Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162675 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Nurmalasari
"Tren gaya hidup konsumtif berdampak besar pada lingkungan yaitu peningkatan drastis dalam limbah tekstil maupun elektronik. Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2021, Indonesia menghasilkan 2,3 juta ton limbah tekstil dan 2 juta ton limbah elektronik. Tren gaya hidup minimalis muncul sebagai suara yang berbicara tentang pentingnya kembali kepada sederhana dan menghormati alam. Namun ada beberapa permasalahan yang dihadapi, misalnya kesulitan menemukan pembeli atau penerima sumbangan untuk barang second hand mereka. Di era digital yang terus berkembang, teknologi telah memainkan peran yang semakin penting dalam upaya menjaga lingkungan dan mendukung keberlanjutan. Inilah saat yang tepat bagi para startup untuk menciptakan solusi kreatif yang menggabungkan teknologi, inovasi, dan kepedulian lingkungan yang mendukung tren gaya hidup minimalis. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap model bisnis dan fitur platform startup decluttering barang second hand menggunakan metode Lean Startup. Pendekatan kualitatif dilakukan dalam menganalisis hipotesis model bisnis dari startup sejenis dan direpresentasikan dalam bentuk Lean Canvas. Untuk merancang Minimum Viable Product (MVP) yang selaras dengan model bisnis tersebut, digunakan metode Customer Development. Hasil dari penelitian ini yaitu rekomendasi model bisnis dan fitur platform yang dapat dijadikan baseline dalam membangun sebuah startup decluttering barang second hand. Model bisnis tersebut selaras dengan MVP conversion rate 100% berdasarkan feedback dari pengguna.

The consumer lifestyle trend has a significant environmental impact, specifically the dramatic increase in textile and electronic waste. According to data from the Ministry of Environment and Forestry's National Waste Management Information System, Indonesia produced 2.3 million tonnes of textile waste and 2 million tonnes of electronic waste in 2021. The minimalist lifestyle trend arose as a voice emphasizing the importance of returning to simplicity and respecting nature. However, there are several issues, such as difficulty finding buyers or recipients of donations for their used goods. Technology has become increasingly important in efforts to protect the environment and support sustainability in the ever-expanding digital era. This is an excellent time for startups to develop innovative solutions that combine technology, innovation, and environmental consciousness in order to support the minimalist lifestyle trend. Using the Lean Startup method, this study will examine the business model and features of a second hand goods decluttering startup platform. A qualitative approach is used to analyze business model hypotheses from similar startups, which is represented by a Lean Canvas. The Customer Development method is used to create a Minimum Viable Product (MVP) that is in line with the business model. The findings of this study include business model recommendations and platform features that can be used as a starting point for developing a startup that sells second hand goods. Based on user feedback, this business model conforms to the MVP conversion rate of 100%."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Maulana
"ABSTRAK
Startup dengan model bisnis berbasis platform dan jenis layanan on-demand tidak hanya menyebabkan disrupsi namun juga memunculkan istilah pengusaha mandiri yang dimana secara teknis merupakan pekerja yang bekerja secara mandiri dalam ldquo;gig economy rsquo;. Gig economy telah berperan menciptakan lapangan pekerjaan baru yang diharapkan dapat menekan angka pengangguran. Mengingat angka pengangguran di Indonesia pada 7 Agustus 2017 mencapai 7,03 juta orang. Pada tahun 2016, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mencanangkan visi agar Indonesia menjadi ldquo;The Digital Energy of Asia rdquo; lalu dibentuk Gerakan Nasional 1000 Startup Digital Commerce dengan harapan pada tahun 2020 dapat melahirkan 1000 startup dengan total valuasi mencapai US 10 miliar. Meskipun telah mendapat pendanaan dari investor, beberapa startup mengalami kegagalan dan harus gulung tikar. Tercatat pada tahun 2015 ada 20 startup di Asia yang mengalami kegagalan dan harus tutup, tujuh diantaranya berasal dari Indonesia. Sementara pada tahun 2017 tercatat ada enam startup yang harus tutup.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis apa saja hal yang memengaruhi keberlanjutan startup dengan model bisnis berbasis platform di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan menggunakan model wawancara semi terstruktur ke para pendiri founders sekaligus c-level pada startup dengan model bisnis berbasis platform di Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah enam tema utama yang memengaruhi keberlanjutan startup dengan model bisnis platform yakni dukungan dari ekosistem startup, kolaborasi dan kemampuan dari sumber daya manusia, dukungan investor, keadaan finansial, pengembangan produk berkelanjutan yang berfokus ke pelanggan serta kolaborasi dan kompetisi yang sehat.
