Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165598 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gabriela Alberta Nareswari
"Kenyamanan termal merupakan aspek yang penting dalam sebuah ruangan. Dengan kenyamanan tersebut, penghuni suatu ruangan dapat merasa nyaman dan memperoleh kepuasan untuk beraktivitas di dalamnya. Berkaitan dengan hal tersebut, kelancaran dalam beraktivitas di sebuah ruangan juga perlu didukung oleh pencahayaan yang baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan bukaan jendela. Akan tetapi, bukaan jendela tersebut juga dapat memberi dampak pada kenyamanan termal akibat solar gain. Oleh karena itu, penulisan skripsi ini bertujuan untuk menginvestigasi bagaimana kondisi kenyamanan termal dan pencahayaan alami dalam ruang studio arsitektur dengan melakukan pengukuran lapangan, simulasi, dan optimasi dengan pendekatan multi-objective optimization (MOO). Optimasi yang dilakukan menggunakan parameter window-to-wall ratio (WWR) ini bertujuan untuk menemukan nilai WWR optimal yang dapat meningkatkan kenyamanan termal sekaligus menjaga ketersediaan pencahayaan alami dalam ruang studio arsitektur. Hasil performa kenyamanan termal dan pencahayaan alami yang diperoleh pada kondisi WWR optimal didapatkan sesuai dengan standar yang ditetapkan, lebih baik dibandingkan dengan hasil analisis pada kondisi WWR eksisting.

Thermal comfort is a crucial aspect of a room. With thermal comfort, the occupants of a room can feel at ease and gain satisfaction in carrying out their activities within the room. In relation to this, a proper illumination is needed to maintain an uninterrupted set of activities. One of the efforts that can be made is to utilize window glazings. However, window glazings can also have impact on indoor thermal comfort due to solar gain. Therefore, the main goal of this thesis is to investigate the thermal comfort state and daylighting within the architectural studio room by conducting field measurements, simulations, and optimization with multi-objective optimization (MOO) approach. The optimization performed using the window-to-wall ratio (WWR) parameter aims to identify the optimal WWR value that is able to enhance the thermal comfort state while maintaining sufficient amount of daylighting within the architectural studio room. The results of the thermal comfort and daylighting performance achieved under the optimal WWR configurations resulted in compliance to standards, much better compared to the analyses results under the existing WWR conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brock, Linda
New Jersey: John Wiley & Sons, 2005
R 721.2 BRO d
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sinaga, Julius Michael
"

Pembangunan bangunan tinggi di Indonesia seiring urbanisasi yang semakin meningkat di kawasan perkotaan khususnya gedung perkantoran diatas 100meter tercatat sebesar 48% dan paling banyak dibandingkan fungsi bangunan lainnya, sehingga berdampak pada berkurangnya lahan untuk ruang terbuka hijau. Skycourt sebagai salah satu ruang terbuka hijau alternatif pada bangunan tinggi memiliki peran terhadap kenyamanan dan kesehatan pengguna bangunan khususnya aspek termal dan pencahayaan alami. Skycourt di wilayah iklim Tropis pada umumnya memiliki karakter ruang semi-terbuka, sehingga kondisi termal di skycourt dipengaruhi oleh perubahan iklim perkotaan yang signifikan atau dikenal dengan fenomena Urban Heat Island. Di sisi lain, skycourt sebagai peneduh eksternal fasad bangunan akan membuat distribusi pencahayaan alami semakin berkurang dan tidak merata di ruang dalam bangunan. Studi ini mengeksplorasi konfigurasi ruang skycourt yang diaplikasikan pada tiga tipologi skycourt, yaitu: Central, Corner, dan Sided yang berkaitan dengan kinerja termal dan pencahayaan alami. Ketiga tipologi tersebut merepresentasikan tipologi ruang skycourt yang secara umum digunakan pada bangunan tinggi di Indonesia. Menggunakan simulasi software CFD untuk kinerja termal dan DIALux untuk pencahayaan alami, studi ini bertujuan : (1) menemukan konfigurasi ruang skycourt yang paling efektif tehadap kinerja termal di skycourt pada masing-masing bangunan tinggi dengan tiga tipologi skycourt yang berbeda; (2) menemukan konfigurasi ruang skycourt yang paling efektif tehadap kinerja pencahayaan alami di ruang dalam bangunan yang bersebelahan dengan skycourt pada masing-masing bangunan tinggi dengan tiga tipologi skycourt yang berbeda; Studi ini menghasilkan panduan dasar mengenai konfigurasi ruang skycourt yang efektif pada bentuk skycourt bangunan tinggi yang berbeda-beda.


