Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6004 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sherin Meutia Khansa
"Dalam perkembangan perkotaan yang cepat, kebutuhan penduduk termuda—anak-anak—sering kali terabaikan. Penelitian ini menyoroti pentingnya pengembangan pendidikan anak usia dini (PAUD) di lingkungan perkotaan sebagai isu yang krusial. Lingkungan perkotaan sering kekurangan ruang terbuka yang memadai, sehingga sulit untuk menemukan area yang sesuai untuk membangun fasilitas PAUD atau taman bermain yang memenuhi standar keselamatan dan regulasi. Tantangan aksesibilitas dan transportasi yang dihadapi oleh keluarga di perkotaan juga memperburuk masalah ini, terutama bagi mereka yang tidak memiliki opsi transportasi yang handal. Jarak antara area perumahan dan pusat PAUD dapat menciptakan hambatan akses, memperburuk ketidaksetaraan dalam penyediaan pendidikan anak usia dini. Selain itu, kurangnya kesadaran dan keterlibatan orang tua karena gaya hidup perkotaan yang sibuk melemahkan upaya untuk mempromosikan pendidikan anak usia dini. Keterlibatan orang tua yang terbatas menghambat akses anak-anak ke program PAUD berkualitas dan layanan dukungan, yang berdampak pada perkembangan mereka secara keseluruhan. Penelitian ini menekankan pentingnya menyediakan ruang yang didedikasikan bagi anak-anak untuk tumbuh, bermain, dan belajar, serta memfasilitasi kebutuhan anak usia dini untuk bereksplorasi dan bermain dengan aman.

In the rush of urban development, the needs of the youngest residents—children—are frequently overlooked. This research highlights the critical importance of developing early childhood education (PAUD) in urban environments. Urban areas often lack sufficient open spaces, making it challenging to find suitable areas for building PAUD facilities or playgrounds that meet safety and regulatory standards. Accessibility and transportation challenges faced by urban families exacerbate this issue, especially for those without reliable transportation options. The distance between residential areas and PAUD centers can create barriers to access, further exacerbating inequalities in early childhood education provision. Additionally, the lack of parental awareness and engagement due to busy urban lifestyles undermines efforts to promote early childhood education. Limited parental involvement hampers children's access to quality PAUD programs and support services, hindering their overall development. This study emphasizes the importance of providing dedicated spaces for children to grow, play, and learn, and facilitating the needs of early childhood children to explore and play safely.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Else, Perry
"This book straightforwardly describes how adults can support children's free play, with a holistic, inclusive and practical approach."
New York: Mc Graw Hill, 2014
155.4 ELS m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Damayanto
"Tingkat partisipasi anak prasekolah pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) masih terbilang rendah, di mana lebih dari 70% anak Indonesia belum berpartisipasi. Padahal, perkembangan psikososial anak pada tahap prasekolah akan menjadi dasar kondisi psikososial seseorang ketika dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keikutsertaan anak dalam PAUD dengan perkembangan psikososial anak prasekolah.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Jatirahayu, Bekasi dengan jumalh responden 130 orang anak prasekolah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 66,7% anak yang mengikuti PAUD memiliki perkembangan psikososial yang baik. Hasil uji Chi Square menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara keikutsertaan anak dalam PAUD dan perkembangan psikososial anak prasekolah (p= 0.014, α= 0.05).

Pre-school aged children participation in Early Childhood Education (ECE) is still relatively low in Indonesia, in which more than 70% of them have not yet participated. Whereas, psychosocial development during the preschool aged will be the foundation of their psychosocial condition in adulthood. The aim of this research is to discover the corelationship between the participation of preschool aged children in ECE and their psychosocial development.
The descriptivecorrelative method was used in this research, with the cross sectional approach. This research was conducted in Jatirahayu, Bekasi, with 130 preschool aged children respondents.