ABSTRACT
Startups with platform-based business models and on-demand service types not only cause disruption but also generate self-employed terms which are technically workers who work independently in a gig economy . Gig economy has been instrumental in creating new jobs that are expected to reduce the unemployment rate. Given the unemployment rate in Indonesia on August 7, 2017 reached 7.03 million people. In 2016, the President of the Republic of Indonesia, Joko Widodo launched a vision for Indonesia to become The Digital Energy of Asia and then formed the National Movement 1000 Startup Digital Commerce in the hope that in 2020 can give birth to 1000 startup with total valuation reached US 10 billion. Although it has received funding from investors, several startups have failed and must be closed. Recorded in 2015 there are 20 startup in Asia that failed and must close, seven of which come from Indonesia. And during 2017 there are six startups that must be closed.The purpose of this research is to produce startup sustainability analysis with platform based business model in Indonesia. This research is conducted by qualitative method by using semi-structured interview model to founders or C-level at startup with platform based business model in Indonesia. The results of this study are six main themes that affect the startup sustainability with the platform business model ie the support from startup ecosystems, collaboration and capabilities from human resources, investor support, financial circumstances, sustainable customer-focused product development and healthy collaboration and competition."
2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Pratama
"Indonesia memiliki banyak potensi pasar untuk pengembangan startup. Namun kebanyakan startup umumnya hanya mampu bertahan kurang dari dua tahun. Hal ini karena startup menghadapi banyak ketidakpastian dalam menemukan model bisnisnya. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah agar model bisnis yang dijalankan selaras dengan capaian product-market fit. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis model bisnis startup pelayanan kesehatan hewan agar tercapai model bisnis yang product-market fit. Pendekatan kualitatif dilakukan dalam menganalisis hipotesis model bisnis yang telah dijalankan oleh beberapa startup pada domain bisnis ini. Untuk analisis model bisnis direpresentasikan dalam bentuk hipotesis Business Model Canvas (BMC). Untuk mendapatkan Minimum Viable Product (MVP) yang selaras dengan model bisnis tersebut, digunakan metode Customer Development, sedangkan untuk penentuan prioritas fitur MVP digunakan pendekatan KANO. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 18 orang pemilik hewan peliharaan dan 3 orang penyedia jasa pelayanan kesehatan hewan. Penelitian ini menghasilkan rekomendasi berupa model bisnis dalam bentuk BMC dan MVP yang dapat digunakan sebagai dasar (baseline) dalam membangun sebuah startup pada industri pelayanan kesehatan hewan. Berdasarkan umpan balik dari pengguna, model bisnis ini sejalan dengan tingkat konversi MVP sebesar 95%.

Indonesia has many potential markets for startup development. However, most startups generally only last less than two years. It is because startups face a lot of uncertainty in finding their business model. One of the challenges faced is ensuring that the implemented business model is in line with product-market fit achievements. This study aims to analyze the veterinary service startup business model to achieve a product-market fit business model. The author uses the qualitative approach in analyzing the business model hypotheses run by several startups in this business domain. Business model analysis is represented in the form of a Business Model Canvas (BMC) hypothesis. The author uses the Customer Development method to get the Minimum Viable Product (MVP) that is in line with the business model. In contrast, we used the KANO approach to determine the priority of the MVP feature. Respondents in this study consisted of 18 pet owners and three animal health service providers. This research produces recommendations in the form of business models in the form of BMC and MVP that can be used as a baseline in building a startup in the animal health service industry. Based on user feedback, the business model is in line with the MVP conversion rate by 95%.

