Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193146 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Made Calista Pradnyadevi
"Artikel ini membahas tentang edukasi efektif dan strategi pengajaran yang tepat untuk sekolah di Indonesia terkait pendampingan siswa penyandang Autistic Spectrum Disorder (ASD). ASD adalah bentuk kecacatan otak yang biasanya didiagnosa pada usia dini. Orang dengan ASD diketahui memiliki cara berbeda untuk berinteraksi dengan orang lain. Mereka juga kesulitan menggunakan dan memahami komunikasi nonverbal, seperti kontak mata, gerak tubuh, dan ekspresi wajah. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan kemampuan komunikasi sejak dini dari pihak sekolah, sehingga anak ASD dapat memperoleh pendidikan yang layak dan terlibat dalam interaksi sosial. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan, analisis terhadap 136 tanggapan kuesioner dari guru dan terapis pendidikan menunjukkan bahwa meskipun hanya sebagian kecil yang mengetahui, atau telah dilatih dalam intervensi autisme yang mapan, anak-anak dengan autisme diajar di sekolah-sekolah Indonesia (Budiyanto et al. ., 2020) . Ini berarti bahwa sebagian besar sekolah dengan siswa ASD kurang mengembangkan keterampilan komunikasi sejak dini yang dapat mempengaruhi cara mereka berkomunikasi lebih jauh di masa mendatang. Teori motivasi sosial menyebutkan bahwa tingkat motivasi individu dipengaruhi oleh faktor perilaku, biologis, dan evolusi (Chavallier, 2012). Hipotesis motivasi sosial berpendapat bahwa individu dengan gangguan spektrum autisme (ASD) menganggap rangsangan sosial kurang bermanfaat daripada orang dengan aktivitas neurotypical, itulah sebabnya siswa dengan ASD membutuhkan dorongan dari lingkungan, terutama guru, untuk mengembangkan interaksi sosial mereka. Artikel ini bertujuan untuk menyoroti kurangnya pelatihan yang tepat bagi guru di Indonesia untuk menangani siswa ASD dan untuk membahas betapa pentingnya bagi para guru untuk mengembangkan keterampilan komunikasi mereka.
This article discusses the incapacity of schools in Indonesia regarding assisting students with Autistic Spectrum Disorder (ASD). ASD is a form of disability of the brain which is usually diagnosed at an early age. People with ASD are known to have different ways to interact with other people. They also have trouble using and understanding nonverbal communication, like eye contact, gestures and facial expressions. Therefore, early development in communication skills is needed from the school, so that students with ASD can receive proper education and engage in social interaction. Based on previous research conducted, an analysis of 136 questionnaire responses from teachers and educational therapists indicated that although only a minority was aware of, or had been trained in, established autism interventions, children with autism are being taught within Indonesian schools ( Budiyanto et al., 2020). This means that most schools with ASD students lack early development in communication skills which can impact their way of communicating further in the future. The social motivation theory mentions that individuals' levels of motivation are influenced by behavioural, biological, and evolutionary factors ( Chavallier, 2012). The social motivation hypothesis posits that individuals with autism spectrum disorder (ASD) find social stimuli less rewarding than do people with neurotypical activity, which is why students with ASD need encouragement from their surroundings, particularly teachers, to develop their social interaction. This article aims to highlight the lack of proper training for teachers in Indonesia to handle ASD students and to discuss how critical it is for teachers to develop their communication skills."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Meidyta Puspa M.
"Penelitian ini membahas peran orang tua bagi anak autis dalam kehidupan sehari-hari mereka. Penderita autis dapat diketahui dari terhambatnya interaksi sosial yang diikuti gangguan perkembangan komunikasi baik verbal maupun nonverbal. Untuk memperoleh kesejahteraannya, peran keluarga sangat diperlukan agar anak autis bisa mengaktualisasikan dirinya secara optimal terutama agar anak autis dapat diterima dengan baik oleh orang-orang di sekitar mereka. Dengan metode penelitian kualitatif menggunakan studi kasus terhadap 3 keluarga yang memiliki anak autis, penelitian ini memahas peran-peran yang dijalankan keluarga bagi anak autis. Didapati bahwa keluarga menjalankan peran yang cenderung berbeda dalam memenuhi kebutuhan fisik, psikologis dan sosial anak autis.

