Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121393 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ladifta Arindra Chandra
"Kajian perancangan ini bertujuan memaparkan proses eksplorasi terhadap memori terkait dengan bau (odour-linked memories) untuk mengkonstruksi arsitektur yang puitis melalui sebuah proses reproduksi imaginatif. Kajian ini melihat bahwa bau sebagai pemicu memori berperan kuat sebagai sebuah substansi pembentuk arsitektur yang puitis, bergerak dari arsitektur yang menekankan pada visual. Perancangan ini melihat bagaimana satu pemicu bau bisa menciptakan lintasan bau dan memori yang hadir diantaranya sehingga bisa dilakukan eksplorasi terhadap fragmentasi memori berbasis bau. Operasi pembentukan ruang pada arsitektur ini juga tidak hanya mempertimbangkan karakternya yang puitis, tetapi juga mengambil esensi dari majas puisi yang biasa digunakan dalam merangkai kata-kata. Rangkaian fragmentasi ruang memori yang sudah terkonstruksi disusun berdasarkan majas puisi akan menghasilkan bau yang berbeda dari bau awal sehingga tercipta pengalaman bau yang baru dan puitis. Konsep ini menghadirkan dunia virtual yang bisa dikunjungi dan sistem yang bekerja sebagaimana memori dalam bentuk bau bisa disimpan, dicampur, diekstraksi, dan ditarik kembali. Sistem dari dunia memori bau ini menjadi dasar bagaimana memori bisa disimpan dalam bentuk bau hingga divisualisasikan kembali menjadi bentuk yang puitis. Perancangan ini menunjukkan bahwa arsitektur tidak hanya terbentuk dari lintasan bau sebagai substansi, tetapi juga membentuk lintasan puitis dan sebuah puisi spasial dari sistem dunia memori bau.

This design study aims to explain the process of exploring odour-linked memories to construct poetic architecture through a process of imaginative reproduction. This study sees that smell as a memory trigger plays a strong role as a substance that forms poetic architecture, moving from architecture that emphasises the visual. This design looks at how a single odour trigger can create a path of odours and the memory present between them so that exploration of odour-based memory fragmentation can be carried out. The operation of creating space in this architecture also not only takes into account its poetic character, but also takes the essence of the poetic figures of speech that are usually used in arranging words. The series of fragmentation of the memory space that has been constructed based on the figure of speech of poetry will produce a smell that is different from the initial smell, thereby creating a new and poetic smell experience. This concept presents a virtual world that can be visited and a system that works as memories in the form of smells can be stored, mixed, extracted and recalled. This system of the world of smell memory is the basis for how memories can be stored in the form of smells until they are visualised again into a poetic form. This design shows that architecture is not only formed from the trajectory of smell as a substance, but also forms a poetic trajectory and a spatial poetry from the world system of smell memory."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sharfina Adani
"Kajian perancangan ini mengeksplorasi narasi memori heterotopia sebagai basis operasi dalam perancangan arsitektur. Secara spesifik, heterotopia dilihat sebagai konsep arsitektur semu yang menumpuk arsitektur fisik, di mana ruang-ruang ini berfungsi sebagai refleksi dan representasi dari ruang sosial yang ada. Konsep ini memungkinkan adanya tumpang tindih antara realitas dan imajinasi, menghasilkan sebuah ruang yang memiliki makna simbolis dan metaforik. Eksistensi dan memori tiap individu memegang andil besar dalam menciptakan heterotopia. Ketika keduanya hilang, mungkinkah manusia dapat mengabadikan dan selalu merayakan koleksi-koleksi memori dalam hidupnya? Studi ini dilakukan berbasis juxtaposing memories, yaitu menyelebrasi memori personal saya terhadap rumah nenek melalui ragam potensi penumpukan memori dalam menciptakan heterotopia baru. Secara spesifik, teknik mnemonik dilakukan untuk mengubah memori yang melekat pada benda menjadi sebuah fragmen portal pembentuk heterotopia baru. Melalui penelusuran tersebut, tercipta berbagai macam posibilitas portal yang mengantarkan kita pada heterotopia baru dari memori rumah nenek. Arsitektur berbasis penumpukan memori heterotopia ini dapat berkontribusi dalam pengembangan pendekatan perancangan arsitektur yang berlandas pada naratif.

