Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94118 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Izry Fauziyah Akbar
"Tantangan yang kerap dihadapi oleh mahasiswa rantau ketika memilih untuk melanjutkan pendidikan tinggi adalah banyaknya tuntutan, tekanan, dan kesulitan beradaptasi. Mereka harus meninggalkan kampung halaman untuk mengejar kualitas pendidikan yang lebih baik di perguruan tinggi. Hal itulah yang membuat mahasiswa rantau tidak lepas dari berbagai hal yang menimbulkan perasaan stres, rendah diri, memperburuk isolasi sosial sehingga bisa berdampak pada psychological wellbeing mereka. Beberapa penelitian terdahulu telah menemukan bahwa psychological Wellbeing dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah self-compassion. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk melihat peran self-compassion terhadap psychological wellbeing pada mahasiswa rantau. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan teknik analisis statistik regresi linear sederhana. Alat ukur yang digunakan adalah self-compassion scale dan alat ukur Ryff’s scale of psychological wellbeing. Partisipan penelitian ini melibatkan 234 mahasiswa rantau (Perempuan = 67.5%; mean usia = 20.63). Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-compassion memiliki peran yang signifikan dan positif terhadap psychological wellbeing mahasiswa rantau sebesar 43.6% (R2=0.436;F (1.232) = 179.492 p < 0.001). Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pentingnya self-compassion terhadap kondisi psychological wellbeing mahasiswa rantau.

The challenges often faced by students who move away from home to pursue higher education include numerous demands, pressures, and difficulties in adapting. They must leave their hometowns to seek better educational opportunities at universities. This situation causes these students to experience various issues that lead to stress, low self-esteem, and increased social isolation, which can impact their psychological wellbeing. Previous studies have found that psychological wellbeing is influenced by various factors, one of which is self-compassion. Therefore, the aim of this study is to examine the role of self-compassion in the psychological wellbeing of students who have moved away from home. This research is a quantitative study using simple linear regression analysis techniques. The measurement tools used are the Self-Compassion Scale and Ryff’s Scale of Psychological Wellbeing. The participants of this study involved 234 students who have moved away from home (Female = 67.5%; mean age = 20.63). The results of the study indicate that self-compassion has a significant and positive role in the psychological wellbeing of these students, accounting for 43.6% (R²=0.436; F(1,232) = 179.492, p < 0.001). The findings are expected to provide information on the importance of self-compassion for the psychological wellbeing of students who have moved away from home."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Tri Nugroho
"Melihat lingkungan perkuliahan yang dipenuhi dengan berbagai tuntutan dan situasi yang dapat menekan mahasiswa, dimana berdampak pada kondisi mahasiswa yang menjadi depresi, tertekan, dan frustasi. Kondisi ini cenderung membuat mahasiswa menjadi reaktif dan mendorong mahasiswa menunjukkan agresivitas. Self-compassion yang dianggap sebagai salah satu faktor protektif terhadap agresivitas, berperan penting dalam mereduksi dan mencegah agresivitas pada mahasiswa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian regresi, dimana peneliti menyebarkan kuesioner self-compassion (Skala Welas Diri) dan agresivitas (Bush-Perry Aggression Questionnaire) pada partisipan untuk melihat peran self-compassion terhadap agresivitas. Sebanyak total 130 mahasiswa sarjana dari berbagai universitas di Indonesia dengan rentang usia 18-25 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana, diketahui bahwa self-compassion berperan secara signifikan terhadap agresivitas pada mahasiswa di Indonesia (R² = 0,271, p < 0,001 ). Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa self-compassion dapat memprediksi agresivitas secara signifikan sebesar 27,1%.

