Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121203 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erina Sekar Asri
"Saat ini, jika kita melewati Jl. Minangkabau Barat dan Jl. Sultan Agung yang berada di kawasan Manggarai, Jakarta, kita dapat melihat deretan toko yang menjual berbagai macam barang bekas. Namun, dari berbagai macam barang yang dapat kita temukan itu, tidak ada toko barang bekas yang khusus menjual perlengkapan olahraga saja. Melalui rancangan kawasan TOD Manggarai, Simpul Manggarai, dimana nantinya deretan pertokoan barang bekas ini akan direvitalisasi, serta dinamakan Pasar Rumput Baru. Thrifty Sporty merupakan salah satu toko dari banyaknya toko yang nantinya akan menempati kawasan tersebut. Tercermin dari namanya, Thirfty Sporty adalah sebuah toko barang bekas yang khusus menjual serta menyediakan jasa perbaikan untuk berbagai macam kebutuhan olahraga, mulai dari perlengkapan, pakaian, sepatu, hingga aksesoris. Berada di lahan seluas 301 m2, Thrifty Sporty dirancang dengan memerhatikan peraturan yang berlaku, keamanan dan keselamatan bangunan, serta keberlanjutan dari bangunan.

Currently, if we pass through Jl. Minangkabau Barat and Jl. Sultan Agung in the Manggarai area, Jakarta, we can see rows of shops selling various kinds of used goods. However, of the various items that we can find, there are no used goods stores that specifically sell sports equipment only. Through the design of the Manggarai TOD area, Simpul Manggarai, where the rows of used goods stores will be revitalized and named Pasar Rumput Baru. Thrifty Sporty is one of the many stores that will occupy the area. As reflected in its name, Thrifty Sporty is a used goods store that specializes in selling and providing repair services for various sports needs, from equipment, clothing, shoes, to accessories. Located on an area of 301 m2, Thrifty Sporty is designed with attention to applicable regulations, building safety and security, and building sustainability.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hardy Dewanto
"Lonjakan jumlah kota-kota besar secara global telah mendorong penerapan Transit-Oriented Development (TOD) sebagai paradigma perencanaan kota yang penting. Menanggapi tren ini, Indonesia, khususnya Jakarta, telah memulai strategi TOD. Penelitian ini memperkenalkan TOD.id, sebuah aplikasi seluler konseptual yang dirancang untuk memfasilitasi TOD di Indonesia. Salah satu fitur penting adalah usulan pajak Land Value Capture (LVC), yang mengatasi tantangan pendanaan yang berkontribusi hingga 53,8% dari permasalahan ini. Namun fitur-fitur Aplikasi Seluler TOD.id masih dalam tahap konseptual sehingga memerlukan pengembangan lebih lanjut sebelum diluncurkan ke pasar. Selain itu, Aplikasi Seluler TOD.id juga masih belum memiliki sebuah model komersialisasi yang pasti untuk tujuan pemasaran. Penelitian ini memiliki dua tujuan: pertama, menyempurnakan Aplikasi Seluler TOD.id dengan mengembangkan fitur-fitur yang ada, dan kedua, membangun model komersialisasi yang disesuaikan untuk Aplikasi Seluler TOD.id. Dengan menggunakan metode studi literatur dan studi benchmark kualitatif, serta pengumpulan data kualitatif, hasilnya memberikan wawasan dan umpan balik yang berharga dari para praktisi pasar. Temuan penelitian ini telah menunjukkan bahwa dari 28 fitur yang telah teridentifikasi, 18 fitur diantaranya secara kritis memerlukan pengembangan, sementara 10 fitur lainnya telah dianggap cukup. Selain itu, dengan menggunakan Model Komersialisasi Goldsmith sebagai landasan, sebuah model komersialisasi baru telah dikembangkan yang terdiri dari 12 langkah kritis yang akan memiliki pengaruh dan dampak signifikan terhadap proses pemasaran Aplikasi Seluler TOD.id dengan kelayakan bisnis yang baik. Penemuan tersebut diharapkan dapat mewujudkan Aplikasi Seluler TOD.id secara optimal.

