Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82377 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Isa Ihyaroza
"Taman kota adalah taman yang berada di lingkungan perkotaan dalam skala yang luas dan dapat mengantisipasi dampak yang ditimbulkan oleh perkembangan kota dan dapat dinikmati oleh seluruh warga kota. Fasilitas yang berada di taman dapat mempengaruhi pola kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung. Dalam pemanfaatannya, pihak pengelola taman mempunyai rencana pemanfaatan akan fasilitas-fasilitas yang ada di taman. Taman Sepat merupakan taman kota yang dikelilingi oleh permukiman penduduk sehingga mayoritas pengunjung merupakan warga sekitar. Fasilitas yang berada di taman ini mendukung aktivitas untuk refreshing dan berolahraga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pola kegiatan pengunjung Taman Sepat berdasarkan rencana pemanfaatan yang disusun oleh pengelola taman. Penelitian ini menggunakan pendeketan kuantitatif dan menggunakan metode observasi dan wawancara untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Penelitian memakai dua jenis analisis data yaitu analisis kuantitatif deskriptif dan analisis keruangan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa aktivitas active angagement cenderung dilakukan pada tempat yang luas dan juga yang sudah difasilitasi oleh pihak pengelola. Aktivitas active engagement paling banyak dilakukan pada pagi hari dan weekend. Aktivitas passive engagement dilakukan pada tempat duduk yang tersedia di taman untuk melakukan aktivitas ini. Aktivitas passive angagement dilakukan terutama pada sore hari. Ketika seluruh tempat duduk terpakai oleh pengunjung yang akan duduk pada ruang terbuka. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa semua ruang kegiatan dimanfaatkan sesuai dengan rencana pemanfaatannya.  Pengecualian dapat terjadi apa bila semua tempat telah digunakan.  Hal ini mendorong pengunjung untuk memanfaatkan ruang-ruang kosong walaupun tidak sesuai dengan rencana pemanfaatan yang telah ditetapkan Hal ini terjadi terutama untuk aktivitas active.

The city park is a park located in the urban environment on a large scale and can anticipate the impacts caused by urban development, enjoyed by all city residents. Facilities in the park can influence the activity patterns of visitors. In its utilization, the park management has a utilization plan for the existing facilities. Taman Sepat is an urban park surrounded by residential areas, so the majority of visitors are local residents. The facilities in this park support activities for refreshment and exercise. This study aims to analyze the activity patterns of Taman Sepat visitors based on the utilization plan prepared by the park management. The research uses a quantitative approach and employs observation and interviews to collect the necessary data. The study uses two types of data analysis, namely descriptive quantitative analysis and spatial analysis. The results of this study show that active engagement activities tend to be carried out in spacious areas and those already facilitated by the park management. Most active engagement activities are conducted in the morning and on weekends. Passive engagement activities are carried out in the available seating areas in the park. Passive engagement activities are mainly carried out in the afternoon when all the seats are occupied by visitors who want to sit in open spaces. The conclusion of this study indicates that all activity spaces are utilized according to their utilization plan. Exceptions may occur when all spaces are already in use, encouraging visitors to use empty spaces even if it does not align with the established utilization plan, especially for active activities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariyam Yasmin
"Perkotaan sebagai entitas ekonomi menempatkan ekonomi sebagai pertimbangan utama terhadap pembangunannya. Budaya pembangunan perkotaan yang begitu menitikberatkan ekonomi, mengelimasi pembangunan-pembangunan tertentu yang dianggap tidak menguntungkan dari sisi ekonomi, termasuk taman kota. Ketidakseimbangan pembangunan ini menghambat pembangunan kota yang berhasil dan berkelanjutan.
Tulisan ini bertujuan untuk meluruskan pola pikir yang mengenyampingkan kepentingan pembangunan taman kota, dan menunjukkan pentingnya taman kota dan potensi tingginya untuk menjadi elemen perkembangan perkotaan yang bernilai ekonomis.
Secara khusus, tulisan ini akan membahas kriteria fisik yang diperlukan sebuah taman kota untuk bernilai ekonomis. Tulisan ini membahas taman kota bernilai ekonomis melalui pendekatan analisis deskriptif kualitatif sebagai dasar penelitian dan pembelajaran.
