Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29499 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rafy Adhiyarsha Sastranegara
"This study explores the concept of symbiosis between man and nature as the basis of architectural design. By perceiving nature as dynamic forces rather than inanimate objects—as understood by Indigenous society—humans shape their local environment to form a symbiotic relationship (Lo-TEK, Watson, 2019). Responding to human parasitic behavior since the Age of Enlightenment, in which we drift away from wisdom as humans progress, the exploration is conducted through analyzing how symbiosis in the natural world works. Situated in the Planet Aetheria, a conceptual model planet, demonstrates the principles of co-creation through its diverse bioregions, each contributing uniquely to a global self-regulating system. The study posits that embracing Lo-TEK (Local – Traditional Ecological Knowledge) principle, which emphasize the interconnectedness of all life forms, provides a framework for developing a circular system in architecture. By integrating these principles, the proposed designs do not merely reduce harm to the environment but actively enhance its ecological cycle. If the world is believed to be a self-regulating organism, then humans are part of the components of nature. This study redefines our relationship with nature on a different take on the Anthropocene, where humans progress without losing wisdom and relearn the symbiotic relationship of nature to be implemented in architecture as an extension of man.

Studi ini mengeksplorasi konsep simbiosis antara manusia dan alam sebagai dasar desain arsitektural. Dengan memandang alam sebagai kekuatan dinamis bukan sebagai objek yang tidak bernyawa—seperti yang dipahami oleh masyarakat adat—manusia membentuk lingkungan lokal mereka untuk membentuk hubungan simbiotik (Lo-TEK, Watson, 2019). Menanggapi perilaku parasitik manusia sejak Age of Enlightenment, di mana kita menjauh dari kebijaksanaan seiring kemajuan manusia, studi ini dilakukan melalui analisis tentang bagaimana simbiosis di alam berfungsi. Terletak di Planet Aetheria, sebuah planet model konseptual, menunjukkan prinsip-prinsip ko-kreasi melalui beragam bioregionnya, masing-masing memberikan kontribusi unik terhadap self-regilating system secara global. Studi ini mengemukakan bahwa dengan merangkul prinsip Lo-TEK (Local – Traditional Ecological Knowledge) yang menekankan keterkaitan semua bentuk kehidupan, memberikan kerangka kerja untuk mengembangkan sistem sirkular dalam arsitektur. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ini, desain yang diusulkan tidak hanya mengurangi kerusakan lingkungan tetapi secara aktif meningkatkan siklus ekologisnya. Jika dunia dipercaya sebagai organisme yang self-regulating, maka manusia adalah bagian dari komponen alam. Studi ini meninjau ulang hubungan kita dengan alam dalam pandangan yang berbeda tentang Antroposen, di mana manusia berkembang tanpa kehilangan kebijaksanaan ekologis dan mempelajari kembali hubungan simbiotik alam untuk diimplementasikan dalam arsitektur sebagai perpanjangan tangan manusia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Mentari
"Dalam tesis ini, fokus penelitian perancangan ditujukan untuk melihat arsitektur tidak hanya pada framework yang telah ada, dimana program perancangan dipahami secara fungsional dengan kondisi fisik boundary drawing terkait order fungsi. Akan tetapi, menempatkan posisi dari sudut pandang yang lain, yaitu mengarah kepada program arsitektur dengan basis teritori. Tesis ini menunjukkan bagaimana program dengan teritori sebagai basis perancangan bekerja dengan melihat dan memahami kondisi berkehidupan yang akan terbentuk didalamnya. Teritori disini terhubung dengan konteks sosial-ekonomi yang merupakan kegiatan interaksi terkait satu sama lain mengenai produksi, konsumsi, distribusi, investasi, dan perdagangan. Implementasi terkait order dimaksudkan untuk mempengaruhi cara bekerja dan cara berpikir yang mendorong pengembangan program terkait sosial-ekonomi dengan metode pendekatan keterhubungan networking. Hal ini merupakan hubungan antara sistem yang ada pada konteks yang lahir dari praktik keseharian dan pengalaman berkehidupan didalamnya. Penelitian perancangan dilakukan dengan survey lapangan dan observasi langsung terhadap studi konteks serta penelusuran studi literatur yang terkait untuk pembelajaran dan temuan lebih lanjut yang berfokus terhadap teritori.Territorial ordering program bertujuan untuk merajut program perancangan arsitektur dengan kontribusi networking dan melihat teritori sebagai salah satu basis pembentuk program dalam arsitektur. Merupakan penelitian yang berfokus pada bagaimana setiap bagian teritori diolah dan ditandai untuk mendefinisikan program yang diintervensi dalam perancangan.