The global surge in the number of major cities has propelled the adoption of Transit-Oriented Development (TOD) as a crucial urban planning paradigm. Responding to this trend, Indonesia, particularly Jakarta, has initiated TOD strategies. This research introduces TOD.id, a conceptual mobile application designed to facilitate TOD in Indonesia. One significant feature is the proposal of Land Value Capture (LVC) taxes, addressing funding challenges contributing to 53.8% of this issue. However, TOD.id's mobile application features are still in the conceptual stage, requiring further refinement before market launch. Additionally, TOD.id lacks a definite commercialization model for marketing purposes. This study has two objectives: first, to enhance TOD.id by refining existing features, and second, to develop a tailored commercialization model for TOD.id. Utilizing literature and qualitative benchmark studies, along with qualitative data collection, the results provide valuable insights and feedback from market practitioners. The research findings indicate that out of 28 identified features, 18 critically require improvement, while 10 others are deemed sufficient. Furthermore, using the Goldsmith Commercialization Model as a foundation, a new commercialization model comprising 12 critical steps has been developed, expected to have a significant impact on the marketing process of TOD.id with good business feasibility. Both findings can help optimize TOD.id in the Indonesian market, aligning with the projections of several previous studies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Khalid
"Pemerintah Kota Depok bekerjasama dengan developer PT Andyka Investa untuk melakukan pembenahan dan pembangunan kawasan yang akan disebut Metrostater Depok. Proyek Metrostater Depok ini diwacanakan akan menaggunakan konsep Transit Oriented Development (TOD) yang mengintegrasikan Stasiun Depok Baru dan Terminal Kota Depok. Namun, setelah beberapa tahun proyek ini terlihat mandek penyelesaian pembangunannya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apa saja yang faktor yang menyebabkan proyek ini tertunda dan apa saja dampak yang ditimbulkan dari tertundanya proyek integrasi komplek Metrostater Depok ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam sebagai sumber data primer serta studi kepustakaan dari penelitian terdahulu, observasi langsung dan rilis berita sebagai sumber data sekunder. Penelitian ini menggunakan kerangka teori utama Project Delay Factors dari Tavassolirizi et.al (2020) dan elaborasi dari teori dampak dari Drucker (1986), Subarto (2015), Latif (2022). Hasil dari penelitian ini mengidentifikasikan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tertundanya proyek ini diantaranya adalah kurang tepatnya prediksi dana anggaran, adanya dugaan penyalahgunaan anggaran, kurangnya koordinasi teknis yang baik antar stakeholder, kurangnya peran sentral untuk membuat keputusan, kurangnya otoritas yang memimpin proyek di lokasi, kurangnya desakan untuk menyelesaikan proyek dengan tepat waktu, kurangnya koordinasi matang terkait penyelesaian konflik/sengketa, serta kurang tepatnya estimasi waktu penyelesaian proyek. Selain itu, teridentifikasi pula beberapa dampak yang ditimbulkan dari tertundanya proyek ini diantaranya adalah efek sistemik kemacetan, kerusakan terhadap lingkungan sekitar, berkurangnya kualitas hidup masyarakat kota, dampak ke kesehatan mental masyarakat, kendala para instansi yang tidak bisa mengeluarkan anggaran karena proyek ini masih dalam masa kontrak dengan developer, persepsi negatif yang timbul dari masyarakat Kota Depok terhadap Pemerintah Kota Depok karena tertundanya proyek integrasi Metrostater Depok ini, dan terhambatnya potensi pertumbuhan transportasi dan perekonomian Kota Depok.

