Ditemukan 176629 dokumen yang sesuai dengan query
Rommy Bastian Hutauruk
"Analitik diyakini menjadi kapabilitas pembeda yang dapat membawa sebuah perusahaan pada peningkatan performansi perusahaan maupun keberlanjutan bisnis. Perusahaan B2B merupakan area yang jarang dilakukan penelitian terkait analitik di sektor bisnis. Pada penelitian ini dilakukan studi kasus pada PT XYZ, sebuah perusahaan telekomunisai bidang B2B, untuk dinilai tingkat kematangan proses analitik saat ini dengan menggunakan model DELTA dari Davenport. Pengukuran tingkat kematangan menunjukkan PT XYZ baru mencapai tingkat 2 (locally analytics) pada setiap element dari model DELTA: Data, Enterprises, Leadership, Target dan Analyst. Aspirasi manajemen adalah berada pada tingkat kematangan 4 (analytical company). Untuk mencapai tingkat yang diinginkan diusulkan perencanaan perbaikan tingkat kematangan berupa aktivitas-aktivitas yang kemudian disusun dalam bentuk roadmap dalam waktu lima tahun. Aktivitas-aktivitas ini dikelompokan dalam empat kategori yang lebih memudahkan dalam implementasi karena menyesuaikan dengan struktur fungsional dari unit organisasi perusahaan. Penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan bagi perusahaan B2B yang ingin meningkatkan tingkat kematangannya dalam menggunakan analitik dalam membantu pengambilan keputusan.
Analytics is one of the differentiating capabilities that can lead a company to improve company performance and business sustainability. B2B companies are an area where analytics-related research is rarely done in the business sector. In this research, a case study was conducted at PT XYZ, a B2B telecommunications company, to assess the current level of analytical process maturity using the DELTA model from Davenport. Maturity level measurement shows that PT XYZ currently at level 2 (locally analytics) in each element of DELTA model: Data, Enterprises, Leadership, Target and Analyst. The management's aspiration is at maturity level 4 (analytical company). To achieve the target level, it is proposed a corporate plan to improve the maturity level. The plan consists of activities compiled in the form of a roadmap executed within five years. These activities then regrouped into four categories which make implementation easier because they conform to the functional structure of the company's organizational units. This research can be used as a reference for other B2B companies to improve their maturity level in using analytics to support their decision making."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sidauruk, Teofilus Gabe
"PT XYZ (XYZ) adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa teknologi informasi (TI), khususnya jasa transaksi pembayaran elektronis. XYZ adalah perusahaan yang berbasis proyek dalam pemenuhan layanan dan produk kepada pelanggan, sehingga pelaksanaan proyek menjadi hal yang krusial.Manajemen proyek yang baik diperlukan agar layanan dan produk TI yang diberikan XYZ kepada pelanggannya dapat optimal. Dengan menggunakan model kematangan manajemen proyek, XYZ dapat mengetahui tingkat kematangan pelaksanaan manajemen proyeknya dan dapat mencapai tingkat kematangan yang diinginkan berdasarkan standar dari model tersebut. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah tingkat kematangan manajemen proyek XYZ berdasarkan project management maturity model (PMMM), dan rekomendasi perbaikan.
