Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147630 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aurora Chandra Muhammad Haeckel Wigrantoro
"Pekerja perempuan di Indonesia menerima upah 23% lebih rendah daripada pekerja laki-laki. Karena pekerja dibayar sesuai dengan produktivitas yang mereka miliki, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara produktivitas dan upah yang dimiliki pekerja perempuan yang memiliki upah lebih rendah daripada laki-laki. Dataset yang digunakan adalah survei Industri Besar Sedang (IBS) tahun 2015, 2017, 2018, dan 2019 yang bersifat unbalanced panel data dengan unit analisis perusahaan manufaktur. Teknik analisis data menggunakan Generalized Moment Method (GMM) karena terdapat potensi endogenitas pada variabel independen utama yang disebabkan dataset yang digunakan juga bersifat dinamis. Hasil estimasi menunjukkan bahwa proporsi pekerja perempuan sebagai variabel independen utama memiliki koefisien negatif signifikan terhadap rata-rata produktivitas dan upah per pekerja pada suatu perusahaan. Berdasarkan persamaan productivity-wage gap pada model, proporsi pekerja perempuan memiliki koefisien yang tidak signifikan, yang mengindikasikan pekerja perempuan secara umum telah dibayar sesuai dengan produktivitasnya. Mengontrol jenis pekerja, proporsi pekerja non-produksi pengaruh yang lebih tinggi terhadap rata-rata produktivitas dan upah per pekerja daripada proporsi pekerja produksi. Meningkatnya proporsi pekerja laki-laki non-produksi memiliki koefisien yang lebih tinggi terhadap rata-rata upah daripada terhadap rata-rata produktivitas per pekerja secara signifikan, mengindikasikan kelompok pekerja tersebut mengalami overpaid.

Indonesian female workers earn 23% less in wages than their male counterparts. Because labors are paid according to their productivity, this research’s objective is to identify the relationship between productivity and wage of female workers. The dataset used came from the Industri Besar Sedang (IBS) survey from 2015, 2017, 2018, 2019 which is categorized as unbalanced panel data with manufacturing firms as the unit analysis. The Generalized Moment Method (GMM) is used because there is a potential endogeneity issue in the main independent variable. Estimation results show that the share of female workers have significant negative coefficient on average productivity and wage per worker of a firm. Based on the productivity-wage gap equation in the model, the share of female workers does not have a significant coefficient, indicating that female workers generally have been paid according to their productivity. Controlling for the types of labor, the share of white-collar workers has a higher effect on average productivity and wage per worker than the share of blue-collar workers. An increase in the share of non-production male workers has a significantly higher effect on the average wages than productivity per worker, indicating that this type of labor is being overpaid."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurachma Indrati Sukirno
"ABSTRAK
Teori Human Capital mengatakan bahwa tenaga kerja yang berpendidikan lebih tinggi akan mendapatkan upah yang lebih besar karena mereka memiliki produktivitas yang lebih tinggi. Namun bukti empiris menunjukkan peningkatan produktivitas tidak diikuti oleh peningkatan upah. Hal tersebut menggambarkan adanya degree of monopsony yang dimiliki perusahaan. Degree of monopsony dapat bervariasi antar sektor karena antar sektor memiliki karakteristik yang berbeda. Penelitian ini meneliti adanya degree of monopsony yang berbeda antar sektor dengan cara melihat hubungan antara komposisi tenaga kerja berdasarkan level pendidikan terhadap productivity-pay gap/rent sharing yang didapatkan oleh perusahaan pada industri manufaktur Indonesia pada kurun waktu 1996 dan 2006. Pengukuran rent sharing mengikuti metode Ours Stoeldraijer 2011 dan Kampelmann et.al 2018 yaitu selisih antara produktivitas tenaga kerja dengan rata-rata pengeluaran upah tenaga kerja yang dibayarkan oleh perusahaan. Penelitian ini menggunakan pooled cross section data yang dikontrol dengan dummy tahun, dan diestimasi menggunakan metode Ordinary Least Square OLS . Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian sektor industri manufaktur memiliki degree of monopsony terhadap tenaga kerja yang berpendidikan menengah dan tinggi, ditunjukkan dengan rent sharing positif yang didapatkan perusahaan jika menggantikan tenaga kerja yang berpendidikan rendah dengan tenaga kerja yang berpendidikan menengah dan tinggi. Semakin tinggi level teknologi produksi suatu sektor maka semakin besar degree of monopsony sektor tersebut terhadap tenaga kerja yang berpendidikan tinggi.