The Depok City Government is collaborating with developer PT Andyka Investa to improve and develop the area which will be called Metrostater Depok. The Depok Metrostater project is planned to use the Transit Oriented Development (TOD) concept which integrates Depok Baru Station and Depok City Terminal. However, after several years this project seemed to have stalled in completion. Therefore, this research aims to analyze what factors caused this project to be delayed and what impacts resulted from the delay in the Depok Metrostater complex integration project. This research uses a post-positivist approach with qualitative data collection techniques through in- depth interviews as primary data sources and literature studies from previous research, direct observation and news releases as secondary data sources. This research uses the main theoretical framework of Project Delay Factors from Tavassolirizi et.al (2020) and elaboration of impact theory from Drucker (1986), Subarto (2015), Latif (2022). The results of this research identify that there are several factors that cause delays in this project in accordance with the Project Delay Factors framework, including inaccurate predictions of budget funds, allegations of budget misuse, lack of good technical coordination between stakeholders, lack of a central role in making decisions, lack of authority. who leads the project at the location, lack of sufficient pressure from the unit supervisor or other parties who are also responsible for completing the project on time, lack of thorough coordination regarding conflict/dispute resolution, and inaccurate estimates of the project completion time. Apart from that, several impacts resulting from the delay of this project were also identified, including systemic effects of traffic jams, damage to the surrounding environment, reduced quality of life for city residents, impacts on people's mental health, obstacles to agencies not being able to spend budgets because this project was still in its infancy. contracts with developers, negative perceptions arising from the people of Depok City towards the Depok City Government due to delays in the Depok Metrostater integration project, and hampered transportation and economic growth potential in Depok City."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhar Rahman
"Manggarai terkenal sebagai kawasan transit yang padat dan sibuk di Jakarta. Mengingat hal tersebut maka menjadikan manggarai sebagai kawasan TOD sepertinya menjadi sangat tepat. Namun jika melihat kepadatan penduduk yang tinggi di daerah ini, tentu akan terbentuk satu kebiasaan yang menyesuaikan lingkungan. Sayangnya yang terbentuk di manggarai justru satu kebiasaan yang menyimpang, yaitu tawuran. Tawuran ini sudah menjadi budaya dan sangat meresahkan lingkungan sekitar. Masyarakat yang tinggal di kawasan manggarai juga rata-rata adalah MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah). Kurangnya ruang publik yang bisa mewadahi aktivitas pemuda menjadi salah satu pemicu terjadinya tawuran ini. Menanggapi keresahan akan fenomena tersebut, Fitness Studio & Sports Facilities Menjadi ajuan rancangan sebagai bentuk baru dalam mewadahi masyarakat khususnya pemuda dalam menyalurkan energinya. Berada di kawasan Neighborhood Center diharapkan ajuan rancangan ini dapat menjadi solusi dalam pengembangan fasilitas olahraga sebagai bagian dari komplek gelanggang remaja dan RTH kawasan manggarai.

Manggarai is known as a dense and busy transit area in Jakarta. Considering this, making Manggarai a TOD area seems very appropriate. However, if you look at the high population density in this area, habits will certainly form that adapt to the environment. Unfortunately, what has formed in Manggarai is actually a deviant habit, namely brawling. This brawl has become a culture and is very disturbing to the surrounding environment. The people who live in the Manggarai area are also on average MBR (Low Income Communities). The lack of public space that can accommodate youth activities is one of the triggers for this brawl. Responding to concerns about this phenomenon, Fitness Studio & Sports Facilities became a design proposal as a new form of accommodating the community, especially young people, to channel their energy. Located in the Neighborhood Center area, it is hoped that this proposed design can be a solution in developing sports facilities as part of the youth arena complex and green open space in the Manggarai area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Gisela Tandiono
"Istora-Senayan merupakan kawasan yang didaulat dengan basis transit-oriented development oleh Peraturan Gubernur Nomor 99 Tahun 2020 tentang Panduan Rancang Kota Kawasan Pembangunan Berorientasi Transit Istora dan Senayan. Tidak lupa, kawasan Istora-Senayan berhasil mendapatkan TOD Index sebesar 0,68 yang berada di atas rata-rata overall TOD Index kategori MRT Jakarta. Namun, di balik pencapaian tersebut, masih diperlukan peningkatan dalam ranah kualitas, seperti dari segi aksesibilitas, keandalan, tarif, dan lain sebagainya. Penilaian kualitas layanan transit transportasi antarmoda perlu dilakukan sebagai landasan evaluasi sehingga tercipta kawasan TOD yang mengedepankan kenyamanan pengguna. Penelitian ini merupakan penelitian univariat dengan menggunakan teori transit service quality oleh Eboli dan Mazzula (2011) yang dielaborasi oleh teori Nathanail (2008). Terdapat delapan dimensi pada teori transit service quality, yakni route and service characteristics, reliability, comfort and cleanliness, fare, information, safety and security, customer service, dan environmental protection. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data mixed method, yaitu dengan memperoleh data kuantitatif dan kualitatif melalui survei, observasi langsung, dan wawancara. Survei dilakukan secara daring menggunakan Google Form dengan menjaring sebanyak 130 responden. Selain itu, dilakukan pula wawancara mendalam dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan penyelenggaraan transit transportasi antarmoda di kawasan Istora-Senayan, seperti Kementerian Perhubungan, Pemerintah Daerah, operator layanan transit transportasi antarmoda, ahli atau pengamat transportasi publik, praktisi, dan responden pengguna jasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pengguna jasa transit transportasi antarmoda terhadap kualitas layanan transit transportasi antarmoda di Istora-Senayan berada dalam kategori “tinggi”. Namun, terdapat beberapa temuan mengenai kualitas transit transportasi antarmoda di kawasan Istora-Senayan yang patut mendapat perhatian, seperti aksesibilitas (dimensi rute dan karakteristik wilayah), peningkatan manajemen waktu tempuh (dimensi reliabilitas), manajemen kepadatan penumpang (dimensi kenyamanan dan kebersihan), dan keberadaan petugas yang sigap melayani pengguna di jam sibuk (dimensi pelayanan pelanggan).