"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Tjeong
"Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, produksi sampah nasional diprediksi akan terus tumbuh seiring pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan daya beli penduduk. Hal tersebut mendorong pertumbuhan sustainability themed fund untuk bertumbuh. Namun, Startup dengan tema keberlanjutan di Indonesia masih kurang bertumbuh. Penelitian ini mengevaluasi model bisnis Startup pengelolaan sampah dan pengaruhnya terhadap ketersediaan kas, valuasi, reputasi dan pengurangan emisi CO2 startup. Penelitian ini menunjukan bahwa startup pengelolaan sampah dapat menghasilkan arus kas yang positif, Namun, Startup ini memiliki waktu komersialisasi yang panjang, sehingga startup disarankan untuk mencari venture capital yang memiliki sustainability fund untuk melakukan pendanaan.

In line with economic growth, national waste production is predicted to continue to grow in line with population growth and population purchasing power. This encourages the growth of the sustainability theme fund to grow. However, startups with the theme of sustainability in Indonesia are still not growing. This study evaluates the waste management Startup business model and its effect on cash availability, valuation, reputation and reduction of Startup CO2 emissions. This research shows that waste management startups can generate positive cash flow. However, these startups have a long commercialization time, so startups are advised to look for venture capital that has a sustainability fund to fund."
Depok: fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadil Fidrian
"Suatu startup biasanya dimulai dari organisasi dengan skop kecil, dimana organisasi tersebut menerapkan suatu teknologi untuk membantu keberlangsungan hidup bisnisnya. Startup menjadi fenomena di era teknologi saat ini khususnya di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan data dari startup ranking bahwa Indonesia menempati peringkat kelima jumlah startup terbanyak di dunia per Maret 2021. Salah satu model startup adalah startup di bidang omnichannel. Omnichannel berperan dalam memberikan pengalaman belanja secara terpadu kepada pelanggan. Startup di bidang omnichannel diterapkan oleh Omni Communication Assistant (OCA) Indonesia, sebuah startup yang menjadi salah satu inkubasi bisnis dari Telkom Indonesia yang berdiri sejak 2019. OCA Indonesia memiliki target KPI yang ingin dicapai dimana terdapat lima poin yang menjadi perhatian yaitu gross revenue, conversion sign up, user growth, paid impression, serta website traffic. Hal ini mempengaruhi jalannya bisnis di OCA Indonesia sehingga memerlukan evaluasi dari model bisnis yang selama ini diterapkan. Penelitian ini bersifat kualitatif dimana melakukan wawancara dengan seorang project control, seorang senior digital marketing, dan seorang Chief Operating Officer, serta ditambah dengan pernyataan pelengkap dari seorang tim teknikal untuk mencari permasalahan dan melakukan evaluasi dari penerapan bisnis yang telah berjalan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tematik. Dari analisis tematik yang telah diolah ditemukan faktor-faktor dari domain pada business model canvas yang diharapkan dapat menjadi patokan dalam model bisnis yang akan datang. Hasil akhir dari penelitian ini adalah faktor-faktor kunci yang berkaitan dengan KPI dimana menjadi rekomendasi pada business model canvas to-be.

A startup usually starts from an organization with a small scope, where the organization applies technology to help the survival of its business. Startups are a phenomenon in today's technology era, especially in Indonesia. This is evidenced by data from startup rankings that Indonesia ranks fifth in the number of startups in the world as of March 2021. One of the startup models is startups in the omnichannel field. Omnichannel plays a role in providing an integrated shopping experience to customers. Omnichannel startups are implemented by Omni Communication Assistant (OCA) Indonesia, a startup that is one of the business incubations of Telkom Indonesia which was established in 2019. OCA Indonesia has KPI targets to be achieved where there are five points of concern, namely gross revenue, conversion sign up, user growth, paid impression, and website traffic. This affects the running of the business at OCA Indonesia, so it requires an evaluation of the business model that has been applied so far. This research is qualitative where interviews were conducted with a project control from marketing, senior digital marketing, a Chief Operating Officer, and also coupled with a complimentary statement from a technical team to look for problems and evaluate the implementation of the business that has been running. The analytical technique used in this research is thematic analysis. From the results of the thematic analysis that has been processed, it is found that the factors from the domain on the business model canvas are expected to be a benchmark in future business models. The final results of this research are some key factors related to KPI which becomes a recommendation on the business model canvas to-be."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gian Habib Syah
