Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200159 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ilatifah Nur Hidayat
"Knowledge merupakan aspek penting di dalam suatu perusahaan. Knowledge juga menjadi dasar yang dalam proses pengambilan keputusan, sehingga pengelolaan knowledge yang buruk dapat berdampak pada kinerja perusahaan. Divisi Information Technology (DIT) merupakan salah satu divisi di Telkom yang menyadari akan pentingnya pengelolaan knowledge. Saat ini pengelolaan knowledge di DIT belum dilakukan secara merata dan terstruktur. Hal tersebut berakibat pada banyaknya pengetahuan yang hilang, sulitnya mencari dan mengakuisisi pengetahuan, tidak ada repositori pengetahuan, dan proses pembelajaran terhambat. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukanlah penelitian ini dengan tujuan untuk merancang KMS yang sesuai dengan kebutuhan DIT Telkom. Penelitian ini menggunakan KMS design method dari Becerra Fernandez untuk mengidentifikasi KM solution. Kemudian untuk mendapatkan kebutuhan fungsional dan non-fungsional KMS, penulis melakukan wawancara dengan pihak terkait. Setelah requirement didapatkan, penulis merancang KMS dengan menggunakan teknik prototyping. Untuk analisis gamification, penulis menerapkan kaleidoskop gamification. Hasil rancangan KMS dievaluasi dengan menggunakan teknik PSSUQ. Penulis juga merancang arsitektur KMS dengan menerapkan seven-layer arsitektur KMS dari Tiwana. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa proses KM yang dibutuhkan oleh DIT Telkom adalah socialization (for knowledge discovery), direction, routines, dan combination. Kemudian elemen gamification yang dibutuhkan adalah point, reward, dan leaderboard. Hasil evaluasi rancangan KMS menunjukkan nilai PSSUQ sebesar 2,783 yang berarti rancangan dapat diterima oleh pegawai DIT.

Knowledge is a fundamental component within a corporation. Insufficient management of knowledge can adversely affect firm performance as it serves as the foundation for the decision-making process. The Information Technology Division (DIT) is a division within Telkom that recognizes the significance of knowledge management. Presently, the implementation of knowledge management in DIT lacks uniformity and organization. Consequently, there is a significant loss of knowledge, challenges in locating and obtaining knowledge, absence of a knowledge repository, and hindered learning process. In order to address this issue, a study was carried out with the objective of developing a Knowledge Management System (KMS) that is tailored to the specific requirements of DIT Telkom. This study employs Becerra Fernandez's KMS design methodology to discern appropriate Knowledge Management (KM) solutions. To obtain the functional and non-functional requirements of KMS, the author conducted interviews with relevant stakeholders. Once the requirements were acquired, the author developed the KMS utilizing prototyping methodologies. The author utilized kaleidoscopic gamification for the purpose of analyzing gamification. The outcomes of the KMS design were assessed utilizing the PSSUQ methodology. The author implemented the KMS architecture by utilizing Tiwana's seven-layer KMS architecture. The research findings indicate that the KM processes required by DIT Telkom include socialization (for knowledge discovery), directions, procedures, and combination. The necessary gamification components are points, awards, and leaderboards. The evaluation findings of the KMS design indicate a PSSUQ value of 2.783, signifying that the design is acceptable to DIT personnel."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ilatifah Nur Hidayat
"Knowledge merupakan aspek penting di dalam suatu perusahaan. Knowledge juga menjadi dasar yang dalam proses pengambilan keputusan, sehingga pengelolaan knowledge yang buruk dapat berdampak pada kinerja perusahaan. Divisi Information Technology (DIT) merupakan salah satu divisi di Telkom yang menyadari akan pentingnya pengelolaan knowledge. Saat ini pengelolaan knowledge di DIT belum dilakukan secara merata dan terstruktur. Hal tersebut berakibat pada banyaknya pengetahuan yang hilang, sulitnya mencari dan mengakuisisi pengetahuan, tidak ada repositori pengetahuan, dan proses pembelajaran terhambat. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukanlah penelitian ini dengan tujuan untuk merancang KMS yang sesuai dengan kebutuhan DIT Telkom. Penelitian ini menggunakan KMS design method dari Becerra Fernandez untuk mengidentifikasi KM solution. Kemudian untuk mendapatkan kebutuhan fungsional dan non-fungsional KMS, penulis melakukan wawancara dengan pihak terkait. Setelah requirement didapatkan, penulis merancang KMS dengan menggunakan teknik prototyping. Untuk analisis gamification, penulis menerapkan kaleidoskop gamification. Hasil rancangan KMS dievaluasi dengan menggunakan teknik PSSUQ. Penulis juga merancang arsitektur KMS dengan menerapkan seven-layer arsitektur KMS dari Tiwana. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa proses KM yang dibutuhkan oleh DIT Telkom adalah socialization (for knowledge discovery), direction, routines, dan combination. Kemudian elemen gamification yang dibutuhkan adalah point, reward, dan leaderboard. Hasil evaluasi rancangan KMS menunjukkan nilai PSSUQ sebesar 2,783 yang berarti rancangan dapat diterima oleh pegawai DIT.