This design study explores the narrative of heterotopic memory as the basis of architectural design. In particular, heterotopia is seen as a concept of quasi-architecture that layers physical architecture, where these spaces function as reflections and representations of existing social spaces. This concept allows for an overlap between reality and imagination, creating a space with symbolic and metaphorical meanings. The existence and memory of each individual play a significant role in creating heterotopia. If both are lost, can humans perpetuate and continually celebrate the collections of memories in their lives? This study is conducted by juxtaposing memories, celebrating my personal memories towards my grandmother’s house. Through the potential of layering the memories, such explorations will then create a new heterotopia. The mnemonic technique is used to transform the memory attached to objects into a portal fragment that forms a new heterotopia. Based on the study, various possibilities of portals are created, leading us to a new heterotopia from the memory of grandmother’s house. Such layerings of heterotopic memory can contribute to expanding the architectural design method driven by narratives."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Nailur Rohmah
"Puncak Songolikur, salah satu bukit yang disakralkan dan menjadi tempat ritual bagi masyarakat Tengger brang wetan mengalami perubahan makna dan fungsi sosial akibat perubahan struktur sosial dan budaya pada masyarakat sekitar terutama karena masuknya agama resmi dari pemerintah di masa orde baru, pembaruan Islam, dan pembangunan wisata di tempat ini. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pemaknaan masyarakat Tengger atas Puncak Songolikur sebagai ruang spiritual berkaitan dengan memori kultural tentang leluhur, yang berakar pada agama nenek moyang yaitu Budo Tengger. Meskipun berasal dari tradisi keagamaan, pengetahuan dan ingatan tentang leluhur berkembang menjadi memori kultural yang direkonstruksi dan dikontekstualisasikan dengan situasi sosial kultural saat ini, dan tidak melekat pada agama itu sendiri Sejak tahun 2009 sampai 2013, Puncak Songolikur dipolitisasi menjadi sebuah ikon wisata budaya yang diinisiasi oleh aktor-aktor lokal untuk mendapatkan pengakuan atas eksistensi dan tradisi mereka. Pada perkembangannya setelah 2013, dominasi pemerintah dalam pengelolaan wisata telah mengubah arah pembangunan wisata dan menjadikan tempat ini sebagai wisata yang menawarkan pengalaman menikmati pemandangan dan eksplorasi eksotisme alam semata. Respon masyarakat lokal terhadap narasi wisata yang berkembang saat ini telah menjadi suatu bentuk penciptaan ruang otonom dan juga sebagai bentuk negosiasi masyarakat sekitar terhadap pariwisata yang digerakkan oleh pemerintah. Penelitian ini menunjukkan bahwa irisan antara keragaman memori kultural masyarakat atas leluhur Tengger justru menjadi bentuk kontrol terhadap ruang pariwisata. Hal tersebut menjadikan keberadaan ruang wisata berkoeksistensi dengan ruang spiritual Puncak Songolikur, meskipun dalam koeksistensi tersebut tetap terdapat hubungan saling mempengaruhi, berkontestasi, dan bernegosiasi antar aktor yang ada.

