi perilaku yang menggunakan prinsip belajar (Papalia, Olds & Feldman, 2001). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa telcnik modifikasi perilaku sangat coook dan dapat diaplikasikan untuk mengajarkan anak dengan retardasi mental mengenai keterampilan bantu diri seperti berpakaian, makan dan kebexsihan pn`badi (Martin dan Pear, 2003).
Tugas akhir ini bertujuan untuk melatih anak dengan retardasi mental ringan bCI'l1Si3 4 tahun I bulan, untuk memiliki kewrampilan bantu diri dalam hal berpakaian. Secara khusus, pelatihan ini bertujuan untuk melatih kemampuan subjek untuk menggunakan celana dalam. Teknik modifikasi perilaku yang digunakan dalam pelatihan ini adalah tclmik backward chainin. Backward chaining sesuai tmtuk meningkatkan keterampilan bantu diri dan seringkali dipakai untuk melatih berpakaian pada anak dengan retardasi mental (Martin & Pear, 2003). Backward chaining merupalcan prosedur pelatihan yang biasanya digunakan jika subjek merniliki kemampuan terbatas mengenai suatu perilalcu (Miltenberger, 2004). Bukti keberhasilan dari pezilaku yang diajarkan pada langkah awal pelatihan masih tetap ada sampai pclatihan selesai dilakukan (Kazdin, 1980).
Hasil pelatihan memmjukkan bahwa setelah menjalani 24 sesi pelatihan dengan menggtmakan teknik backward chaining, subjek dapat mcnggunakan celana dalam sendixi tanpa bantuan orang lain.

Mental retardation is a cognitive function disorder which cause a limitation in adaptive behavior and appears during developmental age (Grossman, in Kauffman & I-Iallahan, 1988). The limitation a mentally retarded child possesses is causing them not to be able to develop themselves optimally. In order to be able to develop optimally, such child needs a special treatment. An intervention can be conducted to train several important skills for the child, such as self help and social sldlls (Mash Se Wolfe, 2005).
Mental retardation is categorized into 4 categories based on IQ scores, i.e. mild, moderate, severe and profound mental retardation. A self help training for children with mild mental retardation can be done by doing behavior modiiication using learning principles (Papalia, Olds & Feldman, 2001). Researches showed that behavior modification technique is suitable and can be applied to teach child with mental retardation about self help skill, such as dressing, eating, and personal hygiene (Martin & Pear, 2003).
This thesis is written with an objective to train a 4 year-old mild mentally retarded child to possess a self help skill in dressing. Speciticajly, this training is aimed to train the child's ability to put on underwear without other's help. The behavior modification technique which is used to conduct this training is a backward chaining technique. This method is suitable for developing self help skill and often used to teach children with mental retardation to dms properly (Martin & Pear, 2003). Backward chaining itself is a training procedure which often be used when a child has limited ability to do certain things (Miltenberger, 2004). A successfill trained behavior in the early stage of training persists until the whole training process is conducted (Kazdin, 1980).
The final training result shows that after completing 24 training sessions using backward chaining technique, the child is able to wear underwear by her ovm without other's help.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Terapi Penerimaan dan Komitmen (TPK) Terhadap Penerimaan Keluarga dengan Anak Tunagrahita. Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi experimental pre-post test with control group. Sampel 56 diambil dengan teknik purposive sampling pada keluarga dengan anak retardasi mental yang mengalami masalah psikososial dalam merawat anaknya. Analisis data dengan Independent t-test dan Paired ttest.
Hasil penelitian menemukan bahwa penerimaan keluarga dengan anak tunagrahita meningkat secara bermakna setelah mendapat TPK. TPK direkomendasikan sebagai terapi keperawatan utama dalam meningkatkan penerimaan keluarga dengan anak tunagrahita.

