Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202486 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yus Ferdi Andi Kamser
"Berangkat dari keinginan memahami “banjir” di Jakarta, saya menyusun pertanyaan untuk memahami adaptasi masyarakat terhadap bencana banjir yang melekat dengan identitas nama Kota Jakarta. Sebagai orang yang juga sering menikmati banjir di Jakarta, saya ingin mengkaji bagaimana masyarakat ‘berdamai’ dengan banjir. Saya kemudian merumuskan kerangka berpikir untuk mengeksplorasi pengalaman sensorik masyarakat dalam menghadapi banjir dan bagaimana pengalaman tersebut mempengaruhi persepsi risiko serta strategi adaptasi mereka. Kerangka analisis yang digunakan saya adalah konsep desensitised disaster perception, sebuah konsep yang menggabungkan unsur-unsur affect dan emotion dalam interaksinya di realitas sosial. Konsep ini mengacu pada bagaimana pengalaman berulang terhadap suatu bencana membuat individu atau komunitas menjadi kurang sensitif terhadap risiko tersebut. Metode penelitian saya meliputi observasi, wawancara mendalam, serta pencarian data publikasi di situs pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di Sunter Muara bersikap tenang selayaknya berdamai dengan banjir. Mereka memiliki cara unik dengan menanam keyakinan bahwa ada daerah lain yang lebih rentan terdampak banjir dibandingkan mereka. Mereka menganggap bahwa kondisi mereka tidak terlalu mengancam bermodalkan pemikiran “tinggi air cuma sebetis.” Adaptasi lainnya pun nampak dari pemanfaatan ruang atap rumah sebagai area mengungsi saat terjadinya banjir. Temuan ini menunjukkan bahwa kebiasaan dan pengalaman menghadapi banjir telah membentuk persepsi masyarakat hingga perasaan panik tak lagi membebani persepsi mereka. Penelitian ini memberi gambaran tentang adaptasi masyarakat Jakarta, terutama di daerah dataran rendah, dalam menghidupi situasi banjir. ‘Berdamai’ dengan banjir menunjukkan adaptasi mereka yang tak hanya diwujudkan secara fisik, tapi juga ketubuhan dan pemikiran.

Starting from a desire to understand the “floods” in Jakarta, the author formulated questions to understand the adaptation of the community to the flood disasters that are closely associated with the identity of Jakarta. As someone who also often experiences floods in Jakarta, the author wanted to study how the community ‘makes peace’ with the floods. The author then developed a framework to explore the sensory experiences of the community in facing floods and how these experiences influence their risk perception and adaptation strategies. The analytical framework used by the author is the concept of desensitised disaster perception, a concept that combines elements of affect and emotion in their interaction within social reality. This concept refers to how repeated experiences of a disaster make individuals or communities less sensitive to the associated risks. The author's research methods included observation, in-depth interviews, and data collection from government websites. The research findings showed that the community in Sunter Muara remained calm as if they had made peace with the floods. They had a unique way of believing that other areas were more vulnerable to floods than their own. They considered their situation not too threatening with the thought, “tinggi air cuma sebetis.” Other adaptations were also evident, such as the use of rooftops as evacuation areas during floods. These findings indicate that the habits and experiences of dealing with floods have shaped the community’s perceptions to the point where panic no longer burdens their perception. This research provides an overview of the adaptation of Jakarta's community, especially in low-lying areas, in living with flood conditions. 'Making peace' with floods shows their adaptation, which is not only manifested physically but also bodily and mentally."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahri Isnanta
"ABSTRAK
Kelurahan Rawa Buaya RW 11 memiliki tingkat ancaman terhadap bencana banjir
yang cukup tinggi. Maka, Kementerian Sosial melalui program Kampung Siaga
Bencana (KSB) menginisiasi warga RW 11 agar mempunyai kemandirian dalam
menanggulangi bencana banjir yang rutin datang ketika musim penghujan. Dengan
pendekatan kualitatif, tesis ini menggambarkan implementasi program KSB di RW
11 dalam rangka penanggulangan bencana berbasiskan masyarakat, serta faktor
pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan program tersebut setelah
berdiri selama lebih kurang 3 tahun. Temuan penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan KSB di RW 11 selain menciptakan organisasi masyarakat yang siap
dan tanggap terhadap bencana juga meningkatkan kapasitas warga dalam
menghadapi banjir dan meningkatkan partisipasi warga dalam upaya
penanggulangan bencana di wilayahnya.