Knowledge is a fundamental component within a corporation. Insufficient management of knowledge can adversely affect firm performance as it serves as the foundation for the decision-making process. The Information Technology Division (DIT) is a division within Telkom that recognizes the significance of knowledge management. Presently, the implementation of knowledge management in DIT lacks uniformity and organization. Consequently, there is a significant loss of knowledge, challenges in locating and obtaining knowledge, absence of a knowledge repository, and hindered learning process. In order to address this issue, a study was carried out with the objective of developing a Knowledge Management System (KMS) that is tailored to the specific requirements of DIT Telkom. This study employs Becerra Fernandez's KMS design methodology to discern appropriate Knowledge Management (KM) solutions. To obtain the functional and non-functional requirements of KMS, the author conducted interviews with relevant stakeholders. Once the requirements were acquired, the author developed the KMS utilizing prototyping methodologies. The author utilized kaleidoscopic gamification for the purpose of analyzing gamification. The outcomes of the KMS design were assessed utilizing the PSSUQ methodology. The author implemented the KMS architecture by utilizing Tiwana's seven-layer KMS architecture. The research findings indicate that the KM processes required by DIT Telkom include socialization (for knowledge discovery), directions, procedures, and combination. The necessary gamification components are points, awards, and leaderboards. The evaluation findings of the KMS design indicate a PSSUQ value of 2.783, signifying that the design is acceptable to DIT personnel. "
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuki Arsanti
"Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh sebuah organisasi. Dengan adanya pengetahuan dan pemerataan pengetahuan antara pegawai akan meningkatkan kemampuan kompetensi dan kompetitif organisasi tersebut sehingga dapat dirasakan manfaatnya baik secara langsung dan tidak langsung oleh semua pegawai. Dalam membangun sistem manajemen pengetahuan diperlukan penetapan prioritas dalam proses manajemen pengetahuan sehingga dapat dilihat baik kesesuaian pengetahuan yang dibutuhkan dengan teknologi yang akan dipakai. Sistem manajemen pengetahuan yang dikembangkan dalam bentuk prototipe akan menunjang proses manajemen pengetahuan yaitu combination, externalization, internalization dan exchange dengan menghasilkan fitur yang diambil berdasarkan kesesuaian teknologi yang dipilih yaitu manajemen dokumen, forum diskusi, chatting, dan wiki. Langkah-langkah yang dipakai sehingga menghasilkan prioritas proses manajemen pengetahuan adalah dengan menggunakan solusi manajemen pengetahuan yang melihat faktor kontingensi yang ada di organisasi sehingga dapat teridentifikasi kebutuhan manajemen pengetahuan yang spesifik untuk organisasi saat ini dan fasilitas untuk pengembangan sistem manajemen pengetahuan.

Knowledge is an important thing to be owned by organization. With knowledge sharing among employees improves the competence and competitiveness of an organization and employees will benefit from that. Knowledge Management System development need priority of the process and technology compatibility of the Knowledge Management that will be used. Knowledge Management System will be developed in prototype and including process knowledge management such as combination, externalization, internalization, and exchange with feature like document management, forum discussion, chatting, and wiki. The steps to develop knowledge management using knowledge management solutions that apprehend contingency factors within the organization so it can be identified spesific current needs and facilities for the development"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmah Nur Fitriani
"Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur capaian program kerja di Balitbangdiklat Kementerian Agama adalah meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian sebagai basis pengambilan kebijakan oleh unit teknis di Kementerian Agama. Faktanya sampai akhir tahun 2014, pemanfaatan hasil penelitian Balitbangdiklat oleh unit teknis di Kementerian Agama tidak memenuhi target yang telah ditetapkan. Tidak terdapatnya sistem berbagi pengetahuan (knowledge sharing) antar peneliti di Balitbangdiklat diindikasikan menjadi salah satu penyebab kurangnya kualitas hasil penelitian, sehingga berdampak pada sedikitnya hasil penelitian Balitbangdiklat yang digunakan oleh unit teknis. Penelitian ini menganalisis model dan merancang prototype knowledge management system bagi peneliti di Balitbangdikat Kementerian Agama, dengan menggunakan pendekatan soft system methodology yang dipadukan dengan teori pendukung seperti knowledge audit dari Burnett dan teori budaya organisasi dari Cameron & Quinn. Penelitian ini menghasilkan 11 aktivitas sistem dalam model konseptual, enam fitur knowledge management system dan rancangan mekanisme non teknis bagi implementasi knowledge management system di Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama.

