Ditemukan 149829 dokumen yang sesuai dengan query
Abillya Sakura Adzani
"Dengan perkembangan dan peningkatan pengunaan sosial media, terdapat keuntungan dan kerugian yang dialami pengunanya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan lebih mendetail tentang bagaimana pengunaan sosial media TikTok memiliki korelasi dengan kondisi mental seseorang dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi rasa takut ketinggalan (FOMO) dan kepuasan hidup mereka, baik secara positif maupun negatif. Penelitian ini mengunakan sample data dari 381 peserta (M= 29.0, SD = 14.0) yang berpartisipasi dalam survey kita, mengecualikan murid PSYC2040 Universitas Queensland. Hasil penelitian ini menemukan adanya korelasi positif pemakaian TikTok dalam perasaan FOMO. Penelitian ini juga menemukan korelasi negatif dalam pemakaian TikTok dalam kepuasan hidup pengunanya.
With the development and increase in social media consumption, it would also come with its benefits and negative impacts on the users, this research aims to explain further how TikTok consumption has a correlation towards a person’s emotional state and how it would affect their fear of Missing Out (FOMO). Their Life Satisfaction both positively and negatively This research will be using data from 381 participants (M= 29.0, SD = 14.0) who participated in the survey, This research will exclude the PSYC2040 students from the University of Queensland. This research showed a positive correlation of TikTok Consumption with FOMO. This research also found a negative correlation between TikTok consumption with the user's Life Satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Khaira Klaradliya Putri
"TikTok telah muncul sebagai platform media sosial yang populer dan banyak digunakan saat ini. Popularitasnya mempunyai dampak positif dan negatif bagi individu. Penelitian ini menyelidiki hubungan antara rasa takut ketinggalan dan kepuasan tubuh serta konsumsi TikTok. Sebanyak 381 peserta dengan berbagai jenis kelamin dan rentang usia direkrut melalui penyebaran survei online untuk melengkapi kuesioner yang menilai tingkat FOMO, kepuasan tubuh, dan konsumsi TikTok. Peserta yang memiliki FOMO lebih besar cenderung lebih sering mengonsumsi TikTok sehingga menjadikan FOMO sebagai prediktor kuat konsumsi TikTok. Sebaliknya, konsumsi TikTok yang lebih tinggi mengakibatkan kepuasan tubuh yang lebih rendah. Mengingat popularitasnya, kita harus mempertimbangkan dampak TikTok terhadap masalah citra tubuh masyarakat.
TikTok has emerged as a popular and extensively used social media platform nowadays. Its popularity has both positive and negative effects in individuals. The present study investigated the relationship between fear of missing out (FOMO) and body satisfaction and TikTok consumption. A total of 381 participants varying in genders and age range were recruited through online survey dissemination to complete a questionnaire assessing their level of FOMO, body satisfaction, and TikTok consumption. Participants who had greater FOMO tended to consume TikTok more often which made FOMO a strong predictor of TikTok consumption. In contrast, higher TikTok consumption resulted in lower body satisfaction. Given its popularity, it should be taken into consideration the impact that TikTok has on people’s body image concerns."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Muhamad Fachrully Gani
"Kepopularitasan TikTok mengindikasikan bahwa TikTok memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat. Oleh karena itu, pengertian alasan dari kepopularitasan ini penting. Studi dan teori mengindikasikan pencarian sensasi dan perasaan takut ketinggalan sebagai faktor yang memotivasi penggunaan TikTok. Untuk mengkonfirmasi ini, studi ini meneleusri korelasi antara penggunaan TikTOk dan kedua variable tersebut. Hal ini dilakukan menggunakan survey korelasi yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang diadaptasi dari inventori-inventori dari kedua variabel yang telah diuji. 381 berpartisipasi dalam survei ini, yang meliputi 217 perempuan, 152 laki-laki, 10 non-biner, dan 2 kelamin lainnya, dengan rata-rata usia 29.0 tahun, dan rentang usia 17-78 tahun. Korelasi koefisien Pearson mengungkapkan hubungan positif lemah signifikan antara penggunaan TikTok dan pencarian sensasi. Hubungan positif moderat juga diungkapkan antara penggunaan TikTok dan perasaan takut ketinggalan. Hal ini mendukung pemikiran bahwa kedua variabel tersebut memiliki pengaruh dalam penggunaan TikTok. Hasil ini mengindikasikan bahwa penggunaaan TikTok bermanfaat bagi penggunanya. Hal ini terjadi karena TikTok memberikan tempat bagi orangorang untuk memenuhi kebutuhan pencarian sensasi mereka dan juga tempat bagi mereka untuk mengatasi rasat takut ketinggalan.
