Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191680 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gabriela Kristyawisesagati
"Literasi digital dan sikap terhadap teknologi merupakan faktor penting dalam adaptasi profesional di era digital. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara sikap terhadap teknologi dan literasi digital pada kelompok pekerja dewasa awal di Jabodetabek, Indonesia. Dimensi sikap terhadap teknologi meliputi, Positive Attitudes Toward Technology, Anxiety About Being Without Technology or Dependence on Technology, Negative Attitudes Toward Technology, dan Preference for Task Switching, yang diukur menggunakan Media and Technology Usage and Attitudes Scale (MTUAS). Sedangkan, literasi digital diukur menggunakan Digital Literacy Model. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif yang signifikan antara Positive Attitudes Toward Technology dan literasi digital (r = 0.493, p < 0.01), sementara dimensi lainnya tidak menunjukkan korelasi signifikan: Anxiety About Being Without Technology or Dependence on Technology (r = 0.076, p > 0.05), Negative Attitudes Toward Technology (r = -0.092, p > 0.05), dan Preference for Task Switching (r = -0.132, p > 0.05). Implikasi penelitian ini menunjukkan bahwa sikap positif terhadap teknologi berperan penting dalam meningkatkan literasi digital pekerja dewasa awal. Limitasi penelitian termasuk keterbatasan representasi demografis dan adaptasi alat ukur yang mungkin mempengaruhi reliabilitas hasil. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas sampel dan memperbaiki adaptasi alat ukur untuk hasil yang lebih akurat.

Digital literacy and attitudes toward technology are crucial factors in professional adaptation in the digital era. This study aims to analyze the relationship between attitudes toward technology and digital literacy among early adulthood workers in Jabodetabek, Indonesia. Dimensions of attitudes toward technology include Positive Attitudes Toward Technology, Anxiety About Being Without Technology or Dependence on Technology, Negative Attitudes Toward Technology, and Preference for Task Switching, measured using the Media and Technology Usage and Attitudes Scale (MTUAS). Digital literacy is measured using the Digital Literacy Model. The results show a significant positive correlation between Positive Attitudes Toward Technology and digital literacy (r = 0.493, p < 0.01), while other dimensions do not show significant correlations: Anxiety About Being Without Technology or Dependence on Technology (r = 0.076, p > 0.05), Negative Attitudes Toward Technology (r = -0.092, p > 0.05), and Preference for Task Switching (r = -0.132, p > 0.05). The implications indicate that a positive attitude toward technology enhances digital literacy among early adulthood workers. Limitations include demographic representation constraints and measurement tool adaptations affecting reliability. Future research should expand the sample and improve measurement tool adaptations for more accurate results."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keyli Ghaniya Hessaputri
"Kemajuan teknologi saat ini mendorong keseluruhan aspek, baik individu maupun organisasi, untuk melakukan transformasi digital. Dimana transaksi digital menjadi salah satu aspek yang dipengaruhi oleh transformasi digital. Dengan mengadopsi teknologi digital, individu maupun organisasi dapat mempercepat, menyederhanakan, dan mengotomatisasi proses transaksi dalam memenuhi kebutuhan. Di samping itu, penggunaan transaksi digital perlu didukung oleh kemampuan literasi digital. Dimana literasi digital mencakup kemampuan dalam mengoperasikan perangkat digital, berkomunikasi, mengumpulkan informasi dan data, dan memahami keamanan dalam penggunakan perangkat digital tersebut. Sehingga penelitian ini dibuat dalam rangka menganalisis asosiasi literasi digital terhadap transaksi digital pada tingkat individu.

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk meninjau bagaimana hubungan antara pengaruh literasi digital terhadap penggunaan transaksi digital, yang terdiri atas internet mobile banking dan e-wallet pada masyarakat di Indonesia. Penelitian ini mengadopsi sumber data dari World Bank Household Survey tahun 2020 dengan sampel sebanyak 1,142 individu. Dengan menggunakan metode Regresi OLS dan Marginal Effect pada Logistic Regression, penelitian ini menyebutkan bahwa literasi digital memiliki hubungan yang signifikan dan positif terhadap penggunaan internet mobile banking dan e-wallet individu.