ABSTRACT
RW 11 Rawa Buaya Urban Village has a threat of floods on high levels. With that
kind condition, The Ministry of Social initiated Kampung Siaga Bencana (KSB)
Programe to make community independency in response to floods that routinely
come up when the rainy season. With a qualitative approach, this thesis illustrates
the implementation of KSB programs in RW 11 in the framework of community
based disaster management, also describe the supporting factors and inhibiting
factors in the implementation of the program after standing for about 3 years . The
study findings suggest that the implementation of the KSB in RW 11, has create a
community organizations well prepare for and respond to disasters also increase
the capacity of people to cope with floods and increase citizen participation in
disaster management in they region."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T38910
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Rinsan
"[Tesis ini menganalisis persepsi pemangku kepentingan tentang efektivitas program rehabilitasi dan rekonstruksi permukiman masyarakat terdampak bencana melalui pendekatan berbasis masyarakat di daerah relokasi dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi permukiman masyarakat terdampak letusan Merapi
2010 di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan paradigma postpositivisme dengan metode gabungan (mixed method) dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penerima manfaat mempersepsikan program relokasi yang dilakukan telah berjalan secara efektif. Akan tetapiterdapat juga kemungkinan-kemungkinan perbaikan untuk mengatasi beberapa permasalahan yang ditemukan dalam penelitian untuk
penerapan di masa yang akan datang. Perbaikan dapat dilakukan pada proses pengambilan keputusan di tingkat masyarakat termasuk menghilangkan elite capture, pendampingan yang lebih intensif dan pengenalan budaya baru di lokasi relokasi. Model mekanisme yang efektif haruslah berpusat pada penghidupan masyarakat, disebut livelihood-centered relocation. Masyarakat akan dengan mudah untuk direlokasi apabila telah mengetahui dengan baik pola penghidupan mereka di daerah relokasi yang baru. Diharapkan penataan permukiman juga akan ditentukan penghidupan para penerima manfaat.

This research analyzes the stakeholder perception on the effectiveness of the settlement rehabilitation and reconstruction program of Merapi-eruption impacted community through community-based approach in Sleman District Province of Special Region Yogyakarta. The research paradigm is post positivism with mixed method with descriptive design. The research result presents that the community as the stakeholder perceived the relocation program is effective. The research, however, also presents some opportunities for improvement toward a more effective relocation program in the future. Improvement can be made on decision making process in community level, decreasing of elite capture and
introduction of the new culture of living in relocation site. The research also proposes an effective model of community-based relocation. The model is livelihood-centered relocation. The livelihood is basis for the design of relocation.
planning. Once the community feels comfortable with the future of their
livelihood, the mobilization of the beneficiaries will face less resistance.
Expectedly, the resettlement design will be based on the beneficiaries? livelihood, This research analyzes the stakeholder perception on the effectiveness of the
settlement rehabilitation and reconstruction program of Merapi-eruption
impacted community through community-based approach in Sleman District
Province of Special Region Yogyakarta. The research paradigm is post positivism
with mixed method with descriptive design. The research result presents that the
community as the stakeholder perceived the relocation program is effective. The
research, however, also presents some opportunities for improvement toward a
more effective relocation program in the future. Improvement can be made on
decision making process in community level, decreasing of elite capture and
introduction of the new culture of living in relocation site. The research also
proposes an effective model ofcommunity-based relocation. The model is
livelihood-centered relocation. The livelihood is basis for the design of relocation
planning. Once the community feels comfortable with the future of their
livelihood, the mobilization of the beneficiaries will face less resistance.
