Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 222744 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Geraldi Othanius Hardymulia
"Terdapat kenaikan permintaan terhadap mobil baru di Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Hal ini tentunya sejalan dengan kenaikan permintaan terhadap showroom mobil, sehingga konstruksi showroom mobil menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Dalam desain showroom mobil diperlukan suatu sistem struktur yang memiliki bentang lebar pada ruang pertemuan, hall, lobby, dan ruang display. Disinilah post-tensioned (PT) flat slab hadir menyelesaikan permasalahan tadi, karena jenis pelat ini dapat digunakan untuk bentang yang lebih panjang dari struktur beton konvensional sehingga lebih cocok untuk digunakan pada bangunan showroom mobil yang membutuhkan bentang lebar. Pada penelitian ini digunakan studi kasus bangunan showroom mobil dua lantai yang berlokasi di Depok. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode FEM (finite element method) dengan bantuan software ETABS V20 untuk memodelkan struktur bangunannya. Struktur akan dibandingkan respon gempanya menggunakan dua metode analisa gempa dinamik yaitu respon spektrum dan linear time history. Ditemukan bahwa untuk semua respon gempa (story drift, story displacement, story shear, overturning moment), metode respon spektrum memberikan respon yang lebih besar pada kedua arah X dan Y. Untuk perbandingan antara struktur konvensional dan PT flat slab ditemukan bahwa struktur PT flat slab memberikan respon gempa yang lebih besar, dan harga (biaya) material yang lebih murah dibandingkan dengan struktur konvensional.

There has been an increase in demand for new cars in Indonesia in recent years. This trend correlates with the rising demand for car showrooms, making the construction of these showrooms crucial. The design of car showrooms requires a structural system with wide spans for meeting rooms, halls, lobbies, and display areas. This is where post-tensioned (PT) flat slabs come in to solve the aforementioned issues, as these slabs can be used for longer spans compared to conventional concrete structures, making them more suitable for wide-span showroom buildings. In this study, a two-story car showroom located in Depok was chosen as a case study. The analytical method employed in this research is the Finite Element Method (FEM) using ETABS V20 software to model the building structure. The structure's seismic response will be compared using two dynamic earthquake analysis methods: response spectrum and linear time history analysis. It was found that for all seismic responses (story drift, story displacement, story shear, overturning moment), the response spectrum method yields larger responses in both X and Y directions. Comparing conventional structures with PT flat slabs, it was found that PT flat slabs exhibit larger seismic responses but offer cheaper material costs compared to conventional structures."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ninditya Choirul Athifah
"Bangunan studi kasus gudang terdiri dari 3 lantai dengan bentang tipikal 11.4 m (kecuali pada bagian driveway terdapat bentang 17.1 m) dan tinggi antar lantai 11.2 m. Struktur menggunakan beton fc’ 40 MPa dan tulangan baja BjTS 420B. Struktur ini menanggung beban hidup gudang sebesar 25 kN/m2, beban hidup driveway 15 kN/m2, dan atap datar 1 kN/m2. Sementara itu, beban gempa yang diberikan adalah gempa respons spektrum. Bangunan ini berlokasi di Depok dengan kelas situs tanah lunak sehingga termasuk kategori desain seismik D dan memiliki sistem pemikul gaya seismik berupa sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK). Desain struktur bangunan dilakukan dengan dua skema, yaitu struktur Konvensional di mana digunakan pelat dua arah yang menumpu balok sebagai media transfer beban ke kolom dan struktur post-tensioned flat slab (PTFS) di mana digunakan pelat dua arah prategang yang secara langsung menumpu kolom dengan penebalan berupa drop panel. Pada struktur PTFS dilakukan pemisahan sistem penahan gaya gravitasi dan lateral (SGLR). Kolom penahan beban gravitasi saja akan dicek menggunakan prinsip kompatibilitas perpindahan. Struktur PTFS memiliki periode getar, berat seismik, gaya geser dasar, dan maximal story displacement lebih besar dibandingkan struktur konvensional. Volume tulangan (35.355%), beton (1.421%), dan bekisting (26.683%) struktur PTFS lebih kecil dibanding struktur konvensional dengan terdapat penambahan volume untuk strand (100%). Perbedaan biaya terbesar terdapat pada komponen balok, di mana penggunaan post-tensioned flat slab mampu menghemat biaya sebesar 62.712%. Total penghematan yang terjadi adalah sebesar 9.161%.