One of indicators used to measure work performance in Agency of Research and Development, and Training, Ministry of Religious Affairs is the utilization of research results as the policy-making basis by a technical working-unit in the ministry. In fact until late 2014, the utilization of research results had not meet the stated target. The not existence of knowledge sharing system for researchers is predicted as one of the factors of insufficcient quality of research, which lead to the under-used of research results. This study aims to analyze model and design prototype of knowledge management system for researchers in Agency of Research and Development, and Training. This study uses soft system methodology approach combined with supporting theories such as Burnett's knowledge audit and the theory of culture organization by Cameron&Quinn. This research resulted in 11 activities in the conceptual model, six functional features, and non technical mechanism design for the organization in implementing knowledge management system."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Agastya Werdikatama
"Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) sebagai salah satu institusi pemerintah memiliki tugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat terkait pengujian perangkat TIK. Hasil survei layanan publik Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) 2022, menunjukan layanan konsultasi dari pengguna layanan di BBPPT dinilai masih dibawah ekspektasi masyarakat. Akar dari permasalahan tersebut adalah penyebaran pengetahuan yang tidak merata di BBPPT. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat rancangan knowledge management system (KMS), untuk menjadi acuan bagi BBPPT dalam membangun sistem informasi knowledge management system, yang akan membantu proses manajemen pengetahuan di lingkungan BBPPT agar dapat meningkatkan kualitas layanan sesuai harapan BBPPT. Penelitian ini menggunakan teori analisis faktor kontingensi KMS Fernandez untuk menentukan solusi manajemen pengetahuan serta metodologi prototyping dalam analisis dan rancangan sistem. Penelitian ini adalah mixed method research dengan penelitian secara kualitatif melalui wawancara dan FGD serta secara kuantitatif dilakukan dengan melakukan survei. Hasil dari rancangan dengan metode Fernandez menghasilkan beberapa proses KM diantaranya socialization, combination, direction, dan routine. Hasil dari rancangan diwujudkan dalam bentuk pemodelan dengan diagram UML dan prototyping. Evaluasi dari rancangan dilakukan dengan metode SUS. Penelitian ini juga memberikan rekomendasi rencana implementasi dari rancangan sistem KMS untuk BBPPT.

Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) as one of the government institutions has the task of providing services to the public regarding the testing of ICT devices. Based on the results of a public service survey of the Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) 2022, consulting services from service users at BBPPT are still below public expectations. The root of the problem is the uneven distribution of distribution in BBPPT. The purpose of this research is to design a knowledge management system (KMS) model, to be a reference for BBPPT in developing a knowledge management system, which will assist the knowledge management process in the BBPPT environment to improve service quality as expected by BBPPT. This study uses the KMS Fernandez contingency factor analysis theory to determine knowledge management solutions also using prototyping for system analysis and design. This research is a mixed method research with qualitative research through interviews and FGDs and quantitatively conducted by conducting surveys. The results of the design using the Fernandez method produce several KM processes including socialization, combination, direction, and routine. The results of the design are realized in the form of modeling with UML diagrams and prototyping. Evaluation of the design was carried out using the SUS method. This study also provides recommendations for the implementation plan of the KMS system design for BBPPT."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiemas Rangga Yonathan Sembor
"PT XYZ adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri keamanan identitas. Penelitian ini mengangkat tema permasalahan pengelolaan pengetahuan yang kurang efektif di Unit Bisnis MO PT XYZ. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan Knowledge Management System (KMS) di Unit Bisnis MO PT XYZ serta merancang sistemnya. Analisis kebutuhan knowledge management system menggunakan metodologi Becerra-Fernandez dan analisis Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI). Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed method) dalam pengumpulan dan analisis data. Instrumen pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, focus group discussion, dan survei kuesioner. Analisis OCAI pada penelitian ini menunjukkan bahwa organisasi memiliki budaya pasar. Selain itu, analisis metodologi Becerra-Fernandez menghasilkan prioritas proses manajemen pengetahuan di organisasi penelitian, yaitu sosialisasi baik itu knowledge discovery maupun knowledge sharing, pertukaran, arahan, dan kombinasi. Fitur KMS yang dikembangkan pada penelitian ini adalah grup chat, manajemen dokumen, dan case-based reasoning. Perancangan KMS menggunakan metode prototyping, diagram UML, dan arsitektur sistem Tiwana. Diagram UML yang digunakan meliputi use case diagram, activity diagram, class diagram, sequence diagram, dan behavioral state machine diagram. Rancangan sistem menghasilkan 12 use-case dan 4 aktor. Arsitektur sistem yang dirancang meliputi interface layer, access and authentication layer, collobarative intellignce and filtering, application layer, transport layer, middleware and legacy integration layer, dan repository layer. Prototipe sistem divalidasi dengan menggunakan pendekatan user acceptance test.