Expectedly, the resettlement design will be based on the beneficiaries? livelihood]
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45050
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: LPPS-KWI, 2001
363.34 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Robert J. Kodoatie
Jakarta: Yarsif Watampone, 2006
363.34 ROB p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Christoffel Maximilian Remy Wantah
"Fenomena perubahan iklim dengan curah hujan ekstrem secara global mengalami tren peningkatan yang berdampak pada meningkatnya kejadian banjir. Kota Tangerang dalam hal ini Kecamatan Periuk adalah kota padat penduduk dengan populasi dan aset ekonomi yang tinggi. Masalah dalam penelitian adalah banjir yang terjadi di Kecamatan Periuk kota Tangerang Indonesia yang berdampak pada perekonomian, lingkungan, maupun sosial masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku kesiapsiagaan masyarakat dalam mitigasi risiko banjir yang didukung oleh teori perilaku terencana guna pengurangan risiko banjir masyarakat. Metode yang digunakan adalah menggunakan analisis SMART PLS SEM dengan total responden sebanyak 220 yang adalah penduduk di wilayah kecamatan Periuk kota Tangerang yang ditetapkan berdasarkan kriteria. Hasil penelitian ini menemukan korelasi positif antara modal sosial, persepsi risiko, self eficacy, pengetahuan dan kesiapsiagaan terhadap niat melakukan mitigasi yang berpengaruh meningkatkan perilaku kesiapsiagaan masyarakat, yang mana pengetahuan adalah variabel yang terkuat dalam mempengaruhi niat melakukan mitigasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlunya peningkatan penerapan perilaku kesiapsiagaan risiko banjir berbasis partisipasi masyarakat melalui literasi bencana, pemahaman risiko, keterkaitan di masyarakat, kesiapsiagaan di daerah berisiko banjir khususnya di daerah sungai dan akan berperan dalam ketahanan bencana masyarakat.

The phenomenon of climate change with extreme rainfall globally is experiencing an increasing trend that has an impact on the increase in flood events. Tangerang City, in this case Periuk District, is a densely populated city with a high population and economic assets. The problem in the study is the flood that occurred in Periuk District, Tangerang City, Indonesia, which had an impact on the economy, environment, and social community. The purpose of this study is to analyze community preparedness behavior in flood risk mitigation supported by planned behavior theory to reduce community flood risk. The method used was using SMART PLS SEM analysis with a total of 220 respondents who were residents in the Periuk sub-district area of Tangerang city which was determined based on criteria. The results of this study found a positive correlation between social capital, risk perception, self-efficacy, knowledge and preparedness to the intention to mitigate
which had the effect of increasing community preparedness behavior, where knowledge was the strongest variable in influencing the intention to mitigate. The conclusion of this study is the need to increase the implementation of flood risk preparedness behaviors based on community participation through disaster literacy, risk understanding, linkages in the community, preparedness in flood-risk areas, especially in river areas and will play a role in community disaster resilience."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Wahyu Dewanggajati
"RPB daerah merupakan dokumen perencanaan bencana yang bertujuan untuk mengurangi risiko akibat dampak bencana. Studi ini berfokus pada pengurangan risiko melalui kegiatan kesiapsiagaan bencana di level rumah tangga di Indonesia sebagai upaya penanggulangan bencana. Hal ini menjadi penting karena Indonesia merupakan daerah rawan bencana. Tujuan dari analisis ini adalah melihat pengaruh keberadaan RPB daerah di level kabupaten/kota terhadap kesiapsiagaan bencana dengan proksi cakupan pengetahuan peringatan dini bencana dan keikutsertaan pelatihan dan simulasi penyelamatan bencana rumah tangga. Studi ini menggunakan kombinasi pendekatan regresi Ordinary Least Square (OLS) dan Propensity Score Matching (PSM). Hasil penelitian menunjukan RPB daerah mampu memberikan perbedaan positif terhadap kesiapsiagaan bencana di level rumah tangga.