Tulisan ini pada akhirnya dapat membuktikan bahwa taman kota dengan kualitas dan kriteria fisik tertentu dalam pelaksanaannya, memiliki peran penting, khususnya dalam hal ekonomi bagi pembangunan perkotaan.

Urban as an economic entities put major consideration of economy towards its development. An economically-demanding culture of urban development leads to elimination towards certain development that does not seem to be highly beneficial, including urban park. Its imbalance ultimately prevent the development from becoming a sustainable and successful cities.
This writing aim to justify the importance of urban park and its high potentialities into become an economically valuable urban developments’ element.
Specifically, the writing will discuss the physical criteria of an urban park that is required in becoming economically valuable. The writing analyzes and observes theories, and an economically valuable urban park through descriptive and qualitative analysis approach as the study.
The writing able to proof that urban park with certain qualities and physical criteria in its execution, do have significant importance, specifically in terms of economy for urban development.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afni Anisah
"Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan salah satu wujud dari pembangunan berkelanjutan suatu kota dalam memperbaiki kualitas ekosistem lingkungan perkotaan serta pemenuhan ruang sosial bagi masyarakat kota. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengupayakan revitalisasi berbagai RTH taman kota salah satunya taman kota Tebet Eco Park. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas RTH taman kota Tebet Eco Park di Kota Jakarta Selatan berdasarkan persepsi pengguna. Konsep yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitas ruang terbuka hijau oleh Project for Public Space (2022) yang terdiri atas empat dimensi yakni Access & Linkages, Comfort & Image, Used & Activities, dan Sociability. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data mixed method dengan survei kuesioner berhasil menjaring 138 orang responden, wawancara mendalam pada 9 orang narasumber, studi kepustakaan, dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kualitas RTH Taman kota Tebet Eco Park berdasarkan persepsi pengguna telah tinggi. Hal ini dibuktikan dengan persentasenya yakni 87,7% atau 121 orang responden merasa bahwa tingkat kualitas taman kota Tebet Eco Park sudah tinggi. Dimensi Comfort & Image (kenyamanan & Citra) memiliki penilaian tertinggi (94,2%). Kemudian dari 21 indikator kualitas yang digunakan hanya 1 yang memiliki nilai rendah yakni pada ketersediaan lahan parkir kendaraan pribadi (42.8% atau 59 orang). Kendati demikian, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih perlu meningkatkan kualitas taman dalam beberapa hal yakni ketersediaan lahan parkir kendaraan pribadi, wadah bagi UMKM dan kebutuhan makan minum pengguna, keterhubungan dengan transportasi publik, serta kondisi kebersihan/kealamian sungai. Adapun rekomendasi utama yang peneliti berikan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai aktor kunci adalah mengoptimalkan peran Dinas Perhubungan untuk meningkatkan integrasi moda transportasi publik menuju taman serta melakukan kolaborasi dengan stakeholder/warga sekitar dalam menyediakan lahan parkir yang lebih memadai.