Tiktok’s massive popularity indicates its big influence on society. Thus, uncovering the reason behind this popularity is important. Studies and theories indicate that sensation- seeking and fear of missing out (FOMO) are possible motivators of TikTok usage. To confirm this, this study explored the correlation between TikTok consumption and the two variables. This was done using a correlational survey that uses questions adapted from tested inventories of the variables. 381 participants participated in the survey, which included 217 females, 152 males, 10 non-binaries, and 2 other-identifying genders, averaging a 29.0 mean age, with a range of 17-78. A Pearson correlation coefficient revealed a significant weak positive relationship between TikTok consumption and sensation seeking. It also revealed a significant moderate positive relationship between TikTok consumption and FOMO. This supports the notion that the two variables affect TikTok consumption. This implies that TikTok is beneficial for its users. It gives people a place to satisfy their sensation-seeking needs and also a place for them to cope with FOMO."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Fayi Firjatullah Widyadhana
"TikTok telah menjadi salah satu platform media sosial terbesar di dunia yang mengubah cara kita bersosialisasi di internet. Dorongan untuk tetap mendapat informasi tentang apa yang dilakukan orang lain adalah karakteristik yang menentukan dari rasa takut ketinggalan (FOMO), yang didefinisikan sebagai kekhawatiran berulang bahwa orang lain mungkin memiliki pengalaman berharga dimana individu tersebut tidak terlibat di pengalaman tersebut (Przybylski et al., 2013). Sedangkan menurut Dictionary of Psychology yang diterbitkan oleh American Psychological Association (n.d.), materialisme adalah seperangkat keyakinan yang mengutamakan kesuksesan dan kenyamanan finansial. Penelitian ini membahas hubungan antara mengonsumsi TikTok dengan FOMO, dan materialisme. Peserta (n = 381) direkrut melalui diseminasi online. Data dihitung menggunakan Korelasi Pearson untuk menentukan signifikansi korelasi. Berdasarkan analisis, penelitian menemukan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara FOMO dan mengonsumsi TikTok dan korelasi positif yang signifikan antara materialisme dan mengonsumsi TikTok. Ini menunjukkan bahwa mengonsumsi TikTok yang tinggi mungkin dapat meningkatkan FOMO seseorang dan membuat individu tersebut lebih materialistis. Oleh karena itu, intervensi yang mungkin diperlukan untuk menangani FOMO dan materialisme sebagai efek negatif dari penggunaan TikTok sangat dibutuhkan.
