Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14410 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Widya Sari
"Tesis ini berupaya untuk mengisi kesenjangan literatur dengan mereplikasi penelitian terdahulu terkait perilaku komunikasi pegawai (Employee Communication Behavior) berupa megaphoning yakni pembagian informasi secara sukarela pegawai tentang pencapaian organisasi (megaphoning positif) dan kelemahan organisasi (megaphoning negatif) pada instansi pemerintah, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada situasi krisis. Penelitian ini berdasarkan komunikasi organisasi dalam membangun dan memelihara hubungan yang dapat memengaruhi perilaku publik yakni perilaku pegawai sebagai publik internal. Karena komunikasi saja tidak dapat menjamin hubungan yang baik dalam jangka panjang, diperlukan strategi yang dapat membangun hubungan secara menyeluruh. Strategi manajemen hubungan dalam penelitian ini berupa keaslian organisasi (organizational authenticity), pemberdayaan pegawai (employee empowerment), kualitas hubungan pegawai organisasi (employee-organization relationship) untuk membangun hubungan antara organisasi dan pegawai. Penelitian ini dilakukan karena belum ada yang menguji tentang Employee Communication Behavior pada lembaga pemerintah. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui survei kepada pegawai di Sekretariat DJP, sebanyak 202 data terkumpul untuk diolah menggunakan metode SEM-PLS. Hasilnya, variabel yang memiliki keterkaitan signifikan dengan megaphoning positif maupun negatif secara langsung ialah organizational authenticity dan employee-organization relationship. Sedangkan employee empowerment tidak signifikan secara langsung berkaitan dengan megaphoning positif maupun negatif. Employee-organization relationship terbukti signifikan memediasi hubungan organizational authenticity dan employee empowerment dengan megaphoning positif maupun negatif.

This thesis attempts to fill the gap in the literature by replicating previous research to employee communication behavior, megaphoning, the voluntary sharing of information by employees about organizational achievements (positive megaphoning) and organizational weaknesses (negative megaphoning) in government, the Directorate General of Taxes (DJP) in crisis situations. This research is based on organizational communication in building and maintaining relationships that can influence employee behavior as internal public. Communication cannot guarantee a good relationship in long term, a strategy is needed that can build relationships as a whole. The relationship management strategy in organizational authenticity, employee empowerment, and the quality of employee-organization relationships to build relationships between the organization and employees. This research was conducted because no one had tested employee communication behavior in government institutions. This research using a quantitative approach through a survey of employees at the DJP, 202 data were collected to be processed using the SEM-PLS method. Variables that have a significant relationship with positive or negative megaphoning directly are organizational authenticity and employee-organization relationship. Meanwhile, employee empowerment is not directly related to megaphoning positive or negative. Employee-organization relationship is proven to significantly mediate the relationship between organizational authenticity and employee empowerment with megaphoning positive and negative."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emeralda Aryuni
"Pentingnya taktik sosialisasi memberikan organisasi keunggulan kompetitif dan anggota berkomitmen tinggi, seperti produktivitas tinggi dan rendahnya tingkat turnover di antara para anggota. Oleh karena itu, organisasi dengan berbagai ukuran dan tipe rela berinvestasi pada kebijakan dan praktik organisasi yang mendorong komitmen anggotanya. Perusahaan startup menjadi konteks dalam penelitian ini karena mereka telah menerima perhatian selama beberapa dekade terakhir. Selain itu, mereka dianggap sebagai kekuatan pendorong baru untuk pertumbuhan ekonomi di dunia dan termasuk negara-negara berkembang seperti Indonesia. Studi ini menguji pengaruh taktik sosialisasi pada komitmen organisasi pendatang baru melalui mekanisme relasional dengan melihat sejauh mana pendatang baru merasakan dukungan dan bantuan dari organisasi dalam proses adaptasi terhadap lingkungan kerja baru (perceived organizational suppor (POS)) dan pada sejauh mana pendatang baru memiliki jaringan hubungan dengan anggota organisasi lainnya (job embeddedness). Data dikumpulkan dari 188 karyawan baru perusahaan startup di sekitar Jakarta (Jabodetabek). Konsisten dengan hipotesis penelitian, taktik sosialisasi memengaruhi komitmen organisasi pendatang baru melalui perceived organizational support (POS) dan job embeddedness. Hasil penelitian ini mendukung hubungan antara taktik sosialisasi dan komitmen melalui mekanisme relasional yang ditangkap oleh perceived organizational (POS) yang dirasakan pendatang baru dan job embeddedness.