Green Open Space (GOS) is a manifestation of the sustainable development of a city in improving the quality of urban environmental ecosystems and fulfilling social space for urban communities. The Provincial Government of DKI Jakarta has made efforts to revitalize various GOS city parks, one of which is the Tebet Eco Park city park. This study aims to analyze the quality of green open space in the Tebet Eco Park city park in South Jakarta City based on user perceptions. The concept used in this study is the quality of green open space by the Project for Public Space (2022) which consists of four dimensions namely Access & Linkages, Comfort & Image, Used & Activities, and Sociability. This study used a mixed method data collection technique with a questionnaire survey that managed to capture 138 respondents, in-depth interviews with 9 informants, literature study, and observation. The results of this study indicate that the quality level of the Tebet Eco Park urban green space based on user perceptions is high. This is evidenced by the proportion, namely 87.7% or 121 respondents felt that the quality level of the Tebet Eco Park city park was already high. The Comfort & Image dimension has the highest rating (94.2%). Then of the 21 quality indicators used, only 1 had a low score, namely the availability of private vehicle parking (42.8% or 59 people). Nevertheless, the Provincial Government of DKI Jakarta still needs to improve the quality of the park in a number of ways, namely the availability of parking lots for private vehicles, containers for MSMEs and users' food and drink needs, connectivity with public transportation, and the condition of cleanliness/naturalness of the river. The main recommendation that the researchers gave to the Provincial Government of DKI Jakarta as a key actor is optimizing the role of the Department of Transportation to improve the integration of modes of transportation to public parks and to collaborate with stakeholders/local residents in providing more adequate parking space."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Salsabila
"Taman kota sebagai ruang terbuka hijau merupakan elemen penting bagi kehidupan di perkotaan. Kota Depok mempunyai taman kota yang berfungsi ekologis, sosial, budaya maupun estetika. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik lokasi taman kota yang dilihat dari aspek site dan situation serta hubungan karakteristik lokasi taman kota tersebut dengan pengunjungnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan keruangan dan menggunakan analisis statistik chi-square untuk melihat hubungan antar variabel.
Hasil penelitian ini adalah karakteristik lokasi taman kota di Kota Depok dikelompokkan menjadi empat tipe taman yaitu Tipe Cukup Memadai Kurang Strategis, Tipe Memadai Kurang Strategis, Tipe Cukup Memadai Strategis, dan Tipe Memadai Strategis. Sebagian besar taman kota di Kota Depok termasuk pada Tipe Cukup Memadai Strategis dan Tipe Memadai Strategis. Karakteristik lokasi taman kota di Kota Depok tidak mempunyai hubungan dengan pengunjungnya. Berdasarkan jumlah pengunjung, kegiatan pengunjung, tipe pengunjung, frekuensi kunjungan, serta persepsi pengunjung mengenai taman kota, tidak terdapat taman kota di Kota Depok yang memiliki karakteristik lokasi khusus.

City park as a green open space is an important element for urban life. Depok city has a city park that serves ecological, social, cultural and aesthetic. This study aims to analyze the characteristics of the city park location seen from the site and situation aspects and relationship characteristics of the city park location with visitors of city park. This research is a descriptive research with spatial approach and using chi square statistical analysis to see the relationship between variables.
The result of this research is characteristic of city park location in Depok City grouped into four type of park, that is type of "Cukup Memadai Kurang Strategis", type of "Memadai Kurang Strategis", type of "Cukup Memadai Strategis" , and type of "Memadai Strategis". Most of the city parks in Depok City are in the Type of "Cukup Memadai Strategis" and the Type of "Memadai Strategis". There are no relationship between characteristic of city park location in Depok City and visitors. Based on the number of visitors, visitor activity, visitor type, visit frequency, and visitor perception about city park, there is no city park in Depok City which has special location characteristic.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Parwieningrum
"ABSTRAK
Penelitian ini mengamati masalah peranan suami dalam
pengambilan keputusan perencannan keluarga. Perencanaan
keluarga yang dimaksud di sini meliputi perencanaan jumlah
anak, pendidikan anak serta hal-hal yang berhubungan dengan
keluarga Berencana yaitu kesertaan KB, metode dan tempat
pelayanan kontrasepsi.
Masalah peranan suami dalam perencanaan keluarga yang
tidak dapat dipisahkan dari peranan isteri menarik untuk
dipelajari. Selama ini hal-hal yang berkaitan dengan
Keluarga Berencana terasa lebih akrab bagi para isteri
dibanding para suami, sehingga seringkali isteri yang
menjadi perhatian. Perubahan sosial yang terjadi memantapkan
bentuk keluarga inti sehingga peranan suami dan isteri
menjadi semakin penting dalam kehidupan berkeluarga,
termasuk pada keluarga Betawi.
Dari beberapa penelitian mengenai pengambilan keputusan
dalam keluarga, besarnya peranan suami atau isteri
ditentukan oleh banyak faktor seperti umur, status sosial
ekonomi, kemampuan, nilai dan norma, lama perkawinan,
kepribadian, status pekeriaan isteri disamping bidang
kegiatan yang dibicarakan dan diputuskan. Kegiatan yang
sifatnya rutin dan berkaitan dengan rumah tangga cenderung
menjadi bagian isteri sementara kegiatan yang lebih penting
menjadi bagian suami atau bersama.