Nowadays, technological advances encourage all aspects, both individuals and organizations, to do digital transformation. Digital transactions are one of the aspects affected by digital transformation. By adopting digital technology, individuals and organizations can accelerate, simplify, and automate transaction processes to meet their needs. In addition, the use of digital transactions needs to be supported by digital literacy capabilities. Digital literacy includes the ability to operate digital devices, communicate, collect information and data, and understand security in using these digital devices. Thus, this research was made in order to analyze the association of digital literacy with digital transactions at the individual level. The purpose of this study is to review the relationship between the influence of digital literacy on the use of digital transactions, which consist of internet mobile banking and e-wallets in Indonesian society. This study adopts data sources from the 2020 World Bank Household Survey with a sample of 1,142 individuals. Using the OLS Regression method and Marginal Effects on Logistic Regression, this study states that digital literacy has a significant and positive relationship to the use of internet mobile banking and individual e-wallets."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Nancy Tangguh Marlina
"Belanja online merupakan salah satu pemanfaatan internet yang sangat menjanjikan karena transaksi barang/jasa dapat terjadi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Salah satu faktor yang diperkirakan mendorong seseorang untuk melakukan belanja online adalah pemahaman individu atas literasi digital. Dengan literasi digital yang optimal, tren peningkatan porsi pengguna internet diharapkan sejalan dengan peningkatan penggunaan internet untuk berbelanja online. Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki hubungan literasi digital dan keputusan belanja online, dengan mempertimbangkan karakteristik individu, infrastruktur digital, karakteristik wilayah, sebelum dan pada awal masa pandemi di Indonesia. Penelitian ini menganalisis data cross section pada tahun 2019 dan 2020 menggunakan model probit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi digital secara signifikan memiliki peluang lebih besar terhadap keputusan individu untuk belanja online. Selain itu, kelompok middle education, milenial, penduduk berdomisili di Jawa dan Bali, serta penduduk kuintil pendapatan kelima secara signifikan berpeluang lebih besar terhadap keputusan individu untuk belanja online. Peluang ini dapat dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM untuk mendiferensiasi produknya pada segmen pasar dimaksud.

Online shopping attracts special attention because transactions for goods/services can be done anytime and anywhere. Digital literacy is indicated having impact to push a person doing online shopping. By having optimal digital literacy, the increasing trend of internet users’ share is expected to be in line with the increasing of online shopping. The purpose of this study was to investigate the relationship between digital literacy and online shopping decision, taking account into individual characteristics, digital infrastructure, regional characteristics, before and at the beginning of the pandemic in Indonesia. This study analyses cross section data in 2019 and 2020 using the probit model. The results show that digital literacy has a significantly greater probability to push online shopping decision. In addition, the middle education group, the millennial, the population living in Java and Bali, as well as the fifth income quintile population significantly correlate with individual decision to shop online. This opportunity can be utilized by MSME to differ the products to those intended market segments."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Magdalena Theofanny
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan peran gender dan sikap terhadap perdamaian pada emerging adults. Penelitian didasarkan pada penelitian terdahulu yang menemukan adanya perbedaan dalam sikap terhadap perdamaian beserta faktornya tergantung pada jenis kelamin individu. Peran gender mengacu pada maskulin dan feminin yang merupakan dua dari empat tipe peran gender berdasarkan tipologi Bem (1974) dan diukur menggunakan Bem Sex Role Inventory (BSRI). Sementara itu, sikap terhadap perdamaian diukur menggunakan Peace Attitude Scale (PAS). Partisipan penelitian terdiri dari 158 emerging adults berkewarganegaraan Indonesia yang berada pada usia 18-25 tahun. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa baik peran gender maskulin maupun feminin sama-sama memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan sikap terhadap perdamaian. Sekalipun begitu, kedua peran gender memiliki perbedaan skor pada faktor-faktor sikap terhadap perdamaian yang terdiri dari sociopolitical, environmentalist attitudes, personal well-being, ease with diversity, dan caring—di mana peran gender feminin ditemukan memiliki skor yang lebih tinggi daripada maskulin pada empat faktor dengan pengecualian pada faktor personal well-being. Hal ini menunjukkan bahwa sekalipun kedua peran berhubungan positif dan signifikan dengan sikap terhadap perdamaian, terdapat perbedaan berbasis gender pada faktor-faktor sikap terhadap perdamaiannya
