Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178488 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aryasuta Arvin Daniswara
"Education for Sustainable Development (ESD) merupakan sebuah pendekatan pendidikan yang dibuat sebagai respon atas upaya mengatasi isu lingkungan dan keberlanjutan dengan menerapkan pemahaman mengenai kedua isu tersebut pada masyarakat. Isu lingkungan merupakan salah satu poin penting dalam keberlanjutan, sebab masalah lingkungan menjadi salah satu penghalang besar dalam pentingnya menjaga ketersediaan sumber daya alam yang diperlukan dalam keberlanjutan. Penulisan makalah ilmiah ini akan menceritakan pengalaman penulis sebagai volunteer fasilitator dalam menjalankan program upaya penerapan ESD yang dilakukan di wilayah Jabodetabek. Dengan menggunakan konsep community development, World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia berupaya untuk menerapkan konsep keberlanjutan melalui program edukasi dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dengan pemilihan fokus target audiens sekolah yang berada di wilayah Jabodetabek. Makalah ilmiah ini adalah refleksi kegiatan volunteer fasilitator Panda Mobile WWF Indonesia di Jabodetabek dalam upaya edukasi dan pemberdayaan masyarakat mengenai isu lingkungan dan keberlanjutan.

Education for Sustainable Development (ESD) is an educational approach created in response to efforts in addressing environmental and sustainability issues by applying an understanding of the later issues to the community. Environmental issues are a crucial point in sustainability due to environmental problems as one of the great obstacles to maintaining the availability of natural resources necessary for sustainability. This paper will describe the author's experience as a volunteer facilitator in implementing the ESD program conducted in Jabodetabek. Using the concept of community development, the World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia strives to apply the concept of sustainability through educational and community development programs with the focus target audiences being schools in the Jabodetabek area. This paper is a reflection on activities of WWF Indonesia's Panda Mobile volunteer facilitator in Jabodetabek as an attempt to educate and empower the community on environmental and sustainability issues."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : UKKP Proyek PS2-PT, 1992,
R 370.16 Pra d
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
[place of publication not identified]: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1990
R 370.16 Him
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Wulf, Christoph
"This book examines the concepts of the Anthropocene and globalisation in our society and the changes that these are bringing about in education and human learning.
The book argues that there needs to be reflexive approach to issues that affect the fate of the planet and the future of humans, brought about by an education that looks to the future. Wulf argues that a change in education and socialization can only succeed based on an understanding of previous educational ideas, and considers the significance of Confucianism and spiritual education that emerged in the East. The book traces key educational ideas throughout history to show how education and human knowledge are closely linked, highlighting the need for us to pay careful attention to repetition, mimesis and the imagination in learning. It shows how a future-oriented education must engage with issues of peace and violence, global citizenship and sustainable development.
This timely and compelling book will be of great interest to researchers, academics and students in the fields of philosophy of education, the history and anthropology of education, sustainability education and global citizenship education"
London: Routledge, 2022
e20529117
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Tsalitsa Haura Syarifah
"Banyaknya permasalahan perilaku pada siswa jenjang menengah memicu munculnya program pendidikan karakter di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pembentukan karakter dapat dilakukan melalui keterlibatan siswa di dalam kelas, sehingga persepsi siswa terhadap iklim kelasnya menjadi penting untuk dilihat pada penelitian ini. Sebagai upaya menjelaskan perilaku siswa jenjang menengah yang terkait dengan pendidikan karakter, penelitian ini hadir untuk melihat hubungan antara classroom climate sebagai faktor lingkungan dan performance goal orientation sebagai faktor diri pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Classroom climate diukur menggunakan Individualized Classroom Environment Questionnaire (ICEQ) short version (Fisher & Fraser, 1985), sedangkan performance goal orientation diukur menggunakan Goal Orientation And Learning Strategies Survey (GOALS-S) (Dowson & McInerney, 1997). Teknik analisis yang digunakan adalah multiple correlation dengan R menunjukkan besaran koefisien korelasi yang didapatkan. Hasil penelitian terhadap 149 siswa kelas XI yang berasal dari jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara classroom climate dan performance goal orientation (R = 0,332, p<0,01). Selanjutnya ditemukan pula hubungan yang signifikan antara classroom climate dan mastery goal orientation, namun tidak terbuktikan adanya hubungan antara classroom climate dan work avoidance goal orientation, serta social goal orientations.