Regional disaster planning is a document that aims to reduce the risk due to disaster impacts. This study mainly focuses on household disaster preparedness activities in Indonesia in implementing disaster risk reduction as an effort on disaster coping. This becomes important because Indonesia is a disaster-prone area. The purpose of our analysis is to look at the effect of RPBs at the district/city level on disaster preparedness with regional coverage of household disaster early warning knowledge and participation in training or disaster rescue simulations as a proxy. This study uses a combination of Ordinary Least Square (OLS) regression and propensity score matching (PSM). The results showed the regional RPB was able to provide an positive difference in the supply of household disaster preparedness."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neni Herlina Rafida
"Secara geografis, Jakarta dilalui oleh 14 ruas sungai yang membentang mulai dari kanal timur yang berbatasan dengan Bogor sampai ke wilayah tanjung Priok Jakarta Utara. Dipicu oleh perubahan iklim dan pembangunan yang sangat pesat, DKI Jakarta memiliki potensi bencana banjir dan bencana hidrometerologis lain yang cukup tinggi. hal ini menjadikan Jakarta menjadi daerah krisis atau rawan apabila terjadi suatu bencana khususnya bencana banjir. Bencana banjir hampir terjadi di Jakarta setiap tahunnya. Hospital safety Index adalah indikator yang ditetapkan WHO dalam menilai Rumah sakit dalam menghadapi kesiapsiagaan bencana termasuk bencana banjir. Tujuan dari penulisan ini adalah membuat strategi model RS Tangguh bencana banjir berkelanjutan dengan mengambil sampel rumah sakit umum daerah milik pemprov DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix method. Pendekatan kuantitatif untuk menilai hospital safety index di RS terpilih dan analisa kualitatif dengan menggunakan analisa SWOT. Hasil yang didapatkan adalah dari lima RSUD yang dipilih sebagai sampel hanya satu RSUD yang dapat dikategorikan sebagai RS tangguh bencana banjir berkelanjutan yaitu RSUD Cilincing dengan nilai 0,9 atau denagn kriteria A. sedangkan RSUD Tarakan; RSUD Kalideres dan RSUD Budhi Asih dengan kriteria B dan RSUD Kebayoran Lama dengan kriteria C. Dengan penilaian ini dapat dijadikan dasar untuk kesiapsiagaan banjir di wilayah DKI Jakarta di masa yang akan datang sehingga dapat menyiapkan Rumah sakit sebagai rujukan pasien pada saat banjir dan menjadikan  rumah sakit yang tangguh bencana banjir berkelanjutan.

As geographically, Jakarta is traversed by 14 river sections that stretch from the eastern canal which borders Bogor to the Tanjung Priok area of North Jakarta. Triggered by climate change and very rapid development, so Jakarta has a fairly high potential for floods and other hydrometerological disasters. This makes Jakarta a crisis or vulnerable area if a disaster occurs, especially a flood. We know that flood disasters almost occur in Jakarta every year. Eventually the Hospital Safety Index is an indicator by WHO to assess hospitals in encounter of disaster preparedness, including flood disasters. The aim of this research is to create a strategy for a sustainable flood disaster resilience hospital model by taking a sample of regional general hospitals belonging to the Province of DKI Jakarta government. This research uses a mix method approach. Quantitative approach to assess the hospital safety index in selected hospitals and qualitative analysis using SWOT analysis. The result obtained were that of the five RSUD only one hospital could be categorized as a sustainable flood disaster resilient hospital that RSUD Cilincing with the score 0,9 or with criteria ; But RSUD Tarakan, RSUD Kalideres adnd RSUD Budhi Asih with B criteria and RSUD Kebayoran Lama with C criteria. This assessment can be used as a basis for encounter flood  in the DKI Jakarta area in the future so that hospitals can be prepared as patient referrals during floods and offcourse can be a hospitals resilient to sustainable flood disasters."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kesiapsiagaan bencana: gempa bumi.