Istora-Senayan is an area designated as a transit-oriented development based on Governor Regulation Number 99 of 2020 on the Guidelines for the Design of the Istora and Senayan Transit-Oriented Development Area. It is worth noting that the Istora-Senayan area has achieved a TOD Index of 0.68, which is above the average overall TOD Index for the MRT Jakarta category. However, behind this achievement, there is still a need for improvement in terms of quality, such as accessibility, reliability, fares, and others. The assessment of intermodal transit service quality needs to be conducted as a basis for evaluation to create a TOD area that prioritizes user comfort. This research is a univariate study that utilizes the transit service quality theory by Eboli and Mazzula (2011), elaborated by Nathanail's theory (2008). There are eight dimensions in the transit service quality theory, namely route and service characteristics, reliability, comfort and cleanliness, fare, information, safety and security, customer service, and environmental protection. This study uses a mixed-method data collection technique, obtaining quantitative and qualitative data through surveys, direct observations, and interviews. The survey was conducted online using Google Forms, capturing 130 respondents. In addition, in-depth interviews were conducted with relevant parties involved in the provision of intermodal transit transportation services in the Istora-Senayan area, such as the Ministry of Transportation, local government, intermodal transit transportation service operators, public transportation experts or observers, practitioners, and service users. The research findings indicate that the perception of intermodal transit transportation service quality by users in the Istora-Senayan area falls into the "high" category. However, there are several findings regarding the quality of intermodal transit transportation in the Istora-Senayan area that deserve attention, such as accessibility (route and service characteristics), improving travel time management (reliability), passenger density management (comfort and cleanliness), and the presence of responsive staff during peak hours (customer service). "
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Nabilla Putri
"ABSTRAK
Trip development dan urban sprawl telah lama menjadi masalah perkotaan. Seringkali bentuk perkembangan memusat (nodal development) dipilih untuk menjadi solusi penyelesaian masalah tersebut. Koridor T.B. Simatupang ? Kartini saat ini sedang mengantisipasi perubahan yang dapat terjadi setelah Proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta rampung dan Transit Oriented Development (TOD) diimplementasikan. Namun, apabila melihat kondisi lapangan saat ini, apakah mungkin Koridor T.B. Simatupang ? Kartini dikembangkan sebagai kawasan Transit Oriented Development? Apakah akan terdapat perbedaan antara kondisi nyata dan konsep teoritikal? Dengan pentingnya konteks pada masing-masing ruang kota, tentunya akan terdapat banyak perbedaan dalam proses penerapan TOD pada koridor T.B. Simatupang - Kartini, baik pada transformasi fisik maupun non-fisik (liveliness). Hingga saat ini, koridor tersebut mengalami perkembangan secara linear, namun kedepannya akan dikembangkan secara memusat untuk menjadi kawasan yang compact dan memiliki berbagai fungsi (mixed-use). Skripsi ini akan membahas kondisi jalan menjelang selesainya proyek MRT Jakarta berdasarkan teori mengenai jalan dan Transit Oriented Development. Temuan dari skripsi ini ialah; untuk mendorong transformasi yang baik dan menghadirkan liveliness, diperlukan beberapa evaluasi mengenai elemen fisik dan persyaratan tambahan.