The importance of socialization tactics provides organization members with high commitment and competitive advantage, such as high productivity and love turnover among employees. Therefore, organization of various sizes and types are willing to invest in organizational policies and practices that can encourage the commitment of their members. Start-up companies become the context in this study since they have received considerable attention in recent decades. Moreover, they are considered as a new driving force for economic growth in the world and including developing countries like Indonesia. This study examines influence of socialization tactics on newcomer`s organizational commitment through relational mechanism by looking at the extent to which newcomers feel he support and assistance from organization in the process of adaptation to the new work environment (perceived organizational support/POS) and at the extent to which newcomers have a network of relationships with other organization members (job embeddedness). Data Collected from 188 new employees of start-up companies around Jakarta. Consistent with our hypotheses, organization tactics influence newcomer`s organizational commitment through perceived organizational support (POS) and job embeddedness. The result supports the relationship between socialization tactics and commitment through relational mechanism which is captured by newcomer`s perceived organizational support (POS) and job embeddedness."
2019
T53936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danita Siti Ismirani
"ABSTRAK
Di tengah persaingan yang semakin ketat, hotel dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan mereka agar mampu menarik dan mempertahankan para customer. Salah satu faktor penting dalam mewujudkannya adalah dengan menjalin hubungan yang baik dan menciptakan iklim komunikasi yang baik dengan para karyawan, karena kinerja karyawanlah yang akan menentukan kualitas dari hotel tersebut. Begitu pula yang dirasakan oleh hotel Inna Garuda Yogyakarta. Sebagai salah satu hotel tertua di Yogyakarta, Inna Garuda telah menyadari pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan karyawan dengan menerapkan berbagai kegiatan employee relations. Meskipun terdapat berbagai hambatan, Inna Garuda mampu mengatasi berbagai hambatan tersebut dan mempertahankan predikat sebagai hotel terbaik melalui rangkaian prestasi yang diraihnya. Inna Garuda terbukti mampu mempertahankan eksistensinya. Di dalam makalah ini akan digambarkan berbagai strategi employee relations yang dilakukan oleh humas Inna Garuda dalam menciptakan iklim komunikasi organisasi yang baik serta iklim komunikasi pada hotel Inna Garuda Yogyakarta.

ABSTRACT
In the midst of increasingly intense competition, the hotel is required to be able to improve the quality of their services to attract and retain customers. One important factor in realizing it is to establish a good relationship and creating a good communication climate with the employees, because their performance will determine the quality of the hotel. Similarly, it is perceived by Inna Garuda Yogyakarta. As one of the oldest hotel in Yogyakarta, Inna Garuda has realized the importance of establishing a good relationship with employees by implementing various activities employee relations. However, despite many obstacles, Inna Garuda is able to overcome these barriers and to retain the title as the best hotel through a series of accomplishments that they achieved. Inna Garuda has proven to maintain its existence. This paper will describe various employee relations strategies undertaken by PR Inna Garuda in creating a good communication climate and describe organizational communication climate in Inna Garuda Yogyakarta."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Wike Pramudya Arlini
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sumber umpan balik komunikasi yang diberikan oleh 5 sumber yang terdiri atas supervisor, tugas, penilaian kinerja, rekan sekerja dan the self berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai, serta mengetahui dari sumber umpan balik komunikasi yang ada, sumber mana berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi pegawai, dikaitkan dengan teori harapan.
Seperti diketahui bahwa perusahaan senantiasa bemsaha meningkatkan motivasi kerja pegawainya yang diharapkan dapat mempengaruhi kinerja mereka. Pada penelitian ini, motivasi dijelaskan dengan melihat Porter-Lawler Model of Work Motivation yang mengatakan bahwa tingkat motivasi seseorang berdasarkan atas nilai yang diberikan seseorang atas suatu ganjaran. Serta melihat pada expectancy theory / teori harapan yang dicetuskan oleh Vroom yang mengatakan bahwa kuamya motivasi seseorang untuk menampilkan kinerja yang terbaik dipengaruhi oleh persepsi dirinya bahwa upaya yang dikeluarkannya / dilakukannya disesuaikan dengan kinerjanya, kinerja tersebut kemudian akan membawa mereka kepada suatu ganjaran tertentu yang bernilai bagi mereka.
Komunikasi memainkan peran yang sangat penting dalam membenluk motivasi dengan meyakinkan melalui pemberian informasi guna membentuk suatu perasaan akan peluang bahwa kinerja akan membawa kepada ganjaran yang bernilai bagi mereka.