Tingkat kesiapsiagaan pada penelitian ini dibedakan atas kesiapsiagaan baik dan
kesiapsiagaan buruk. Desain penelilian yang, digunakan ialah deskriptif sederhana.
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Islam Al-Azhar l Jakarta Selatan dengan 44
responden guru dan 58 responden murid kelas V. Hasil peneiitian ini menunjukkan 61 %
tingkat kesiapsiagaan baik pada responden guru dan 60 % ringkat kesiapsiagaan baik
pada responden murid. Penelitian ini merekomendsikan adanya penelitian lebih Ianjut
mengenai persepsi kesiapsiagaan bencana pada sekolah yang telah mendapatkan pelatihan
kesiapsiagaan dan sekolah yang belum mendapatkan pelatihan kesiapsiagaan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5865
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Santo Ignatius
"ABSTRAK
Ada sekitar 40% dataran di Jakarta yang tidak dapat mengalirkan air secara gravitasi menurut studi dari Jakarta Coastal Defense Strategy. Hal ini mengakibatkan beberapa daerah di Jakarta terjadi genangan banjir. Untuk mengatasi hal tersebut dibuatlah suatu sistem drainase untuk kawasan yang tidak dapat mengalirkan air secara gravitasi, yaitu sistem polder. Ide awal dari sistem polder di Jakarta sebenarnya sudah tercetus sejak zaman penjajahan Belanda, tetapi ide tersebut baru terealisasikan dalam sebuah kajian yang dilakukan oleh NEDECO tahun 1973 berupa masterplan dari sistem drainase di Jakarta. Pada masterplan tersebut diketahui bahwa Jakarta dibuat menjadi suatu sistem polder dengan Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur sebagai pembatasnya. Beberapa kawasan di Jakarta juga dibuat menjadi sistem polder. Salah satunya adalah Sistem Polder Waduk Sunter Utara. Pada kenyataannya walaupun kawasan Sunter Utara sudah dalam bentuk sistem polder, masih terdapat genangan banjir di kawasan tersebut. Untuk mengetahu penyebab genangan banjir di kawasan tersebut dilakukan dengan simulasi menggunakan aplikasi HEC-HMS dan HEC-RAS. Berdasarkan hasil simulasi tersebut diketahui bahwa penyebab genangan banjir di Sistem Polder Waduk Sunter Utara akibat dari kurangnya kapasitas saluran utama dan operasi pompa di sistem polder yang kurang optimum. Sehingga untuk mengatasi genangan banjir tersebut dapat dilakukan dengan memperbesar dimensi saluran utama dan menambah kapasitas serta mengubah elevasi operasi pompa.

ABSTRACT
There are around 40% of the plains in Jakarta that cannot drain water by gravity according to a study from the Jakarta Coastal Defense Strategy. This resulted in several flood areas in Jakarta. To overcome this problem, a drainage system is created for areas that cannot drain water by gravity, which was named polder system. The initial idea of ​​a polder system in Jakarta had actually emerged since the Dutch colonial era, but the idea was actualized in a study conducted by NEDECO in 1973 in the form of a master plan of a drainage system in Jakarta. In the master plan, it is known that Jakarta is made into a polder system with the West Flood Canal and the East Flood Canal as a barrier. Some areas in Jakarta are also made into polder systems. One of them is the North Sunter Polder System. In fact, even though the North Sunter area is already in the form of a polder system, there is still flood in this area. To find out the cause of flood inundation in the area, it can be known by simulation using the HEC-HMS and HEC-RAS applications. Based on the simulation results it is known that the cause of flood inundation in the North Sunter Polder System is due to the lack of main channel capacity and less optimum pump operation in the polder system. So that to overcome the flood inundation can be done by enlarging the dimensions of the main channel and increasing capacity and changing the pump operating elevation."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>