PT XYZ (XYZ) is a company that provides IT services, specializing in switching and payment services. In delivering these services, XYZ is a project based company, so project management and implementation becomes crucial. Excellent project management is needed so services can be delivered optimally. Project management maturity level assesment based on the project management maturity model (PMMM) can be done to give XYZ a description regarding the current level of maturity. The result of this research will be the maturity level of current project management and recommendations to improve the maturity level."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Basic Dirgantara Bayu Aji Pamungkas
"Perusahaan penyedia layanan TI yang fokus pada pengembangan produk (perangkat lunak), tentu akan memperhatikan sekali proses atau metode pengembangan perangkat lunak yang diterapkan. Dengan memodifikasi platform/produk yang sudah tersedia, tidak semata-mata menjadikannya mudah. Perusahaan harus jeli dalam menyusun strategi untuk mengubahnya demi memenuhi permintaan klien yang berbanding lurus dengan kebutuhan pasar. Untuk itu kelincahan (agile) tim akan perubahan kebutuhan sangat dibutuhkan. Scrum merupakan salah satu metode agile yang dapat mengakomodasi kelincahan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat kematangan penerapan scrum di PT Kemana Teknologi Solusi, sebuah perusahaan TI yang mengembangkan B2B dan B2C e-commerce untuk kliennya. Selain itu juga disusun langkah peningkatan metodologi penerapan scrum sebagai usulan perbaikan yang diajukan kepada perusahaan. Dengan tujuan untuk memberikan pedoman berisi langkah-langkah yang lebih tepat dalam memperbaiki penerapan scrum di Kemana. Kematangan penerapan scrum diukur dengan menggunakan Scrum Maturity Model (SMM). Dengan data yang didapat dari instrumen berupa kuesioner, diisi oleh seluruh anggota tim pengembang TI yang ada di perusahaan. Sedangkan usulan perbaikan disusun dengan mengacu pada Scrum Body of Knowledge (SBoK) dan Scrum Guide. Hasilnya, diketahui tingkat kematangan penerapan Scrum berada pada level 1, tidak memenuhi harapan yang ditargetkan oleh manajemen perusahaan. Faktor-faktor yang menjadi penyebabnya adalah tidak terpenuhinya penerapan 7 subgoals level 2 & 5 subgoals level 3. Maka dari itu peneliti memberikan 12 usulan yang perlu dilakukan perusahaan untuk memperbaiki proses pengembangan produk menggunakan metode Scrum.
An an IT services provider company that focuses on product (software) development, will surely pay attention to the applied software development process or method. By modifying existing platforms/products, it doesn't mean that everything goes easy. Companies must be observant in devising strategies to change them in order to meet client demands that are directly proportional to market needs. For this reason, the agility of the team regarding changing needs is very much needed. Scrum is an agile method that can accommodate this agility. This research was conducted to measure the maturity level of Scrum implementation at Kemana, an IT company that develops B2B and B2C e-commerce for its clients. In addition, steps are made to improve the methodology for implementing Scrum as recommendations submitted to the company. With the aim of providing guidelines containing more precise steps in improving the application of Scrum at Kemana. The maturity of the scrum application is measured using the Scrum Maturity Model (SMM). With the data obtained from the instrument in the form of a questionnaire, all members of the IT development team in the company are filled in. Meanwhile, recommendations are prepared by referring to the Scrum Body of Knowledge (SBoK) and Scrum Guide. As a result, it is known that the maturity level of the application of Scrum is at level 1, not meeting the expectations according to company management. The factors that cause the implementation of 7 subgoals level 2 & 5 subgoals level 3 are not fulfilled. Therefore, the researcher provides 12 changes that the company needs to make to improve the product development process using the Scrum method."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Adib Karoma Yude
"PT X adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi makanan dan minuman dengan aspek kesehatan. Sejak didirikan tahun 1979 hingga saat ini berusia 42 tahun, organisasi telah berkembang dan melakukan berbagai inovasi untuk bertahan dalam persaingan bisnis. Memasuki industri 4.0, PT X beradaptasi dengan perkembagan teknologi informasi. Perusahaan tengah dalam fase transformasi bisnis menjadi digital dengan melakukan pengembagan perangkat lunak yang bertujuan untuk mempermudah dan membuat proses bisnis menjadi lebih efektif dan efisien. Organisasi telah melakukan praktik manajemen proyek namun belum sepenuhnya diterapkan dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari adanya 40% proyek yang dijalankan tidak dapat di-deliver dengan tepat waktu. Evaluasi perlu dilakukan untuk mengukur tingkat kematangan manajemen proyek yang sudah dijalankan sehingga organisasi dapat melakukan perbaikan. Dengan menggunakan Project Management Maturity Model (PMMM) diketahui bahwa tingkat kematangan manajemen proyek PT X berada pada tingkat pertama. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan organisasi mengenai manajemen proyek masih belum cukup baik. Penelitian ini juga menghasilkan rekomendasi perbaikan yang dapat diterapkan organisasi yaitu mengadakan pelatihan khusus untuk setiap area manajemen proyek, membuat standar dokumentasi yang baik, mengadakan sesi pendalaman materi Project Management Body of Knowledge (PMBOK) dan mendorong project manager untuk berkomunikasi menggunakan istilah manajemen proyek yang tepat.