This research describes parents role for Autistic Children in their dialy life. Children with Autism can be known by their distracted social interaction followed by communication disorder either verbal or non-verbal communication. Family role is something that autism children really require to be actualized optimally, especially so that they can be accepted by the people they surrounded by. By using qualitative research method with case study, this research means to explain family roles for children with Autism. From this research known that family play pretty much different roles in sustaining and providing children with autism?s Physical, Psychological and social needs."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S45006
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Churniatun
"Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah mengetahui bagaimana komunikasi dan penanganan konflik yang terjadi antara suami dan isteri khususnya dari sisi atribusi yang diberikan suami/isteri terhadap pasangannya dalam upaya peningkatan hubungan antar pribadi ketika mengetahui anak mereka menderita autis. Autis sendiri merupakan suatu penyakit yang belum dapat diketahui secara pasti penyebabnya.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang menekankan makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dengan paradigma konstruktivis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Komunikasi dan konflik tidak dapat dilepaskan dan segala aspek kehidupan rumah tangga. Perkawinan yang bahagia tidak ditentukan oleh ada tidaknya konflik, melainkan pada bagaimana mereka menangani konflik tersebut. Dalam suatu peristiwa yang tidak diinginkan orang seringkali berusaha mencari penyebab dari terjadinya peristiwa tersebut. Disisi lain proses atribusi yang diberikan sate pihak kepada pihak lain sangat menentukan strategi penyelesaian masalah yang dihadapi. Hasil dan penyelesaian konflik tersebut sangat mempengaruhi tingkat kepuasan yang dicapai oleh suami isteri dan selanjutnya tingkat kepuasan akan memperkuat komitmen dan meningkatkan hubungan menjadi lebih erat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasangan informan dalam penelitian ini memiliki beberapa daya tarik sehingga mereka makin yakin dalam menjalani hubungan perkawinan yang terjadi. Pasangan informan juga mempunyai komitmen yang kuat dalam upaya menjaga keutuhan hubungan perkawinan tersebut. Kehadiran anak autis menimbulkan konflik yang lebih bersifat karena keadaan yang tidak diinginkan oleh masing-masing informan. Pertentangan antara harapan dan kenyataan ini menimbulkan bermacam reaksi. Sebagaimana diketahui penyebab autis sangat beragam dan tidak dapat ditentukan secara pasti sehingga masing-masing informan menentukan atribusi yang beragam pula. Atribusi ini diberikan baik pada penyebab antis maupun pada perilaku, baik perilaku diri sendiri maupun perilaku pasangannya. Proses ini sangat menentukan strategi penyelesaian konflik yang digunakan oleh masing-masing informan.
Dari penelitian ini didapat beberapa kesimpulan, yaitu usaha peningkatan hubungan antar pribadi terkait dengan keefektifan komunikasi yang terjadi, dimana usaha tersebut makin mudah dilakukan apabila komunikasi dapat berjalan efektf karena komunikasi yang efektif memungkinkan mereka melakukan keterbukaan, saling berempati dan bersikap positif. Pemberian atribusi yang positif juga akan mendukung strategi penyelesaian konflik yang bersifat win win solution. Kemampuan suami/isteri untuk bertahan pada tuduhan yang tidak benar dan tidak adil (negative assertion) sangat membantu pasangan suami isteri dalam menghadapi konflik. Kekuatan komitmen suami/istri terhadap perkawinan juga menentukan keberhasilan pasangan suami istri dalarn mempertahankan dan meningkatkan hubungan antar pribadi diantara mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14311
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafika Mauldina
"Penelitian ini mengenai peran guru pembimbing khusus (GPK) dalam mengembangkan interaksi sosial anak autis di Sekolah Inklusi yang dibahas dari disipilin ilmu kesejahteraan sosial. Umumnya, anak autis memiliki kesulitan untuk melakukan interaksi sosial. Beberapa penelitian terdahulu mengemukakan bahwa interaksi sosial penting untuk dikembangkan pada anak berkebutuhan khusus, khususnya pada anak autis. GPK merupakan salah satu significant other yang membersamai perkembangan anak autis di sekolah. Lebih lanjut, GPK memiliki peran signifikan dalam mengembangkan pola interaksi sosial anak autis, khususnya di sekolah inklusi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran GPK dalam mengembangkan pola interaksi anak autis di suatu sekolah inklusi yaitu Sekolah Semut-Semut The Natural School. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Data penelitian didapatkan melalui depth interview bersama 5 narasumber di Sekolah Semut-Semut The Natural School, yaitu 3 GPK, 1 guru kelas, dan 1 guru bidang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa GPK memiliki peran penting dalam mengembangkan interaksi sosial. Peran yang diberikan oleh GPK adalah membimbing anak autis dengan antusias, meningkatkan kepercayaan diri anak autis di sekolah, membimbing dalam kegiatan serta mengingatkan jika salah, sehingga anak autis dapat berinteraksi dan dapat mengikuti pembelajaran menjadi lebih baik. Selain itu, GPK juga melakukan penyelarasan murid autis dengan murid regular di sekolah dengan cara memotivasi anak autis untuk aktif berinteraksi, memberikan edukasi untuk menerima semua teman, melakukan penanganan jika anak tantrum.