Penelitian ini merupakan suatu hasil pengamatan atas beberapa masalah yang muncul dalam organisasi ketika komunikasi mengenai informasi setelah kinerja tidak banyak diberikan dan dianggap tidak banyak berpengaruh pada penilaian akhir, tidak berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak adanya suatu umpan balik komunikasi yang diberikan kepada karyawan ketika seseorang berhasil maupun ketika seseorang melakukan suatu perilaku yang tidak sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Walaupun penilaian kinerja bukan merupakan satu-satunya bentuk umpan balik kinerja, namun secara tradisional hal tersebut terkait dengan hubungan kinerja dengan ganjaran seperti yang dijelaskan pada teori harapan.
Penelitian ini berfokus pada motivasi kerja dan peran dari tiap sumber penyedia umpan balik yang ada di konteks organisasi. Pada diskusi dari lima sumber umpan balik (umpan balik diri, umpan balik tugas pekerjaan, umpan balik rekan kerja, umpan balik supervisor dan umpan balik penilaian kinerja), setiap sumber umpan balik dijelaskan definisi serta kaitannya dengan motivasi.
Teknik sampling yang digunakan adalah stratlfied random sampling, dengan populasi karyawan Kantor Besar BNI dan unit analisis karyawan tetap Kantor Besar BNI dengan kerangka sampel sebanyak 200 responden yang diambil secara acak pada 16 divisi yang ada di Kantor Besar.
Dalam memproses 200 data responden dilakukan dua tahap, yakni analisis deskriptif atas karakteristik responden dan analisis statistik, mencakup analisis pearson correlation untuk memastikan motivasi kerja pegawai dan melihat pengaruh sumber umpan balik mana yang berpengaruh secara signitikan terhadap motivasi kerja, dan analisis regresi untuk mencari hubungan sesungguhnya yang paling signifikan atas dimensi sumber umpan balik dan dimensi motivasi kerja.
Dari lima dimensi sumber umpan balik komunikasi, ditemukan bahwa berdasarkan uji hipotesis terlihat bahwa dari lima sumber umpan balik, yang berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai adalah umpan balik diri, umpan balik supervisor, umpan balik rekan kelja dan umpan balik penilaian kinerja. Sedangkan umpan balik tugas pekerjaan tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi. Bila dikaitkan dengan teori, umpan balik tugas pekerjaan tidak berpengaruh signifikan ketika seseorang cenderung memiliki eksternal locus of control, yaitu mereka menganggap bahwa hal-hal yang terjadi pada mereka bukan karena nasib semata, tetapi ada faktor ekstrenal lain yang mempengaruhinya. Selain itu umpan balik yang diharapkan lebih kepada ganjaran yang bemilai (reward) ketimbang penilaian atas kompetensi.
Perbedaan atas jenis pekerjaan Officer dan Asisten membawa perbedaan pula alas motivasi kerja. Terintepretasikan bahwa ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan atas jenis pekerjaan yang berbeda terkait pula terhadap tantangan yang dihadapi dalam pekerjaan yang pada intinya membedakan atas hasil yang dicapai (ganjaran atas hasil penilaian) artinya hal ini membawa pengaruh didalam ragam tingkat motivasi bekerja.