The result shows that 66.7% of them who participated in ECE have good psychosocial development. The result of Chi Square shows that there is a significant correlation between the participation of preschool aged children in ECE and their psychosocial development (p= 0.014, α= 0.05).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52992
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maidenhead: Open University Press, 2005
372.21 CRI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"In exploring the issues, this book begins by recording in detail the daily work of early years educators from six countries: Australia, England, Finland, Germany, New Zealand and Sweden. These case studies explore what it means to act professionally in a particular context, perceptions of what being a ‘professional’ in early childhood education means (including practitioners’ self perceptions and external perspectives), and common features of practice in each context. It moves on to analyse the wider socio-political forces that affect this day-to-day practice and recommends that practitioners act as transformative agents informed by the political and social realities. "
Dordrecht, Netherlands: Springer, 2012
e20399895
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Susilahati
"Munculnya kemiskinan yang semakin meluas, kerusakan lingkungan, perpecahan antar umat manusia, praktek korupsi, kolusi, nepotisme, keserakahan, kebencian dan semacamnya, dewasa ini disebabkan karena berkembangnya nilai-nilai negatif terutama moral elite masyarakatnya. Dalam rangka menghadapi arus globalisasi dan liberalisasi yang semakin gencar, nilai tersebut tidak dapat dipertahankan. Mengingat bahwa kekuatan moral merupakan hal yang sangat esensial bagi kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara, maka nilai-nilai moral mendesak untuk dimunculkan kembali. Oleh karena itu diperlukan upaya pendidikan moral bangsa.
Masa yang paling peka dan penting dalam kehidupan seseorang adalah pada masa kanak-kanaknya, untuk itu kehadiran institusi pendidikan Taman Kanak-kanak sebagai sebuah upaya dalam menanamkan nilai-nilai moral anak prasekolah merupakan satu hal yang sangat tepat. Namun dengan keterbatasan waktu yang dimilikinya, peranan ibu dalam mendukung penanaman nilai-nilai moral yang telah diupayakan taman kanak-kanak menjadi sangat menentukan. Mengingat pula bahwa anak yang berasal dari keluarga ekonomi menengah ke atas lebih mempunyai akses untuk menjadi elite masyarakat, maka penanaman nilai-nilai moral dari keluarga menengah keatas perlu mendapat perhatian tersendiri. Atas dasar ini timbul pertanyaan dari penulis bagaimana dukungan ibu terhadap penanaman nilai-nilai moral anak prasekolah ?
Berdasarkan pertanyaan tersebutpenulis tertarik untuk menelitinya. Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah bagaimana dukungan ibu terhadap penanaman nilai-nilai nurani dan nilai-nilai memberi bagi anak prasekolah? Nilai-nilai nurani dimaksud adalah nilai ketakwaan, kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan diri, disiplin dan kesucian. Sedangkan nilai-nilai memberi yang dimaksud adalah nilai kesetiaan, hormat, kasih sayang, kepekaan, ramah dan adil.