In this thesis, the focus of design research is aiming to see the architectural design process not only from the existing framework, where the design program is understood functionally based on the boundary drawing related to order of function. Instead, this design research is aiming to offer another point of view about territory, which leads to an architectural program based on territorial ordering. This thesis attempts to find out how the marking of territory works by seeing and understanding the living conditions that is formed in the context. Here, territory is linked to the socio economic context which is the interaction activity about production, consumption, distribution, investment, and trade. Implementation related to order is intended to influence the way of working and way of thinking that encourages the development of socio economic related programs with networking approach. Networking is the relationship between systems that exist in the context emerged from everyday practice and lived experience which is identified by the data information from field surveys and direct observation of context along with literature study for learning further territory focused findings. Territorial ordering program aimed at developing the architectural design program with the contribution of networking approach in order to finally use the territory as a design basis. This suggests a design approach focusing on how to create a program based on territory and how to mark territory in architectural way."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51468
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boca Raton: CRC Press, Taylor & Francis Group, 2009
595.7 INS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yovita Aditya
"Tesis ini berfokus pada proses transformasi representasi model melalui investigasi kerangka encoding-decoding-recoding untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru potensi hasil baru dari model arsitektur. Dalam desain arsitektur, memungkinkan cara-cara inovatif dalam menemukan bentuk untuk menghasilkan model representasi arsitektur yang baru dan tak terlihat sangatlah penting. Namun, pengembangan alat desain komputasi masih kekurangan fitur untuk memahami kualitas arsitektur yang melibatkan aspek bermakna ruang digital. Kemajuan teknologi dengan transformasi data memberikan kemungkinan baru untuk memahami fitur spasial sebagai teknik berbasis data dan menggunakan pengetahuan yang dikumpulkan untuk menyimpulkan aspek kualitatif ruang arsitektur agar lebih bermakna. Dengan menganalisis data dalam jumlah besar, arsitektur pada akhirnya dapat memprediksi perubahan di masa depan. Dengan menggunakan beberapa studi kasus yang berbeda, penelitian ini mengusulkan kombinasi eksperimental ketiga metode tersebut yang memungkinkan berbagai kemungkinan bentuk. Kemudian, temuan ini akan memungkinkan encoding-decoding-recoding arsitektur spasial menjadi lebih terkuantifikasi berdasarkan pemahaman operasi antara data, program, dan hasil pencarian bentuk yang lebih dapat diprediksi dalam desain arsitektur.

This thesis focuses on the transformation process of model representation through the investigation of an encoding-decoding-recoding framework to explore new possibilities for potential new results from architectural models. In architectural design, enabling innovative ways of finding form to produce new and unseen models of architectural representation is essential. However, the development of computational design tools still lacks features for understanding architectural qualities involving meaningful aspects of digital spaces. Technological advances with data transformation provide new possibilities to understand spatial features as a data-driven technique and use the knowledge gathered to infer the qualitative aspects of architectural spaces to make them more meaningful. By analyzing large amounts of data, architecture can ultimately predict future changes. Using several different case studies, this research proposes an experimental combination of the three methods that allows for various possible forms. Then, these findings will allow the encoding-decoding-recoding of spatial architecture to be more quantified based on an understanding of the operations between data, programs, and more predictable form search results in architectural design."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimantya Septian Dwi Cahyo
"Tesis perancangan dalam hal ini membahas tentang penelusuran ruang dengan kondisi tanpa gravitasi melalui pembongkaran yang dilakukan pada ruang virtual untuk megetahui sejauh mana karakteristik ruang tersebut dapat hadir dalam ruang cartesian (tiga dimensi). Ruang yang dihadirkan adalah ruang persepsi dengan menghilangkan unsur gravitasi sehingga subyek yang berada dalam ruang tersebut mengalami disorientasi terhadap elemen arsitektural yang berupa atap, dinding dan lantai, sehingga elemen arsitektur tersebut menjadi samar secara esensi. Pemrograman perancangan didasarkan pada konfigurasi ruang tanpa gravitasi secara nyata melalui penelusuran terhadap modul ruang pesawat antariksa (ISS) yang didukung dengan beberapa teori ruang anti gravitasi. Melalui penelusuran ini diharapkan dapat dijadikan suatu metode dalam perancangan sehingga representasi ruang yang terjadi dapat dikembangkan sebagai konsep perancangan ruang arsitektural.