Many behavioral problems at secondary level students cause the character education program in many countries, including Indonesia. Character building can be done by involving students in the classroom. Therefore, students perception of classroom climate becomes essential to be analyzed in this study. As an attempt to explain secondary level students behavior which is related to character education, this study presents to investigate the correlation between classroom climate as environmental factor and performance goal orientation as person factor among senior high school students. Classroom climate variable is measured using the Individualized Classroom Environment Questionnaire (ICEQ) short version (Fisher & Fraser, 1985), while the performance goal orientation is measured using Goal Orientation And Learning Strategies Survey (GOALS-S) (Dowson & McInerney, 1997). Multiple correlation is used for the analysis technique with R shows the amount of correlation coefficient earned. The results from 149 students class of XI majoring in science and social science indicates that there is a significant correlation between classroom climate and performance goal orientation (R = 0.332, p<0.01). Furthermore, research also found a significant correlation between classroom climate and mastery goal orientation, but it does not prove the existence of the correlations between classroom climate and work avoidance goal orientation, as well as the social goal orientations."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hammersley, Martyn
Philadelphia: Open University Press, 1990
370.78 HAM c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tompodung, Linda Maya
"ABSTRAK
Latar Belakang: Persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran terbukti dapat memengaruhi prestasi, kepuasan dan kesuksesan mahasiswa. Mahasiswa yang berpendapat bahwa lingkungan pembelajaran memberikan dukungan akan belajar lebih keras dan memberikan prestasi lebih baik. Di Indonesia prestasi belajar lulusan dokter diukur secara nasional dengan menggunakan UKMPPD.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran dan hubungannya dengan kelulusan dalam UKMPPD.Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional. Data diperoleh dari 105 peserta UKMPPD. Persepsi lingkungan pembelajaran diukur menggunakan kuesioner DREEM dan menghubungkannya dengan kelulusan dalam UKMPPD. Data berdistribusi tidak normal sehingga digunakan analisis Mann-Whitney. Analisis multivariat digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kelulusan UKMPPD.Hasil: Penelitian ini menunjukkan sembilan puluh persen mahasiswa FK UNSRAT mempunyai persepsi lsquo;positif rsquo; terhadap lingkungan pembelajaran. Total skor median DREEM persepsi mahasiswa kurang berprestasi lebih baik dibandingkan mahasiswa berprestasi. Hasil analisis multivariat tidak menemukan hubungan lingkungan pembelajaran dan kelulusan UKMPPD, namun kelulusan UKMPPD berhubungan dengan dengan status ujian peserta.