The aim of this study was to determine the influence of ACT on family?s acceptance to the mental retardation child. This was a quasi-experimental research, using pre-post test with control group. A number of 56 samples were recruited using purposive sampling technique in family having mental retardation child that experiences psychosocial problem in caring the child. Samples are divided into 2 groups of control and intervention group. Data were analyzed using Independent t-test and Paired t-test.
The results showed that the acceptance in family with mental retardation child who get ACT was significantly increased. ACT is recommended as primary therapy in nursing care to increase level of acceptance in family with mental retardation child.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42010
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Hidayat
"Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa terdapat perbedaan ciri-ciri morfologik pada beberapa tingkat retardasi mental (RM). Penelitian tersebut umumnya di lakukan pada penderita sindroma Down (SD). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan indeks sefalometri dan tangan menurut tingkat RM primer. Pada penelitian ini digunakan sampel yang berjumlah 300 anak laki-laki yang berasal dari Sekolah Luar Biasa dan 100 anak dari Sekolah Dasar sebagai kelompok kontrol. Kriteria sampel adalah berusia 7 - 12 tahun, memiliki ciri-ciri penderita SD dan data kesehatan ibu dan anak menunjukkan RM primer.
Pada penelitian ini, telah dilakukan pengukuran dengan menggunakan metode Martin pada masing-masing sampel, lalu hasil pengukuran diolah dalam bentuk indeks sefalometri dan tangan. Hasil penelitian ini memperihatkan bahwa indeks sefalometri dan tangan pada penderita RM ringan dan RM sedang tidak berbeda bermakna secara statistik dibandingkan kontrol (p > 0,05). Sedangkan RM berat berbeda bermakna dibandingkan kontrol (p < 0,05). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh sampel pada RM ringan berasal dan penderita SD tertier atau SD kuarterner, RM sedang dapat berasal dari pendetita SD tertier atau SD kuarterner, dapat juga dari penderita phenylketonuria (PKU) atau pengaruh pranatal yang tidak jelas; RM berat berasal dari penderita SD primer atau SD sekunder.

Cephalometric and Hand Indices on Boys with Several Primary Mental Retardation StagesSome early researches suggested that there were morphological characteristic differences on several mental retardation (MR) stages. The subjects of those researches were mostly Down syndrome (DS) patients. This study was conducted to assess the difference of cephalometric and hand indices on primary MR stages. The subjects of the study were 300 boys from the abnormal schools and 100 boys from the elementary school as a control group. The criterions of the subjects, were 7-12 years old, had DS characters and the medical record showed that there were primary MR.
In this study, measurement on each subject used Martin's methods, then the results were calculated to be cephalometric and hand indices. The results of this study indicated that there were no significant cephalometric and hand indices difference (p > 0,05) between the mild, moderate MR and the control groups. But there was significant cephalometric and hand indices difference (p < 0,05) between the severe MR and the control group. The possibilities of these results were the subjects of this study which the mild stage of MR was derived from either tertiary or quaternary DS patients; the moderate stage of MR might be derived from either tertiary or quaternary DS patients as well as phenylketonuria (PKU) patients or unknown early neonatal influence patients; and the severe stage of MR was derived from either primary or secondary DS patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002
T2933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Dwi Fitri
"WHO menetapkan Covid-19 sebagai pandemi dengan jutaan orang yang terinfeksi dan ratusan ribu orang meninggal dunia.. Hampir 2 tahun sejak pandemi Covid-19 menyebar di seluruh dunia, namun proses pengembangan vaksin Covid-19 dikembangkan dengan cepat. Dengan adanya kebijakan wajib vaksin di semua negara, masyarakat dunia telah dihadapkan dengan berbagai dilema dalam menerima kebijakan ini dan menimbulkan seruan dalam menolak vaksin Covid 19. Hal ini menimbulkan keraguan di tengah populasi untuk menerima vaksin Covid 19. Timbulnya keraguan pastinya dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berbeda di setiap negaranya. Hal ini membuat penulis ingin mengetahui bagaimana tingkat penerimaan vaksinasi Covid 19 di beberapa negara dunia. Determinan apa saja yang membuat penduduk beberapa negara di dunia menunjukan sikap penolakan terhadap vaksinasi Covid 19. Oleh karena itu, pencarian studi dilakukan pada database online Pubmed, ScienceDirect dan Springerlink dengan kata kunci "Vaccine acceptance" OR ("vaccine hesitancy") AND ("COVID 19" OR "coronavirus disease" OR "SARS-CoV-2"). Dari pencarian tersebut, 24 studi terinklusi dalam penelitian. Determinan yang mempengaruhi penerimaan vaksin Covid-19 di beberapa negara terdiri dari keamanan dan efektivitas vaksin, pendidikan, rekomendasi tenaga kesehatan, pendapatan, penyakit kronis, usia, info vaksin, harga vaksin, riwayat Covid-19, agama, dan pekerjaan. Adanya vaksinasi Covid 19 menjadi harapan untuk memulai kehidupan normal, dengan diketahuinya determinan yang mempengaruhi penerimaan masyarakat dalam menerima vaksin Covid-19, diharapkan dapat dijadikan pertimbangan untuk menjalankan program vaksinasi Covid-19 di masa yang akan datang.