This thesis discusses about investigating space with zero gravity condition by tracing visual in virtual space to determine the extent of spatial characteristics that may be present in cartesian space. Space that presented is about perception by eliminating the gravity so that the subjects has disorientation to it's architectural elements (ceiling, wall and floor) and the architectural elements become vague in its essence. Programming design based on spaceship (International Space Station) and supported by anti gravity space theory. This assesement is expected to be a method in architectural design so that the representation of the space can be develop as an architectural design concept."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vebriyanti Valentine
"Objek yang bergerak dalam ruang dan waktu meninggalkan jejak/bekas. Jejak ini dirasakan oleh kelima indera manusia sehingga dapat merasakan ruang dan waktu. Namun, pada umumnya, orang hanya mengandalkan indera penglihatannya saja untuk merasakan jejak tersebut, sehingga tidak merasakan ruang dan waktu secara menyeluruh. Saya berusaha untuk mentranslasi jejak visual tadi menjadi data audio untuk melihat hubungan antara data yang diterima oleh mata akan selaras dengan data yang diterima oleh telinga, atau tidak. Pada penulisan ini, proses translasi 2d-audio-3d dapat dijadikan sebagai metode untuk mendesain. Nada yang awalnya dibuat hanya untuk menyenangkan telinga, kini juga dapat dirasakan juga secara visual melalui arsitektur. Sebaliknya, elemen arsitektural yang umumnya dikonsumsi oleh mata, juga dapat dikonsumsi oleh telinga, yaitu dengan mengubah elemen arsitektur menjadi nada yang merupakan basis dalam menciptakan lagu. Akhirnya, hubungan antara musik dan arsitektur dapat menjadi lebih jelas dan lebih dapat dipahami.

Object which moves through space and time leaves traces. These traces are experienced by human rsquo s five senses to experience space and time. Nevertheless, people commonly only rely on their sense of vision to experience it, which results in the inability to experience space and time as a whole. I try to translate visual traces into audio data to see whether the correlation between the received data by eyes and the received data by ears can be aligned or not. In this study, 2d audio 3d translation process becomes a method to design. Tones which at first only pleased the ears, now can be experienced visually through architecture. On the contrary, architectural elements which are commonly consumed by eyes, can also be consumed by ears, by translating the architectural elements to tones for making music. Finally, relation between music and architecture can be clearer and more easily understood.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"This volume focuses on the genetic, molecular and cellular components involved in the communication between partners of well-known symbioses, but also reports on the advances for less studied systems."
Berlin: Springer-Verlag, 2012
e20417821
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
"Seseorang yang bermain game akan mengeuarkan energy di bawah 1,5 METs. Hal itu termasuk dalam sedentary behavior yang berpengaruh buruk terhadap tubuh seperti obesitas. Perancang game saat ini melihat permainan tradisional memiliki keiatan fisik yang dominan dalam sistem permainannya. Sebagai basis game yang dapat meningkatkan aktivitas gerak pemain. Pergerakan dan pengeluarn energy tinggi pada permainan tradisional meliputi kegiatan berjalan dan berlari. Oleh karena itu, kejar mengejar dapat diaplikasikan menjadi gameplay utama dalam game untuk meningkatkan aktivitas gerak pemain."
JSIO 14:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alifian Kharisma Syahziar
"Tesis ini mengeksplorasi metode perancangan arsitektur berbasis operasi mengupas dengan mengiris yang menghasilkan rekonstruksi konten dan pembungkus melalui representasi penampang (figural sections). Kajian ini diawali dengan argumen bahwa gagasan arsitektur sebagai pembuatan selubung longgar dari konten yang sudah tersaji perlu dibenahi. Karena sejatinya, konten justru mengkualifikasi dan mendiskualifikasi arsitektur. Penulis menyarankan bahwa desain memerlukan pembacaan yang cermat dan merespon dengan ketepatan (fit program) antara konten, konsep dan konteks dengan pemahaman arsitektur sebagai pembungkus (wrapping). Wrapping sebagai konsep juga dapat dipahami sebagai menciptakan ketidakhadiran yang singkat. Hal inilah yang kemudian menghendaki aksi seterusnya, yakni pengupasan (unwrapping). Eksplorasi pengupasan yang pertama dilakukan dengan mengungkap interaksi konten, konteks, dan konsep melalui stimulus studi preseden arsitektur yang membungkus. Sebagai metode analisis, mengupas dilakukan dengan menampilkan rangkaian penampang sebagai cara untuk menekankan makna hubungan ketiadaan ruang dan kemunculan konten. Dengan ini, pengamat didorong untuk penelusuran lebih jauh mengenai potensi konten yang tidak diharapkan oleh program awal pembungkusnya, atau yang disebut dengan set of misfit. Kemunculan misfit ini menghasilkan gagasan menciptakan fragmen penampang yang mengarah pada metode mengiris. Kemudian studi dilanjutkan dengan eksplorasi mengiris melalui tiga pertimbangan prosedur: memotong bagian terluar, menemukan rongga, dan penekanan terhadap permukaan. Prosedur ini diperagakan melalui eksplorasi praktek mengiris sehari-hari dengan buah dan sayuran sebagai subjek iterasi. Berbagai mekanisme irisan ini menghasilkan skenario rekonstruksi dari simulasi ragam konten dan pembungkus. Pemahaman tentang operasi mengupas dengan mengiris menawarkan konten arsitektur lebih dari sekadar wacana program siap saji menjadi wacana desain yang generatif atas nama kesesuaian spasial, bentuk dan konteks.