Seeing that the college environment is filled with various demands and situations that can put pressure on college students, which has an impact on college students' conditions become depressed, stressed, and frustrated. This condition tends to make college students reactive and encourages students to show aggressivity. Self-compassion, considered a protective factor against aggressivity, plays an important role in reducing and preventing aggressivity in students. In this research, the researcher used regression design on research, where the researcher distributed self-compassion (Skala Welas Diri) and aggressivity (Bush-Perry Aggression Questionnaire) to participants to see the role of self-compassion on aggressivity. 130 undergraduate and diploma students from various universities in Indonesia with an age range of 18-25 years participated in this research. Based on the results of simple linear regression analysis, it is known that self-compassion plays a significant role in aggressivity among college students in Indonesia (R² = 0.271, p < 0.001). The results obtained show that self-compassion can significantly predict aggressivity by 27.1%."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Syifa Syauqiyah
"Beragam kesulitan dan tuntutan akademik dapat terjadi pada mahasiswa ketika memasuki perguruan tinggi. Mereka dituntut untuk mampu beradaptasi dalam menghadapi tantangan dan kegagalan selama menjalani studi hingga tamat. Hal itulah yang membuat mahasiswa tidak lepas dari berbagai hal yang menimbulkan rasa stres dan kurang menerima diri sehingga bisa berdampak pada psychological wellbeing mereka. Beberapa penelitian terdahulu telah menemukan bahwa psychological wellbeing dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah resiliensi akademik. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk melihat peran resiliensi akademik terhadap psychological wellbeing pada mahasiswa. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan teknik analisis statistik regresi linear sederhana. Alat ukur yang digunakan adalah Ryff’s Psychological Wellbeing Scale dan Academic Resilience Scale-30. Partisipan penelitian ini melibatkan 238 mahasiswa (Perempuan = 73.9%; mean usia = 21.44; SD = 0.823). Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiliensi akademik memiliki peran yang signifikan dan positif terhadap psychological wellbeing mahasiswa sebesar 33.7%. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana resiliensi akademik berperan penting terhadap psychological wellbeing mahasiswa.

The academic difficulties and demands can be faced by students when they pursue higher education. They are required to be adaptable in facing challenges and failures along their studies until they successfully graduate. This situation causes these college students to experience various issues that lead to stress and low self-esteem, which can impact their psychological wellbeing. Previous studies have found that psychological wellbeing is influenced by various factors, one of which is academic resilience. Therefore, the aim of this study is to examine the role of academic resilience in the psychological wellbeing of students. This research is a quantitative study using simple linear regression analysis techniques. The measurement tools used are the Academic Resilience Scale-30 and Ryff’s Scale of Psychological Wellbeing. The participants of this study involved 238 college students (Female = 73.9%; mean age = 21.44; SD = 0.823). The results of the study indicate that academic resilience has a significant and positive role in the psychological wellbeing of these students, accounting for 33.7%. The research results are expected to provide a deeper understanding of how academic resilience contributes to psychological wellbeing among college students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Nabila Amalia
"Ide bunuh diri menjadi perilaku yang muncul pertama sebelum tindakan bunuh diri terjadi sehingga meningkatkan faktor protektif dapat menjadi cara efektif dalam mengurangi perilaku tersebut. Salah satu upayanya dengan meningkatkan welas diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran dari welas diri terhadap ide bunuh diri pada mahasiswa rantau. Partisipan keseluruhan berjumlah 186 mahasiswa dengan masa perkembangan dewasa awal yang berusia 18-25 tahun, merantau, dan tinggal sendirian di asrama, indekos, atau apartemen selama berkuliah. Partisipan diukur dengan menggunakan alat ukur Self-Compassion Short Form (SCS-SF) dan Depressive Symptom Index-Suicidality Subscale (DSI-SS). Data yang didapatkan dianalisis menggunakan teknik regresi linear sederhana dengan hasil menunjukkan bahwa welas diri secara signifikan dengan arah hubungan negatif terhadap tingkat ide bunuh diri pada mahasiswa rantau (R^2 = 0,236, p < 0,05). Dengan kesimpulan, setiap peningkatan welas diri dapat menurunkan tingkat ide bunuh diri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pengembangan langkah intervensi preventif dari faktor risiko ide bunuh diri pada mahasiswa rantau.