This study discusses the role of special guidance teachers (GPK) in developing autistic children's social interactions in the School of Inclusion discussed from the discipline of social welfare. Generally, autistic children have difficulty in social interaction. Some previous studies suggested that social interaction is important for development in children with special needs, especially in autistic children. The GPK is one of the significant others that brings together the development of autistic children in schools. Furthermore, GPK has a significant role in developing patterns of autistic children's social interaction, especially in inclusion schools. The study aims to describe the role of GPK in developing patterns of autistic child interaction in an inclusion school, the Ant-Semut School of The Natural School. This study uses a qualitative approach and a descriptive research type. The research data were obtained through a depth interview with 5 sources at Ant-Semut School The Natural School, namely 3 GPK, 1 class teacher, and 1 field teacher. The results of this study show that GPK plays an important role in developing social interactions. The role given by the GPK is to guide autistic children enthusiastically, increase the confidence of autistic children in school, guide in activities and remind them that they are wrong, so that autistic children can interact and be able to follow learning for the better. In addition, the GPK also harmonizes autistic students with regular students at school by motivating autistic children to actively interact, providing education to accept all friends, handling if children are tantrums."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Rahniati
"Keberhasilan pendidikan inklusif di Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh sikap melainkan juga oleh strategi pengajaran yang dilakukan oleh guru. Penelitian korelasional ini menggunakan alat ukur sikap MATIES (Multidimensional Attitude Toward Inclusive Education Scale) yang mengukur sikap berdasarkan komponennya yaitu kognitif, afektif, dan konatif serta alat ukur strategi pengajaran yaitu BCSQ (Bender Classroom Structure Questionnaire) yang memiliki tiga macam strategi pengajaran yaitu total score, strategi pengajaran individual, dan strategi pengajaran kognitif. Penelitian ini dilakukan terhadap 140 orang guru sekolah dasar inklusif di daerah Jabodetabek. Guru dikelompokan berdasarkan lama mengajarnya yaitu kelompok guru senior dan kelompok guru junior. Analisis hasil dilakukan dengan Pearson correlation untuk melihat korelasi yang signifikan dan independent sample t-test untuk melihat perbedaan masing-masing variabel.
Hasil korelasi yang didapat menunjukkan bahwa, pada kelompok guru senior, tidak semua komponen sikap berkorelasi dengan strategi pengajaran. Di sisi lain, pada kelompok guru junior, semua komponen sikap ditemukan berkorelasi dengan semua strategi pengajaran. Hasil korelasi yang didapat berarti semakin positif suatu komponen sikap maka guru semakin sering menggunakan variasi strategi pengajaran. Terkait perbedaan sikap antara kedua kelompok, komponen sikap yang ditemukan berbeda adalah komponen kognitif. Untuk strategi pengajaran, perbedaan antara kedua kelompok terjadi pada strategi pengajaran kognitif. Hasil penelitian ini mengindikasikan adanya kebutuhan pelatihan bagi guru untuk meningkatkan sikap dan strategi pengajaran mereka.

The success of inclusive education in Indonesia not only affected with teachers' attitudes toward inclusive education but also with teachers teaching strategy. This correlational research is using MATIES (Multidimensional Attitudes Toward Inclusive Education Scale) which measure attitude based on cognitive, affective, and connative components. For teaching strategies, the instrument that has been used is BCSQ (Bender Classroom Structure Questionnaire) which has three kinds of teaching strategies: total score, individual instruction, and cognitive strategy instruction. This study is conducted on 140 inclusive primary school teachers in the Jabodetabek area. Teachers were grouped based on the years of teaching experiences, senior teachers group and junior teachers group. Pearson correlation is used to examine the significant correlations and independent sample t-test is used to see the difference of each variable.