Khusus mengenai pengambilan keputusan perencanaan
keluarga terdapat hasil penelitian yang berlainan. Dari
penelitian Elan terungkap lebih besarnya peranan isteri dan
suami dalam pengambilan keputusan jumlah anak dan penggunaan
metode kontrasepsi. Penelitian lain yang dilakukan Tan dan
Soeradji justru mengungkapkan besarnya peranan pria dalam
pengambilan keputusan mengenaj jumlah anak dan keinginan
menambah anak.
Penelitian mengenai faktor?faktor yang mempengaruhi
peranan suami dalam pengambilan keputusan perencanaan
keluarga ini dilakukan di kelurahan Kebagusan?Pasar Minggu
dengan beberapa pertimbangan. Kelurahain ini merupakan salah
satu wilayah yang tingkat kesertaan KB nya tinggi (80.85%)
dan wilayah kantong Masyarakat Betawi asli.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua suami Betawi
asli yang diri atau isterinya peserta KB dan sebagai sampel
diambil sejumlah 130 orang suami yang dipilih dengan cara
diundi. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara
langsung menggunakan daftar petanyaan dan pedoman wawancara.
Data yang terkumpul diolah melalui tiga tahap yaitu dengan
menyusun tabel frekuensi semua variabel, tabel, silang antar
variabel dan pengolahan data tabel silang dengan menggunakan
rumus chi-kuadrat untuk melihat kecenderungan hubungan
antara variabel bebas (pengaruh) dan tak bebas
terpengaruh).
Dari penelitian ini terungkap dominannya suami di
kalangan keluarga Betawi asli dalam pengambilan keputusan
mengenai jumlah anak, pendidikan anak dan kesertaan dalam
Keluarga Berencana. Peranan isteri sangat menyolok pada
pengambilan keputusan mengenai jenis metode dan tempat
pelayanan kontrasepsi. Besarnya peranan isteri ini ada
kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya kesadaran para
isteri untuk aktif berperan, baik dalam keluarga maupun
masyarakat. Kemungkinan lain adalah pengahihan wewenang dari
suami untuk memutuskan karena penentuan jenis metode dan
tempat pelayanan kontrasepsi merupakan tindak lanjut dan
tidak sepenting keputusan kesertaan KB.
Keempat faktor yang dianggap dapat mempengaruhi atau
berhubungan dengan besarnya peranan suami dalam pengambilan
keputusan perencanaan keluarga ternyata tidak seluruhnya
terbukti pada sampel penelitian ini. Tingginya status sosial
ekonomi suami justru cenderung mengurangi peranan suami dan
memperbesar persentase keputusan yang diambil bersama. Usia
suami semakin tua cenderung memperbesar peranan isteri dan
bersama Justru pada kelompok usia 30 sampai 39 tahun
Peranan suami narnpak lebih besar dibandingkan dengan
kejompok usia 40 sampai 49 tahun.
Terrdapat kecenderungan hubungan antara lama perkawinan
dengan besarnya peranan suami dalam pengambilan keputusan
mengenai pendidikan anak dan kesertaan KB saja. Bekerja dan tidak bekerjanya isteri memberi warna tersendiri pada pola
pengambilan keputusan perencanaan keluarga. Dari penelitian
ini terlihat keccnderungan besarnya peranan suami dalam
pengambilan keputusan perencanaan keluarga pada pasangan
yang isterinya tidak bekerja, kecuali pada pengambilan
keputusan mengenai kesertaan KB.