Puncak Songolikur has always been considered as one of the sacred hills in Mount Bromo and has been used as ritual places for Tengger community members. The changes in the social and cultural structure due to the enforcement of official religions during the New Order Era, Islamic Renewal in the year 2000 and the development of tourism in the area has ignited dynamic meaning-making processes in relation to the spiritual practices in Puncak Songolikur. These dynamic processes have been more complex since this place is transformed into a site of tourist destination. How Tengger community members construct meanings over the spiritual space is basically related to their cultural memory of the ancestors, which is rooted in the religion of the ancestors, namely Budo Tengger. Even though the basis had been on their religious traditions, knowledge and memories of ancestors have turned into cultural memory that can be reconstructed and contextualized in accordance with the present social and cultural environment. It is not embedded in the religion itself. From 2009 to 2013, Puncak Songolikur was politicized as the icon of cultural tourism by local actors in order to legitimate their existence and Tenggers tradition. However, since 2013, the domination of regional government has transformed the orientation of tourist development and turned it into a destination that only offers experience of exploring natural exoticism. The local community’s responses to the tourism narrative developing present time have created autonomous spaces that control and negotiate the tourism discourse. This research shows that the intersections among the heterogeneity of cultural memory in the local community paradoxically create control of these tourist space. All in all, spaces of tourism coexist with the spiritual spaces of Puncak Songolikur. However, the coexistence ambiguously exemplifies the forms of negotiation and contestation among the actors."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T53753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Kartika Purnasasmita
"Tesis ini mengeksplorasi metode perancangan arsitektur berbasis pemahaman bau yang dapat membentuk lintasan dalam proses navigasi ruang arsitektur. Studi ini diawali dengan argumen bahwa arsitektur cenderung untuk menghilangkan atau menimpa kehadiran bau yang ada. Hal ini mendiskriminasi kehadiran bau dalam ruang dan menjadikannya hanya dilihat sebagai rangsangan dari matter. Tesis ini kemudian mengangkat pentingnya pergeseran perspektif bau dalam ruang dimana yang dilihat melalui pemahaman akan lintasan bau. Hal ini menunjukkan bahwa bau menghadirkan kondisi dinamis dalam ruang. Penelusuran lintasan bau dapat mengungkap lapisan-lapisan bau dalam ruang dimana tesis ini melihat lapisan tersebut dalam komposisi foreground-background. Tesis ini melihat lintasan bau berdasarkan pergerakan bau dalam ruang, pergerakan manusia, dan susunan lapisan tersebut.
Fragmentasi kemudian dilihat sebagai metode yang dapat mengungkap dan mengintervensi lintasan bau. Kajian fragmentasi diawali dengan penelusuran makro melalui proses smellwalking pada konteks urban untuk melihat susunan lapisan dalam lintasan yang menghasilkan navigasi dinamis dalam ruang. Studi tersebut dilanjutkan dengan penelusuran mikro yaitu mengeksplorasi ragam perlakuan bau dan medium perantara dimana berfokus pada bau rempah-rempah tradisional Indonesia. Temuan dari studi ini menghasilkan rancangan arsitektur lintasan bau untuk navigasi dengan menyoroti makna temporalitas oleh bau dalam membentuk dan menembus waktu. Rancangan yang dihasilkan berupa skenario lintasan yang terdiri atas susunan lapisan foreground-background dan navigasi dinamis berupa wayfinding serta koreografi respons tubuh manusia dengan bau. Hal ini mempertimbangkan temporalitas serta hubungan aktif bau, tubuh manusia, elemen spasial (medium perantara bau), dan waktu.

This thesis explores the trajectory of smell as the basis of architectural design method development in navigating space. It argues that architecture often removes or overwrites smell based on its stimulating existence created from matter. However, it tends to discriminate the presence of smell in space. This thesis then highlights the importance of understanding smell through the idea of trajectory, enabling the dynamic condition in space. The investigation of the trajectory of smell reveals layers of smell in space which can be seen in the form of foreground-background compositions. Furthermore, the trajectories of smell in this study are driven by the distribution of smell in space, human movement, and the existing layers within the space.
Fragmentation is seen as an architectural design method that reveals and intervenes the trajectory of smell. The study began with a macro investigation by conducting the process of smellwalking in urban context. It reveals the compositions of foreground-background enabling dynamic navigations in space. Further micro investigations are done through various explorations of the smells’ treatment and mediums by focusing on the smell of traditional Indonesian herbs and spices. These findings then suggest possible architectural programming in navigating space by developing various scenarios of trajectory. It highlights the notion of temporality of smell in making and passing through time. The scenarios consist of foreground-background layers and dynamic navigation in the form of wayfinding and various choreographies of bodily response towards the smell. This thesis then higlights the notion of temporality and the active relations between smell, human body, spatial elements (mediums), and time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurseto Nugroho
"

Tesis ini membahas proses pembentukan ruang dalam keseharian dengan menggunakan kacamata narasi dalam arsitektur. Narasi dalam keseharian disebut sebagai spatial trajectories. Hasil penelusuran menyarankan bahwa yang perlu dilihat dalam proses pembentukan ruang adalah bridge yang terbentuk oleh spatial trajectories. Semakin banyak bridge yang hadir berarti spatial trajectories yang terlibat semakin banyak. Sehingga yang perlu diperhatikan adalah persinggungan antar spatial trajectories yang terjadi dalam ruang tersebut karena hal tersebut mengindikasikan berbagai macam narasi yang terlibat.

Tesis ini juga menelusuri berbagai macam bentuk narasi dan bagaimana cara membongkar narasi tersebut, seperti narasi tertulis dan narasi film. Teknik-teknik seperti diagram, collage, kamera, dan separatrix banyak dibahas sebagai intrumen penelusuran dalam tesis ini.