.XYZ is a company engaged in the identity security industry. This study raises the theme of less effective knowledge management problems in MO Business Unit. This study aims to analyze the needs of Knowledge Management System (KMS) in MO Business Unit XYZ and design the system. The analysis of the knowledge management system used the Becerra-Fernandez methodology and analysis of the Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI). This study used a mixed method in data collection and analysis. The data collection instruments used included interviews, focus group discussions, and questionnaire surveys. The OCAI analysis in this study shows that organizations have a market culture. In addition, the analysis of the Becerra-Fernandez methodology resulted in a priority of knowledge management processes in research organizations, namely socialization for both knowledge discovery and knowledge sharing, exchange, direction, and combination. The KMS features developed in this study are chat group, document management, and case-based reasoning. KMS design used prototyping methods, UML diagrams, and Tiwana system architecture. UML diagrams used include use case diagram, activity diagram, class diagram, sequence diagram, and behavioral state machine diagram. The system design produced 12 use cases and 4 actors. System architecture are designed include interface layer interface, access and authentication layer, collobarative intelligence and filtering, application layer, transport layer, middleware and legacy integration layer, and repository layer. The system prototype is validated using the user acceptance test approach."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Univeristas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Radytya Dharma Priwanto
"PT XYZ merupakan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan salah satu dari 3 perusahaan yang menyelenggarakan perdagangan efek di pasar modal Indonesia. Selain sebagai penyelenggara perdagangan efek, PT XYZ juga memiliki visi dan misi untuk memajukan pasar modal Indonesia. Pengukuran indeks kepuasan pengguna jasa merupakan salah satu cara untuk mewujudkan visi dan misi tersebut. Knowledge Management (KM) merupakan hal penting bagi PT XYZ dan merupakan salah satu faktor yang dapat membantu pemenuhan target indeks kepuasan pengguna jasa. Oleh karena itu PT XYZ perlu untuk segera melakukan formalisasi KM.
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat kesiapan PT XYZ sebelum mengimplementasikan KM dan menyusun strategi untuk meningkatkan kesiapan implementasi tersebut. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Knowledge Management Critical Success Factor (KMCSF), KM Enabler, Infrastruktur KM dan Aspek KM. KMCSF dipetakan dengan KM Enabler dan Infrastruktur KM untuk mendapatkan KMCSF yang sesuai dengan PT XYZ. Kemudian hasil pemetaan tersebut dipetakan kembali ke dalam aspek KM sehingga KMCSF dikelompokkan ke dalam 3 aspek yaitu aspek abstract, soft, dan hard.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu tingkat kesiapan implementasi KM berada pada tingkat Receptive. Strategi peningkatan kesiapan implementasi dibentuk dengan membandingkan kondisi perusahaan saat ini dengan harapan di masa depan terhadap KM.

PT XYZ is a Depository and Settlement Institution and one of 3 companies that hold securities trading in the Indonesian capital market. Aside from being the organizer of the securities trading, PT XYZ also has its own vision and mission in advancing Indonesian capital market. The measurement of customer satisfaction index is one of many ways in realizing corporate vision and. Knowledge Management (KM) is a crucial factor that PT XYZ has and could help in achieving target of customer satisfaction index. Hence XYZ needs to formalize its KM implementation.