ABSTRAK
Strip development and urban sprawl have been urban problems for a long time. So many times nodal development is chosen to be the solution. T.B. Simatupang-Kartini Corridor is currently anticipating the change that could happen after the Jakarta Mass Rapid Transit (MRT) Project is finished and the Transit Oriented Development (TOD) is implemented. But if we look at today conditions on site; is it possible for T.B.Simatupang ? Kartini Corridor to be a Transit Oriented Development? Are there any possible differences from the theoretical concept of it? Of course, since the context does matter, many differences emerge from the implementation process of TOD. The transformation and the changes in liveliness will surely occur in T.B. Simatupang ? Kartini Corridor; as it is an area developed without particular planning. It is experiencing the linear growth, which today is expected to be a compact, mixed-use neighborhood. The thesis will examine the current street performance prior to the MRT Jakarta Project based on theories regarding streets and Transit Oriented Development. The findings suggest that; in order to encourage a good transformation and provide liveliness, there are some evaluations regarding physical elements and additional requirements needed.
"
2016
S63164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vramilga Dealvana Winanda
"Sebagai ibu kota Indonesia, Jakarta berperan sebagai titik sibuk untuk berbagai bentuk lalu lintas karena banyak orang datang dan pergi setiap hari untuk berbagai kebutuhan. Sebagian besar dari mereka adalah pengguna transportasi umum. Di Jakarta, salah satu bentuk transportasi umum yang berperan paling penting adalah system kereta api. Sistem kereta api membawa ratusan dan ribuan orang setiap hari melalui stasiunnya. Dari stasiun-stasiun tersebut, Stasiun Kereta Api Manggarai berdiri sebagai salah satu yang tersibuk, dan bertindak sebagai stasiun pusat baru untuk kereta api Jabodetabek di Jakarta, menggantikan Stasiun Gambir. Hal ini menyebabkan peningkatan besar dan tiba-tiba dalam jumlah orang yang menggunakan stasiun tersebut karena stasiun ini sekarang berfungsi sebagai pusat utama sistem kereta api di Jakarta. Perubahan ini menimbulkan banyak keluhan mengenai kepadatan penumpang transit dan keraguan tentang kecukupan stasiun untuk bertindak sebagai pusat sistem kereta api di Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tersebut dari sudut keberpihakan publik, dengan melihat apakah stasiun tersebut mampu memenuhi preferensi publik yang akan menggunakannya. Untuk memenuhi penelitian tersebut, akan dilihat tingkat integrasi stasiun dan apakah itu sesuai dengan preferensi penggunanya.

As the capital of Indonesia, Jakarta acts as a hotspot for many forms of traffic as numerous people come and goes every day for various needs. The majority of these people are users of public transportations. In Jakarta, one of the most prominent forms of public transportation is that of the railway trains. These trains carry hundreds and thousands of people each day through its stations. Of these stations, Manggarai Railway Station stands as one of the busiest of all, acting as a new central hub for Jabodetabek trains in Jakarta, replacing Gambir Station. This caused a large and sudden increase in the number of people using the station as it now acts as the primary hub for railway systems in Jakarta. This leads to numerous complaints regarding the human congestion during transit and doubts as to the station’s adequacy to act as a central hub for railway system in Jakarta. This thesis aims to answer the question from a public favorability angle, by seeing if the station is able to fulfill the preferences of the public who will be using it. In order to do so, we will be taking a look at the station’s level of integration and whether or not it is adequate to the preferences of its users."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ling Ling Cory Wibowo
"Tugas akhir ini membahas perancangan coworking space dengan berbasis Transit Oriented Development (TOD) dan konsep sustainable architecture. Coworking space merupakan konsep tempat kerja bersama yang semakin populer di era modern ini, sedangkan TOD adalah pendekatan perancangan yang mengintegrasikan coworking space dengan sistem transportasi umum yang efisien. Konsep sustainable architecture diterapkan untuk menciptakan bangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Tugas akhir ini bertujuan untuk menggabungkan konsep-konsep tersebut dalam merancang coworking space yang memenuhi kebutuhan pengguna serta berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Pendekatan perancangan melibatkan analisis terhadap potensi lokasi yang terintegrasi dengan sistem transportasi umum, identifikasi kebutuhan pengguna, serta penerapan prinsip-prinsip arsitektur berkelanjutan. Melalui studi literatur dan penelitian lapangan, ditemukan bahwa penerapan TOD dapat meningkatkan aksesibilitas coworking space dari berbagai lokasi dengan menggunakan transportasi umum. Konsep ini juga dapat mengurangi penggunaan mobil pribadi dan mengurangi emisi karbon, serta mendorong mobilitas berkelanjutan. Selain itu, penggunaan material ramah lingkungan, desain yang memaksimalkan pencahayaan alami, dan penerapan teknologi hijau juga menjadi fokus dalam perancangan ini. Hasil tugas akhir ini adalah desain coworking space yang terintegrasi dengan stasiun transportasi umum, menawarkan fasilitas yang memadai, dan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman serta ramah lingkungan. Desain ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan coworking space yang berkelanjutan di masa depan, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, dan mendorong mobilitas yang efisien.