Keputusan menjadi peserta KB dan siapa yang menjadi peserta
KB tetap menjadi dominan suami tidak terpengaruh oleh
bekerja atau tidak bekerjanya isteri.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiah Suhaima Ghina
"Taman Nasional Kepulauan Seribu termasuk ke dalam Kawasan Perlindungan Laut di Indonesia dan dikelompokkan ke dalam beberapa zonasi, salah satunya yakni zona inti. Pada tahun 2010-2012, Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu menjalankan program Kampanye Pride yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat agar tidak menangkap ikan di kawasan zona inti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak program terhadap perilaku nelayan setelah dua tahun program selesai dijalankan. Skripsi ini membahas dampak Program Kampanye Pride di Kelurahan Pulau Harapan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu DKI Jakarta dengan menggunakan analisis metode kuantitatif terhadap 30 responden. Teori yang digunakan adalah teori dimensi-dimensi dampak oleh Agustino yang terdiri dari dimensi pengaruh program terhadap kelompok sasaran, keadaan program di masa kini, serta pengaruh tidak langsung program terhadap kelompok sasaran. Simpulan yang didapatkan dari penelitian adalah Program Kampanye Pride memberikan dampak positif terhadap perilaku masyarakat nelayan di kelurahan Pulau Harapan.

Kepulauan Seribu National Park is one of the Marine Protected Area in Indonesia which is grouped into several zones, one of which is the core zone. In 2010-2012, Kepulauan Seribu National Park’s Office ran Pride Campaign program that aims to change fishermen’s behavior so they do not to catch fish in the core zone. This study aims to determine the impact of the program on fishermen’s behavior after two years this program is finished. This study discusses the impact of the Pride Campaign Program at Kelurahan Pulau Harapan in Kepulauan Seribu, DKI Jakarta by using quantitative analysis method to 30 respondents. The theory used is dimensions of the impact’s theory by Agustino which consists: the impact of a program to target groups, present state of the program, and the indirect impact of a program to target groups. The conclusions obtained from the research is the Kampanye Pride program had a positive impact on fishermen’s behavior in Kelurahan Pulau Harapan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S58686
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boediono Soedirman
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya korelasi antara pembangunan jalan raya, yang selalu diikuti perubahan tata guna lahan, dengan kualitas hidup masyarakat. Wilayah kajian penelitian ditetapkan pada Kecamatan Pasar Minggu dan Kecamatan Jagakarsa di wilayah Jakarta Selatan, dan Kota Administratif Depok. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan atau bahan pertimbangan dalam proses perancangan jalan raya, termasuk teknik dan manajemen lalu-lintas, serta pengembangan wilayah pada umumnya.
Faktor-faktor yang diteliti dari ketersediaan data sekunder menyangkut empat variabel tata guna lahan (yaitu: lahan perumahan, lahan industri, lahan perdagangan dan jasa, serta lahan pertanian dan tak tergarap); dan lima variabel kualitas hidup masyarakat (yang diwakili oleh faktor-faktor: tingkat pendidikan masyarakat, tingkat kepadatan penduduk, kondisi fisik perumahan masyarakat, penggunaan sumber cahaya/penerangan, dan penggunaan sumber air bersih/minum yang dikonsumsi masyarakat).
Sementara itu, dari sisi lapangan melalui teknik wawancara secara langsung untuk memperoleh data primer; maka faktor-faktor yang dianalisis adalah: tingkat pendapatan masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat, bidang pekerjaan utama, sarana perjalanan yang digunakan, peluang mendapatkan pekerjaan, status pemilikan rumah, kondisi fisik rumah, penggunaan sumber cahaya/penerangan, serta penggunaan sumber air bersih/minum.
Analisis data sekunder dilakukan dengan uji korelasi r untuk mendapatkan tingkat korelasi. Selanjutnya, untuk menguji hipotesis kerja Ho: r=0 melawan H1: ro; dilakukan uji independensi dengan menggunakan distribusi Student t. Untuk tingkat kepercayaan a, dimana distribusi t yang digunakan mempunyai derajat kebebasan u=(n-2); maka hipotesis kerja Ho dapat diterima bila t(hitungan) berada dalam interval t(tabel).
Data primer dianalisis melalui uji independensi antar 2 faktor dengan menggunakan prinsip asosiasi dalam daftar kontingensi (B)aris*(K)olom. Hipotesis H, yang mengindikasikan bahwa kedua faktor bebas statistik, akan ditolak, bila X2(hitungan) ~ X2(tabel) dalam tingkat kepercayaan a dan derajat kebebasan u untuk distribusi x2= (B-I)(K-1). Dalam hal lainnya, hipotesis H dapat diterima.