This research will be conducted to measure the level of readiness of PT XYZ before implementing KM and develop strategies to improve its readiness level. The measurement will be conducted by using Knowledge Management Critical Success Factor (KMCSF), KM Enabler, KM Infrastructure, and KM Aspects. KMCSF will be mapped together with KM Enabler and KM Infrastructure in order to create KMCSF that are suitable for PT XYZ. The mapping result will then be mapped again into KM Aspects so that the KMCSF will now be grouped into 3 aspects: abstract, soft, and hard.
Results obtained from this research is that the level of readiness of KM implementation of PT XYZ measured at the Receptive level. The strategies to improve readiness level are develop by conducting gap analysis between company current condition and future condition with the implementation of KM.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hadjar
"Seperti halnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri minyak dan gas bumi, Air Drilling Associates (ADA) juga merasakan urgensi untuk memanfaatkan Manajemen Pengetahuan untuk memfasilitasi ketahanan dalam lingkungan bisnis yang dinamis dan kompetitif. Pada akhir tahun 2016 ADA memperkenalkan ADA Knowledge Base, sebuah Sistem Manajemen Pengetahuan, untuk dimanfaatkan karyawan sebagai wadah bagi untuk saling berbagi pengalaman dan pembelajaran. Namun hingga satu tahun sejak diperkenalkan, angka partisipasi karyawan terhadap ADA Knowledge Base, masih rendah. Hal ini diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah artikel dengan jumlah proyek pengeboran sumur lahan minyak dimana Air Drilling Associates (ADA) beroperasi, sesuai instruksi CEO.
Untuk dapat menerapkan dan meraih keuntungan dari penerapan Manajemen Pengetahuan, dibutuhkan sebuah strategi Manajemen Pengetahuan. Sebuah strategi dibutuhkan untuk implementasi Sistem Manajemen Pengetahuan yang merupakan pendukung Manajemen Pengetahuan.
Disusun dengan menggunakan pendekatan Soft System Methodology dan teori Manajemen Pengetahuan, penelitian ini menghasilkan strategi implementasi Sistem Manajemen Pengetahuan untuk diterapkan di Air Drilling Accosiates.

Just as companies in the oil and gas industry, Air Drilling Associates (ADA) also feel the urgency to utilize Knowledge Management to facilitate resilience in a dynamic and competitive business environment. By the end of 2016 ADA introduces the ADA Knowledge Base, a Knowledge Management System, for employee to be utilized as a platform for sharing experiences and learning. However, up to one year since its introduction, the employee participation rate against ADA Knowledge Base is still low. This is measured by comparison between the number of articles with the number of oil field well drilling projects in which Air Drilling Associates (ADA) operate, according to the CEO's instruction.
In order to implement and benefit from the implementation of Knowledge Management, a Knowledge Management strategy is required. A strategy is required for the implementation of a Knowledge Management System that is part of support for Knowledge Management.
Compiled by using Soft System Methodology approach and Knowledge Management theory, this research resulted Knowledge Management System implementation strategy to be applied in Air Drilling Accosiates.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Ali Aman
"Pengetahuan dewasa ini menjadi hal sangat penting dimiliki baik bagi individu maupun organisasi. Adanya sebuah pengolahan pengetahuan sebagai aset merupakan tujuan dari beberapa organisasi terutama organisasi yang bergerak pada teknologi informasi. Pengelolaan pengetahuan yang baik pada perusahaan, akan berpengaruh terhadap organisasi baik dalam membantu proses penjualan dan peningkatan produktivitas sehingga akhirnya meningkatkan revenue perusahaan. PT Aplikanusa Lintasarta pada tim penjualan produk VAS (IT Service) memiliki beberapa permasalah yang menuntut adanya Knowledge Management System.
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan soft system methodology (SSM), organizational culture assessment instrument (OCAI), knowledge audit, dan teori manajemen pengetahuan. SSM dipakai untuk memetakan kondisi pengetahuan dari kegiatan manusia dan mencari pola yang sesuai untuk pendekatan pengetahuan pada organisasi. OCAI akan membantu untuk melihat kondisi budaya organisasi. Knowledge audit akan memberikan peta pengetauan (knowledge map) yang akan membantu dalam mengidentifikasi fitur KMS yang tepat.
Penelitian pada karya akhir ini menghasilkan sebuah fitur bagi pengembangan KMS antara lain adalah knowledge directory, e-training, manajemen dokumen, forum diskusi, wiki, blog dan chat. Fitur KMS ini yang dirancang menjadi sebuah prototipe KMS.