The construction of high-rise buildings in Indonesia along with increasing urbanization in urban areas, especially office buildings above a height of 100 meters, accounted for 48% and most compared to other building functions, resulting in reduced land for green open space. Skycourt, as one of green open space in high-rise buildings, has a role in the comfort and health of building users, especially the aspects of thermal and daylighting. Skycourt in the Tropical climate region generally has a character of semi-open space, which makes the thermal conditions in skycourt affected by significant urban climate changes or known as the Urban Heat Island phenomenon. On the other hand, skycourt as an external shading facade will make the distribution and uniformity of daylight less in space adjacent to the skycourt. This study explores the configuration of the skycourt space applied in the three skycourt typologies, namely: Central, Corner, and Sided, which are related to the thermal comfort and daylighting. These three typologies represent the typology of the skycourt that generally used in high-rise buildings in Indonesia. Using CFD software simulations for thermal performance and DIALux for daylighting, this study aims : (1) Find the most effective skycourt configuration for the thermal performance on skycourt in each high-rise building with three different skycourt typologies; (2) Find the most effective skycourt configuration for the daylighting performance of adjacent’s indoor to the skycourt in each high-rise building with three different typologies of skycourt. As a result, the basic guidelines for an effective configuration skycourt room are based on thermal comfort and daylighting in a different typology of skycourt in high-rise office buildings. 

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ander, Gregg D.
New York: Van Nostrand Reinhold, 1995
R 729.28 AND d
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Kittler, Richard
"Daylight science and daylighting technology, by Richard Kittler, Miroslav Kocifaj, and Stanislav Darula, sketches the entire evolution of daylight science from atmospheric science through apt visual workplace psychophysics."
New York: Springer, 2012
e20425384
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Alfred Kampira Levison
"Tesis ini menyelidiki penerapan multi-ojective genetic algorithm untuk mengurangi konsumsi energi dalam sistem heating, ventilation dan air conditioning (HVAC) sekaligus meningkatkan kenyamanan termal melalui kontrol prediktif pengoperasian pompa. Penelitian ini memanfaatkan EnergyPlus dan OpenStudio untuk memodelkan kinerja energi Makara Art Center, sebuah gedung di Universitas Indonesia. Optimasi multi-objective dinamis kemudian dilakukan pada model tersebut, khususnya pada laju aliran massa pompa boiler dan pompa chiller. Simulasi Energyplus dan MATLAB dijalankan secara paralel di Building Control Virtual Test Bed (BCVTB) untuk menilai peningkatan kenyamanan termal sekaligus meminimalkan kebutuhan energi menggunakan model yang dioptimalkan. Hasilnya menunjukkan pengurangan konsumsi energi secara signifikan sebesar 32% tanpa mengurangi kenyamanan termal. Hal ini menunjukkan potensi optimasi multi-objective sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi sistem HVAC di gedung.