This final project discusses the design of a coworking space based on Transit Oriented Development (TOD) and the concept of sustainable architecture. Coworking space is a coworking space concept that is becoming increasingly popular in this modern era, while TOD is a design approach that integrates coworking space with an efficient public transportation system. The concept of sustainable architecture is applied to create environmentally friendly and sustainable buildings. This final project aims to combine these concepts in designing a coworking space that meets user needs and contributes to maintaining environmental sustainability. The design approach involves an analysis of potential locations that are integrated with the public transportation system, identification of user needs, and application of sustainable architectural principles. Through literature studies and field research, it was found that the application of TOD can increase the accessibility of coworking spaces from various locations using public transportation. This concept can also reduce the use of private cars and reduce carbon emissions, as well as encourage sustainable mobility. In addition, the use of environmentally friendly materials, designs that maximize natural lighting, and the application of green technology are also the focus of this design. The result of this final project is a coworking space design that is integrated with public transportation stations, offers adequate facilities, and creates a comfortable and environmentally friendly work environment. This design is expected to be an inspiration for the development of sustainable coworking spaces in the future, reducing negative impacts on the environment, and encouraging efficient mobility."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Subekti Sulistyaningrum
"ABSTRAK
Tantangan perkotaan di kota Depok mencakup pertumbuhan penduduk 5 pertahun, peningkatan kendaraan bermotor 9 pertahun, sedangkan peningkatan ruas jalan 0,7 per limatahun, menyebabkan kemacetan lalu lintas yang parah dan menurunkan kualitas hidup. Permasalahan transportasi kota Depok memerlukan integrasi kebijakan antara transportasi dan tata-guna lahan. Dalam Perda Kota Depok Nomor 1 Tahun 2015 tentang RTRW Kota Depok Tahun 2012-2032, pasal 24 : ldquo;sistem jaringan transportasi perkeretaapian meliputi pengembangan keterpaduan layanan antar dan intra moda yang berbasis pada Transit Oriented Development TOD rdquo;. Berdasarkan peraturan tersebut, penelitian bertujuan menganalisis level TOD melalui indikator-indikator baik spasial menggunakan GIS/ArcGIS maupun non spasial dalam area radius 800meter jarak perjalanan kaki dari titik transit, dinamakan area buffer di 3 tiga stasiun : Depok Baru, Pondok Cina dan Universitas Indonesia. Metode penelitian kuantitatif studi kasus ini berjalan selama 3 tiga bulan termasuk pengolahan data. Data primer diperoleh dari pengamatan lapangan, dokumentasi foto-foto, data pengguna dari aplikasi software Kereta Commuterline Indonesia KCI dan pemetaan kota Depok, sedangkan data sekunder bersumber pada statistik tahunan BPS di Depok, buku, literatur dan informasi lainnya. Hasil analisis mengkategorikan level titik transit potensial bagi pengembangan TOD di kota Depok.

ABSTRACT
Depok city facing urban problems including population growth 5,0 peryear the highest 7,34 in 2015 , increasing vehicles 9,0 peryear, road growth 0,7 per 5years, causing traffic congestion in hours and decrease a quality of life, need policy of integration between transportation and land use plan. Depok City Regional Regulation of Spatial Planning 2012 2032 No. 1 2015 article 24 ldquo the railway transportation network system includes the development of integration inter and intra modal services based on Transit Oriented Development TOD rdquo . Based on regulation, the purpose of this research is analyzing TOD level by measuring spatial indicators based on GIS ArcGIS and non spatial indicators. The core area of TOD was defined as 800 meters 10 minutes walking distance named buffer area at station Depok Baru, Pondok Cina and University of Indonesia. Using study case quantitative methode, research conducted in 3 three months including processing data. Primary data were gathered by turn field area buffer, documentation photos, mapping dan application software data of passanger from Kereta Commuterline Indonesia KCI . Secondary data were gathered by using books, literature, Depok statistics report yearly. Analysis will categorize the level of potential TOD development in Depok."