The warehouse case study building consists of 3 floors with a typical span of 11.4 m (except for the driveway section where the span is 17.1 m) and a height between floors of 11.2 m. The structure uses fc' 40 MPa concrete and BjTS 420B steel reinforcement. This structure supports a warehouse live load of 25 kN/m2, a driveway live load of 15 kN/m2, and a flat roof load of 1 kN/m2. The given earthquake load is response spectrum earthquake. This building is located in Depok with a soft soil site class so it is classified as seismic design category D and has a seismic force resisting system in the form of a special moment resisting frame system (SMRFS). The building structure design is carried out using two schemes, namely a Conventional structure where a two-way slab supported by beam as a load transfer medium to the column is used and a post-tensioned flat slab (PTFS) structure where a two-way prestressed slab that directly supported by column with thickening. in the form of a drop panel is used. In the PTFS structure, there is a separated gravity and lateral resisting system (SGLR). Gravity-load-only columns will be checked using the principle of displacement compatibility. PTFS structure has a vibration period, seismic weight, base shear force, and maximum story displacement greater than conventional structure. The volume of reinforcement (35.355%), concrete (1.421%), and formwork (26.683%) for PTFS structure is smaller than conventional structures with strands volume (100%) added in the PTFS structure. The biggest cost difference is in the beam components, where the use of post-tensioned flat slabs can save costs of 62.712%. The total savings that occur are 9.161%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexandra Patricia Andriani
"Post-tensioned (PT) flat slab merupakan salah stau sistem struktur yang banyak digunakan di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Australia, Afrika Selatan, Thailand, dan India. Dibanding negara lain, penggunaan PT flat slab di Indonesia masih tergolong sedikit, umumnya hanya pada basement. Hal ini dapat diakibatkan oleh struktur flat slab yang rentan terhadap pengaruh gaya lateral, khususnya di Indonesia dengan potensi gempa tinggi. Namun, penggunaan flat slab masih memungkinkan untuk digunakan di daerah dengan potensi gempa tinggi dengan menerapkan Separated Gravity Lateral Resisting System (SGLR System) yaitu desain yang memisahkan antara penahan lateral dan penahan beban gravitasi. Dalam penelitian ini, beban lateral akan dipikul oleh SRPMK dan dinding geser sedangkan flat slab hanya menahan gravtasi. Melalui penelitian ini diharapkan informasi terkait PT flat slab di Indonesia dapat bertamba.

Post-tensioned (PT) flat slab is one of the structural systems widely used in several countries such as the United States, Australia, South Africa, Thailand, and India. Compared to other countries, the use of PT flat slab in Indonesia is still relatively small, generally only in basements. This can be caused by the flat slab structure which is vulnerable to the influence of lateral forces, especially in Indonesia with high earthquake potential. However, the use of flat slabs is still possible to be used in areas with high earthquake potential by implementing the Separated Gravity Lateral Resisting System (SGLR System), a design that separates lateral resistance and gravity load resistance. In this study, the lateral load will be resist by the special moment resisting frames and shear walls while the flat slab only resists gravity. Through this study, it is hoped that information related to PT flat slabs in Indonesia can be increased."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Gibson Harsoning
"Bangunan hotel merupakan suatu bangunan dengan peruntukan komersil yang dapat terbilang memiliki kompleksitas terhadap desain perancangan dalam memenuhi aspek yang dibutuhkan. Oleh karena itu, dapat dilakukan penelitian secara ilmiah untuk memberikan hasil yang lebih optimal dari segi perancangan dan biaya yang dikeluarkan, tanpa mengabaikan kekuatan dari struktur bangunan. Sistem struktur yang dibandingkan dalam penelitian ini adalah post-tensioned flat slab dan sistem ganda dinding geser beton dengan rangka pemikul momen khusus. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui perbandingan kelayakan struktur antara kedua sistem bangunan akibat gaya gempa yang diberikan, serta efektivitas biaya pekerjaan. Analisis pada penelitian ini menggunakan gempa respon spektrum depok dan riwayat waktu linear, dengan software analisis yang digunakan adalah ETABS. Dari denah arsitektur hotel yang diberikan, penulis mendesain ulang struktur pada kedua sistem hingga mendapatkan hasil yang paling optimal untuk dibandingkan. Dengan segala keunggulanya, sistem post-tensioned flat slab memberikan hasil yang lebih baik dari segi efesiensi volume material dan biaya, walaupun diperlukan beberapa optimasi desain struktural untuk mendekati performa ketahanan lateral akibat gaya gempa seperti sistem ganda konvensional.