Tesis ini mendemonstrasikan strategi perancangan berbasis spatial trajectories. Untuk dapat merepresentasikan spatial trajectories diperlukan sebuah teknik representasi yang dapat mewakili ketepatan data empiris sebuah narasi yang dalam hal ini bisa dengan menggunakan teknik proyeksi, namun tetap dapat memunculkan imajinasi keseharian yang lebih abstrak dengan menggunakan teknik scenography yang dapat merepresentasikan sebuah performance.

Melalui penggunaan spatial trajectories sebagai pendekatan dalam perancangan, arsitektur yang hadir merupakan arsitektur yang ingin menyampaikan cerita mengenai ruang-ruang keseharian dalam sebuah konteks. Tesis ini berusaha untuk membuka peluang-peluang spasial dengan memanfaatkan teknik-teknik representasi untuk dapat memunculkan makna-makna dalam ruang-ruang keseharian kita.


This thesis discusses the production of space inside everyday using the narrative lens in architecture. The narrative in everyday is referred to as spatial trajectories. The inquiry results suggest that what is important in the production of space process is the bridge formed by the spatial trajectories. The more bridges that are present means, the more spatial trajectories are involved. It becomes important to consider the overlapping between spatial trajectories that occur in that space because it indicates various kinds of narratives involved.

This thesis also explores various forms of narrative and how to dismantle these narratives. Techniques such as a diagram, collage, camera, and separatrix are widely discussed as instruments of inquiry in this thesis.

This thesis demonstrates a spatial trajectories-based design strategy. To be able to represent spatial trajectories, a representation technique should represent the accuracy of empirical data in a narrative in the way of projection technique, but the representation should also bring up more abstract of everyday imagination in a way scenography technique to represent the performance

Through the use of spatial trajectories as an approach in design, the architecture that is present is an architecture that wants to convey stories about everyday spaces in a context. This thesis seeks to open up spatial opportunities by utilizing representational techniques to be able to give meaning in our everyday spaces.

"
2019
T53972
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Knya Dwihany Ruth Oktavia
"Untuk menciptakan pertunjukan tari yang baik, penari melakukan proses latihan yang berulang-ulang. Anggota tari mempelajari gerakan dan formasi dalam tari. Sistem sensori digunakan penari dalam mengumpulkan informasi dan detail untuk setiap gerakan, perpindahan posisi, formasi dan arah. Proses mempelajari elemen pada tari ini, membentuk semua memori spasial yang menyebabkan penari mampu mengingat gerakan berdasarkan formasi maupun music atau lagu. Pada tulisannya ini, penulis mencoba melihat proses kelompok tari (dengan delapan anggota) mempersiapkan sebuah penampilan tari. Penulis melihat bagaimana memori spasial pada masing-masing anggota bekerja pada satu kelompok tari dalam melakukan latihan. Analisis dilakukan dengan mengamati gerak dan formasi pada tari serta perbandingan pada tiga rekaman latihan.

In order to perform a great dance performance, dancer should pass through many practices. Dancers need to learn the movements and formation. Which require sensory systems, to gather the information and detail about each movement, gesture, formation, orientation. As the dancers learning about the elements of dancing, the bodies create spatial memories, that allowed dancers to memorize each gestures with the movements based on the music. On this writing, we tried to see how a group of dancers -consists of 8 individuals- create a performance with 8 different memories. We tried to see, how the spatial memory of each individual works in a group dance, considering the space, choreographies, blockings, dance flows, music and energy. By learning each individual way to move, to dance, and how the group dancing spatial from three practice videos.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tahyatul Bariroh
"Latihan Fisik merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kemampuan belajar dan memori melalui peningkatan neuroplastisitas. Intensitas dan durasi latihan fisik yang tepat dapat meningkatkan kemampuan belajar dan memori melalui peningkatan ekspresi protein Neuroligin dan Reseptor NMDA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas dan durasi latihan fisik terhadap fungsi memori spasial serta ekspresi protein Neuroligin dan Reseptor NMDA pada hipokampus tikus Wistar jantan. Penelitian ini merupakan studi eksperimental in vivo selama 6 minggu, menggunakan 25 ekor tikus Wistar jantan usia 6 bulan yang dibagi secara acak menjadi 5 kelompok yaitu: 1 kelompok sedenter S , 2 kelompok intensitas ringan durasi singkat R15 , 3 intensitas ringan durasi lama R30 , 4 intensitas berat durasi singkat B15 , 5 intensitas berat durasi lama B30.
Latihan fisik aerobik dilakukan dengan berlari pada animal treadmill 5 hari/minggu selama 6 minggu. Kecepatan yang digunakan adalah 20 m/min untuk intensitas ringan dan 30 m/min untuk intensitas berat, serta 15 menit untuk durasi singkat dan 30 menit untuk durasi lama. Pengukuran fungsi memori menggunakan water E maze sebanyak 4 kali pada minggu 0, 2, 4, dan 6. Pengukuran ekspresi protein Neuroligin dan Reseptor NMDA menggunakan teknik imunohistokimia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intensitas ringan durasi lama merupakan yang terbaik dalam meningkatkan kemampuan belajar dan memori spasial melalui ekspresi protein Neuroligin dan Reseptor NMDA tikus Wistar jantan.