PT X is a food and beverage manufacturing company with a focus on health. Since its establishment in 1979, the organization has developed and implemented several innovations in order to remain competitive in the commercial sector. PT X has adapted to the advancement of information technology as it enters industry 4.0. The organization is in the process of digitalizing its business by building software to simplify and improve the effectiveness and efficiency of business operations. The organization has implemented project management practices, but they have not been properly applied. There are 40% of projects that cannot be delivered on schedule. Evaluation is required to determine the maturity level of project management that has been applied so that the organization could implement improvements. Using the Project Management Maturity Model (PMMM), it is determined that PT X's project management is at the first level of maturity. This indicates that the organization's understanding of project management is still insufficient. This research also includes recommendations for improvement that may be implemented by organization, such as providing particular training for each project management area, establishing appropriate documentation standards, organizing sessions to increase understanding of the Project Management Body of Knowledge (PMBOK) materials, and encouraging project managers to communicate using proper project management terms."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Rivki Hendriyan
"PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) mengemban peran sebagai central counterparty yang bertanggung jawab dalam menciptakan pasar modal Indonesia yang aman dan menarik. Permasalahan yang dihadapi KPEI adalah redundansi fungsi sistem dan ketidakadaan pengelolaan data master sebagai “single source of truth” yang berakibat pada ketidakakuratan keputusan yang dihasilkan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, penelitian ini menilai tingkat kematangan manajemen data master yang ada di KPEI saat ini dengan menggunakan model kematangan manajemen data master Loshin dan PAM COBIT 5 sebagai metode penilaian. Hasil penilaian kematangan tersebut menjadi dasar perencanaan pengembangan data master dengan menggunakan teori manajemen data master Loshin dan DMBOK. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kematangan manajemen data master KPEI adalah tingkat 0 (non existent) yang sedang menuju tingkat 1 (intial). Penelitian juga menghasilkan perencanaan pengembangan data master KPEI yang dapat membantu KPEI untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) has a role as central counterparty who has resposibility to actualize a save and attractive Indonesia capital market. The problem faced by KPEI are redundancy of system functions and absence of master data management as a single source of truth that can lead to inaccurate decision making. To solve these problem, this research try to assess current data master management maturity level by using master data management maturity model from Loshin and PAM COBIT 5 as a assessment method. This assessment result used for building the data master development planning. The result of this research show that KPEI’s master data management maturity level has begun to transition from level 0 (non existent) to the level 1 (initial). This research also propose master data development planning for assisting KPEI to solve its problem."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Indira Tiara Ayu
"Tingkat kesuksesan proyek suatu organisasi dapat dipengaruhi oleh bagaimana suatu organisasi mengelola proyek. Salah satu faktor yang memengaruhi kesuksesan proyek adalah tingkat kematangan manajemen proyek. Terdapat korelasi antara tingkat kematangan manajemen proyek dan kesuksesan proyek. Ada beberapa proses kematangan yang dapat memengaruhi kesuksesan proyek. Pada penelitian ini penulis melakukan perhitungan dan analisis tingkat kematangan manajemen proyek berdasarkan teori project management maturity model (PMMM). Penelitian ini juga memberikan rekomendasi untuk mencapai tingkat kematangan yang diharapkan dan sesuai dengan faktor kesuksesan proyek. Penelitian dilakukan di Bank XYZ dan terbatas hanya pada unit kerja ITPM (Information Technology Project Management). Penelitian ini menggunakan focus group discussion, wawancara, kuesioner dan observasi dokumen. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan Proses kematangan manajemen proyek di Bank XYZ berada pada tingkat-1. Hal ini dikarenakan ada beberapa proses yang belum terlaksana sesuai dengan best practice.