ABSTRACT
Human capital theory suggest that more educated worker would received higher payment because more productive than less educated worker. But empirical studies show increased productivity not in line with the increase in wage. This phenomenon reflects the existence of degree of monopsony owned by the company. Degree of monopsony can vary between sectors because the inter sector has different characteristics. This study examined the existence of different degree of monopsony between sectors by looking at the relationship between labor composition based on educational level on productivity pay gap rent sharing obtained by companies in Indonesian manufacturing industry during 1996 and 2006. We use method of Ours Stoeldraijer 2011 and Kampelmann et.al 2018 to measure rent sharing. This study use pooled cross section of data controlled by year dummy, and estimated using the Ordinary Least Square OLS method. The results show that some manufacturing industry sectors have a degree of monopsony for medium and high education workers, indicated by the positive rent sharing that firms earn when replacing a low educated workforce with a high and middle education workforce. The higher the level of production technology of a sector, the greater the degree of monopsony of the sector to a highly educated workforce. "
2018
T50315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakinah
"Studi ini mengkaji dampak otomatisasi terhadap kesetaraan gender di sektor manufaktur Indonesia dari tahun 2011 hingga 2015. Data diperoleh dari Survei Industri Besar dan Sedang (SI), Survei Tenaga Kerja Nasional (SAKERNAS), dan Federasi Internasional Robotika (IFR), mencakup 15 industri manufaktur berdasarkan KBLI 2009. Kami menggunakan efek tetap dan acak untuk regresi. Variabel utama adalah stok robot, yang dihitung menggunakan metode inventarisasi perpetual dengan tingkat depresiasi 10%. Temuan kami menunjukkan bahwa otomatisasi sedikit meningkatkan jumlah pekerjaan secara keseluruhan dan ketimpangan upah gender, tetapi tidak secara signifikan mempengaruhi komposisi gender dalam perusahaan.

This study examines the impact of automation on gender equality in the Indonesian manufacturing sector from 2011 to 2015. Data were sourced from the Large and Medium Enterprises Survey (SI), National Labor Survey (SAKERNAS), and International Federation of Robotics (IFR), covering 15 manufacturing industries based on KBLI 2009. We used fixed and random effects for the regression. The primary variable was the stock of robots, calculated using the perpetual inventory method with a 10% depreciation rate. Our findings show that automation slightly increases overall employment and gender wage inequality but does not significantly affect the gender composition within firms"
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Maharani Ekaningtyas
"ABSTRAK
Teori diskriminasi Becker (1957) memprediksi bahwa peningkatan persaingan di pasar
barang akan mengurangi diskriminasi. Untuk menguji teori tersebut, penelitian ini
mengestimasi dampak peningkatan penetrasi impor pada diskriminasi upah gender di
Industri manufaktur Indonesia dari 2000 sampai 2014. Diskriminasi upah gender diukur
dengan perubahan residual gender wage gap. Hasil uji empiris menggunakan
menunjukkan bahwa diskriminasi upah gender cenderung menjadi lebih rendah di sektor
yang mengalami peningkatan penetrasi impor lebih tinggi dan pada awalnya memiliki
market power lebih besar.

ABSTRACT
Beckers discrimination theory (1957) predicts that the rise of competition in final goods
will drive out discrimination. To test this theory, this study estimates the impact of rising
import penetration on gender wage discrimination in Indonesian manufacturing
industries from 2000 to 2014. Gender wage discrimination is proxied by change in
residual gender wage gap. Empirical result suggests that the bigger market power, the
bigger impact of rising import penetration on narrowing residual gender wage gap. This
result can be interpreted as lower gender wage discrimination in sector which is more
exposed to import penetration and initially has bigger market power.
"
2019
T53768
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beti Agustina
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Average Collection Period, Inventory Turnover in Days dan Average Payable Period terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur listed BEI tahun 2010-2011. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Average Collection Period, Inventory Turnover in Days dan Average Payable Period terbukti berpengaruh negatif secara signifikan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur di Indonesia. Melalui hasil yang diperoleh, sangat disarankan bagi perusahaan ? perusahaan terbuka di Indonesia untuk lebih memperhatikan dan serius dalam perihal pengelolaan modal kerja perusahaan, dimana terbukti dapat membantu dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan.