WHO has designated Covid-19 as a pandemic with millions of people being infected and hundreds of thousands of people dying.. It has been almost 2 years since the Covid-19 pandemic spread across the world, but the process of developing a Covid-19 vaccine is progressing rapidly. With the mandatory vaccine policy in all countries, the world community has been faced with various dilemmas in accepting this policy and has raised calls to reject the Covid 19 vaccine. This raises doubts among the population to receive the Covid 19 vaccine. The emergence of doubts is certainly influenced by several factors that different in each country. This makes the author want to know how the level of acceptance of the Covid 19 vaccination is in several countries in the world. What are the determinants that make the population of several countries in the world show an attitude of rejection towards Covid 19 vaccination. Therefore, a study search was conducted on the online databases of Pubmed, ScienceDirect and Springer Link with the keywords "Vaccine acceptance" OR ("vaccine hesitancy") AND ( "COVID 19" OR "coronavirus disease" OR "SARS-CoV-2"). From these searches, 24 studies were included in the study. The determinants that affect the acceptance of the Covid-19 vaccine in several countries consist of vaccine safety and effectiveness, education, recommendations for health workers, income, chronic diseases, age, vaccine information, vaccine prices, Covid-19 history, religion, and occupation. The existence of the Covid 19 vaccination is a hope to start a normal life, with knowing the determinants that affect public acceptance of receiving the Covid-19 vaccine, it is hoped that this can be taken into consideration for carrying out the Covid-19 vaccination program in the future."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romadhani Ardi
"Praktik keinsinyuran dapat digunakan oleh perekayasa untuk membantu pemerintah dalam menghadapi penyebaran virus COVID-19, yaitu dengan mengkaji risiko kegagalan dalam distribusi vaksin. Dalam hal ini, penulis telah menyelesaikan aktivitas tersebut di Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan, Kemenhub RI pada Oktober 2020 hingga Desember 2020. Dalam pelaksanaannya, penulis berkoordinasi dengan pihak internal Kemenhub RI untuk memastikan tercapainya tugas pokok dan fungsi tim. Selain itu, penulis bertugas menjadi koordinator dari empat orang tenaga ahli UI, dan melibatkan 7 orang mahasiswa aktif UI sebagai tim pelaksana survei lapangan dan analis data. Hasil temuan studi dan survei lapangan telah dipresentasikan dengan baik di hadapan pemangku kepentingan dalam dua buah focus group discussion. Penulis telah berupaya menjunjung tinggi profesionalisme, kode etik insinyur, dan pedoman dan aturan K3LL dalam pengerjaan Praktik Keinsinyuran ini.

Engineering practices can be utilized by engineers to assist governments in dealing with the spread of the COVID-19 virus, i.e. by assessing the risk of failure in the distribution of COVID-19 vaccine. In this case, the author has completed the activities in the Ministry of Transportation of the Republic of Indonesia from October 2020 to December 2020. In the implementation, the author coordinated with the internal parties of the Ministry of Transportation of the Republic of Indonesia to ensure the achievement of the main tasks and functions of the team. In addition, the author is in charge of coordinating four UI experts and involving seven active UI students as field surveyors and data analysts. The findings of the study and field survey have been well presented to the stakeholders in two focus group discussions. The author has sought to uphold the professionalism, the engineer's code of ethics, and the K3LL guidelines and rules in working on this Engineering Practice."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bungarani Pramadefitra
"Perilaku vaksinasi seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya dapat berupa faktor psikologis yang beruhubungan dengan sikap dan pandangan seseorang terkait vaksin maupun penyakit yang dicegah oleh vaksin tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, korelasional yang bertujuan untuk melihat pengaruh sikap terhadap vaksin dan persepsi risiko Covid-19 terhadap intensi untuk divaksin. Sebanyak 214 partisipan berusia 18-25 tahun berdomisili di Jabodetabek mengisi kuesioner penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebanyak 18,6% dari varians intensi untuk divaksin dapat dijelaskan oleh sikap terhadap vaksin dan persepsi risiko Covid-19. Sikap terhadap vaksin ditemukan memberikan pengaruh negatif yang signifikan dan persepsi risiko Covid-19 khususnya dimensi perceived likelihood of infection ditemukan memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap intensi untuk mendapatkan vaksin.

A person's vaccination behavior can be influenced by various factors, including psychological factors related to a person's attitudes and perceptions related to vaccines and the diseases that prevented by the vaccine. This research is a quantitative, correlational study that aims to see the influence of attitudes towards vaccines and perceived risk of Covid-19 on vaccination intention. A total of 214 participants aged 18-25 years domiciled in Jabodetabek filled out the research questionnaire. Results showed that 18.6% of the vaccination intention variance can be explained by attitudes towards vaccines and perceived risk of Covid-19. Attitudes towards vaccines and perceived risk of Covid-19, especially the perceived likelihood of infection dimension, were found to be a significant predctors of vaccination intention."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>