The success rate of an organization can be influenced by how an organization manages projects. One of the factors that influence project success is the level of project management readiness. There is a correlation between project management maturity level and project success. Several maturity processes can affect project success. In this study, the authors calculated and analyzed the project maturity level based on the theory of the project management maturity model (PMMM). This study also provides recommendations for achieving the expected maturity level and in accordance with the project's success factors. The research was conducted at Bank XYZ and was limited to the ITPM (Information Technology Project Management) work unit. This study uses focus group discussions, interviews, questionnaires, and document observations. From the research results, the result of the project management process at XYZ Bank is level 1. This is because several processes have not been implemented in accordance with best practice."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Rizdiani Tri Prastiti
"PT Festival Citra Lestari merupakan salah satu perusahaan yang menyediakan layanan Over-The-Top (OTT) bernama Genflix. Untuk dapat meningkatkan produk yang baik dari segi kualitas dan kepuasan pengguna, divisi Information Technology (IT) di PT Festival Citra Lestari mempunyai target pencapaian kinerja yang diukur dalam ketepatan waktu rilis dan banyaknya masalah kritis yang terjadi di lingkungan produksi Genflix. Namun pada realitanya, terjadi keterlambatan yang disebabkan adanya critical defect yang lolos ke lingkungan produksi. Setelah dianalisis dengan menggunakan diagram ishikawa, akar permasalahan difokuskan pada proses pengujian perangkat lunak yang kurang efektif. Penelitian ingin mengetahui tingkat kematangan dalam melakukan pengujian perangkat lunak dan rekomendasi yang dapat diberikan untuk meningkatkan kematangan proses pengujian perangkat lunak. Evaluasi tingkat kematangan dilakukan dengan kerangka kerja Test Maturity Model integration (TMMi) dengan metode pedoman penilaian TMMi Assesment Method Application Requirement (TAMAR). Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif berupa studi kasus dengan applied research, dan pengumpulan data menggunakan metode Delphi dengan empat pemangku kepentingan dalam proses pengujian yaitu Head of Engineering, Engineering Manager, dan dua Quality Assurance sebagai narasumber. Penilaian dilakukan pada area proses di tingkat kematangan tingkat 2 yang menghasilkan rating P (Partially Achieved), sehingga tingkat kematangan proses pengujian perangkat lunak adalah tingkat 1 (Initial). Rekomendasi perbaikan proses disusun dengan metode Siklus Deming atau PDCA (Plan, Do, Act, Check). Rekomendasi disusun berdasarkan specific practices pada area proses Test Planning dan Test Environment agar mencapai tingkat kematangan 2 (Managed). Rekomendasi peningkatan proses pengujian yang diusulkan divalidasi oleh Head of Engineering agar bisa diterapkan pada proses pengujian yang dilakukan perusahaan sehingga pengujian lebih efektif.
PT Festival Citra Lestari is a company that provides an Over-The-Top (OTT) service called Genflix. To be able to improve products that are good in terms of quality and user satisfaction, the Information Technology (IT) division at PT Festival Citra Lestari has a performance achievement target that is measured in timeliness of release and the number of critical issues that occur in the Genflix production environment. But in reality, there is a delay caused by a critical defect that passes into the production environment. After being analyzed using an Ishikawa diagram, the root causes are focused on the ineffective software testing process. This research wants to know the level of maturity in conducting software testing and recommendations that can be given to increase the maturity of the software testing process. Maturity level evaluation is carried out using the Test Maturity Model integration (TMMi) framework using the TMMi Assessment Method Application Requirement (TAMAR) assessment guideline method. The research was conducted using a qualitative method in the form of case studies with applied research, and data collection using the Delphi method with four stakeholders in the testing process, namely the Head of Engineering, Engineering Manager, and two Quality Assurances as resource persons. Assessment is carried out in the process area at the maturity level of level 2 which results in a P (Partially Achieved) rating, so that the maturity level of the software testing process is level 1 (Initial). Process improvement recommendations are prepared using the Deming Cycle or PDCA (Plan, Do, Act, Check) method. Recommendations are prepared based on specific practices in the Test Planning and Test Environment process areas in order to achieve maturity level 2 (Managed). The recommendations for improving the proposed testing process are validated by the Head of Engineering so that they can be applied to the testing process carried out by the company so that the testing is more effective."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Asep Muhamad Taufik