Suicidal ideation emerged as the first behavior before the act of suicide itself. Therefore, increasing protective factors could have been an effective way to reduce such behavior. One of the efforts was by enhancing self-compassion. This study aimed to identify the role of self-compassion in suicidal ideation among out-of-town college students. The total number of participants was 186 students in early adulthood aged 18-25 years, who lived alone in dormitories, boarding houses, or apartments during their studies. The participants were assessed using Self-Compassion Short Form (SCS-SF) and the Depressive Symptom Index-Suicidality Subscale (DSI-SS). The data obtained were analyzed using simple linear regression techniques, with the results showing that self-compassion significantly negatively correlated with the level of suicidal ideation among out-of-town college students (R2 = 0.236, p < 0.05). In conclusion, the study found that increases in self-compassion led to reductions in the level of suicidal ideation. The findings of this study were expected to be a basis for developing preventive intervention steps against the risk factors of suicidal ideation among out-of-town students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inaya Aafiya Khairunissa
"Meskipun mahasiswa telah mempersepsikan dukungan sosial yang berasal dari berbagai sumber, distres psikologis pada mahasiswa masih sering terjadi dan memiliki urgensi tinggi untuk diperhatikan dan diatasi. Perceived social support sebagai faktor sosial memengaruhi distres psikologis pada individu melalui persepsi bahwa dirinya dicintai, dipedulikan dan dihargai oleh orang lain sehingga individu merasa lebih percaya diri dalam mengatasi stresor. Self-compassion sebagai proses kognitif yang berperan dalam penilaian positif terhadap stresor melalui pemberian belas kasih dan kepedulian pada diri sendiri. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 416 mahasiswa berstatus aktif dalam rentang usia antara 18 hingga 25 tahun. Variabel distres diukur menggunakan Hopkins Symptom Checklist (HSCL), perceived social support diukur menggunakan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) dan self-compassion menggunakan Self-Compassion Scale (SCS). Analisis utama regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh perceived social support dan self-compassion terhadap distres psikologis. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan dari perceived social support terhadap distres psikologis dan terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari self-compassion terhadap distres psikologis

Although students have received social support from various sources, psychological distress on students is still common and has a high urgency to be noticed and overcome. Social support as a social factor influences psychological distress in individuals through the belief that they are loved, cared for and valued by others so that individuals feel more confident in dealing with stressors. Self-compassion as a cognitive process plays a role in positive appraisal of stressors through giving compassion and self-care. Participants in this study were 416 active status students in the age range between 18 to 25 years. Distress variables are measured using the Hopkins Symptom Checklist (HSCL), social support is measured using the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) and self-compassion using the Self-Compassion Scale (SCS). The main analysis of multiple linear regression is to determine the influence of social support and self-compassion on psychological distress. The results found that there was a significant positive effect of social support on psychological distress and there was a significant negative effect of self-compassion on psychological distress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roselli Kezia Ausie
"Masalah kesehatan mental pada kelompok mahasiswa merupakan isu yang perlu menjadi perhatian. Secara khusus, tingginya prevalensi gejala depresi juga ditemukan dalam kelompok mahasiswa. Berbagai kondisi yang menyertai peran mahasiswa menjadi faktor risiko berkembangnya gejala depresi pada mahasiswa, salah satunya adalah pengalaman lonelinesss. Selain faktor risiko, masalah depresi pada mahasiswa perlu ditinjau pula faktor yang dapat memproteksi. Self-compassion pada penelitian terdahulu ditemukan berhubungan dengan kesehatan mental yang lebih baik. Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas akan fenomena depresi dan lebih lanjut menyusun tindakan pencegahan serta intervensi terkait maka perlu diuji bagaimana loneliness dan self-compassion berperan dalam kehadiran gejala depresi pada mahasiswa. Sebanyak 401 mahasiswa di Jabodetabek terlibat dalam penelitian ini dengan mengisi instrumen pengukuran secara daring. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa loneliness memiliki peran yang signifikan dalam memprediksi meningkatnya gejala depresi sementara self-compassion mampu memprediksi berkurangnya gejala depresi pada mahasiswa. Secara khusus, tipe emotional loneliness yang mampu memprediksi berkembangnya gejala depresi. Penelitian ini menggambarkan pentingnya mempertimbangkan kualitas relasi serta mengembangkan self-compassion dalam upaya mengurangi gejala depresi pada mahasiswa.