2018
T49025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Harmain
"Pertumbuhan penduduk yang cepat di kawasan perkotaan menyebabkan perubahan struktur lingkungan yang menjadi permasalahan lingkungan. Salah satu cara mengurangi permasalahan lingkungan adalah perencanaan penggunaan lahan. Salah satu cara mengimplementasikan perencanaan penggunaan lahan yaitu dengan pembangunan kawasan Transit-Oriented Development (TOD). Penerapan konsep TOD di perkotaan harus mempertimbangkan kondisi geografis, kondisi lingkungan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang dipahami sebagai daya dukung lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis daya dukung lingkungan alami, menganalisis daya dukung sosial ekonomi, dan menganalisis daya dukung infrastruktur kawasan TOD. Lokasi penelitian ini adalah Kawasan TOD Dukuh Atas dan Kawasan TOD Lebak Bulus. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan survey instani, survey lapang, dan penyebaran kuisioner. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis Sistem Informasi Geografis, analisis trend dan proyeksi, dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan lahan kawasan TOD dalam kondisi sangat baik dan baik, sementara itu kondisi ketersediaan air dalam kondisi baik. Mobilitas pergerakan penumpang stabil karena aktivitas bekerja setiap hari. Aktivitas ekonomi terjadi karena pergerakan penumpang dan fasilitas ekonomi di sekitar kawasan TOD. Kualitas hidup meningkat karena manfaat ekonomi, manfaat sosial, dan manfaat lingkungan yang dirasakan. Jalur pejalan kaki, jalur sepeda, guna lahan campuran, dan ruang terbuka hijau terancang pada Kawasan TOD Dukuh Atas, sedangkan pada Kawasan TOD Lebak Bulus hanya jalur pejalan kaki dan guna lahan campuran. Daya dukung lingkungan alami pada Kawasan TOD Dukuh Atas dan Kawasan TOD Lebak Bulus masih dalam kondisi baik. Daya dukung sosial ekonomi pada Kawasan TOD Dukuh Atas dan Kawasan TOD Lebak Bulus berada pada kondisi baik. Daya dukung infrastruktur pada kawasan TOD Dukuh Atas dan Kawasan TOD Lebak Bulus berada pada kondisi baik.

Population growth rapidly in the urban area causing environmental change, becoming environmental problems. One of the ways to reduce environmental problems is landuse planning. One way of implementing landuse planning is by developing the Transit-Oriented Development (TOD) area. The application of the TOD concept in an urban area should consider geographical, environmental, and socio-economic conditions of community understanding as carrying capacity of the environment. The research objective is to analyze the natural environment carrying capacity, socio-economic carrying capacity, and infrastructure carrying capacity of a TOD area. The research located in the TOD of Dukuh Atas and Lebak Bulus. Data collecting in this research is surveying given institutions, TOD areas, and distributing the questionnaire. Data analysis in this research is using Geographical Informations System (GIS), trend and projection analysis, and descriptive analysis. The result shows that the land capability of the TOD areas is outstanding and excellent; meanwhile, the water availability of the TOD areas is excellent. The movement mobility of ridership is stable due to work activities every day. The economic activities come about for ridership movement and commercial facilities around TOD areas. Life quality increasing as an economic benefit, social benefit, and environmental benefit perceived by the ridership. Pedestrian track, cycling track, mix land use, and open green space are designed in the TOD of Dukuh Atas, while pedestrian track and mix land use only in the TOD of Lebak Bulus. The natural environment carrying capacity of the TOD of Dukuh Atas and Lebak Bulus is excellent. The socio-economic carrying capacity of the TOD of Dukuh Atas and Lebak Bulus is excellent. The infrastructure carrying capacity of the TOD of Dukuh Atas and Lebak Bulus is excellent.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T54614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>