"Di Indonesia, potensi dalam pengembangan perusahaan rintisan menunjukkan prospek yang menjanjikan, namun sebagian besar perusahaan rintisan hanya mampu bertahan selama kurang dari dua tahun. Tantangan ini disebabkan oleh kesulitan dalam menemukan model bisnis yang cocok dan kurangnya validasi pasar utuk produk yang akan dikembangkan. Salah satu metode yang efektif untuk melakukan validasi pasar adalah dengan menciptakan Minimum Viable Product (MVP) dan mengujinya kepada target segmen pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis MVP yang memiliki value proposition yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, sehingga mencapai product-market fit. Dalam penelitian ini, digunakan metode kualitatif untuk memahami permasalahan dan harapan pelanggan, serta menguji ide produk. Penggunaan metode customer development dipilih untuk memastikan bahwa fitur-fitur MVP yang dikembangkan sejalan dengan model bisnis dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Partisipan dalam penelitian ini melibatkan 10 pembaca, 5 penerbit, dan 5 penulis. Temuan dari penelitian ini menghasilkan rekomendasi model bisnis dalam bentuk Lean Canvas dan MVP berupa aplikasi prototipe sebagai dasar untuk pengembangan produk platform perusahaan rintisan lokapasar buku digital. Dari umpan balik penggunaan aplikasi prototipe, ditemukan bahwa conversion rate mencapai 93,3%. Hal ini menunjukkan bahwa MVP tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan ke tahap customer creation dan company building.

In Indonesia, startup market development shows significant potential, however, most startups struggle to survive for more than two years. This challenge arises due to difficulties in finding a suitable business model and a lack of market validation for the products they aim to develop. One method for market validation is creating a Minimum Viable Product (MVP) tested on the target customer segment. This study aims to analyze an MVP with a value proposition that meets customer needs, achieving product-market fit. Qualitative methods were used to understand customer issues and expectations, while also testing product ideas. The customer development method was chosen in order to ensure that the MVP features align with the business model while also meeting customer needs. The study involved 10 (ten) readers, 5 (five) publishers, and 5 (five) writers as participants. The results of this research were business model recommendations in the form of Lean Canvas and an MVP prototype application, laying the foundation for developing a startup platform for a digital book marketplace. Based on users feedbacks from the prototype application, a conversion rate of 93.3% was achieved, indicating that the MVP has significant potential for further development into the customer creation and company building stages."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Endrik
"ABSTRAK
Tingkat kegagalan perusahaan digital startup masih tinggi yaitu 90 pada tingkat global. Melihat potensi Indonesia dalam bisnis digital dan dampak positif bagi perekonomian yang diberikan oleh startup, pemerintah pun melalui Badan Ekonomi Kreatif menargetkan penurunan tingkat kegagalan sampai dengan 70 . Digital startup dipengaruhi oleh faktor yang dapat membuatnya bertahan dan berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor apa saja yang memengaruhi keberlangsungan bisnis digital startup di Indonesia dan rekomendasi apa yang tepat berdasarkan faktor yang teridentifikasi. Penelitian menggunakan pendekatan campuran. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengkonfirmasi faktor yang diusulkan dan mengembangkannya jika ada faktor lain yang tidak teridentifikasi. Pendekatan yang sama juga dilakukan untuk menyusun rekomendasi. Pendekatan kuantatif dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang diterima dengan analilsis PLS-SEM dengan SmartPLS. Kuesioner diberikan kepada responden yang terlibat dalam industri digital startup. Penelitian menunjukkan sepuluh hipotesis yang diterima. Faktor tersebut meliputi aspek penelitian dan pengembangan, pendanaan, pendapatan, sistem manajemen, evolusi model bisnis, pelanggan, produk, ekosistem startup, regulasi, dan prototipe produk berbentuk MVP minimum viable product . MVP yang berfungsi dan fleksibel dalam pengembangannya merupakan faktor yang diterima dan signifikan yang dapat memengaruhi keberlangsungan bisnis startup. Dengan MVP, startup dapat menguji apakah model bisnis yang ditawarkan diterima oleh pasar.