Penelitian ini adalah penelitian diskriptif analitis yang bertujuan untuk memberikan gambaran analisis tentang dukungan ibu terhadap penanaman nilai-nilai moral anak prasekolah di Taman Kanak-kanak Islam Al Azhar Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Dipilihnya sekolah ini karena dapat mewakiii populasi ibu-ibu yang berekonomi menengah keatas. Populasi penelitian ini adalah 137 orang ibu yang anaknya sedang duduk di kelas B (usia 5-6 tahun) Taman kanak-kanak Islam Al Azhar Kebayoran baru Tahun pelajaran 1999/2000. Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui penyebaran angket kepada seluruh populasi, observasi dan stud' dokumentasi. Dan 137 angket yang disebarkan, kembali sebanyak 89 angket.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penanaman nilai-nilai moral anak prasekolah yang dilakukan oleh TK. ini belum didukung sepenuhnya oleh ibu. Meskipun 100 % ibu (sangat memahami bahwa tujuan menyekolahkan anak ke TK ini agar anak memahami agama (moral), namun hanya 42 % saja ibu yang harapan utamanya adalah menginginkan anaknya berakhlak mulia dan sholeh. Di samping itu cara-cara ibu guru di sekolah dalam menanam nilai nilai moral melalui contoh tauladan, pembiasaan, kepercayaan kepada anak, memberi pengalaman, respon positif dan lingkungan baik belum sepenuhnya didukung oleh ibu. Hal ini menampakkan bahwa ibu-ibu masih memahami kalau nilai-nilai moral itu cukup diajarkan dan ditanamkan di sekolah saja.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Dasar, Penyelenggara TK., Ibu-ibu, Institusi Kesejahteraan Sosial, Praktisi Pekerjaan Sosial dan merekomendasikan kepada instansi terkait atau LSM lainnya agar menyeleggarakan sekolah/kursus atau training bagi ibuibu muds tentang mendidik dan menanamkan nilai-nilai moral anak sejak usia dini."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T7978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Early children are basically active learners. They posses highcuriosity and creativity and creativity have natural tendency to fancy themselves as somebody, and fond of doing experiment and exploration upon their natural surroundings. A school that supposed to become a place for developing the mind to a maximum ability, finally only become a slaughter house upon early child creativity that blocked thinking ability. This article was inspired from a book named the little Boy. The gap upon creativity and thinking ability suffered by the early child is caused by teacher that do not understand about the development of cognitive stages and the process of learning facing by student. Besides, teacher is also inconsistent in treating student during learning activities in class. On the other side, both teacher and parent evidently teach student by practicing dictation and instruction. They also border their kids from having low estimation toward learning achievement .Outcomes from such early childhood education like this are uncreative kids, poor ideas, passive and terrified to express ideas. So early childhood education is a critical moment for developing both active, cognitive and psychomotor potencies. This must be handled seriously by a competent teacher under study of early childhood education."
JUPENDI
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Priyono
"ABSTRAK
Dengan menggunanakan teori reproduksi budaya yang dikembangkan oleh Bourdieu, penelitian ini mencoba untuk menjawab bagaimana sumberbudaya keluarga mempengaruhi luaran-hasil dari pendidikan anak usia dini dalam bentuk kesiapan sekolah. Diantara murid-murid dan orangtuanya yang diasumsikan memiliki kelas dominan dipilih berdasarkan asal kelas sosialnya ? mereka digali bagaimana mempraktekan pendidikan dalam keluarga dan di sekolah, serta bagaiamana unjuk-kerja anak-anak tersebut diberi nilai oleh guru. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif penelitian ini menggunakan strategi ganda: penelitian lapangan, survey rumah tangga, dan diskusi kelompok terarah yang dilakukan pada dua kecamatan perdesaan dan peri-urban di Banten. Dengan memperluas pengertian modal budaya berdasarkan sumberdaya lokal, penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak dari kelas sosial yang lebih tinggi (urang beunghar) menerima modal budaya dominan di rumahnya sehingga memiliki kemampuan untuk berunjuk-kerja lebih baik di sekolah. Sementara anak-anak dari kelas sosial yang lebih rendah (urang leutik) mengalami kekurangan di dalam kesiapan sekolahnya. Latar belakang pendidikan orangtua prima causa modal budaya dalam keluarga yang mempengaruhi pada tingkat kesiapan sekolah. Terdapat perbedaan praktek bahasa di rumah dan perhatian orangtua diantara kelas sosial yang mempengaruhi unjuk-kerja anak yang telah diberi penilaian oleh guru didalam lingkup PAUD formal dan PAUD nonformal.