The results show that in the group of senior teachers, not all of attitudes component were correlated with teaching strategies whereas, in the group of junior teachers, all components were found to be correlated with all of teaching strategies. This correlation means teachers with more positive attitudes will have a more frequent teaching strategy. For different attitudes between the two groups, cognitive component is found to be different in both groups of participants. In addition, cognitive teaching strategy is also found to be different component between two groups. This research indicate that there is a need for teacher training in both groups to encourage their attitudes and their teaching strategies.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evy Marlinda
"Autis adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak. Ibu yang merawat anak autis mengalami suka duka tersendiri. Penelitian fenomenologi deskriptif ini bertujuan mengetahui makna pengalaman ibu merawat anak autis. Partisipan diambil dengan teknik purposive sampling adalah ibu yang mempunyai anak autis. Data dianalisis dengan menerapkan teknik Collaizi. Penelitian mengidentifikasi 8 tema yaitu 1)membutuhkan perawatan khusus, 2)membutuhkan konsistensi dan ketegasan, 3)merasa berbeda dengan orangtua lainnya, 4)mencari usaha pengobatan, 5)keinginan berlaku adil terhadap sibling, 6)menyikapi reaksi lingkungan, 7)membutuhkan dukungan dari lingkungan, dan 8)kebutuhan dan harapan ibu. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan masukan kepada praktisi keperawatan anak, pendidikan dan penelitian keperawatan.

Autism is a pervasive developmental disorder in children. Mothers had experience ups and downs of its own. This descriptive phenomenological study aims to know the meaning of mothers?s experience caring for autism children. Participants were taken with a purposive sampling technique, were mothers who have autism children. Data were analyzed by the technique of Collaizi. The study identified eight themes: 1)require special care, 2)requires consistency and firmness, 3)feel different from others, 4)seeking treatment, 5) to be fair to the sibling, 6)addressing environmental reactions, 7)need support and 8)the needs and expectations of mothers. The study is expected to provide the knowledge and feedback to practitioners of nursing children, education and nursing research."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
James H.D.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feoda Inayah
"Skripsi ini membahas mengenai pemberian dukungan sosial terhadap anak autis. Penelitian ini menggambarkan bagaimana dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua maupun sekolah terhadap anak autis. Anak autis yang diteliti ialah siswa di SD Khusus Talenta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus.
Hasil dari penelitian ini yaitu adanya berbagai macam bentuk dukungan sosial yang diberikan kepada anak autis baik dari orang tua maupun sekolah. Menggambarkan bahwa ada keterlibatan dari lingkungan sekitar anak autis yaitu orang tua serta sekolah dalam memberikan dukungan sosial.

This thesis deals with the granting of social support to autistic children. This research describes how social support given by parents and schools to an autistic children. Autistic children are examined are students in Special Talent Elementary School. This research used the qualitative approach with this type of case study research.
The results of this research, namely the existence of various forms of social support provided to autistic children from both the parents and the school. Describe that there are involvement of the environment around the autistic children namely parents and schools in providing social support."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56426
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Ekharisti Lidya Hasian
"ABSTRAK
RINGKASAN EKSEKUTIF Bagian 1:Analisis SituasiDi Indonesia, keberadaan orang autis masih belum diberi perhatian khusus bahkan cenderung sering diabaikan. Akibatnya orang-orang autis sering disalahpahami oleh orang-orang non autis yang akhirnya menimbulkan stigma negatif dalam pikiran mereka. Stigma negatif membuat orang-orang non autis terutama mereka yang belum pernah bertemu dengan orang autis sebelumnya menjadi takut, menjauhi, bahkan melakukan tindak bullying terhadap orang autis. Keadaan ini mengakibatkan orang-orang autis semakin dikucilkan dari lingkungan bermasyarakat dan jarang ada orang yang mau berinteraksi dan berkomunikasi dengan mereka kecuali keluarga atau kerabat dekat mereka.Bagian 2:Tujuan dan ManfaatTujuan utama dari film ini adalah untuk menginformasikan masyarakat non autis bahwa pada kenyataannya tidak selalu orang autis seburuk stigma-stigma negatif yang mereka miliki selama ini. Selain itu, film ini juga bertujuan untuk mengedukasi khalayak bagaimana cara berinteraksi dan berkomunikasi yang tepat dengan orang-orang autis. Dan pada akhirnya film ini ingin memberikan manfaat kepada orang-orang autis dan keluarganya agar diberi perhatian dan lsquo;tempat rsquo; yang layak di Negara ini.Bagian 3:Film yang DikembangkanFilm yang dikembangkan berjudul ldquo;Berbicara Dengan Mereka rdquo; yang menceritakan bagaimana kehidupan sehari-hari seorang yang autis dan bagaimana orang-orang di sekitarnya berinteraksi dan berkomunikasi dengan dia.Bagian 4:Media Pre-test dan Rencana EvaluasiMetode pre-test yang dilaksanakan akan menggunakan metode Focus Group Discussion FGD . Sedangkan metode evaluasi film akan dilaksanakan dengan menggunakan metode survei online menggunakan kuesioner.Bagian 5:AnggaranAnggaran pembuatan film adalah sejumlah Rp. 362.000,00. Sedangkan untuk prakiraan pendapatannya sejumlah Rp. 390.000,00.