ABSTRACT
More than 90 of digital startups fail, since they are not proper with the market and their cash ran out, it rsquo;s also the same number in Indonesia. Due to their importance to increase national economy, Agency of Creative Economy Indonesia BERKRAF set a target to decrease the failure rate into 70 . There are many factors influencing the sustainability and growth of digital startup. The purpose of this research is to find and analyze these factors that can affect to sustainability of startup. Individual interview with startup rsquo;s executive has been conducted to develop and confirm proposed conceptual model. Eleven hypotheses synthesized based on expert opinion and literature related. Questionnaire distributed to the people who actively involved in startup industry as respondents. After analysis process using PLS-SEM through SmartPLS, this research conducts the interviews with startup rsquo;s executive to compare the finding and gain recommendations. As the result, ten hypotheses are accepted while the another one is rejected. Ten hypotheses include: product development, funding, revenue, management system, model business evolution, customer, market, regulation, ecosystem, and MVP minimum viable product . MVP is one of the factor that accepted significantly influencing business sustainability of digital startup. MVP could help digital startup to test the business model whether accepted or rejected by market. Hypothesis on cash was rejected because most of respondent work at early stage startup that focus on developing innovated product. Contrast with the result, startup rsquo;s executive thought that cash is very important to support day-to-day operational and run the business. Recommendation provided based on finding, hope could increase successful startup in Indonesia."
2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anom Sejogati
"Indonesia menjadi negara dengan jumlah startup mencapai 2.339, akan tetapi jumlah tersebut tidak diimbangi dengan keberlangsungan dari startup tersebut. Umumnya startup hanya mampu bertahan kurang dari dua tahun. Salah satu penyebabnya adalah 35% produk atau solusi yang ditawarkan belum sesuai kebutuhan pasar. Hal ini karena belum optimalnya validasi pasar terkait produk yang akan dikembangkan. Salah satu cara untuk memvalidasi pasar adalah dengan membuat minimum viable product (MVP) yang diujicobakan kepada target segmen pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis MVP dengan value proposition yang menjawab kebutuhan pelanggan sehingga dapat dicapai produt-market fit. Pendekatan kualitatif dilakukan untuk mengetahui permasalahan dan harapan pelanggan serta menguji ide produk. Permasalahan dan harapan ini digunakan untuk menganalisis value proposition yang tepat untuk pelanggan menggunakan value proposition canvas (VPC). Value proposition ini menjadi masukan untuk hipotesis model bisnis awal menggunakan Lean Canvas dan menjadi landasan fitur MVP. Metode customer development dipilih agar fitur MVP yang dikembangkan selaras dengan model bisnis dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 12 orang guru, 8 orang tua, dan 4 siswa. Penelitian ini menghasilkan rekomendasi model bisnis dalam bentuk Lean Canvas dan MVP dalam bentuk aplikasi prototipe sebagai dasar untuk membangun sebuah produk startup yaitu platform pembelajaran berbasis jejaring sosial. Berdasarkan umpan balik penggunaan aplikasi prototipe didapatkan conversion rate sebesar 91.7%. Hal ini menunjukkan MVP tersebut layak untuk dikembangkan ke tahap customer creation dan company building.

Indonesia is a country with a number of startups reaching 2,339, but this number is not matched by the sustainability of these startups. Generally, startups can only last less than two years. One of the reasons is that 35% of the products or solutions offered are not following market needs. This is because the market validation has not been optimal regarding the product to be developed. One way to validate the market is to create a minimum viable product (MVP) that is piloted to target customer segments. This study aims to analyze MVP with a value proposition that answers customer needs so that product-market fit can be achieved. A qualitative approach is used to find out the pains and gains of customers and to test product ideas. These pains and gains are used to analyze the right value proposition for customers using the value proposition canvas (VPC). This value proposition becomes the input for the initial business model hypothesis using Lean Canvas and becomes the basis for the MVP feature. The customer development method was chosen so that the MVP features developed are in line with the business model and meet customer needs. Respondents in this study consisted of 12 teachers, 8 parents, and 4 students. This research produces business model recommendations in the form of Lean Canvas and MVP in the form of a prototype application as the basis for building a startup product, namely a social network-based learning platform. Based on the feedback using the prototype application, the conversion rate was 91.7%. This shows that the MVP made is feasible to be developed for the customer creation and company building stages."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mashitha Pelangi Firlana
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan.untuk mengetahui apakah akuisisi, jumlah kunjungan bulanan, jumlah investor utama, dan jumlah anggota direksi pada perusahaan startup digital berpengaruh pada besaran pendanaan yang diterima dan jumlah babak pendanaan. Penelitian ini menggunakan data sampel 300 startup dengan ranking tertinggi di seluruh dunia. Dengan menggunakan regresi linear berganda metode OLS Ordinary Least Square, hasil penelitian ini menujukkan bahwa keempat variabel yang diteliti signifikan memengaruhi besaran pendanaan dan jumlah babak pendanaan pada perusahaan startup digital dengan arah hubungan positif. Penelitian ini juga membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal pendanaan pada startup digital yang berasal dari negara maju maupun negara berkembang.