This thesis investigates the application of multi-objective dynamic optimization to reduce energy consumption in Heating, Ventilation, and Air Conditioning (HVAC) systems while improving thermal comfort through pump operation predictive control. The study utilizes EnergyPlus and OpenStudio to model the energy performance of Makara Art Center, a building at the University of Indonesia. A dynamic multi-objective optimization is then conducted on the model, particularly in the boiler and chiller pumps mass flowrates. Co-simultion between Energyplus and MATLAB is run in Building Control Virtual Test Bed (BCVTB) to assess the improvememnt on thermal comfort while minimizing energy demand using the optimized model. The results demonstrate a significant 32% reduction in energy consumption without compromising thermal comfort. This highlights the potential of data driven multi-objective optimization as a valuable tool for improving HVAC system efficiency in buildings."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bonifacius Jovianto
"ABSTRAK
Performa bangunan beton bertulang dengan sistem dinding geser khusus dengan rangka penahan momen khusus (sistem ganda) yang didesain sesuai ASCE 7-16, dievaluasi dengan Performance-Based Seismic Design (PBSD) sesuai ASCE 41-17, berdasarkan variasi konfigurasi bentang struktur, jumlah lantai, konfigurasi dinding geser, dan geometri bangunan. Dalam tata cara perencanaan, perilaku inelastis struktur disederhanakan dalam bentuk modifikasi respons gempa R, yang bergantung hanya pada sistem struktur. Kontribusi konfigurasi struktur terhadap perilaku inelastis aktual tidak diketahui. Non-Linear Time History Analysis menggunakan 11 pasang ground motion yang terskalakan terhadap respons spektra ASCE 7-16, digunakan untuk menilai potensi performa tata cara perencanaan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa peningkatan jumlah bentang struktur dan penggunaan faktor redundansi, dapat meningkatkan performa dan redundansi struktur. Peningkatan jumlah lantai, konfigurasi dinding geser asimetris, torsi tak terduga dan pengarahan ground motion pada sumbu utama struktur dapat menurunkan performa dan redundansi struktur. Prediksi kebutuhan dapat dengan mudah melampaui kapasitas rotasi inelastis balok dan kolom pada bangunan dengan SRPMK, sedangkan prediksi kebutuhan dapat dengan mudah melebihi kapasitas kuat geser dinding geser pada bangunan dengan sistem ganda. Secara keseluruhan, bangunan yang sudah didesain menurut ASCE 7 tidak terjamin dapat mencapai tujuan target kinerja menurut ASCE 41.

ABSTRACT
Performance of special reinforced concrete shear walls with special moment frame (dual systems) buildings designed in accordance with ASCE 7-16, are evaluated with Performance-Based Seismic Design (PBSD) in accordance with ASCE 41-17, based on variations in structure bays configuration, number of levels, shear walls configuration, and building geometry. In prescriptive code, structure inelastic behaviour is simplified in forms of seismic response modification R, which depends solely on structural system. Contribution of structure configuration, to actual structure inelastic behavior remains unknown. Non-Linear Time History Analysis using 11 pairs of ground motions matched to ASCE 7-16 response spectrum is used to assess the potential performance of prescriptive code. Evaluation results show that increasing amount of structure bays and usage of redundancy factor, may increase structure performance and redundancy. Increasing number of levels, asymmetric shear walls configuration, accidental torsion and ground motions directionality may reduce structure performance and redundancy. Predicted demands may easily exceed beams' and columns' inelastic rotation capacity in buildings with SMF, while predicted demands may easily exceed shear walls' shear strength capacities in buildings with dual systems. Thus in overall, the buildings designed as per ASCE 7 are not guaranteed may achieve expected target performance objective by ASCE 41."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Pembaptis Budi Bayuadi
"Pedoman pelaksanaan pekerjaan telah dimiliki oleh kontraktor pondasi dalam  dan dinding penahan tanah. Namun dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi dalam dan dinding penahan tanah seringkali menghadapi risiko yang jika terjadi dapat mengakibatkan peningkatan keterlambatan pekerjaan. Risiko pelaksanaan pondasi dalam dan dinding penahan tanah sering timbul karena adanya risiko yang tidak terlihat di dalam tanah. Oleh karena itu, diperlukan pedoman pelaksanaan yang berbasis risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko, menganalisis dampak yang kemudian membuat respon risiko dan mengembangkan pedoman pelaksanaan berdasarkan risiko. Metode kualitatif dengan menggunakan Analityc Hierarchy Process (AHP) digunakan dalam penelitian ini. Ditemukan faktor risiko yang dominan adalah beton tidak memenuhi spesifikasi, akses jalan yang terbatas ke lokasi proyek, kurangnya koordinasi dengan masyarakat sekitar, kesalahan metode pelaksanaan dan ketelitian tim surveyor. Oleh karena itu, respon risikonya adalah mengganti beton sesuai spesifikasi, mengelola akses dan jadwal transportasi terutama peralatan dan material ke lokasi proyek, pelibatan masyarakat, mengevaluasi dan menentukan metode yang lebih tepat serta mengevaluasi dan menghitung ulang desain. Pedoman pelaksanaan berdasarkan risiko diharapkan dapat digunakan oleh kontraktor spesialis untuk meminimalkan dampak negatif pada konstruksi pekerjaan pondasi dalam dan dinding penahan tanah.     