This study aims to examines the Influence of Average Collection Period, Inventory Turnover in Days and Average Payable Period on Manufacturing Firm?s Profitability, Evidence from Indonesia listed manufacturing company 2010-2011. The findings indicate that Average Collection Period, Inventory Turnover in Days and Average Payable Period are negatively related to Manufacturing Firm?s Profitability. Thus, the results strongly suggest that working capital management practices work favorably to higher the manufaturing fim?s profitability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhirza Wisesa
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran, diversitas gender, dan independensi Dewan Direksi terhadap performa perusahaan manufaktur di Indonesia pada periode 2011 ndash; 2014 dengan menggunakan metode analisis regresi fixed effect model GLS. Penelitian ini menggunakan nilai ROA dan Tobin rsquo;s Q sebagai alat ukur performa perusahaan serta ukuran perusahaan, umur perusahaan, leverage, sales growth, dan return volatility sebagai variabel kontrol penelitian. Penelitian ini juga menggunakan 167 perusahaan manufaktur di Indonesia sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian ini menemukan bahwa secara umum ukuran, diversitas gender, dan independensi Dewan Direksi mempengaruhi performa perusahaan. Namun secara spesifik, penelitian berhasil menemukan ukuran dewan direksi berpengaruh secara signifikan negatif terhadap ROA dan Tobin rsquo;s Q, diversitas gender tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kedua performa perusahaan, dan independensi dewan direksi yang berpengaruh secara signifikan negatif hanya terhadap nilai Tobin rsquo;s Q.

ABSTRACT
This study aims to analyse the effect of board Size, gender diversity, and board independence on firm performance of Indonesian manufacturing firm in period 2011 ndash 2015 using regression analysis fixed effect model GLS. This study uses ROA and Tobin rsquo s Q as proxy for firm performance, also firm size, firm age, leverage, sales growth, and return volatility as control variable. This study also uses 167 Indonesian Manufacturing Firm as samples.The results of this study found that in general board size, gender diversity, and board independence affect the firm performance. Specifically, this study found that board size significantly affect both ROA and Tobin rsquo s Q in negative way, gender diversity insignificantly affect both firm performance, and board independence significantly affect only on Tobin rsquo s Q in negative way."
2017
S68534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Detri Fitria Hasyar
"Investasi Langsung Luar Negeri (FDI) dipercaya dapat memberikan dampak positif bagi perekenomian host country. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa FDI melalui perusahaan multinasional juga berkaitan dengan isu meningkatnya ketimpangan upah. Berdasarkan asumsi bahwa perusahaan multinasional memiliki peran penting dalam memperkenalkan teknologi baru, studi ini akan meneliti apakah perusahaan multinasional berdampak terhadap ketimpangan upah di sektor industri manufaktur Indonesia. Studi ini juga akan menginterpretasikan apakah efeknya non-linier-FDI akan meningkatkan ketimpangan upah, tetapi tingkat ketimpangan tersebut akan menurun dari waktu ke waktu. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa perusahaan multinasional memberikan efek non-linier terhadap ketimpangan upah di sektor industri manufaktur Indonesia.

Inward   Foreign   Direct   Investment (FDI) is generally believed to have a positive effect on the host country’s economy. However, several studies have documented that FDI by multinational companies (MNCs) may also relate to rising wage inequality issue.  Assuming that MNCs are playing an important role in introducing new technology, this study    will investigate whether MNCs have an impact on skilled-unskilled wage gap. The study will also attempt to interpret whether the effect is non-linear – FDI increases wage inequality but at a decreasing rate over time. The findings show that MNCs give non-linear effect to wage inequality in Indonesia’s manufacturing sector."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucius Pradana Adhi Nugroho
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari pergerakan nilai tukar terhadap employment (penggunaan tenaga kerja) di perusahaan-perusahaan manufaktur Indonesia. Dengan data level perusahaan pada periode antara 2008 hingga 2014, hasil estimasi menggunakan metode GMM menunjukkan bahwa nilai tukar bisa mempengaruhi penggunaan tenaga kerja melalui saluran pendapatan (yaitu, ekspor) dan saluran biaya (yaitu, input yang diimpor). Apresiasi nilai tukar riil efektif memiliki efek negatif pada penggunaan tenaga kerja melalui saluran pendapatan, tetapi memiliki efek positif melalui saluran biaya. Namun, Uji Wald menunjukkan efek bersih yang tidak berbeda secara statistik dari nol. Sehingga, secara rata-rata, perubahan nilai tukar baik apresiasi maupun depresiasi selama periode penelitian tidak berpengaruh signifikan terhadap penggunaan tenaga kerja perusahaan-perusahan manufaktur di Indonesia.