ABSTRACT
Background Students rsquo experience about their learning environment in medical education has been shown to be related to their achievements, satisfaction and success. Students who consider the learning environment supportive will learn harder and perform better. In Indonesia, the performance of newly graduated physicians is measured nationally using Indonesia Medical Licensing Exam IMLE . Objective The aim of this research is to describe students rsquo perception about their learning environment and its relationship with pass rate in IMLE.Methods We measured the perception on the learning environment of 105 students of Sam Ratulangi University UNSRAT Faculty of Medicine who were about to undertake IMLE in February 2017 using DREEM questionnaire and calculated the relationship with IMLE pass rate. Data analyzed was conducted using Mann Whitney test. Multivariate analysis was used to identify the factors affecting pass rate at IMLE.Results We found that 90 percent of the students have positive perception regarding learning environment in UNSRAT. The overall median DREEM score of the academic under achievers 136.00 was higher compared to the academic achievers 126.00 . However, multivariate analysis found no significant association between learning environment and the IMLE pass rate. Instead, IMLE pass rate is associated with the participant rsquo s exam status."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabikhisma Noorfajr
"Penulisan ini berupaya untuk menganalisis bagaimana pemerintah menanggapi permasalahan mengenai isu lingkungan hidup yang sudah hadir pada tahun 1960-an. Sejak meningkatnya kebutuhan infrastruktur serta teknologi di Indonesia menyebabkan perkembangan yang meningkat begitu pesat. Infrastruktur yang dibangun diantaranya seperti industri, gedung-gedung perkantoran, hingga pemukiman warga. Akan tetapi, dengan adanya pembangunan-pembangunan tersebut memberikan dampak terhadap lingkungan. Pemerintah pada masa Orde Baru menanggapi permasalahan tersebut dengan menerapkan berbagai kebijakan, seperti dibentuknya Kementerian Lingkungan Hidup serta memberikan mandat kepada Emil Salim sebagai Menterinya guna mengatasi masalah lingkungan Hidup yang semakin mengakar. Salah satu langkah awal yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup adalah dengan menetapkan Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Selain itu, Pemerintah juga membuat kebijakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dalam upaya mengontrol dan mengawasi industri-industri yang berpotensi besar dapat merusak lingkungan hidup. Karya penulisan ini berbeda dengan karya- karya sebelumnya karena dari hasil yang didapat dalam penelitian-penelitian mengenai permasalahan lingkungan hanya ditulis secara umum dalam aspek lingkungan ataupun hukum tanpa menggunakan penulisan sejarah, sedangkan penulisan ini ditulis dengan pendekatan penulisan sejarah lingkungan. Dari hasil penulisan ini dapat dijelaskan bahwa penerapan kebijakan AMDAL pada masa ini terbukti belum dapat diimplementasikan dengan sesuai karena sejak kebijakan tersebut diterapkan masih banyak penyelewengan-penyelewengan yang terjadi.

This study aims to define how the government responds to problems regarding environmental issues that present in the early 1960s. Since the increase of infrastructure development as well as technology in Indonesia, the country’s development is increasing rapidly. Several infrastructures that were built are such as industry, office buildings, to residential areas. However, with those infrastructures being built, it gave bad impacts to the environment. In the new order era, the government responded to that problem by applying a series of policies, such as the formation of the Ministry of Environment and giving Emil Salim a mandate as the minister to resolve problems regarding the living environment which was getting bigger. One of the initial steps done by the Ministry of Environment was establishing Law No. 4 of 1982 regarding basic provisions of environmental management. Besides that, the government also established Analysis Regarding Environmental Impact (AMDAL) in an attempt to control and to supervise industries which have big potential to harm the environment. This study is different from the previous studies because the results of the previous ones regarding environmental problems were only written generally in the aspects of environment and law but not in the aspect of history, while this study is written with an approach of environmental history. From this study, it can be explained that the practice of AMDAL policy in this era is proven cannot be implemented yet accordingly, because since the establishment of that policy there are still many frauds and deceptions that happen."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Idham Shalahudin