"Penggunaan teknologi informasi (TI) saat ini sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi sebagian besar organisasi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Dengan melakukan investasi TI untuk semua aspek, perusahaan mengharapkan agar setiap target bisnis yang sudah dicanangkan dapat lebih mudah di capai. Sinar Mas Mining (SMM) adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara yang telah melakukan beberapa pengembangan teknologi dalam bentuk proyek. Selama 2 tahun (2018-2019) terdapat 59 proyek yang dilaksanakan oleh Direktorat IT di SMM namun tercatat ada 57% proyek yang tidak berjalan dengan semestinya dan jauh dari target yang sudah ditentukan. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan meningkatkan kematangan manajemen proyek di perusahaan dengan mengikuti standar model tingkat kematangan IPMA Delta yang dikembangkan oleh organisasi IPMA. Pengukuran dilakukan secara menyeluruh berdasarkan kompetensi pada tiga indikator utama yaitu; individu, organisasi dan proyek. Dari hasil penelitian menujukkan bahwa perusahaan selama ini memiliki tenaga kerja dengan pengetahuan yang cukup baik dalam melaksanakan manajemen proyek namun masih ada beberapa aspek yang harus ditingkatkan. Terdapat 13 kompetensi individu dan 15 kompetensi organisasi yang belum mencapai tingkat kematangan yang diharapkan. Untuk itu perusahaan perlu menjalankan sejumlah rekomendasi yang dihasilkan berdasar 28 aspek pada penelitian ini agar tingkat kematangan manajemen proyek sesuai dengan yang diharapkan.
The use of information technology (IT) has now become one of the basic needs of most corporate organizations in running their business. By investing in IT for all aspects, the company hopes that every business target that has been launched can be more easily achieved. Sinar Mas Mining (SMM) is a company with primary business in the coal mining sector, has carried out several technological developments in projects. In 2 years (2018-2019), there were 59 projects carried out by the IT Directorat only at SMM, but it was recorded that 57% of projects did not run properly and were far from the predetermined targets.This problem is solved by increasing the company's project management maturity by following the IPMA Delta maturity level model standard developed by the IPMA organization. Measurement is carried out based on competence in every aspect, namely, individual, organizational, and project aspects.The research results show that the company has human resources with sufficient knowledge in implementing project management, but several aspects need to be improved. There are 13 individual competencies and 15 organizational competencies that have not reached the expected maturity level. For this reason, the company needs to carry out several recommendations generated based on the 28 aspects of this study so that the project management maturity level is as expected."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Keri Wiroprabowo
"Lembaga ABC adalah lembaga negara yang memiliki tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah serta memiliki tugas untuk melakukan kebijakan moneter secara berkelanjutan konsisten transparan dan mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian Dalam mencapai tujuan dan tugas tersebut diperlukan dukungan Sistem Informasi SI yang handal dan berkualitas tinggi Dukungan SI tersebut diwujudkan dalam Program Kerja Sistem Informasi PKSI yang dilaksanakan dalam tahun anggaran dan dimonitor secara periodik Berdasarkan hasil monitoring Project Management Office PMO Departemen Pengelolaan Sistem Informasi DPSI sebagai pengelola sistem Informasi di Lembaga ABC diindikasi proyek tidak berjalan sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan yaitu on time on scope dan on budget serta sesuai dengan kualitas Masalah yang nampak di permukaan adalah 43 PKSI berjalan tidak sesuai rencana dan beberapa Indikator Kinerja Utama IKU terkait PKSI juga mengalami deviasi dari rencana yang diharapkan Sebagai upaya perbaikan atas pelaksanaan PKSI tersebut diperlukan evaluasi secara sistematis dengan melakukan analisis permasalahan pelaksanaan manajemen proyek mengacu pada best practices yaitu Project Management Body of Knowledge PMBoK v5 Setelah permasalahan dipetakan dilakukan analisis tingkat kematangan pelaksanaan manajemen proyek dengan menggunakan kerangka Project Management Maturity Model PMMM Terkait dengan tata kelola governance dilakukan analisis tingkat kapabilitas manajemen proyek menggunakan kerangka COBIT 5 Hasil analisis menyatakan bahwa Lembaga ABC memiliki tingkat kematangan manajemen proyek pada level pertama berdasarkan PMMM dan tingkat kapabilitas manajemen proyek pada level pertama berdasarkan COBIT 5 Hal ini utamanya disebabkan oleh beban SDM DPSI dalam melaksanakan proyek yang tinggi Dengan hasil analisis ini diharapkan ekspektasi dari DPSI Lembaga ABC terhadap PKSI yaitu on time on scope dan on budget serta sesuai dengan kualitas dapat tercapai.