This thesis explores an architectural design method based on unwrapping through slicing operations, resulting in content and wrapping reconstruction through free figural section representation. This study begins with the argument that the notion of architecture in making envelopes from ready-made content should be redefined. It is because the content naturally qualifies and disqualifies architecture. The author suggests that design requires close reading in establishing coherence or fit program between content, concepts, and context with an understanding of architecture as wrapping. Wrapping as a concept can also be understood as creating a brief absence. This is what then requires the action of unwrapping as an integral part of the wrapper and is important in the design process. The first exploration of unwrapping is carried out by uncovering the interaction of content, context, and concept through the wrapping stimulus of architectural precedent studies. As an analytical method, unwrapping is done by displaying a series of sections as a way to emphasize the meaning of the relationship between the absence of space and emerging content. Further then, the observer is encouraged to explore the potential content that was not expected by the initial wrapping program, or what is called a set of misfits. The appearance of this misfit lead to the idea of making fragments which conducted the slicing method. Then the study continued with exploratory slicing through three considered procedures: cutting the outer surface, finding the cavity, and pressing the surface. This procedure is demonstrated through an exploration of everyday slicing practices with fruits and vegetables as the subject of iteration. These multiple-slice mechanisms generate reconstructions scenarios from simulated content and wrapper variants. Understanding the operation of unwrapping by slicing offers architectural content that goes beyond just a ready-made program discourse into a generative design discourse corresponding to space, form, and context."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiditya Daisy Charisma Aulia
"Tesis desain ini menggunakan pendekatan kolase untuk mencapai arsitektur berbasis representasi. Ide dari tesis ini berangkat dari melihat bagaimana sebuah gambar kolase hadir sebagai suatu kesatuan representasi yang utuh dengan menggabungkan bagian-bagian kecil untuk membentuk narasi dan menghilangkan makna asli dari setiap bagian sebelum dilakukan penggabungan gambar. Untuk melihat bagaimana kolase dapat membentuk narasi, dilakukan proses analisis pembongkaran kolase untuk melihat detail yang ada didalamnya, proses ini kemudian digunakan sebagai metode untuk membongkar narasi yang terdapat dibalik sebuah representasi. Dari hasil analisis tersebut ditemukan bahwa terdapat empat tahap utama dalam melakukan teknik kolase yaitu, menentukan part, menentukan skala dari masing-masing bagian, melakukan proses layering, dan menentukan fokus pada image akhir. Temuan metode ini digunakan untuk membaca fasad bangunan untuk melihat narasi dari bagian bangunan tersebut, dan kemudian mekanisme ini dijadikan metode perancangan untuk dapat membentuk sebuah representasi narasi arsitektur.

This thesis design uses collage methods as an approach to achieve representation-based architecture. The idea of this thesis comes from seeing how a collage image presents itself as a whole representation by combining small parts to form a narrative and removing the original meaning of each part before it is combined to each other. To see how a collage can form a narrative, a process of analyzing the collage's dismantle is to be carried out to see the details that exist in it. This process is then used as a method to break down the narrative that exists behind a representation. From the results of the analysis, it was found that there are four main stages in performing the collage technique: determining parts, determining the scale of each part, performing the layering process, and determining the focus of the final image. The findings of this method are used to read the building facade to see the narrative of the building, and then this mechanism is used as a design method to be able to form a representation of the architectural narration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>