TikTok has become one of the biggest social media platforms in the world, and it has changed how we socialise on the internet. The urge to stay informed about what others are doing is a defining characteristic of the fear of missing out (FOMO), which is defined as the recurrent worry that others may be having valuable experiences. At the same time, one is absent (Przybylski et al., 2013). According to the Dictionary of Psychology published by the American Psychological Association (n.d.), materialism is a set of beliefs that sets a premium on financial success and comfort. This study discusses the relationship between TikTok consumption FOMO, and materialism. Participants (n = 381) were recruited through online dissemination. The data was calculated using Pearson Correlation to determine the significance of the correlation. Based on the analysis, the study found significant data supporting the hypothesis. It was found that there is a significant positive correlation between FOMO and TikTok consumption and a significant positive correlation between materialism and TikTok consumption. This suggests that higher TikTok consumption may increase people’s FOMO and might become more materialistic. Therefore, possible intervention might be needed to handle FOMO and materialism as adverse effects of TikTok usage."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Early Melati Daliilah Putri
"Dengan total 1,5 milyar pengguna di tahun 2022, Instagram adalah salah satu media sosial yang paling banyak digunakan. Instagram memfasilitasi penggunanya untuk mengikuti kegiatan orang lain kapan saja dan dimana saja. Adapun, populasi yang paling banyak menggunakan Instagram adalah mahasiswa S1 yang berusia 18-25 tahun. Seiring dengan hal tersebut, muncul Fear of Missing Out (FoMO) yang membuat individu takut tidak mendapatkan pengalaman yang berharga ketimbang orang lain. Sehingga, individu semakin terdorong untuk menggunakan Instagram untuk melihat kegiatan orang lain. Temuan sebelumnya menunjukkan bahwa FoMO berdampak pada tiga aspek psikologis individu yaitu afektif, kognitif, dan perilaku. Salah satu dampak FoMO terhdadap aspek afektif dan kognitif individu adalah kepuasan hidup. Terdapat 373 responden mahasiswa S1 pengguna Instagram yang terlibat dalam penelitian. Adapun, alat ukur yang digunakan adalah FoMOs dari Przybylski et al. (2013) dan SWLS dari Diener (1985). Hasil analisis dengan Spearman Correlation menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara FoMO dan kepuasan hidup pada mahasiswa S1 pengguna Instagram. Untuk penelitian selanjutnya, hendaknya dapat mencoba melihat hubungan antara FoMO dan aspek kehidupan lainnya yang lebih spesifik terhadap mahasiswa, misalnya FoMO dan perilaku penggunaan media sosial yang mendistraksi pembelajaran.
With a total of 1.5 billion users in 2022, Instagram is one of the most used social media. Instagram facilitates users to see other people's activities anytime and anywhere. Meanwhile, the population that uses Instagram the most is undergraduate students aged 18-25 years. Along with this, there is a Fear of Missing Out (FoMO) where individuals are afraid of not getting valuable experience compared to others. Thus, individuals are increasingly encouraged to use Instagram to view other people's activities. Previous findings show that FoMO impacts three individual psychological aspects: affective, cognitive, and behavioral. One of the impacts of FoMO on individuals affective and cognitive aspects is life satisfaction. There were 373 respondents from undergraduate students using Instagram who were involved in the research. The measuring tools used are FoMOs from Przybylski et al. (2013) and SWLS from Diener (1985). The Spearman Correlation analysis shows no significant relationship between FoMO and life satisfaction in undergraduate students who use Instagram. For the upcoming research, researchers should outlook the relationship between FoMO and other aspects of life that are more specific to undergraduate students, such as between FoMO and the problematic usage of social media that distracts learning."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ayu Friztyana Putri
"Perkembangan teknologi membuat individu menggunakan media sosial untuk dapat terhubung dengan orang lain, salah satunya mahasiswa baru yang sedang beradaptasi dan memenuhi kebutuhan relatedness dengan interaksi sosialnya. Hal tersebut dapat membuat mahasiswa baru merasakan fear of missing out (FoMO). Penelitian dengan desain korelasional ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemenuhan kebutuhan relatedness dalam kebutuhan psikologis dasar dan FoMO pada mahasiswa baru. Sampel pada penelitian ini memiliki karakteristik pengguna aktif media sosial dengan jumlah 115 mahasiswa baru S1 di Indonesia. Hasil menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara pemenuhan kebutuhan relatedness dan FoMO pada mahasiswa baru. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian kualitatif mengenai pengalaman individu di media sosial yang berhubungan dengan tingkat FoMO dan pemenuhan kebutuhan relatedness.