The ABC Institution is a state institution that established with the purpose to achieve and maintain the stability of the Rupiah along with its task to conduct a consistent sustainable and transparent monetary policy as well as reviewing the general policy of the government in the economic field In order to carry out the goal and the task of the institution a reliable and high quality Information System IS is highly needed The mentioned IS support is manifested in the form of ldquo Program Kerja Sistem Informasi rdquo PKSI that implemented in the fiscal year and monitored periodically Based on the Project Management Office PMO monitoring result it is indicated that the projects managed by Departemen Pengelolaan Sistem Informasi DPSI as manager of the Institution rsquo s Information System did not run according to the expectation which is on time on scope and on budget with the appropriate quality The most noticeable issue is that 43 of the PKSI did not go along according to the plan and some of the Indikator Kerja Utama IKU regarding the PKSI is having a deviation from the expected scheme To improve the PKSI implementation a systematic evaluation using analysis of the project management implementation issues has to be conducted by referring to the best practice which is the Project Management Body of Knowledge PMBoK v5 After mapping the problems the maturity level of the project implementation management needs to be analyzed using the Project Management Maturity Model PMMM framework In the governance area the level of project management capability is analyzed using the COBIT 5 framework The result of the analysis states that the ABC Institution not only has the first level project management maturity level according to the PMMM but also the first level of project management capability based on COBIT 5 Referred situation happened because most of personnel in DPSI has an excessive workload By looking at the analysis result it is expected that the DPSI of ABC Institution can achieve their goals within the implementation of PKSI which is on time on scope and on budget with the appropriate quality."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2015
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Honassan, Gregorio Gringo
"Sebagai fungsi yang memegang kendali perangkat lunak di PT XYZ IT Solution memiliki peranan penting dalam menjaga manajemen pengembangan perangkat lunak agar berjalan sesuai rencana yang sudah dirumuskan bersama dengan para stakeholder. Pengembangan perangkat lunak menggunakan metodologi waterfall yang belum optimal menjadi kendala untuk dapat men deliver setiap proyek perangkat lunak sesuai requirements jadwal dan anggaran user. Untuk mengatasi hal tersebut IT Solution melakukan piloting proyek pengembangan perangkat lunak menggunakan metodologi Scrum yang diharapkan dapat lebih agile dalam pengembangan perangkat lunak. Namun dalam proses implementasi Scrum masih ditemukan permasalahan.
Tujuan penelitian ini adalah menyelesaikan permasalahan yang dihadapi IT Solution dan memperbaiki proses pengembangan perangkat lunak menggunakan Scrum. Penelitian ini menilai dan menemukan akar permasalahan sekaligus rekomendasi perbaikan dalam implementasi Scrum di IT Solution sesuai dengan kerangka kerja Scrum Maturity Model.
IT Solution as part of PT XYZ has an important role in software development to meet stakeholder request ini the company Nowadays waterfall methodology which adopted by PT XYZ was not optimal. It was a constraint to deliver software project which should meet with software requirements schedule and budget. Therefore IT Solution did piloting software development project using Scrum .It expects be more agile in software development. However they still found problems in implementing Scrum. The purpose of this research is to solve the problems faced on IT Solutions and to improve the software development process using Scrum. This research will assess and find the root causes to give recommendations for improvements in the implementation of Scrum in IT Solution based on Scrum framework Maturity Model."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2015
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library