ABSTRACT
EXECUTIVE SUMMERY Part 1 Situation AnalysisIn Indonesia, the existence of autistic people haven rsquo t been given the special attention or even so often still being ignored. As a result, autistic people often being misunderstood by non autistic people and will leads to make negative stigmas inside of their minds. These negative stigmas make non autistic people ndash especially for them who were never met autistic people before ndash to be afraid of, avoid, and even bullied the autistic people. This condition makes autistic people to be even more excluded from the society and seldom there will be people who want to interact and communicate with them except their family or relatives.Part 2 Goals and Functions of Making This FilmThe main goal of making this film is to inform the non autistic people that in reality the autistic people are not always as bad as all the negative stigmas they have all this time. Furthermore, this film also wants to educate the audience how are the right ways to interact and communicate with the autistic people. And in the end the purpose of making this film is to help the autistic people and their families so they will get the special attention and the rightful lsquo place rsquo in this country.Part 3 Developed Film The title of the developed film is ldquo Berbicara Dengan Mereka rdquo ldquo Talk to Them rdquo which told the story about the daily life of a female autist and how the people around her interact and communicate with her.Part 4 Pre test Media and Evaluation PlanThe pre test method that will be held is Focus Group Discussion. And on the other hand, the method that will be used for the film rsquo s evaluation is online survey using questionnaire.Part 5 BudgetingThe amount of budget for making this film is Rp. 362.000,00. Whereas the estimation for the income is Rp. 390.000,00. "
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wenderlinus Imus
"Kehadiran anak autis dalam suatu keluarga dapat mempengaruhi seluruh kehidupan anggota keluarga. Permasalahan tersebut menimbulkan keinginan peneliti untuk membantu dengan cara menggali permasalahan orangtua, tahapan penerimaan anak dan bentuk dukungan yang mereka perlukan. Melalui Focus Group Discussion (FGD) keinginan ini terwujud.
Dari hasil analisis focus group discussion tampak bahwa permasalahan orangtua berkisar pada tingkah laku anak, kemampuan anak, pendidikan dan terapi bagi anak, biaya terapi dan alat yang tinggi. Hal baru yang ditemukan dalam penelitian ini adalah disamping menyimpan harapan akan anak-anaknya, orangtua juga menyimpan rasa kekhawatiran akan masa depan anak.
Awalnya hampir semua orang tua terkejut, menolak diagnosis, sedih dan marah dan bertanya mengapa hal itu menimpa mereka hingga berupaya mencari informasi yang Iebih Iengkap. Ada orangtua yang merasa tak berdaya namun ada yang mengalami emosi negatif terutama bila memikirkan masa depan anak hingga menerima keadaan anaknya. Orangtua tidak terlalu berharap dan sebaliknya mereka berusaha untuk menata lingkungan anaknya sesuai kemampuan anak. Akhirnya, orangtua lebih memperhatikan bagaimana harapan dan kehidupan anaknya kelak dan bagaimana menanggulangi dampak pada orangtua dan keluarga secara keseluruhan.
Tampak pula bahwa umumnya orangtua menyadari bahwa untuk meringankan beban, mereka membutuhkan dukungan sosial dari lingkungannya, termasuk dari orang¬orang terdekat seperti keluarga dan sahabat. Keterlibatan anggota keluarga secara lebih nyata sangat diharapkan. Demikian pula keterlibatan instansi untuk memfasilitasi pertemuan orangtua.
Dengan memperhatikan permasalahan orangtua diatas, tahapan penerimaan anak serta dukungan sosial yang mereka butuhkan maka sangat diperlukan suatu wadah yang dapat menampung, membantu para orangtua memecahkan permasalahan mereka melalui parent support group. Tujuannya adalah memberikan kesempatan untuk mempraktekkan ketrampilan interaksi sosial dengan orang Iain. Mereka menceritakan komitmen untuk berubah, dorongan bagi orang lain yang bemutu, dan dapat dipertanggungjawabkan."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T18842
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>