Dinamika tata guna lahan, secara nyata, ditunjukkan pada peruntukan lahan perumahan, lahan perdagangan dan jasa, serta lahan pertanian dan tak tergarap. Kenyataan ini membuktikan, bahwa dengan adanya pembangunan jalan raya sepanjang ruas Pasar Minggu - Depok mengakibatkan peralihan fungsi peruntukan lahan; dari lahan pertanian dan tak tergarap menjadi lahan perumahan dan/atau lahan perdagangan dan jasa. Hal ini dapat dilihat dan tumbuhnya kawasan perumahan (terutama "real estate"); berikut sarana perdagangan dan jasa, yang merupakan kelengkapan koheren dari suatu gejala pengembangan wilayah.
Perubahan indikator kualitas hidup masyarakat, secara nyata, dibuktikan melalui variabel tingkat pendidikan masyarakat, variabel tingkat kepadatan penduduk, serta variabel kondisi fisik perumahan masyarakat. Hasil pengujian ini mengindikasikan, bahwa pembangunan jalan raya (yang merupakan pra-sarana fisik dalam pengertian yang mendasar), merupakan faktor pemicu pertambahan penduduk. Bila dikaitkan dengan dinamika tata guna lahan, maka pertambahan penduduk ini merupakan masyarakat yang memperoleh pendidikan baik dan mereka menempati perumahan dengan kondisi fisik yang relatif lebih baik (bangunan permanen).
Pelaku perjalanan (dalam hal ini ditinjau dari sarana perjalanan/transportasi yang digunakan), ditentukan oleh tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan bidang pekerjaan yang bersangkutan. Selanjutnya, sarana perjalanan/transportasi yang digunakan berkaitan dengan peluang untuk mendapatkan pekerjaan, status pemilikan rumah, kondisi fisik rumah, dan penggunaan sumber air bersih/minum.

ABSTRACT
The aim of this research is to ensure the correlation between highway construction, which is usually followed by the changes of land use pattern, and the quality of life of the community. Study area was limited on Pasar Minggu and Jagakarsa regencies in the southern part of South Jakarta Metropolitan City and Depok Administrative City. This study is expected to yield some useful results for the considerations of highway design, including traffic engineering and management and regional planning purposes.
The source of data being studied were of two kinds: the primary and secondary data. The factors studied from secondary data were of four variables of land use pattern (those were classified as: settlement, industrial, business and services, and agriculture and non-utilized land); and five variables of the quality of life of the community (those were represented by: educational level, population density, physical housing condition, electrical facility, and drinking water facility).
While, the primary data obtained from field survey through direct interview were as follows: income level, educational level, main job/occupation, transportation/vehicle used, job opportunity, status of house ownership, physical housing condition, electrical facility, and drinking water facility.
Data analysis obtained from secondary data were done by using correlation test r to obtain significance level of correlation a. In order to test hypothesis Ho: r=0 versus H1: r-0; an independent test was done by adopting Students t distribution method. For level of significance a and the degree of freedom u=(n-2), the hypothesis H0 could be accepted if t(observed) is between the interval of t(table).
The primary data were analyzed by independent test between 2 factors, using the association principles in the L(ine)*(C)olumn contingency list. Hypothesis H, which indicates that two factors are statistically dependent, will be denied when X2(observed) X2(table) with level of significance a and the degree of freedom u for distribution of x2= (B-1)(K-1). On the other cases, hypothesis H could be accepted.
The land use dynamics were being significantly showed on the usage of settlement, business and services, agricultural and non-utilized areas. These facts proved that the highway construction along the Pasar Minggu-Depok road resulted in the changes of the land use function; from the agricultural and non-utilized areas to the settlement and/or business and services areas. This phenomenon can also be seen from the growth of the housing area (especially real estate); including the business and services facilities, which are the coherent attribute of an indication of regional planning.