Today knowledge become very important to have both for individuals and organizations. The existence of a processing knowledge as an asset is the aim of several organizations, especially organizations engaged in information technology. Good knowledge management in the company will affect both organizations in helping the sales process and increasing productivity thus ultimately increasing the company's revenue. PT Aplikanusa Lintasarta on VAS (IT Service) product sales teams has some problems that demand a Knowledge Management System.
This study was designed by using a soft systems methodology (SSM) approach, organizational culture assessment instrument (OCAI), knowledge audit, and knowledge management theory. SSM is used to map the knowledge of human activities and look for patterns that correspond to the organization's approach to knowledge. OCAI will help to see the condition of the organizational culture. Knowledge audit will result in giving the knowledge map that will assist in identifying the appropriate feature of KMS.
Research in this thesis resulted in a feature for the development of KMS include knowledge directory, e-training, document management, discussion forums, wikis, blogs, and chat. The KMS feature is designed into a prototype KMS.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayat Akbar
"Pada tahun 2022, hanya 27% dari total pegawai PT Telkom Indonesia dan 29% pegawai Divisi Telkom Regional 2 yang berkontribusi dalam mengajukan dokumen knowledge pada knowledge portal perusahaan. Pada periode tersebut, SDM di PT Telkom Indonesia mengalami penurunan sebesar 11%. Sementara itu, di lingkup Divisi Telkom Regional 2, terdapat penurunan sebesar 6%. Knowledge yang dimiliki oleh pegawai di PT Telkom Indonesia tidak terdokumentasi dengan baik, menyebabkan ketidaktersediaan informasi saat pegawai mengalami pensiun, mutasi, atau promosi. Perusahaan memiliki knowledge portal yang digunakan oleh seluruh pegawai yang ada. Adanya ekspektasi dari perusahaan terhadap penggunaan knowledge portal oleh pegawai yang dilakukan dengan baik. Namun realita yang terjadi adalah penggunaan knowledge portal oleh pegawai tidak maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan knowledge portal pada perusahaan. Pengumpulan data diperoleh dengan penyebaran kuesioner kepada 146 pegawai, wawancara terhadap pakar, dan studi literatur. Penelitian menggunakan metode SLR untuk mendapatkan 4 aspek dan 12 kriteria faktor penggunaan knowledge portal. Kuesioner dilakukan pengolahan dengan tools SPSS. Teknis analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, analisis korelasi, analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi linier berganda. Model penelitian ini mengusulkan 12 variabel dependen yang terbagi dalam 4 aspek dan 2 variabel independen. Hasil penelitian didapatkan 3 variabel yang memiliki pengaruh terhadap penggunaan knowledge portal yaitu learning, decentralization, dan reward. Hasil tersebut juga berarti bahwa pengaruh semua variabel dependen terhadap variabel independennya sebesar 56,9% kemudian sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model ini. Peningkatan penggunaan knowledge portal dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti pemberian reward, pembuatan policy untuk mempelajari knowledge portal, dan pemberian priviledge kepada pegawai untuk lebih mendapatkan peran dalam pekerjaan.

In 2022, only 27% of the total employees of PT Telkom Indonesia and 29% of the employees of Regional Division 2 Telkom contributed to submitting knowledge documents on the company's knowledge portal. During that period, the human resources at PT Telkom Indonesia experienced an 11% decrease. Meanwhile, within the scope of Regional Division 2 Telkom, there was a decrease of 6%. The knowledge possessed by employees at PT Telkom Indonesia was not well-documented, leading to the unavailability of information when employees undergo retirement, transfer, or promotion. The company has a knowledge portal used by all employees. There is an expectation from the company regarding the effective use of the knowledge portal by employees. However, the reality is that the usage of the knowledge portal by employees is not optimal. This research aims to analyze the factors influencing the usage of the knowledge portal in the company. Data collection was obtained through the distribution of questionnaires to 146 employees, interviews with experts, and literature reviews. The research uses the SLR method to obtain 4 aspects and 12 criteria for knowledge portal usage factors. The questionnaire data is processed using SPSS tools. The technical data analysis used includes descriptive statistics, correlation analysis, simple linear regression analysis, and multiple linear regression analysis. This research model proposes 12 dependent variables divided into 4 aspects and 2 independent variables. The research results identified 3 variables that have an influence on the usage of the knowledge portal, namely learning, decentralization, and reward. These results also mean that the influence of all dependent variables on their independent variables is 56.9%, with the remainder influenced by other variables not explained in this model. Increasing the usage of the knowledge portal can be achieved through various means such as providing rewards, creating policies to encourage learning from the knowledge portal, and granting privileges to employees to play a more significant role in their work."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>