The objective of this study is to examine the effect of exchange rate movement on Indonesian manufacturing firms employment. Using firm-level dataset for the period between 2008 and 2014, the GMM estimation results show that the exchange rate affects employment through revenue (i.e., export) and cost channels (i.e., imported inputs). An appreciation of the real effective exchange rates has a negative effect on employment through the revenue channel, but has a positive effect through the cost channel. However, the Wald Test indicates the net effect is not statistically different from zero, implying that any changes in the real effective exchange rate do not cause any changes in the firms employment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T52490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deasma Hazel
"Kesetaraan gender menjadi isu yang diperjuangkan secara terus menerus. Salah satu aspek yang menjadi indikator evaluasi apakah kesetaraan gender sudah diterapkan adalah adanya fenomena kesenjangan upah antar gender. Studi ini bertujuan untuk melihat persistensi kesenjangan upah antar gender dengan menggunakan data Sakernas 2022 serta variasi kesenjangan antar gender yang terjadi di antara sektor industri, tempat tinggal, dan tipe kontrak. Pada tahun 2022, ditunjukkan bahwa gender kesenjangan upah antar gender di Indonesia meningkat dibanding dengan tahun 2010, baik pada daerah pedesaan maupun perkotaan. Selain itu, secara keseluruhan, kesenjangan upah antar gender bervariase antar sektor dengan tertinggi terdapat pada sektor perdagangan besar, eceran, reparasi dan perawatan mobil sedangkan sektor dengan kesenjangan upah terendah adalah sektor keuangan, asuransi, dan real estat. Hal yang sama terjadi pada daerah perkotaan. Namun, jika dilihat pada daerah pedesaan, sektor pengangkutan, pergudangan, informasi dan komunikasi memiliki kesenjangan upah tertinggi, sementara sektor aktivitas kesehatan manusia dan aktivitas sosial memiliki kesenjangan upah terendah.

Gender equality has become an ongoing campaign years after years. One aspect that serves as an indicator of whether gender equality has been implemented is the phenomenon of the gender wage gap. This research aims to examine the persistence of the gender wage gap phenomena, using the data from Sakernas 2022. Additionally, this study also displays the variations of gender wage gap between sectors, areas, and employment types. The result indicates that Indonesia showed a wider gender wage gap in 2022, compared to 2010, in both rural and urban areas. Overall, the highest gender wage gap was found in the wholesale, retail trade, and motor vehicle repair and maintenance sectors, while the sector with the lowest wage gap was the finance, insurance, and real estate sectors. The same pattern was observed in urban areas. However, in rural areas, the transportation, warehousing, information, and communication sector had the highest wage gap, while the human health and social work activities sectors had the lowest wage gap."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lestary Jakara Barany
"ABSTRACT
The globalization brings gains from trade which are not equally distributed. It generates winners and losers. It prompts economic agents to question globalization for whom In many trade literatures, the answers focus more on the impact of trade openness between developed and developing countries, capitalist and labor, and skill premium. In terms of labor market, the studies about gender stressed on the supply side. This study aims to shed light on the gender specific impact of globalization at firm and sub sectoral level. Using SI and SAKERNAS from 2011 2014, this study estimates with Generalized Least Square technique. The results indicate that the impact of globalization is greater on increasing the participation of female workers, particularly in the field of production. Meanwhile, the impact of foreign ownership in non production occupation increases more men than women. In terms of wages, imports undermine the gender wage differential, but imports in concentrated industries increase the difference. In general, the more globalized a firm or an industry, male and female workers are more equal, both in terms of work participation and wage.

ABSTRAK
Globalisasi membawa keuntungan dari perdagangan yang tidak terdistribusi secara setara, sehingga menghasilkan pihak yang menang dan kalah. Ini mendorong pelaku ekonomi untuk bertanya: globalisasi untuk siapa? Dalam banyak literatur perdagangan, pembahasan lebih berfokus pada dampak keterbukaan perdagangan antara negara maju dan berkembang, kapitalis dan pekerja, dan skill premium. Dari sisi ketenagakerjaan, penelitian tentang gender lebih menekankan pada sisi penawaran. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak globalisasi berdasarkan gender pada level perusahaan dan sub-sektoral. Dengan menggunakan data SI dan SAKERNAS tahun 2011-2014, studi ini mengestimasi dengan teknik Generalized Least Square. Hasilnya mengindikasikan bahwa dampak globalisasi lebih besar pada peningkatan partisipasi pekerja perempuan, terutama di bidang produksi. Sedangkan, dampak kepemilikan asing di bidang non-produksi meningkatkan lebih banyak pekerja laki-laki daripada perempuan. Dalam hal upah, impor mengecilkan selisih upah antar gender, tetapi impor di industri yang terkonsentrasi justru meningkatkan perbedaan tersebut. Secara umum, semakin terglobalisasi suatu perusahaan atau industri, pekerja laki-laki dan perempuan semakin setara, baik dalam hal partisipasi kerja dan upah."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>