The changes on indicators of the quality of life of the community significantly showed by the educational level of community, population density, and physical housing condition variables. The results of the test indicated that the highway construction (as basically physical infra-structure), become a trigger factor for population growth. If it was seen from the land use dynamics, this population growth is the community which is well educated people who live in the houses with relatively having a better physical condition (permanent buildings).
The travelers (seen from the transportation/vehicle used) are dependent on their educational level, income level, and their main occupation. Furthermore, the transportation facility used is related to the job opportunity, ownership status of the house, physical housing condition, and drinking water facility.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yumeldasari,author
"Penelitian ini berfokus pada keberadaan dua pasar malam di Jalan Puri KelurahanKembangan Selatan Kecamatan Kembangan Jakarta Barat dengan unit analisisnyaadalah pedagang pengunjung pendukung dan Pemerintah Kota Jakarta Barat sertapihak pihak lain yang berkaitan secara langsung atau tidak langsung dengankeberadaan pasar malam di lokasi ini Keberadaan pasar malam di Jalan Puri Moleksejak tahun 2009 merupakan fenomena yang tidak dapat diabaikan di tengahpesatnya pertumbuhan pusat perbelanjaan modern seperti mal Para pelaku yangberada di pasar malam Jalan Puri Molek yang berasal dari berbagai latar belakang memaknai pasar malam tersebut tidak hanya sebagai tempat belanja tetapi lebihsebagai ruang publik bagi mereka untuk berinteraksi dan menjalin keakraban satusama lain serta kesempatan memperoleh pekerjaan dan tempat untuk mendapatkanhiburan yang murah meriah khususnya bagi masyarakat ekonomi kelas menengah kebawah Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode instrumental casestudy Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan parapelaku yang ada di kedua pasar malam di Jalan Puri Molek yaitu pasar malam ldquo PuriWalk rdquo dan pasar malam ldquo CNI rdquo serta melakukan observasi dan juga mengumpulkandata data sekunder baik data institusional bahan bahan kepustakaan berupa bukubukureferensi artikel karya ilmiah dan sumber sumber internet serta foto foto yangdiambil selama melakukan penelitian Dari analisis diketahui 1 selain karena letaknya yang sejak dulu menjadi lokasiwarga berkumpul dan berinteraksi keberadaan pasar malam di Jalan Puri Molek jugatidak lepas dari adanya kekuatan komuniti yaitu kekuatan para pedagang denganfaktor etnisitas patron klien situasi nilai tawar dan kesamaan nasib ataukepentingan kepentingan para pengunjung dengan faktor hiburan proximity danmedia interaksi serta peluang dari pendukung dengan faktor kekuatan kekuasaan eksistensi kelompok dan penghasilan 2 kedua pasar malam dapat bertahandikarenakan komuniti yang berada di dalamnya memiliki posisi yang lebih kuatdibandingkan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat yang lebih fokus padapembangunan pusat belanja modern sehingga penyediaan fasilitas publik bagimasyarakat miskin kota seperti pasar malam terabaikan.