ABSTRACT
This study aims to determine whether the acquisition, the number of monthly visit, the number of lead investor, and the number of board member at the digital startup companies affect the amount of funding received and the number of funding round. This study used data sample of 300 startups with the highest ranking worldwide. By using multiple linear regression of OLS Ordinary Least Square, the results of this study showed that the four variables studied significantly affect the amount of funding and the number of funding round at the digital startup company with positive relationship. This study also proves that there is no significant difference in funding on digital startup from emerging and high income countries. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mawaddah Akmalia
"Digitalisasi menawarkan kesempatan yang besar untuk lingkungan bisnis, tak terkecuali untuk perusahaan rintisan (startup). Menanggapi desakan teknologi, banyak perusahaan rintisan yang menggunakan platform digital sebagai strategi bisnis mereka. Namun kenyataannya, banyak perusahaan rintisan yang gugur karena tidak adanya entrepreneurial orientation dan digital platform capability yang sebanding. Selain itu, perusahaan rintisan menghadapi tantangan yang unik karena sumber daya mereka yang terbatas maka perusahaan rintisan harus mampu mengelola hubungan internal dan eksternal mereka sehingga dibutuhkan network capability yang baik. Dalam mengelola hubungan tersebut, perusahaan juga harus mampu mengembangkan pendekatan strategic flexibility mereka. Karena skala perusahaan yang kecil, maka dibutuhkannya kemampuan untuk mengambil tindakan yang fleksibel dan cepat dalam menanggapi perubahan lingkungan. Dengan adanya kapabilitas dan orientasi tersebut diharapkan bahwa perusahaan rintisan dapat meningkatkan startup performance mereka.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh entrepreneurial orientation dan digital platform capability yang dipengaruhi network capability dan strategic flexibility terhadap startup performance. Survey dilakukan terhadap 124 perusahaan rintisan berbasis digital dalam bidang jasa di Indonesia. Selanjutnya hasil survey dianalisis menggunakan structural equation modelling-partial least square (SEM-PLS) untuk menguji hipotesisnya.
Hasilnya, entrepreneurial orientation dan digital platform capability berpengaruh secara langsung terhadap network capability dan tidak langsung terhadap startup performance melalui peran network capability dan strategic performance. Namun berdasarkan penelitian ini bahwa pengaruh network capability terhadap startup performance tidak didukung data

Digitization offers great opportunities for the business environment, and there are no exceptions for startup companies. Responding to the pressure of technology, many startup companies are using digital platforms as their business strategy. However, in reality, many startups fail due to the lack of an entrepreneurial orientation and comparable digital platform capability. In addition, startups face unique challenges because of their limited resources, so startups must be able to manage their internal and external relationships hence good network capability is needed. In managing these relationships, companies must also be able to develop their strategic flexibility approach. Due to the small scale of the company, it requires the ability to take flexible and fast actions in response to environmental changes. With this capability and orientation, it is hoped that startup companies can improve their startup performance.
This study aims to empirically examine the influence of entrepreneurial orientation and digital platform capability that effect network capability and strategic flexibility on startup performance. The survey was conducted on 124 digital-based startups in the service sector in Indonesia. Furthermore, the survey results were analyzed using the structural equation modeling-partial least square (SEM-PLS) to test the hypothesis.
As a result, entrepreneurship orientation and digital platform capabilities have a direct effect on network capabilities and indirectly on startup performance through the role of network capabilities and strategic flexibility. However, based on this research, the effect of network capability on startup performance is not supported by data.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>