This study aims to examine the relationship between gender roles and peace attitude in emerging adults. This research is based on previous studies which found differences in peace attitudes and its factors depending on an individual’s sex.. Gender roles refer to masculine and feminine, two out of four types of gender roles based on Bem’s typology (1974) and measured using the Bem Sex Role Inventory (BSRI), whereas peace attitudes were measured using the Peace Attitude Scale (PAS). Participants consisted of 158 Indonesian emerging aged 18-25 years. The Pearson correlation test shows that both masculine and feminine gender roles have significant and positive relationships with peace attitudes. However, the two gender roles have different scores on the peace attitude factors consisting of sociopolitical, environmentalist attitudes, personal well-being, ease with diversity, and caring—where femininity was found to have a higher score than masculinity in four factors with the exception of personal well-being. This shows that although masculine and feminine gender roles are both positively and significantly related to attitudes towards peace, there are gender-based differences in terms of the peace attitude factors."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibadurrahman
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana sikap implisit dan sikap eksplisit remaja terhadap iklan kondom sensual dan iklan kondom simbolik. Pengukuran sikap implisit menggunakan Implicit Association Test (IAT) dan pengukuran sikap eksplisit menggunakan skala semantik diferensial. Partisipan berjumlah 40 orang remaja berusia 16-18 tahun yang merupakan siswa SMA negeri di Jakarta.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja memiliki sikap implisit yang positif terhadap iklan kondom sensual, sedangkan secara eksplisit remaja memiliki sikap yang positif terhadap iklan kondom simbolik. Berdasarkan hasil tersebut, penggunaan konten sensual pada iklan kondom dapat dilakukan.

The study was conducted to examine the implicit attitude and explicit attitude among adolescents toward sensual condom ads and symbolic condom ads. Implicit attitude was measured using the Implicit Association Test (IAT) and explicit attitude measured using a semantic differential scale. Participants are 40 adolescents, senior high school students, 16-18 years old in Jakarta.
The results of this study indicated that adolescents have a positive implicit attitude toward sensual condom ads, but have a positive explicit attitude toward symbolic condom ads. The result indicated that sensual condom ads can be used as a message content targeted to adolescent.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46913
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carla Lucia Wantania
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan lingkungan dengan sikap siswa SLIP terhadap Pelestarian Lingkungan di kotamadya Jakarta Barat , DKI Jakarta. Masalah lingkungan hidup sangat kompleks karena menyangkut dimensi ruang dan waktu serta dampaknya bersifat lokal, wilayah tertentu, daerah, negara bahkan global. Karenanya diperlukan penanganan dengan pendekatan terpadu dan komprehensif antar disiplin ilmu, pihak-pihak terkait serta partisipasi masyarakat.
Untuk mendukung pengelolaan lingkungan hidup ini perlu ditanamkan pemahaman tentang lingkungan hidup sejak dini mulai dari masa prasekolah, SD, SLTP dan SMU sampai perguruan tinggi. Inilah yang menjadi dasar pijak penelitian kami.
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan siswa SLTP mengenai materi lingkungan hidup sebagai hasil belajar pendidikan lingkungan hidup.
2. Mengetahui bagaimana sikap siswa SLTP terhadap pelestarian lingkungan sebagai hasil pengajaran pendidikan lingkungan hidup.
3. Mengetahui hubungan antara pendidikan lingkungan hidup dengan sikap siswa SLTP di Jakarta terhadap pelestarian lingkungan.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
"Terdapat hubungan yang berarti antara pemahaman materi pendidikan lingkungan dengan sikap siswa SLTP DKI Jakarta terhadap pelestarian lingkungan".
Penelitian ini dilakukan secara ekspos fakto di SLTP Negeri Jakarta Barat dengan jumlah sampel sebanyak 320 siswa kelas III dari 8 SLTPN Sanggar yang diambil secara acak sistematik juga dilakukan wawancara pada sejumlah guru dan Kepala Sekolah.