Dalam melihat pengaruh variabel bebas : (X1) Umpan Balik Diri, (X2) Umpan Balik Tugas Pekeljaan, (X3) Umpan Balik Rekan Kerja, (X4), Umpan Balik Supervisor dan (X5) Umpan Balik Penilaian Kinerja terhadap perubahan variabel terikat (Y) Motivasi kerja adalah 14,6%. Artinya hanya mampu menjelaskan variasi dari variabel dependent sebesar 14.6% sedangkan sisanya sebesar 85,4% mampu dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam pengujian. Berdasarkan nilai F untuk mengetahui nilai uji atas variasi variable bebas dapat menjelaskan nilai variable terikat sebesar 5.507 pada level 0,01 (2 tailed). "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enno Rizkya Farahzehan
"Perubahan terjadi pada organisasi. Guna menyukseskan perubahan, organisasi perlu memerhatikan komitmen individu untuk berubah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan melihat pengaruh komunikasi perubahan dan kepercayaan pada organisasi terhadap komitmen untuk berubah, serta untuk melihat perbedaan pengaruh diantara kedua faktor tersebut terhadap komitmen untuk berubah. Pengukuran komitmen untuk berubah menggunakan Commitment to Change Inventory Herscovitch dan Meyer, 2002 . Sementara itu, pengukuran komunikasi perubahan menggunakan Change Communication Questionnaire Harp, 2011 dan kepercayaan pada organisasi menggunakan Organizational Trust Inventory Cummings dan Bromiley, 1996 . Penelitian dilakukan pada 238 karyawan perusahaan perbankan dan non-perbankan asuransi di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh komunikasi perubahan terhadap komitmen untuk berubah ? = .236, p = .000, p

Changes occur in the organization. In order to succeed the change, organization need to pay attention to individual commitment to change. This study was conducted with the aim of seeing the effect of change communication and organizational trust on commitment to change, and which of the two factors that have greater effect. Measurement of commitment to change using Commitment to Change Inventory Herscovitch and Meyer, 2002 . Meanwhile, the measurement of change communication using Change Communication Questionnaire Harp, 2011 and organizational trust using Organizational Trust Inventory Cummings and Bromiley, 1996 . The study was conducted on 238 employees of banking and non banking insurance companies in Jakarta. The results of the study indicate the effect of change communication on commitment to change .236, p .000, p"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriyani Putri Utami
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari Perceived Organizational Support POS terhadap Employee Engagement. Pada penelitian ini, variabel Perceived Organizational Support diukur dengan menggunakan konsep dari Eisenberger dkk 1986 yang terdiri dari 36 indikator dan tiga dimensi, yaitu dimensi Fair Organizational Procedures, Supervisor Support, dan dimensi Favorable Rewards Job Conditions. Sedangkan untuk variabel Employee Engagement digunakan konsep dari Gallup Consultant 2006 yang diukur dengan 12 indikator atau dikenal dengan Q-Twelve Q-12. Pada konsep tersebut terdapat empat dimensi, yaitu What do I Get, What do I Give, Do I Belong, dan How Can We Grow.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang mana sumber data merupakan hasil dari penyebaran kuesioner kepada karyawan tetap non operasional di kantor pusat PT. Jasa Marga Persero tbk, dengan metode non probability sampling. Penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana dan koefisien determinasi untuk menguji pengaruh antar variabel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 15,9 employee engagement dipengaruhi oleh Perceived Organizational Support.

This research aiming to analyzing the effect of Perceived Organizational Support POS to Employee Engagement. The Perceived Organizational Support variable in this research measured by using the concept from Eisenberger Et al 1986 that has 36 indicators and three dimensions, which are Fair Organizational Procedures, Supervisor Support, and Favorable Rewards Job Conditions. Meanwhile, the concept by Gallup Consultant 2006 that is measured by 12 indicators that is also known as Q Twelve Q 12 is used for the variable of Employee engagement. This concept has four dimensions, which are What Do I Get, What Do I Give, Do I belong, and How Can We Grow.
This research is quantitative research which the data are from the result of the questionnaire that is spreaded among the non operational permanent employees on the head office of PT. Jasa Marga persero using non probability sampling method. This research using a simple regression analysis and coefficient of determination to examine the influence between the variables. The result of this research showed that 15,9 of employee engagement are influenced by the Perceived Organizational Support.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S69485
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chapman, Gary D, 1938-
"The workplace is stressful these days. When people are stressed, they have a harder time learning and applying helpful information. Fortunately, stories are one of the most powerful ways to communicate truths effectively. Fables cut through complexity to reveal simple, crucial wisdom. Sync or Swim is a refreshing, illustrated story of a sheepdog and a puffin, that helps us to solve a frustrating mystery: Why do morale-building programs often hurt morale. and why does communicating appreciation too often result in cynical reactions? In Sync or Swim, you'll follow an organizational manager and the challenges he has to overcome: A threating storm rapidly approaching the island The expectation to do more with less Complaining, negative team members Morale of loyal employees who feel undervalued Long history of mismanagement It's a small tale with great wisdom, a classic insight into the ways expressing authentic appreciation can change everything-and help us survive the storms that threaten us in work and life. "Love, love, loved it! Besides describing exactly what is transpiring in many workplaces, the characters also reflect to perfection the personality types commonly experienced. It was an easy read that flowed well. Amazing work!" -Caroline Rochon (Author /​ Corporate Trainer ."