Technological development makes people use social media to be connected with others, one of them is first-year undergraduate students who are adapting and trying to fulfill relatedness need with their social interactions. This can make first-year students feel fear of missing out (FoMO). This correlational research aims to determine the relationship between relatedness need in basic psychological needs of satisfaction and FoMO in first-year students. The sample are 115 first-year undergraduate students in Indonesia who are active social media users. The result shows that there is a significant negative relationship between the relatedness need satisfaction and FoMO in first-year students. Future research can conduct qualitative research on individual experiences on social media related to FoMO and relatedness need satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Khalisha Qatrunnada
"Terdapat fenomena konsumsi kolektivisme yang tidak biasa pada suatu merek produk tertentu yang disebabkan oleh motivasi dan ciri psikologis, seperti FOMO (Fear of Missing Out). Keinginan dan preferensi yang kuat pada suatu merek produk tertentu dapat mempercepat munculnya perilaku pola conformity consumption yang dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk perilaku yang ingin menyesuaikan diri terhadap kelompok arus sehingga membuat orang-orang mengikuti perilakunya dan melakukan hal yang sama. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh FOMO (Fear of Missing Out) terhadap conformity consumption pada culturally associated popular brand (studi pada konsumen McDonald’s BTS Meal Di Jabodetabek). Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif melalui teknik purposive sampling pada 200 responden yang didapatkan melalui penyebaran kuesioner online. Data yang didapatkan diolah menggunakan SPSS dan SmartPLS melalui analisis statistik deskriptif dan SEM. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa pengaruh yang tidak signifikan, yaitu pengaruh being ignored terhadap increasing concern dan increasing concern terhadap up-surging interest on culturally associated popular product pada konsumen BTS Meal di Jabodetabek.
There is an unusual collectivism consumption phenomenon in a certain product brand caused by motivation and psychological traits, such as FOMO (Fear of Missing Out). A strong desire and preference for a certain product brand can accelerate the emergence of conformity consumption pattern behavior carried out by the community as a form of behavior that wants to adapt to current groups so that people want to follow their behavior and do the same. The purpose of this study is to analyze the effect of FOMO (Fear of Missing Out) on conformity consumption on culturally associated popular brands (study on consumers of McDonald's BTS Meal in Jabodetabek). The study used a quantitative approach through purposive sampling technique on 200 respondents obtained through the distribution of online questionnaires. The data obtained were processed using SPSS and SmartPLS through descriptive statistical analysis and SEM. The results of this study indicate that there are several insignificant effects, namely the effect of being ignored on increasing concerns and increasing concerns on up-surging interest on culturally associated popular products on BTS Meal consumers in Jabodetabek."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Siti Nur Azizah Fermana Putri
"Perasaan FOMO memiliki unsur-unsur yang dapat memengaruhi keputusan pembelian seseorang. Perasaan FOMO dapat muncul akibat pengaruh orang terdekat, anggota keluarga, atau figur yang dikagumi oleh seseorang. Tulisan ini bertujuan untuk membuktikan bahwa star power yang dimiliki selebriti media sosial Instagram berpengaruh terhadap perasaan FOMO yang dirasakan oleh audiensnya. Penelitian dilakukan melalui metode analisis konten terhadap Instagram brand Street Boba. Analisis konten dilakukan dengan melihat perbandingan jumlah like, jumlah komentar, dan isi komentar pada konten yang menampilkan seorang Instafamous Jovi Adhiguna dan konten yang khusus menampilkan produk Street Boba. Selain itu, analisis juga dibatasi dengan jenis konten (gambar dan gambar yang dapat digeser atau carousell) dalam batas periode unggahan 27 Juni 2020 sampai dengan 27 September 2020. Hasil penelitian menemukan bahwa konten yang memiliki elemen star power terbukti lebih menarik perasaan FOMO pada audiens dibandingkan konten yang hanya menampilkan visualisasi produk.