Data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari hasil tes tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan dan kuesioner sikap yang disusun sesuai dengan skala Likert untuk mengukur sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan.
Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan menerapkan teknik korelasi Pearson Product Moment yang dikuntkan dengan Uji T. tes. Sedangkan untuk melihat bentuk hubungan antara variabel bebas (tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan) dengan variabel terikat (sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan) digunakan analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan petunjuk pengujian hipotesis dari Putrawan (1990).
Hasil Penelitian menunjukkan :
1. Tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup siswa SLTP rata rata cukup (skor rata-rata 23,4625 dari maksimum skor 36,0000).
2. Sikap siswa SLTP terhadap pelestarian lingkungan umumnya baik (rata-rata skor 83,1844 dari maksimum skor 100,0000).
3. Ada hubungan yang cukup bermakna antara tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup dengan sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan (r= 0,3680; r tabel = 0,118)
4. Model regresi antara tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup (variabel x) dan sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan (variabel y) adalah linear dengan rumus Y^ = 71,01 + 0,523
Kesimpulan yang dapat diambil adalah ada kontribusi positif dari tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup siswa SLTP kepada sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan sebesar 13,54%.

ABSTRACT
This thesis was undertaken to know the correlation between environmental education and Junior High School Students' attitude towards environmental conservation in Jakarta. Environmental problems are very complex because it involved the dimensions of time and space and the impact could be locally, a certain area, a region, national, even global in nature.
Therefore, it is necessary to manage this living environment in an integrated and comprehensive manner, based on many disciplines, many parties concerned and also community participation. To support the management of this living environment, it is necessary to introduce environmental concepts early commencing since preschool, elementary school, junior high school and secondary high school up to tertiary education. That then is the basic idea of this research.
The objectives of this research are to :
1. Determine the level of Junior High School Student's knowledge on living environment.
2. Determine the student's -attitude towards environmental conservation as the result of environmental education.
3. Know the con-elation between the level of student's knowledge on the living environment and their attitude towards environmental conservation. The hypothesis formulated in this study is as follows : "There is a significant correlation between the level of student's knowledge on the subject of environmental education and their attitude towards environmental conservation".
The research had been conducted at the Public Junior High School in the municipality of West Jakarta. Samples were taken using the systematic random sampling technique numbering 320 students of the third grade from 8 (eight) workshop schools.
In addition, to complete the data, a number of headmasters and teachers were interviewed.
The data used in this research were gathered from assessment of environmental knowledge's test and questionaires that was used conform with the Liked Scale method to measure student's attitude towards environmental conservation.
To assess the correlation between the environmental knowledge (X-variable) and student's attitude (Y-variable) the Correlation Coefficient of Pearson Product Moment and the 1-test was used.
To seek out the regression model between the independent variable and dependent variable, a simple linear regression was used with the test-guideline of Putrawan (1990).
The research results showed that
1. The level of environmental knowledge of the student's average score was 23.4625 out of 36.0000.
2. The student's average score of attitude using Likert Scale was 83.1844 out of 100.0000. There was a significant correlation between environmental knowledge's level and the student's attitude towards environmental conservation 0-0,3680 ; r table = 0,118).
3. Regression model between indicator of the independent variable and dependent variable is shown as : YA =71,01+0,52X.
The conclusion that can be drawn is : "there is a positive contribution (13,54%) of the environmental knowledge's level towards junior high school student's attitude on environmental conservation".
Number of References : 41 (1982-1997).
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Gunawan
"Saat ini di Indonesia sedang diberlakukan peraturan baru yang mengharuskan para pengemudi mobil untuk menggunakan sabuk pengaman. Kebijakan ini berlandaskan UU No. 14/1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan diperkuat dengan Keputusan Menteri Perhubungan No.85 / 2002 tentang pemberlakuan kewajiban melengkapi dan menggunakan sabuk keselamatan. Berdasarkan peraturan ini, toleransi masih dapat diberikan pada pengemudi yang mobilnya belum dilengkapi dengan sabuk pengaman. Tapi mulai November 2005 sudah tidak ada alasan bagi pengemudi untuk tidak menggunakan sabuk pengaman. Hal ini berarti bahwa cepat atau lambat, masyarakat Indonesia harus membiasakan diri dengan penggunaan sabuk pengaman.