Chicago: Northfield Publishing, 2014
658.45 CHA s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jwiatun Surani
"Rebranding pada suatu institusi menandakan perubahan strategi yang bertujuan untuk membentuk citra dan merefleksikan perubahan identitas. Ketika suatu instansi mengalami proses rebranding tentu diperlukan penyebarluasan informasi kepada publik eksternal dan internal agar mereka mengetahui identitas perusahaannya yang baru. Internal branding merupakan komunikasi internal yang ditujukan pada publik internalnya dimana instansi mengomunikasikan kepada karyawannya semua aspek sesuai dengan misi brand tersebut. Penerapan dari komunikasi internal yang efektif dengan melibatkan karyawan akan mampu mendorong terjadinya Employee Engagement. Dengan menggunakan Employee Relations Theory yang dibuat oleh van Riel dan Fombrun, penulis meneliti komunikasi internal yang terjadi dalam proses rebranding, yaitu bagaimana perubahan tersebut dikomunikasikan kepada publik internalnya. ERT menekankan bahwa komunikasi internal mempunyai peran utama dalam meningkatkan identifikasi karyawan dengan organisasi untuk implementasi tujuan organisasi. Penelitian ini dilakukan menggunakan case study untuk menganalisis mengenai komunikasi internal pada institusi pemerintah yang mengalami rebranding dengan melakukan wawancara mendalam. Penulis menggunakan paradigma post-positivism. Hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan organisasi merupakan sebuah proses yang membutuhkan strategi dalam mengomunikasikan perubahan yang terjadi dengan menggunakan menggunakan komunikasi internal yang efektif kepada karyawannya

Rebranding in institution refers to a strategy changing which aims shaping the image and renewing the identity of institution. When an institution through the rebranding process, the institution needs to be published their new identity. Internal branding is corporate communication which is targeted their own employee in order to inform the whole new mission of the brand. Implementation of effective internal communication by actively involving employees is escalating the Employee Engagement. By using Employee Relations Theory created by Van riel and Frombun. Researcher examines the internal communication that occurs in the rebranding process, that is how the change is communicated to internal public. ERT emphasizes that internal communication has a major role in increasing the identification of employees with organizations to implement organizational goals. this research used case study to analyze the internal communication at government institution experiencing rebranding by conducting indepth interviews. This research used the qualitative method with post positivism paradigm. The result of this research shows that organizational change is a process that occur by using effective internal communication to its employees. "
2018
T51614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sutedy Prabowo
"Organisasi dibentuk untuk memenuhi kebutuhan anggotanya dalam mencapai tujuan bersama secara efisien dan efektif. Di dalarn organisasi, manusia merupakan salah satu sumber daya yang penting. Perilaku manusia dalam organisasi timbul akibat interaksi dan komunikasi yang tercipta diantara anggota. Sehingga dengan demikian organisasi dapat dikatakan interaksi antar anggota organisasi dalam mencapai tujuan bersama.
Komunikasi memiliki peran penting di dalarn setiap organisasi. Organisasi tidak mungkin ada tanpa adanya komunikasi. Komunikasi yang efektif dapat mendorong timbulnya prestasi lebih baik dan kepuasan kerja meningkat. Kepuasan anggota organisasi terhadap kecukupan informasi akan memberikan kepuasan komunikasi organisasi. Kepuasan komunikasi anggota organisasi merupakan salah satu indikator iklim komunikasi organisasi. Menurut Little John, ada 3 faktor yang mempengaruhi perkembangan iklim komunikasi dalam suatu organisasi yaitu struktur organisasi itu sendiri, aparatur pencipta iklim komunikasi dan karakteristik anggota organisasi.
Komunikasi yang efektif adalah hasil pemahaman bersama antara komunikator dan penerima, Disain organisasi harus memungkinkan terjadinya komunikasi keempat arah yang berbeda yaitu vertikal, horizontal dan diagonal. Konsekuensi dari struktur organisasi adanya pembagian tugas antara atasan dan bawahan. Seorang pemimpin dalam organisasi adalah orang yang dapat membujuk, memerintah, mempengaruhi dan memberi semangat bawahan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Keberhasilan gaya kepemimpinan tergantung pada bagaimana bawahan menerima penampilannya sesuai dengan kebutuhan bawahan dan dampak yang dirasakan bawahan.
Selain struktur dan kepemimpinan, salah satu hambatan daiam komunikasi yaitu perbedaan persepsi. Persepsi ini ditentukan oleh faktor fungsional yang yang berasal dari kebutuhan (motivasi), pengalaman masa lalu, pendidikan dan sistem nilai individu. Perbedaan persepsi akan menimbulkan prasangka dan asumsi yang tidak benar dalam berkomunikasi antara atasan dan bawahan. Tujuan penelitian ini melihat hubungan aspek organisasi yaitu struktur organisasi, gaya komunikasi dan motivasi dengan iklim komunikasi di gramedia majalah dan mengetahui variabel-variabel mana yang paling berpengaruh terhadap iklim komunikasi di gramedia majalah.