Fear of missing out (FOMO) has elements that could form attitudes and affect purchase intention. FOMO occurs from the influence of peers, family members, and an admirable figure. This study aims to prove star power that's possessed by a celebrity from social media Instagram has an impact on its audience's FOMO. This research uses content analysis method towards the brand Street Boba's Instagram. Content analysis was done by looking at the comparison of the number of likes, the number of comments, and the discussion in the comment section on content that displays the Instafamous Jovi Adhiguna and content that specifically displays Street Boba products. Furthermore, the analysis was also limited to content types (only image and image carousel) within the upload period from June 27, 2020 to September 27, 2020. The result of this study shows that content that has star power element proved to attract more FOMO in the audience compared to content that only displays product visualizations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Mutiara Maharani Putri Camelien
"Pada mahasiswa dari perguruan tinggi terbaik di Indonesia yang memiliki daya saing tinggi, media sosial LinkedIn dapat memicu fear of missing out akibat paparan konstan dari kesuksesan karier yang diraih oleh mahasiswa lain. Hal tersebut dapat memengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan mahasiswa, salah satunya adalah konsep diri akademik. Dengan begitu, penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara fear of missing out dan konsep diri akademik pada mahasiswa dari tiga perguruan tinggi dengan peringkat terbaik di Indonesia. Studi korelasional yang dilakukan terhadap 135 partisipan menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara fear of missing out dan konsep diri akademik pada partisipan, r(135) = -0,172, p < 0,05,one-tail. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat fear of missing out yang dirasakan, maka semakin rendah konsep diri akademik yang dimilki dan begitu juga sebaliknya.
For students from Indonesia's best college institutions who are highly competitive, LinkedIn can instill fear of missing out due to constant exposure of other students' career successes. This can affect various aspects in students’ life, one of which is academic self-concept. Thus, this research was conducted to see the relationship between fear of missing out and academic self-concept among students from the three best-ranked college institutions in Indonesia. A correlational study conducted on 135 participants showed that there was a negative and significant relationship between the fear of missing out and the participants' academic self-concept, r(135) = -0.172, p 0.05, one-tail. The results of the correlation test show that the higher the perceived level of fear of missing out, the lower the academic self-concept is and vice versa."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rahma Nadhira Dwi Maharani
"Dewasa ini, TikTok merupakan salah satu platform jaringan sosial yang paling banyak digunakan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengguna TikTok memilik kecenderungan lebih tinggi terhadap Fear of Missing Out (FoMO) dan orientasi perbandingan sosial. Namun, terdapat perbedaan hasil dalam studi sebelumnya yang menekankan perlunya penelitian ini untuk dilakukan. Studi ini bertujuan untuk menguji hubungan antara Fear of Missing Out (FoMO) dan orientasi perbandingan sosial, serta konsumsi TikTok. Studi ini melibatkan 381 partisipan (M = 29.0 tahun, SD = 14.0) melalui penyebaran survey online yang dilakukan di Australia dan luar negeri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi TikTok berkorelasi positif dengan FoMO dan orientasi perbandingan sosial. Berdasarkan hasil penelitian, diperlukan usaha untuk mengurangi dampak buruk dari tingkat FoMo yang tinggi dan orientasi perbandingan sosial ke atas pada penggunaan TikTok.
Nowadays, people seem unable to live without social media. The same applies to TikTok, one of the most widely used social networking platforms. Previous research has indicated that people who consumed TikTok regularly have a higher tendency to Fear of Missing Out (FoMO) and Social comparison orientation. However, there are inconsistencies in these studies that underscores the necessity for this research to be undertaken. This study aims to examine the relationship between Fear of Missing Out (FoMO) and social comparison orientation and TikTok consumption. The study was conducted in Australia, which involved 381individuals from the community (M = 29.0 years, SD = 14.0) that were recruited using a convenience sample via online survey dissemination. The results showed that TikTok consumption was positively correlated with FoMO and Social Comparison Orientation. Based on this study, further efforts are needed to mitigate the harmful impact of high levels of FoMO and upward social comparison orientation on TikTok users."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library