Masyarakat Indonesia saat ini belum terbiasa dengan peraturan baru tersebut. Kesadaran akan kegunaannya juga dianggap masih rendah. Meskipun pemerintah telah mengupayakan penegakkan peraturan tersebut dengan tindakan yang cukup tegas, masih belum dapat dipastikan efeknya secara luas mengingat data-data yang diperoleh masih terpusat pada kota-kota besar seperti Jakarta dan itu pun hanya pada daerah tertentu.
Berdasarkan latar belakang inilah penelitian dilakukan. Secara umum penelitian ingin mengetahui sejauh mana pengemudi mobil di Jakarta berniat untuk mengenakan sabuk pengaman saat mengemudi. Informasi ini dapat memberikan gambaran mengenai keberhasilan upaya sosialisasi dan penegakan hukum yang dilakukan pemerintah sehubungan dengan pemakaian sabuk pengaman. Tujuan lain adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa yang paling mempengaruhi intensi atau niat pengemudi di Jakarta untuk mengenakan sabuk pengaman. Hal ini dapat digunakan untuk menentukan pendekatan atau metode sosialisasi yang paling efektif untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya sabuk pengaman.
Untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini digunakan teori planned behavior dari Ajzen dan Fishbein (1980). Dalam teori ini disebutkan bahwa intensi atau niat untuk melakukan suatu perilaku ditentukan oleh interaksi dari tiga faktor yaitu sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan persepsi kontrol individu terhada perilaku (PBC) yang juga merupakan persepsi mengenai situasi-situasi yang menghambat atau mendukung dilakukannya suatu perilaku.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya, intensi untuk mengenakan sabuk pengaman cukup tinggi (mean 5.39). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ketiga variabel independen memiliki hubungan dengan intensi. Meskipun demikian, diantara ketiga faktor tersebut, hanya faktor PBC yang memiliki sumbangan yang signifikan (beta 0.723 sig.0.01) ketika pengaruh dari ketiga variabel diukur secara simultan. Mesti hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap pengemudi cenderung positif (mean 29.53) dan dorongan sosial untuk mengenakan sabuk pengaman juga cenderung tinggi ( mean 303.66) hal ini tidak banyak berpengaruh terhadap niat dari pengemudi di Jakarta untuk mengenakan sabuk pengaman. Mereka cenderung lebih dipengaruhi oleh faktor situasional seperti ada tidaknya pengawasan dari polisi, desain sabuk pengaman, dan kondisi dijalan raya.
Besarnya pengaruh faktor situasional berarti bahwa jika kita ingin meningkatkan intensi pengemudi untuk menggunakan sabuk pengaman maka perlu dilakukan kontrol terhadap faktor-faktor situasional tersebut, terutama oleh pihak pemerintah. Hal-hal yang disarankan peneliti berdasarkan hasil penelitian ini antara lain adalah, agar pemerintah meningkatkan pengawasan terhadap pemakaian sabuk pengaman di sebanyak mungkin lokasi, jangan hanya terpusat di jalan-jalan utama. Pemerintah juga sebaiknya lebih terlibat secara aktif dalam mengontrol kualitas dan standar keamanan kendaraan, karena kendaraan yang beroperasi di Indonesia masih banyak yang kualitasnya dibawah standar keamanan dan kenyamanan yang layak. Penelitian terhadap sabuk pengaman juga harus ditingkatkan . Terakhir, dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya sabuk pengaman, pemerintah sebaiknya jangan hanya berfokus pada aspek penegakan peraturannya saja tapi juga harus memberikan pendidikan kepada masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah umum, dan sebagainya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3261
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rasyid Ridha
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3328
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annissah Kamia Septiani Utami
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan sikap terhadap perceraian dan kualitas hubungan romantis dalam pernikahan pada dewasa muda dengan orangtua bercerai. Terdapat dua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel sikap terhadap perceraian diukur menggunakan Attitudes Toward Divorce Scale Kinnaird Gerrard, 1986 . Kualitas hubungan romantis diukur menggunakan Partner Behavior as Social Context Ducat, 2009 untuk menilai perilaku pasangan dalam menjalani hubungan romantis pernikahan berdasarkan perspektif individu dewasa muda dengan orangtua bercerai, dan Self Behavior as Social Context Ducat Zimmer-Gembeck, 2010 untuk menilai perilaku individu dewasa muda dengan orangtua bercerai dalam menjalani hubungan romantis pernikahannya. Kedua alat ukur tersebut diisi oleh 50 orang dewasa muda yang sudah menikah dan memiliki orangtua bercerai. Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan dimana tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap perceraian dan kualitas hubungan romantis pernikahan pada dewasa muda dengan orangtua bercerai. Dengan demikian, sikap terhadap perceraian yang dimiliki oleh dewasa muda dengan orangtua bercerai tidak dapat memprediksi kualitas hubungan romantis pernikahan pada dewasa muda dengan orangtua bercerai.