"Skripsi ini mengenai kegiatan Pembekalan Calon Relawan Mengajar pada Program Sobat Mengajar Indonesia Batch 8 yang diselenggarakan oleh Yayasan Sobat Inspiratif Untuk Pendidikan Indonesia, yang dibahas dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Yayasan Sobat Inspiratif Untuk Pendidikan Indonesia merupakan yayasan yang menjalani program pengabdian Sobat Mengajar Indonesia di daerah-daerah 3T. Program ini bersifat kerelawanan sehingga para relawan menjadi ujung tombak dalam menjalani pengabdian masyarakat. Relawan juga yang menjadi representasi dari lembaga sendiri. Maka dari itu, dibutuhkan pelatihan untuk para relawan agar mereka siap dan mampu menjalankan tugas-tugas mereka dengan baik di daerah pengabdian. Jumlah pendaftar relawan selalu bertambah pesat setiap tahunnya. Pada proses pelaksanannya, relawan merasa bahwa mereka tidak dipersiapkan dengan baik pada saat kegiatan pembekalan. Hal ini berhubungan dengan kurangnya persiapan mereka ketika lembaga meminta untuk membuat program baru secara spontan di daerah pengabdian. Kurangnya persiapan ini membuat program baru yang dilaksanakan tidak dapat berjalan dengan baik. Penelitian ini menggunakan kerangka penelitian evaluasi proses dimana peneliti menjabarkan terkait sumber daya, aktivitas, dan keluaran kegiatan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan bertanya langsung kepada informan terkait proses pelaksanaan kegiatan. Penelitian ini berlangsung selama enam bulan, dari Desember 2021-Juni 2022. Informan dalam penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling di mana peneliti membuat kriteria informan berdasarkan informasi-informasi dasar yang dingin diperoleh. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa terdapat berbagai sumber daya yang dibutuhkan dalam kegiatan antara lain pembicara, panitia, materi, perlengkapan, pendanaan, lokasi, dan peserta. Sementara itu aktivitas yang dilaksanakan adalah pemberian materi, mentoring, evaluasi kegiatan, penilaian calon relawan, serta kegiatan lain. Output dari kegiatan ini adalah bertambahnya pengetahuan dan kesiapan relawan, PDF materi, serta lirik lagu anak-anak. Pada temuan lapangan juga ditemukan faktor penghambat kegiatan yang berasal dari panitia sendiri maupun dari para calon relawan. Sementara itu faktor pendukung kegiatan berupa jaringan sosial dan sumber daya manusia yang mendukung. Dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi menunjukkan bahwa terdapat beberapa ketidaksesuaian antara perencanaan dengan implementasi kegiatan. Terutama dilihat pada input yang dibutuhkan seperti pembicara, perlengkapan, panitia, dan lokasi serta pada aktivitas terkait dengan metode pemberian materi.

This study discusses the activities of Teaching Volunteer Candidates Training in Sobat Mengajar Indonesia Batch 8 Program organized by Inspirasi Sobat untuk Pendidikan Indonesia Foundation. Inspirasi Sobat untuk Pendidikan Indonesia Foundation is a foundation that carries out Sobat Mengajar Indonesia service program in 3T areas. This program is voluntary so that volunteers are the main key in carrying out community service. Volunteers are also representatives of the institution itself. Therefore, training is needed for volunteers so that they are ready and able to carry out their duties well in the service area. The number of volunteer registrants is increasing rapidly every year. In the implementation process, volunteers felt that they were not well prepared during the debriefing activities. This is related to their lack of preparation when the institution asks to create a new program spontaneously in the service area. This lack of preparation made the new program implemented unable to run properly. This study uses a process evaluation research framework in which researchers describe related resources, activities, and outputs. Data collection techniques were carried out through in-depth interviews by directly asking informants regarding the process of implementing activities. This research lasted for six months: December 2021-Juni 2022. Informants in the study were selected using a purposive sampling technique in which the researcher made criteria for informants based on cold basic information obtained. Based on the results of the research, it was found that there are various resources needed in the activity, including speakers, committee, materials, equipment, funding, location, and participants. Meanwhile, the activities carried out are providing material, mentoring, evaluating program, evaluating prospective volunteers, and other activities. The output of this activity is increased knowledge and readiness of volunteers, PDF materials, and lyrics of children's songs. The field findings also found inhibiting factors for activities that came from the committee itself and from prospective volunteers. Meanwhile, the supporting factors for activities are social networks and supporting human resources. It can be concluded that the evaluation results indicate that there are some discrepancies between planning and implementation of activities. Especially seen in the input needed such as speakers, equipment, committee, and location as well as on activities related to the method of providing material."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Universitas Indonesia, 2009
370 UNI u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>