Physical exercise is one of factors that can improve learning and memory associated with increasing neuroplasticity. The appropriate intensity and duration of physical exercise can improve learning and memory that mediated by expression of Neuroligin and NMDA Receptor. This study aimed to investigate the effect of intensity and duration of aerobic exercise on spatial memory and expression of Neuroligin and NMDAR in male Wistar rats hippocampus. The research was an experimental in vivo for 6 weeks, using 25 male Wistar rats age 6 months old randomly divided into 5 groups 1 sedenter group S , 2 low intensity and short duration group R15 , 3 low intensity and long duration group R30 , 4 high intensity and short duration group B15 , 5 high intensity and long duration group B30.
The aerobic exercise was performed by running on animal treadmill 5 day week for 6 weeks. Low intensity was 20 m min while high intensity was 30 m min. Short duration was 15 minutes while long duration was 30 minutes. The measurement of memory function used water E maze for 4 times, on week 0, 2, 4, and 6. Protein expression of Neuroligin and NMDA Receptor was examined with immunohistochemistry technique. This research showed that the aerobic exercise with low intensity and long duration group has best memory performance and expression of neuroligin and NMDA Receptor of male wistar rats.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati Asellia Putri
"ABSTRACT
Dalam sebuah pameran, terdapat komposisi solid dan void yang keduanya saling berhubungan untuk mengakomodir struktur pameran secara keseluruhan. Oleh karena itu, void merupakan elemen yang penting dalam struktur pameran. Pameran terdiri dari struktur spasial dan narasi yang masing-masing memiliki komposisi void di dalamnya. Maka dari itu, void tidak hanya dibaca dalam wujud fisik struktur spasialnya, namun lebih jauh lagi, void dapat dibaca sebagai sebuah konsep yang memiliki perluasan makna dalam struktur narasinya. Skripsi ini mempelajari lebih dalam mengenai wujud, peran, dan mekanisme void dalam pameran Dunia Komik yang diselenggarakan di Galeri Nasional. Melalui pembacaan void dalam pameran tersebut, makna void menjadi lebih luas karena memiliki wujud dan peran yang bermacam-macam.