A technical execution guidelines have been owned by contractor for deep foundation and retaining walls works. However, in carrying out the work of deep foundations and retaining walls, its was often face risks, which if its occur, can result in increased construction delay. The execution of deep foundation dan retaining walls risks often arise due to invisible risks in the ground. Therefore, the execution guidelines based on risk is required. This research aims to identify risks, analyze impacts which then build the risk responses and develop execution guidelines based on risk. Qualitative methods using Analityc Hierarchy Process (AHP) is used in this research. It was found dominant risk factor are concrete does not meet specification, limited road access to the project site, lack of coordination with the surrounding community, wrong method statement and the accuracy of the surveyor team. Therefore, the risk response are replacing the concrete according to the requirement, managing the access and schedule for transportation especially equipment and materials to the project site, community engagement, evaluating and determining the more appropriate  method as well as evaluating and re-calculating the design. Execution guidelines based on risk are expected to be used by specialist contractors to minimize the negative impact on the construction of deep foundation and retaining wall works."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang tidak terlepas dari peran
kita sebagai perancang. Limbah merupakan salah satu masalah lingkungan hidup yang
cukup mempengaruhi kualitas hidup manusia. Jumlah limbah yang kian bertambah
setiap harinya ternyata tidak diimbangi dengan sistem pengolahan maupun
pembuangan yang baik. Hal ini merupakan fenomena lingkungan yang seringkali terjadi
dan dirasakan cukup mengganggu kesehatan dan kebersihan lingkungan.
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menjaga kelestarian lingkungan
hidup adalah dengan melakukan daur ulang limbah tersebut. Limbah yang ada, diolah
sehingga menjadi unsur baru yang berguna dan dapat dimanfaatkan bagi kelangsungan
hidup manusia. Salah satu jenis limbah yang banyak dijumpai di Indonesia dan
keberadaannya dirasakan cukup mengganggu lingkungan adalah limbah kelapa sawit.
Hal ini tidak dapat dipungkiri lagi mengingat luasnya perkebunan kelapa sawit yang
dimiliki Indonesia serta belum adanya instansi/badan terkait yang memanfaatkan limbah
kelapa sawit ini. Adapun hasil daur ulang limbah kelapa sawit ini adalah terciptanya
material baru bagi bangunan, yaitu batu bata beton berlubang sawit. Kelebihan yang
dimiliki oleh bata beton berlubang sawit ini menjadikannya dapat diterapkan dalam
bangunan sebagai pembentuk dinding seperti batu bata beton berlubang pada umumnya.
Tanpa mengurangi karakteristik yang dihasilkan, saya akan meninjau kelayakan
penggunaan bata beton berlubang hasil daur ulang limbah sawit ini. Tinjauan dilakukan
dengan membandingkan bata beton berlubang sawit dengan batu bata beton berlubang
umumnya disertai pertimbangan ekonomisnya. Tinjauan dilengkapi pula dengan kajian
teori yang diperoleh melalui studi literatur, dilanjutkan dengan studi kasus bangunan
yang menggunakan bata beton berlubang sawit. Dari keseluruhan tinjauan, akan
didapatkan suatu hasil yang dapat menggambarkan bagaimana proses daur ulang,
komposisi campuran yang sesuai dalam pembuatan batu bata beton berlubang sawit
beserta kelebihan dan kekurangannya. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat
memberikan gambaran mengenai penggunaan batu bata beton berlubang sawit yang
ternyata berkualitas baik dan dapat memberikan kenyamanan bagi penghuni bangunan.
Diharapkan penulisan ilmiah ini dapat memberikan sumbangan pada bidang Teknologi
Bangunan (Building Technology), khususnya dalam informasi tentang bahan bangunan alternatif."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>