ABSTRACT
The purpose of this study was to find out the relationship between attitudes toward divorce and marital romantic relationship rsquo s quality among young adulthood from divorced parents. There were three instruments used in this study. Attitudes toward divorce was measured using the Attitudes Toward Divorce Scale Kinnaird Gerrard, 1986 . Romantic relationship rsquo s quality was measured using Partner Behavior as Social Context Ducat, 2009 to assess partner rsquo s behavior based on the perspective of young adulthood who experienced parental divorced, and Self Behavior as Social Context Ducat Zimmer Gembeck, 2010 to assess individual rsquo s behavior in romantic relationship. These two instruments were completed by 50 young adulthood who had married and experienced parental divorce. Pearson Correlation analysis result showed that there is no significant relationship between attitudes toward divorce and romantic relationship quality among young adulthood from divorced parents. That means, attitudes toward divorced owned by young adulthood who experienced parental divorce couldn rsquo t predict romantic relationship quality among young adulthood who experienced parental divorced."
2016
S62752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meranti
"Peneltian ini bertujuan membahas Pengaruh Konten Narasi dan Fitur Self Help Affordances pada Instagram Story terhadap Engagement: Studi Motivational Technology pada Sikap Pengguna. Metodologi yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan responden followers dari media sosial Instagram @Jouska yang berjumlah 307 orang. Teknik analisa data dilakukan dengan analisa statistik deskriptif dan analisis jalur (path analysis) untuk membuktikan hipotesa dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Konten narasi dan Self Help Affordances tanpa melalui motivasi intrinsik memiliki pengaruh terbesar terhadap engagement. Meskipun sumbangsih yang diberikan oleh variabel konten narasi dan self help affordances tidaklah besar yakni 25%, namun hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang diberikan oleh faktor konten naratif terhadap munculnya rasa keterikatan bagi khalayak. Hasil temuan ini menegasikan penelitian sebelumnya yakni teori motivational technology yang mengusung konsep self help affordances sebagai faktor utama dan satu-satunya variabel yang membentuk motivasi intrinsik dan engagement tidak cukup relevan untuk diaplikasikan dalam konteks Instagram story.

This research aims to discuss the Effect of Narrative Content and Self Help Affordances Features on Instagram Story of Engagement: Motivational Technology Study on User Attitudes. The methodology used is quantitative research with the respondents followers from @Jouska Instagram social media, amounting to 307 people. Data analysis techniques were carried out by descriptive statistical analysis and path analysis to prove the hypothesis in this study. The results showed that narrative content and Self Help Affordances without going through intrinsic motivation had the greatest influence on engagement. Although the contribution given by the narrative content variable and self help affordances is not large at 25%, this result shows that there is an influence given by the narrative content factor to the emergence of a sense of attachment to the audience. These findings negate previous research, namely the theory of motivational technology that carries the concept of self help affordances as the main factor and the only variable that forms intrinsic motivation and engagement is not relevant enough to be applied in the context of the Instagram story."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>