ABSTRACT
Utilizing Bourdieu?s cultural reproduction theory, this research trying to answer how family cultural resources influence the outcomes of early childhood education in terms of school readiness. Among the selected students and their parents according to their social class origins, they are assumed posses the cultural dominance ? they are explored how they practice family education toward their children and at school, how their children performances are treated by teacher. Qualitative approach is employed by this research using multiple strategies: field research, household survey, and focused group disscusion in a setting of two sub-districts, rural and peri-urban in Bantam province. By broadening the notion of cultural capital at local context, the results reveal the children from higher social class (urang beunghar) receieve cultural dominant capital at their home, make them ability to perform better in school. While children from lower class (urang leutik), having disadvantage for their school readiness development. Parent?s educational background prima causa cultural capital in which influence children?s school readiness. There are differences in language practice and parent?s attention toward children education among the social classess that effect children perfomance in ECE formal and ECE nonformal."
Depok: 2012
D1289
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Khabiba
"Skripsi ini membahas proses transfer nilai yang terdapat di lembaga pendidikan anak usia dini dalam kajian sosiologi organisasi. Proses transfer nilai tersebut dilihat dari proses yang terjadi di lembaga pendidikan biMBA-AIUEO, sebuah lembaga pendidikan anak usia dini yang didirikan oleh Yayasan Pengembangan Anak Indonesia (YPAI) yang bertujuan untuk menumbuhkan minat baca dan belajar anak usia dini. Dengan menggunakan teori institusionalisasi, hasil dari penelitian ini adalah proses transformasi yang terjadi dalam proses transfer nilai di lembaga pendidikan anak usia dini, yang dikaji melalui tahap-tahap di Soft Systems Methodology.

This final paper discusses the process of value transfer in early-childhood institution, in the study of organizational sociology. This value transfer process is viewed from the processes that occur in biMBA-AIUEO, an early-childhood education insititution from Yayasan Pengembangan Anak Indonesia (YPAI) which aims to foster interest in reading and learning the early-childhood. By using institutionalization theory, the result of this study is a transformation process that occurs in the value transfer in the early-childhood education insititution, being studied by using of Soft Systems Methodology."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Fitriah
"ABSTRAK
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini sejak tahun 2007 hingga tahun 2013 dengan dukungan dana pinjaman dari Bank Dunia dan dana hibah dari Pemerintah Belanda. Tujuan utama program ini untuk menciptakan akses (opportunity) bagi anak usia dini di pedesaan untuk memperoleh pendidikan. Penelitian dilakukan di lembaga PAUD yang berada di Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka. Studi ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana prospek keberlanjutan lembaga pendidikan anak usia dini yang telah dibangun setelah dana dari Bank Dunia berakhir. Analisa dilakukan dengan menyelidiki pendapat pengelola lembaga PAUD, tokoh masyarakat, orang tua anak didik dan Pemerintah Kabupaten Majalengka sebagai pihak-pihak yang berkaitan dengan lembaga PAUD, mengenai prospek keberlanjutan lembaga PAUD, serta dengan menghitung biaya operasional lembaga per bulan yang dibandingkan dengan kesediaan orang tua untuk memberikan sumbangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif melalui penyebaran kuesioner, wawancara, observasi langsung dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga PAUD tidak berlanjut jika tidak ada partisipasi aktif dari masyarakat, pengelola lembaga PAUD serta Pemerintah Kabupaten Majalengka.

ABSTRACT
Ministry of Education and Culture has an Early Child Education and Development Program since 2007 until 2013 which funded by loan from The World Bank and grant from Netherland Government. The main purpose of this program is to create opportunity for early child in rural area to get an education. Research conducted in Early Child Education Institutions in Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka. Purpose of this study is to analyze sustainability prospect of Early Child Education Institutions after The World Bank’s fund ended. Analysis conducted by explore opinion of institution agencies, society, parents, Government of Kabupaten Majalengka and related parties of the institutions about sustainability prospect of institution, and calculate operational cost per month compared with willingness of parents to pay. Research using an descriptive qualitative approach through spread of questioner, indepth interview, direct observation and literature study. Result of research shows that institutions would not sustain if there is no active participation from society, institution agencies and Government of Kabupaten Majalengka."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>