Mental health problems in college students are issues that need special attention. Particularly, the high prevalence of depressive symptoms was also found in college students. Various conditions accompanying the role of college students lead to higher risk for developing depression symptoms, for instance the experience of loneliness. In addition to risk factors, protective factors should be considered as well. Earlier researches found self-compassion to be associated with better mental health. To get a clearer picture about depression and to further develop preventive measures and related interventions, it is necessary to examine how loneliness and self-compassion play a role in the presence of depressive symptoms in college students. A total of 401 college students in Jabodetabek area were involved in this research by completing online measurement instruments. Data were analyzed using multiple regression analysis. The results showed that loneliness had a significant role in predicting the increase in depressive symptoms while self-compassion was able to predict the reduction of depressive symptoms in college students. Particularly, emotional loneliness has a significant role to predict depressive symptoms in college students. This study illustrates the importance of considering the quality of relationships and developing self-compassion in an effort to reduce depression symptoms in college students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iga Winati
"Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa belas kasihan diri (SC) merupakan faktor pelindung yang harus diperhitungkan bagi individu dalam menghadapi pengalaman menyakitkan. Hal ini dikarenakan SC mampu membuat individu menjadi lebih adaptif, salah satunya dengan meningkatkan kesejahteraan psikologis (PWB). Salah satu pengalaman pahit yang menjadi fenomena umum di masyarakat yang dinyatakan berdampak negatif pada korban PWB adalah bullying. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk melihat apakah ada peran moderasi variabel welas asih pada hubungan antara pengalaman bullying di sekolah (SMP dan / atau SMA), dan kesejahteraan psikologis pada orang dewasa yang baru muncul. Hasil penelitian terhadap 801 emerging adult menunjukkan bahwa pengalaman bullying (B = -0,197, p> 0,01) tidak dapat memprediksi PWB, sedangkan SC (B = 0,6798, p <0,01) merupakan prediktor PWB. Namun, tidak ada peran moderasi yang ditemukan untuk SC (B = 0,0034, p> 0,01). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa SC bukanlah moderator tentang hubungan antara pengalaman bullying dan PWB.

Previous research has found that self-compassion (SC) is a protective factor that must be taken into account for individuals in the face of painful experiences. This is because SC is able to make individuals more adaptive, one of which is by increasing psychological well-being (PWB). One of the bitter experiences that has become a common phenomenon in society which is stated to have a negative impact on victims of PWB is bullying. Therefore, this study seeks to see whether there is a moderating role for the compassionate variable in the relationship between experiences of bullying at school (junior high and / or high school), and psychological well-being in emerging adults. The results of the study on 801 emerging adults showed that the bullying experience (B = -0.197, p> 0.01) could not predict PWB, while SC (B = 0.6798, p <0.01) was a predictor of PWB. However, no moderating role was found for SC (B = 0.0034, p> 0.01). Thus, it can be concluded that SC is not a moderator about the relationship between bullying experience and PWB."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vilia Azhar Chinta Primadani
"Periode dewasa muda tidak terlepas dari munculnya berbagai kemungkinan, ketidakstabilan, serta ketidakpastian dalam prosesnya. Hal ini juga dapat terlihat bagi mahasiswa yang berkuliah di lingkungan akademik yang kompetitif seperti UI, ITB, dan UGM. Dalam hal ini, lingkungan kompetitif yang penuh dengan daya saing yang tinggi dapat menimbulkan adanya kecemasan yang didorong oleh tuntutan akademik, yaitu kecemasan akademik. Terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi munculnya kecemasan akademik, salah satunya adalah perbandingan sosial ke atas. Meskipun begitu, dampak negatif yang diberikan dari perbandingan sosial ke atas terhadap kecemasan akademik dapat dinavigasikan dengan penerapan self-compassion bagi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran self-compassion sebagai moderator terhadap hubungan antara perbandingan sosial ke atas dan kecemasan akademik pad mahasiswa UI, ITB, dan UGM. Dengan jumlah mahasiswa sebanyak 349 yang mengisi kuesioner penelitian, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi signifikan antara perbandingan sosial ke atas dan kecemasan akademik, serta self-compassion dan kecemasan akademik. Namun, self-compassion tidak dapat memoderatori hubungan antara perbandingan sosial ke atas dan kecemasan akademik. Penelitian berikutnya dapat mempertimbangkan untuk dan memodifikasi konteks self-compassion dalam lingkup akademik dan menggunakan faktor eksternal sebagai salah satu variabel moderator.