This research is focused on existence between two night market at Jalan Puri Molek Kelurahan Kembangan Selatan Kecamatan Kembangan West Jakarta With theseller customer supporter and the government as the analysis unit and include otherparties who related directly or indirectly with the existence of night market at thislocation Since 2009 the existence this night market at Jalan Puri Molek is aphenomenon that can not be overlooked in the midst of the rapid growth of a modernshopping center such as shopping mall The subject are in Jalan Puri Molek nightmarket from different backgrounds to interpret the night market not only as places toshop but rather as a public space for them to interact and establish familiarity witheach other as well as an opportunity to get a job and a place to get cheapentertainment especially for the lower middle class economy This research used a qualitative approach with an instrumental case study method Data was collected through in depth interviews with the subject who are on the twonight market in Jalan Molek Puri the night market Puri Walk rdquo and the night market CNI as well as observation and also collect secondary data whether the datainstrumental library materials such as reference books articles scientific papers andinternet resources as well as the photographs taken during the research From this analysis it could be conclude that 1 aside because it was long a crowdgather and interact where the night market in jalan molek puri also can not beseparated from the local community strength specifically the strength of the traderswith the ethnicity patron client the value of bargaining situation and the fatesimilarities or interests the interests of the visitors to the entertainment factors proximity and interaction of media as well as the opportunity of supporting thepower of power factor the existence of groups and income 2 The two night marketcan survive because the local community who are in it have a stronger position thanWest Jakarta administration city government which is more focused on theconstruction of a modern is more focused on the construction of a modern shoppingcenter so that the provision of public facilities for the urban poor such as the nightmarket neglected "
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adistia Nurramadhanty
"Tata ruang suatu wilayah yang efektif dan proporsional merupakan prasyarat utama bagi terciptanya suasana lingkungan yang teratur terkendali dan nyaman. Tata ruang yang efektif meliputi penempatan dan pengaturan fungsi dari bagian-bagian wilayah agar tepat dalam penempatannya, sehingga berbagai aktivitas warga dapat terselenggara secara efektif. Sementara, tata wilayah yang proporsional merupakan upaya agar terciptanya suatu wilayah yang nyaman, dengan mengoptimalkan bagian-bagian wilayah tersebut secara proporsional. Salah satu masalah yang kerap terjadi dalam penentuan proporsional suatu wilayah adalah terkait RTH (Ruang Terbuka Hijau) yang terabaikannya ketentuan kondisi idealnya. Akibat dari terabaikannya elemen standar untuk keseimbangan kota, akan terjadi bencana yang berkelanjutan, seperti banjir di Kemang. Adanya konsep perencanaan kota yang tertuliskan dalam pedoman, terdiri dari berbagai macam aspek untuk menganalisa, untuk mewujudkan kota yang ideal. Pedoman tersebut adalah UDGL (Urban Design Guidelines) dari negara yang berbeda. Secara konsep RTH merupakan ruang natural yang beraspek dan berstruktur elemen natural yang diperuntukkan sebagai nilai ekologis dan social di suatu wilayah. Dalam implementasinya, penetapan RTH berkaitan dengan banyak hal, sehingga sering terabaikan. Perencanaan implementasi di Jakarta mempunyai peraturan yang mengontro lpengalokasian lahan. Itu juga menjadi standar ideal untuk sebuah kota. Kemang, merupakan suatu bagian wilayah di Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, dan di dalam spesifik area di Kemang, adanya isu perningkatan bencana banjir yang terjadi, yang bisa disebabkan oleh banyak aspek. Itu juga menjadi alasan terjadinya kemacetan parah dan rusaknya area sekelilingnya. Lalu, isu tersebut membutuhkan evaluasi lebih tentang bencana yang terjadi berkelanjutan di Kemang dan dibandingkan dengan keadaan ideal untuk sebuah kota.

An effective and proportional spatial planning for urban is a main requirement to provide well- planned, controlled and comfortable environment. An effective spatial planning involved an allocation and arrangement of functions from all parts of the area, to be exactly fit into the context, so various activities can be held effectively. While, a proportional urban area planning is a way to create a comfortable area, by optimizing parts of the area proportionally. One of the problems is usually happened in defining a proportional area, for example: Green Open Space ideal condition which being ignored. The impacts on ignoring standard elements to balance the city, is disaster which happens continuously, such as flood in Kemang. There are a conceptual for urban planning, written in a guideline which consist of various aspects to analyse, to achieve the ideal city area. The guideline is UDGL (Urban Design Guidelines) from different countries. As a conceptual, Green Open Space is a natural resource which have aspects and structure from natural elements. Green Open Space benefits to be ecological and social value for an area. According to the implementation, defining Green Open Space related with many aspects which sometimes being ignored. The implementation planning in Jakarta has its own policy, which control the land allocation. Then, it becomes another ideal standard for a city. Kemang, is a part of Mampang Prapatan sub-district, South Jakarta, and the specific area of Kemang increase the issue of flood disaster, which can be caused by several aspects. It creates heavy traffic jam, and damage to the surrounding area. Then, it needs more evaluation in Kemang, regarding the disaster that continuously happen, compare with the ideal standard for a city."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Kurniasari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S48947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>