The hotel building is a commercial structure that possesses complexity in its design to meet the required aspects. Therefore, scientific research can be conducted to provide more optimal results in terms of design and cost without neglecting the strength of the building structure. The structural systems compared in this study are the post-tensioned flat slab system and the dual system of concrete shear walls with special moment-resisting frames. The purpose of this writing is to determine the structural feasibility comparison between the two building systems due to the given earthquake forces, as well as the cost-effectiveness of the work. The analysis in this study uses the Depok response spectrum earthquake and linear time history, with the analysis software used being ETABS. From the given architectural plan of the hotel, the author redesigned the structure in both systems to obtain the most optimal results for comparison. With all its advantages, the post-tensioned flat slab system provides better results in terms of material volume efficiency and cost, although some structural design optimizations are needed to approach the lateral resistance performance due to earthquake forces like the conventional dual system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virginia Miracle Jilena
"Laboratorium sebagai prasarana pembelajaran di perguruan tinggi harus dipastikan memiliki desain struktur yang kuat menahan beban dan tahan terhadap gempa. Integrasi model struktur dengan BIM akan mempermudah perencanaan struktur. Penelitian dilakukan pada struktur tower laboratorium Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia 12 tingkat yang memiliki ketidakberaturan horizontal dan vertikal. Analisis desain struktur dilakukan berdasarkan metode respon spektrum dan riwayat waktu linear yang mengacu SNI 1726:2019 dan SNI 2847:2019 menggunakan software Midas Gen. Didapatkan pada respon struktur tower laboratorium DTS UI, story drift arah X dan story shear dengan metode riwayat waktu linear memberikan respon lebih besar, dan sebaliknya terhadap story drift arah Y dan story displacement. Gaya dalam komponen struktur yang dihasilkan dengan metode respon spektrum lebih besar dibandingkan metode riwayat waktu linear, sehingga dari hasil iterasi desain, dimensi penampang struktur dan kebutuhan tulangan didapatkan lebih besar. Penerapan Building Information Modeling (BIM) dalam integrasi software Midas Gen dengan Revit memiliki kelebihan dalam proses perhitungan volume material beton elemen struktur, namun memiliki keterbatasan pada transfer properti material, tulangan, dan pendefinisian pelat serta orientasi penampang dan struktur yang tidak sesuai. Terdapat perbedaan volume material beton yang didapatkan dari perhitungan manual dengan Revit sebesar 0.032% pada kolom dan 0.97% pada balok dengan hasil perhitungan volume lebih besar didapatkan dengan perhitungan manual.

Laboratory as learning infrastructure in universities must be ensured to have a strong structural design to support loads and resistant to earthquakes. Integrating the structural model with BIM will simplify structural planning. Research was conducted on a 12 story laboratory tower structure at the Department of Civil Engineering, University of Indonesia, which has horizontal and vertical irregularities. Structural design analysis was carried out based on spectrum response and linear time history method referring to SNI 1726:2019 and SNI 2847:2019 using Midas Gen software. The response of the DTS UI laboratory tower structure showed that story drift in the X-direction and story shear using the linear time history method provided a larger response, whereas conversely, towards the Y-direction story drift and story displacement, the response spectrum method showed a larger response. Forces within the structural components generated using the response spectrum method were greater than the linear time history method, resulting in larger cross-sectional dimensions and reinforcement requirements obtained from design iterations. The implementation of Building Information Modeling (BIM) in integrating Midas Gen software with Revit has advantages in calculating the volume of concrete material in structural elements, but has limitations in the transfer of material properties, reinforcement, and plate definition as well as inappropriate orientation of cross-sections and structures. There is a difference in the volume of concrete material obtained from manual calculations with Revit of 0.032% for columns and 0.97% for beams with larger volume calculation results obtained using manual calculations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhavin Ariza Adrian
"Sebagai negara kepulauan yang rawan terkena bencana alam gempa bumi, perencanaan dan desain gedung bertingkat di indonesia, harus bersifat daktail. Dalam sistem penahan gaya lateral akibat gempa pada suatu struktur beton bertulang, terdapat tiga jenis struktur penahan gaya lateral yaitu Sistem rangka pemikul momen biasa (SRPMB), Sistem rangka pemikul momen menengah (SRPMM), dan Sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK). Penelitian ini dilakukan terhadap SRPMK yang merupakan salah satu tingkat dari moment resisting frame (MRF) dalam bangunan beton.
Kerusakan pada struktur dapat dinilai dari penurunan kekakuan struktur. Frekuensi alami merupakan parameter dari fungsi kekakuan yang dapat mengilustrasikan kerusakan pada struktur tersebut. Damage Index merupakan parameter yang dapat menilai kerusakan pada struktur secara kuantitatif. Damage index merupakan fungsi dari deformasi struktur, yang juga dapat mengilustrasikan kerusakan dari struktur dengan baik.
Penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yakni pertama merupakan perhitungan damage index dengan membuar kurva pushover monotonik dan semisiklik menggunakan CAST3M. Bagian kedua adalah mencari frekuensi alami struktur dengan menggunakan SAP2000. Penelitian ini menggunakan studi kasus struktur yang berbeda lantai serta bentang dengan properti material yang berbeda.
Hasil dari penelitian menyimpulan dengan bertambahnya gaya pembebanan lateral terhadap struktur, nilai frekuensi alami akan mengalami penurunan sedangkan nilai damage index akan mengalami kenaikan.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salangka, Christopher
"Mixed-use building secara structural dapat dianggap sebagai struktur podium yang memiliki beberapa tower yang seringkali dalam analisis, struktur podium dan tower dimodelkan secara terpisah dengan tower diasumsikan terjepit pada lantai atap podium. Pada penulisan ini akan dilakukan analisis dinamik 3D struktur podium yang memiliki beberapa tower sebagai satu kesatuan dengan bantuan program ETABS untuk mengetahui arah dan besaran gaya geser baik pada bagian atap podium maupun dasar podium dengan menggunakan analisa riwayat waktu. Hasil ini kemudian akan dibandingkan dengan hasil analisa respon spektrum.
Dari hasil simulasi dan analisis menunjukkan bahwa perbandingan antara analisa riwayat waktu dan respon spektrum tergolong kecil terutama pada struktur yang memiliki tower kembar, sehingga analisa respon spektrum cukup aman jika digunakan pada struktur podium multi tower. Hasil analisa respon spektrum pada umumnya lebih besar pada atap podium, namun lebih kecil pada dasar podium serta jika tower dimodelkan terpisah. Untuk tower yang memiliki ketinggian yang berbeda, terjadi gaya tekan, tarik maupun geser pada pelat lantai atap podium akibat gerakan tower yang berlawanan arah sehingga perlu diperhatikan lebih lanjut.

A mixed-use building, in structural can be interpret as a podium structure with several towers, which common in analyzing modeled separately by means the towers assumed to be fixed at podium's roof level. In this study, a podium structure with several towers is modeled completely as a unity with 3D dynamic analysis will be performed by ETABS programme to find out the direction and value of the shear force at podium's roof and base level with time history analysis. This output will be compare with response spectrum analysis.
The output of simulation and analysis show that the comparison between time history and response spectrum analysis relatively small, especially the structure which have a twin towers, so the response spectrum analysis can be classified safely if used at multi towers podium structure. Generally, the value of response spectrum analysis had a bigger result at podium's roof level, but smaller at podium's base level and if the tower modeled separately. For the tower which have different level, there are normal and shear force at podium's roof level which happen because of different direction between towers, so it need to be considered.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50651
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Sari Intan
"Pada daerah rawan gempa, struktur harus melawan beban lateral yang besar. Filosofi desain bangunan tahan gempa adalah tahan terhadap guncangan gempa dan meski mengalami kerusakan tetapi tidak langsung runtuh sehingga dapat memastikan keamanan manusia maupun isi bangunan. Ada beberapa tipe sistem struktur bangunan baja penahan gaya lateral, yaitu Moment Frame dan Braced Frame. Penelitian ini berfokus pada bangunan baja tipe Special Moment Resisting Frame sebagai bagian dari sistem Moment Frame pada wilayah gempa yang tinggi. Perbedaan Special Moment Resisting Frame terletak pada pendetailan pada balok, kolom, dan sambungan. Penelitian ini akan mengkaji tentang kuantifikasi kerusakan pada struktur, yang biasa dikenal dengan istilah damage index. Damage index memiliki nilai 0-1, dimana 0 menggambarkan kondisi struktur yang tidak rusak (kondisi awal struktur) dan 1 menggambarkan struktur yang telah mengalami keruntuhan. Pada penelitian ini model kerusakan yang digunakan adalah damage index Park & Ang karena telah dikenal secara luas pada rekayasa gempa. Model kerusakan yang dikembangkan oleh Park & Ang menitikberatkan pada deformasi maksimum struktur dan disipasi energi. Struktur dapat mengalami kerusakan karena terjadinya penurunan kekakuan yang disebabkan pembebanan. Perubahan kekakuan pada bangunan akan menyebabkan perubahan pada frekuensi alami. Perubahan frekuensi alami merupakan indikator yang sering digunakan dalam penilaian struktur. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilihat korelasi antara perubahan frekuensi natural dengan nilai damage index melalui pemodelan yang dilakukan pada software OpenSEES dan SAP2000. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar kerusakan struktur berarti deformasi akan semakin besar juga sehingga nilai damage index akan mendekati angka 1. Berbeda dengan frekuensi alami yang nilainya semakin kecil pada kerusakan struktur yang semakin besar akibat dari berkurangnya kekakuan struktur.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Michael Loreantz Steven
"Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi desain seismik berbasis performa pada sebuah struktur laboratorium dengan alternatif sistem lantai konvensional dan alternatif sistem lantai posttensioned flat slab (PTFS). Penelitian dilakukan dengan mengevaluasi hasil desain linier kedua alternatif struktur dengan pendekatan metode pushover analysis dan non-linear time history analysis. Model non-linier dibangun dengan mendefinisikan sendi plastis yang sesuai dengan klausul yang berlaku. Khusus pada model PTFS, dilakukan simplifikasi model analisis menggunakan equivalent beam width. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil desain kedua alternatif struktur sudah memenuhi level performa life safety (LS). Lebih lanjut diketahui performa elemen equivalent beam width pada sistem PTFS masih berada pada level immediate occupancy (IO), menunjukkan sistem struktur posttensioned flat slab masih dapat diterima di wilayah dengan aktivitas seismik yang tinggi bila didesain dan dievaluasi dengan baik.

In this research, a performance-based seismic design evaluation is used to a laboratory building structure with conventional floor system alternative and posttensioned flat slab (PTFS) floor system alternative. The research is  conducted by evaluating the resulting linear design of the two alternatives using pushover analysis and non-linear time history analysis. Non-linear models are constructed by defining plastic hinges adhering to building codes.  Specific to the PTFS model, simplified analysis model using equivalent beam width is used. The result of this study shows that both structural system alternatives have fulfilled the life safety (LS) performance level. It is further known that the equivalent width model in the PTFS system still complies the immediate occupancy (IO) level, showing that posttensioned flat slab structural system may be acceptable in a high seismic activity with proper design and evaluation procedures. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Bintang Partogi
"Kemajuan teknologi dan kebutuhan akan konstruksi yang memenuhi syarat cost, time, dan quality membuat manusia merekayasa bangunan ke tipe flat slab. Flat-slab merupakan suatu konstruksi pelat yang hanya menggunakan kolom sebagai media transfer beban ke pondasi, sehingga menghasilkan pelat yang datar tanpa kehadiran balok.
Tanpa adanya balok, struktur akan menerima gaya dalam yang lebih tinggi. Hal ini membuat ketebalan pelat dan volume tulangan akan menjadi lebih besar. Selain itu, gaya geser pons yang terjadi di pertemuan kolom dan pelat akan semakin meningkat, sehingga diperlukan penebalan pelat berupa drop panel.
Dengan adanya peningkatan-peningkatan gaya dalam tersebut, penulis akan memperhitungkan beberapa parameter kekuatan, yakni: kapasitas geser pelat momen lentur momen tak seimbang serta defleksi menggunakan ETABS 2016 dan SNI untuk memodelkan perbandingan flat slab dan beam slab khususnya pada bangunan tingkat rendah, seperti proyek showroom di Cikarang.
Dari segi nilai ekonomis, perbandingan dilakukan pada harga pengadaan material beton, tulangan, serta pekerjaan bekisting kayu. Setelah melakukan permodelan dan perhitungan analisis, penulis menyimpulkan bahwa struktur flat-slab usulan dapat memenuhi standar SNI untuk dibangun di daerah tersebut dan akan menghemat hingga 8,5% dari biaya total.

Technological advances and the need for cost-effective, time, and quality construction make people engineered buildings into flat slab types. Flat-slab is a plate construction that only uses the column as media to transfer load to the foundation, resulting a flat plate without the presence of the beam.
Without the beam existence, the structure will receive a higher internal forces. This will make the thickness and reinforcement volume increase. In addition, the punching shear that occurs in the column and plate intersection will increase as well, hence it needs plate thickening called drop panel.
With these internal forces increases, author will calculate a few structural strength parameter, namely: shear capacity; bending moment; unbalanced moment and deflection using ETABS 2016 and SNI standards to modelize comparison of flat slab and beam slab especially in low rise buildings, such as showroom project at Cikarang.
In terms of economic value, the comparison is done on the concrete and reinforcement procurement and formwork. After finishing the model and do the structural analysis, author may conclude that the proposed flat-slab structure meet the SNI requirements and will reduce the total cost up to 8,5%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>