Penelitian ini bersifat eksplanatif dengan metode penelitian survey yaitu mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi. Hipotesis penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara variabel struklur organisasi, gaya komunikasi, motivasi dengan iklim komunikasi. Uji reliabilitas menggunakan metode abaha cronbach dan validitas data menggunakan analisis faktor. Data yang terkumpul lewat kuisioner dilalcukan uji analisis statistik dengan analisis univariat, analisis bivariat menggunakan korelasi pearson's r dan analisis multivariat menggunakan multiple regression.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa terciptanya iklim komunikasi yang baik diantara setiap karyawan gramedia majalah. Dari dimensi yang terdapat dalam variabel iklim komunikasi menunjukkan persepsi yang baik yaitu adanya saling dukung antar karyawan, keikutsertaan dalam proses pengambilan keputusan, adanya keterbukaan dan keterusterangan dalam berkomunikasi, kepercayaan dan dipahaminya tujuan kinerja prestasi tinggi.
Struktur organisasi gramedia dapat dikatakan baik dengan formalitas tinggi, sentralisasi dan kompleksitas yang cukup tinggi sudah sesuai dengan kebutuhan yang ada atau sesuai dengan apa yang ditetapkan di dalam susunan tugas dan fungsi organisasi. Perilaku atasan cenderung memiliki orientasi yang rendah terhadap tugas, memiliki hubungan yang tinggi antara atasan bawahan dan atasan memiliki posisi kewenangan yang cukup kuat. Dengan demikian maka seorang atasan akan menyajikan ide kepada bawahan dalam gaya komunikasinya. Setiap atasan memainkan peranan sebagai fasilitator untuk mempelancar tugas para bawahan dengan menggunakan saluran komunikasi yang ada secara efektif.
Kebutuhan untuk berprestasi memiliki kecenderungan yang cukup besar pada setiap karyawan, hal ini terlihat dari mayoritas karyawan dengan masa kerja yang masih relatif muda. Kecenderungan karyawan memiliki motivasi berprestasi yang tinggi berupa dorongan untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam mencapai tujuan. Bagi seorang atasan mereka cenclenmg mempercayai bawahan mereka, mau berbagi dan menerima gagasan secara terbuka, menetapkan tujuan tinggi, dan berharap bahwa pegawai akan berorientasi prestasi.
Atasan maupun bawahan menginginkan iklim yang baik dan sehat sehingga timbul suasana yang menyenangkan dan berharap dapat meningkatkan prestasi dan kepuasan kerja setiap karyawan. Oleh karena itu untuk menciptakan iklim komunikasi yang sehat maka perlu didorong dengan peningkatan kemampuan gaya komunikasi yang tinggi sehingga tercipta suasana kerja yang nyaman dan memotivasi karyawan untuk terus berprestasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22204
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Indah Lestari
"ABSTRAK
Iklim komunikasi internal yang baik dapat diciptakan salah satunya melalui penerapan kegiatan employee relations dalam perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan kegiatan employee relations dalam kurun waktu Januari 2010 hingga Maret 2012 dalam mendukung kualitas iklim komunikasi internal di dalam perusahaan. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, pendekatan kualitatif dan bersifat deskriptif dengan strategi studi kasus. Metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan employee relations yang diterapkan di perusahaan X adalah program penghargaan, program pelatihan, acara khusus, rangsangan berbicara, konferensi karyawan, dan obrolan langsung. Kegiatan-kegiatan ini mampu mendukung iklim komunikasi internal yang bersifat suportif. Ditunjukkan pula dari pemenuhan karakteristik saling mendukung, adanya kepercayaan, keterbukaan dan kejujuran, partisipasi dalam pembuatan keputusan bersama, dan perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi.

ABSTRACT
An excellent internal communication climate can be created from the existence of employee relations? activity. This study aims to recognize the application of employee relations? activities effective as from January 2010 to March 2012 in supporting an excellent internal communication climate at X Public Relations Consultant. This study uses constructivist paradigm and descriptive qualitative approach using case study strategy. Data collection methods used are in-depth interviews and documentation study. The results suggest that the application of activities such as awards, trainings, special events, opinion stimulations, staff conferences, and direct conversations support an excellent internal communication climate. It fulfils supportive nature depicted by characteristics such as mutual assistance, trust, openness and honesty, participation in decision making, and attention to high performance objectives.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>