ABSTRACT
In an exhibition, there is a relationship between the composition of solid and void that accomodate the whole exhibition structure. Therefore, void is an important element in the exhibition structure. The exhibition consists of spatial and narrative structure that each have a void composition within. Void is not only read in the physical form of spatial structure, but also can be read as a concept that has an extension of meaning in its narrative structure. This thesis examines more about forms, roles, and void mechanisms of the Dunia Komik exhibition which held at the Galeri Nasional. Through the reading of void in the exhibition, the meaning of void becomes more extensive because it has a variety of forms and roles.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rena Mailani
"Latar Belakang: Memori sangat berperan penting dalam proses kehidupan. Seiring dengan bertambahnya usia, fungsi memori akan mengalami penurunan karena proses neurodegenerasi. Stimulus eksternal baik latihan fisik aerobik maupun environmental enrichment EE mampu memperlambat terjadinya neurodegenerasi dengan meningkatkan neuroplastisitas melalui ekspresi berbagai protein baik protein sinaptik maupun growth factor seperti insulin like growth factor 1 IGF-1 dan fibroblast growth factor 2 FGF-2 . Pemberian kombinasi latihan aerobik dan environmental enrichment kontinyu dan pengaruhnya pada ekspresi IGF-1 dan FGF-2 yang diharapkan mampu meningkatkan fungsi memori belum dilakukan pada penelitian sebelumnya.Bahan dan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental pada 24 tikus Wistar jantan Rattus norvegicus, 300-400 gram, usia 7-8 bulan , dibagi secara acak ke dalam 4 kelompok: kontrol K , latihan aerobik A , Environmental Enrichment kontinyu EE , dan kombinasi latihan aerobik dan Environmental Enrichment kontinyu A-EE .Hasil: Kelompok kombinasi latihan aerobik dan environmental enrichment A-EE menunjukkan fungsi memori spasial tikus terbaik. Namun ekspresi IGF-1 dan FGF-2 hipokampus pada kelompok A-EE tidak lebih tinggi dari kelompok lain. Selain itu, ekspresi FGF-2 hipokampus berkorelasi positif dengan kekuatan sedang dengan fungsi memori, sedangkan IGF-1 hipokampus berkorelasi negatif dengan kekuatan lemah dengan fungsi memori.Kesimpulan: Peningkatan fungsi memori pada kelompok kombinasi merupakan hasil induksi ekspresi berbagai protein di hipokampus, namun jalur utama yang meningkatkan fungsi memori bukanlah melalui peningkatan ekspresi IGF-1 dan FGF-2 di hipokampus.

Background Memory plays an important role in life. Memory declines with age through the process of neurodegeneration. External stimuli such as aerobic exercise and environmental enrichment EE can delay neurodegeneration by improving neuroplasticity via expression of various synaptic proteins and growth factors such as insulin like growth factor 1 IGF 1 and fibroblast growth factor 2 FGF 2 . Combination treatment of aerobic exercise and continuous environmental enrichment and their effect on the expression of IGF 1 and FGF 2 which were expected to improve memory function has not been studied previously.Materials and Methods This is an experimental research using 24 male Wistar rats Rattus norvergicus, 300 400 g, age 7 8 months divided randomly into 4 groups control C , aerobic exercise A , continuous environmental enrichment EE , and combination of aerobic exercise and continuous environmental enrichment A EE .Results Combination of aerobic exercise and environmental enrichment group A EE showed the best improvement in rats rsquo spatial memory. But their hippocampal IGF 1 and FGF 2 expression were not higher than other groups. There was positive correlation between hippocampal FGF 2 and memory function, but there was negative correlation between hippocampal IGF 1 and memory function.Conclussions Improvement in memory function in combination group is a result of induction of various protein expression in the hippocampus, but the primary pathway of memory function improvement is not through the hippocampal IGF 1 and FGF 2 expression. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alva Maula Rahman
"Penulisan ini mengeksplorasi peran atmosfer dan memori kolektif dalam pembayangan ruang di masa lalu. Manusia dapat mengingat kejadian di masa lalu melalui pengalaman ruang, tulisan ini bertujuan menelusuri bagaimana atmosfer dan memori kolektif dapat menghadirkan pengalaman ruang yang membantu manusia untuk membayangkan kejadian bersejarah yang ada di masa lalu. Penulisan ini menggunakan kasus pengalaman ruang yang ada di Museum Sejarah Jakarta untuk menganalisis proses pembayangan ruang masa lalu melalui dua aspek, yaitu pengalaman emosional yang hadir melalui atmosfer, dan konteks sejarah yang terkandung dalam memori kolektif. Kedua aspek ini harus hadir secara bersamaan dan melengkapi satu sama lain, tanpa adanya salah satu dari kedua aspek ini, pembayangan pada ruang tidak akan terasa secara emosional (tidak ada atmosfer) atau tidak memiliki konteks peristiwa (tidak ada memori kolektif). 

This writing explores the role of atmosphere and collective memory in envisioning spaces in the past. Humans can recall past events through spatial experiences, and this writing aims to investigate how atmosphere and collective memory can create spatial experiences that assist individuals in envisioning historical events from the past. The study utilizes the case of spatial experiences in the Jakarta History Museum to analyze the process of envisioning spaces from the past through two aspects: the emotional experience evoked by atmosphere and the historical context embedded in collective memory. Both aspects are interdependent and complement each other; the absence of either aspect would result in a lack of emotional impact (absence of atmosphere) or a lack of contextual events (absence of collective memory) in the envisioning of spaces."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>