The emerging adulthood period is inseparable from the emergence of various possibilities, instabilities, and uncertainties within its process. The same can be seen among college students studying in competitive academic environments such as UI, ITB, and UGM. In this regard, competitive environments filled with high-competitiveness processes can lead to anxiety driven by academic demands, known as academic anxiety. Several factors contribute to the emergence of academic anxiety, one of them being upward social comparison. Nevertheless, the negative impact that upward social comparison creates on academic anxiety can be mitigated by implementing self-compassion among students. This study aims to examine the role of self-compassion as moderator in the relationship between upward social comparison and academic anxiety among UI, ITB, and UGM students. With a total of 349 college students responding to the research survey, the results show significant correlations between upward social comparison and academic anxiety, as well as self-compassion and academic anxiety. However, self-compassion was not found to moderate the relationship between upward social comparison and academic anxiety. Future research could consider modifying self-compassion context specifically for academic settings and utilizing external factors as one of the moderator variables.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Syafika Sarita Putri
"Mahasiswa baru Universitas Indonesia seringkali dihadapkan dengan berbagai tuntutan dan perubahan di lingkungan barunya sehingga berpotensi menimbulkan distres psikologis. Self-compassion merupakan sumber kekuatan yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa baru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-compassion dan distres psikologis pada mahasiswa baru program sarjana Universitas Indonesia dan penelitian ini merupakan bagian dari payung penelitian distres psikologis, dengan desain penelitian korelasional. Partisipan penelitian terdiri dari 393 mahasiswa baru Universitas Indonesia berusia 18-24 tahun. Variabel distres psikologis diukur dengan menggunakan Self Report Questionnaire 20 (SRQ-20), sedangkan variabel self-compassion diukur dengan menggunakan Self-Compassion Scale Short Form (SCS-SF).
Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self-compassion dan distres psikologispada mahasiswa baru program sarjana Universitas Indonesia r(393) = -.391, p < 0,01, one-tailed. Hal ini menunjukkan ketika self-compassion tinggi, maka tingkat distres psikologis yang dialami individu rendah. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran individu untuk menggunakan pendekatan self-compassion ketika dirinya memiliki kecenderungan untuk mengalami distres psikologis.

First-year student of University of Indonesia faced with various demands and transformation in their new environment, so that they can potentially raises psychological distress. Self-compassion is a source of strength that can be used to overcome various problems faced by first-year student.
This research aims to determine the relationship between self-compassion and psychological distress in first-year undergraduate student of University of Indonesia and part of psychological distress research with correlational study design. The research participants consisted of 393 first-year undergraduate student of University of Indonesia aged 18-24 years. Psychological distress variables are measured using Self Report Questionnaire 20 (SRQ-20), while the self-compassion variable is measured using the Self-Compassion Scale Short Form (SCS-SF).
The results of statistical tests show that there is a significant negative relationship between self-compassion and psychological distress among first-year student of University of Indonesia r (393) = -.391, p <0.01, one-tailed, means that as self-compassion level increased, psychological distress may decreased. The results of this study are expected to increase individual awareness to use the self-compassion approach when they tend to experience psychological distress.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izza Auzan Ilma
"Tingginya tuntutan akademik akibat Revolusi Industri 4.0 mempengaruhi stres akademik yang dimiliki oleh mahasiswa sarjana saat ini. Salah satu kemampuan yang dapat membantu mahasiswa menghadapi stres akademik adalah learned resourcefulness Terkait dengan situasi sulit, kehadiran self-compassion diprediksi berperan dalam menjelaskan kekuatan hubungan antara learned resourcefulness dan stres akademik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara learned resourcefulness dan stres akademik pada mahasiswa sarjana di Indonesia dengan self-compassion sebagai moderator. Pengambilan data pada penelitian dilakukan secara daring melalui penyebaran kuesioner yang memuat alat ukur Perception of Academic Stress Scale (PASS), Self Control Schedule (SCS), dan Self Compassion Scale (SCS). Berdasarkan hasil analisis terhadap 151 partisipan, self-compassion tidak memberikan peran signifikan pada hubungan antara learned resourcefulness dan stres akademik, F(3,147) = 14.712, p > .05. Namun demikian, hasil analisis juga menemukan adanya hubungan langsung dari  variabel learned resourcefulness (b = -.073, p < .05) dan self-compassion (b = -3.3984, p < .05) terhadap stres akademik. Diskusi mengenai hasil dan implikasi penelitian ini akan dibahas lebih lanjut.

The high academic demands due to the Industrial Revolution 4.0 affect the academic stress experienced by undergraduate students. Learned resourcefulness is one of the skills that can help students deal with academic stress. Related to difficult situations, the presence of self-compassion is predicted to play a role in explaining the strength of the relationship between learned resourcefulness and academic stress. The purpose of this study is to investigate the relationship between learned resourcefulness and academic stress in Indonesian undergraduate students, with self-compassion as a moderator. The data used for the research was collected online through the distribution of questionnaires containing Perception of Academic Stress Scale (PASS), Self Control Schedule (SCS), dan Self Compassion Scale (SCS). Based on the analysis of 151 participants, self-compassion did not significantly influence the relationship between learned resourcefulness and academic stress, F(3,147) = 14.712, p > .05. However, the results of the analysis also found a direct relationship between learned resourcefulness (b = -.073, p < .05) and self-compassion (b = -3.3984, p < .05) on academic stress. The research's findings and implications will be discussed further."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>