Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97255 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rifqah Sajidah
"Seiring dengan meningkatnya popularitas media sosial dalam aktivitas politik dan pemerintahan, berbagai negara gencar untuk melakukan diplomasi digital sebagai instrumen untuk membangun citra positif, mempromosikan nilai-nilai, kebijakan, dan kepentingan nasionalnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya Presiden Barack Obama dalam membentuk wacana mengenai Amerika Serikat melalui Twitter/X sebagai salah satu strategi dari nation branding. Metode penelitian yang digunakan adalah Analisis Wacana Kritis oleh Norman Fairclough. Data yang dikumpulkan adalah serangkaian tweet resmi yang diunggah melalui akun Twitter/X @POTUS44 selama tahun 2015-2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lima tema utama mengenai citra Amerika Serikat yang kerap disampaikan oleh Presiden Obama dalam akun Twitter/X miliknya. Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana seorang kepala negara kerap mempertahankan ide-ide tertentu mengenai negaranya dalam wacana yang disampaikan melalui media sosial sebagai salah satu strategi dalam membangun citra mengenai negaranya kepada publik domestik maupun internasional.

Alongside the increasing popularity of social media in political and governmental activities, various countries are actively engaging in digital diplomacy as an instrument to cultivate a positive image, promote values, policies, and national interests. This research aims to analyze President Barack Obama's efforts in shaping discourse regarding the United States through Twitter/X as a strategy of nation branding. The research method employed is Critical Discourse Analysis by Norman Fairclough. The data collected consist of a series of official tweets uploaded via the Twitter/X account @POTUS44 during the years 2015-2017. The findings of this research indicate that there are five main themes regarding the image of the United States frequently conveyed by President Obama through his Twitter/X account. This study offers new insights into how a head of state often upholds specific ideas about his country in discourse conveyed through social media as one strategy in building the image of his country to both domestic and international audiences."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Talitha Rizqi Amanda
"Pada abad ke-21, dunia sudah memasuki Space Age yang ditandai oleh Space Race 1 antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Perlombaan dalam bidang teknologi ruang angkasa ini dilakukan untuk menunjukkan pada dunia siapa negara yang paling hebat dan dapat menjadi pemimpin dunia. Dari peristiwa ini pula kesadaran akan potensi kekuatan ruang angkasa menjadi perhatian dunia. Dalam perlmbaan ini Amerika Serikat berhasil menang dan menjadi pemimpin ruang angkasa. Selama beberapa dekade berhasil menjadi space power dunia karena belum ada negara lain yang memiliki kemampuan seperti mereka. Amerika Serikat menemui ancaman saat negara lain sudah mulai mengembangkan teknologi ruang angkasanya, salah satunya adalah Rusia. Sehingga dalam mempertahankan kedudukannya mereka memiliki misi untuk mendominasi LEO. Pada pemerintahan Presiden Barack Obama Amerika Serikat menerapkan pendekatan commercial space power dengan kebijakan dan komersialisasi ruang angkasa yang dijalankan oleh NASA sebagai badan antariksa nasional. Obama tidak menggunakan pendekatan militer karena hal tersebut merupakan hal yang dilarang oleh Outer Space Treaty 1967. Tanpa menggunakan militer, Amerika Serikat harus melakukan cara lain yang dapat memanipulasi publik dan mempertahankan kedudukannya. Dengan cara tersebut mereka berhasil hadir sebagai negara yang mendominasi LEO karena space power yang mereka miliki berbanding lurus dengan kehadirannya di ruang angkasa. Pendekatan pada pemerintahan Obama berhasil membawa kembali Amerika Serikat sebagai negara yang mendominasi ruang angkasa.

In the 21st century, the world has entered a Space Age marked by Space Race 1 between the United States and Soviet Union. The competition in the field of space technology is carried out to show the world who is the most powerful country and can become a world leader. From this event, awareness of the potential power possessed by space became the world's attention. It’s all because space as new domain serves so many benefits. The United States managed to win and become the leader of space. For decades the United States has succeeded in becoming the dominant world space power because no other country has the equal ability. But in the end they faces a threat when other countries have begun to develop thir space technology, one of them is Russia. So in maintaining their position in space they have to dominate LEO. In the administration of President Barack Obama, United States use commercial space power approach by implementing space policy and commercialization that run by NASA as the national space agency. Barack Obama did not use a military approach because it is something that is prohibited by the Outer Space Treaty of 1967. Without using the military, the United States must use other means that can manipulate the public and maintain their position. In this way, they managed to emerge as a country that dominates LEO because the space power they have is directly proportional to their presence in space. The method that was use in Obama administration has succeeded in bringing back the United States as a space dominating nation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dafy Rahadi Putra. S
"Skripsi ini bertujuan untuk membahas bagaimana proses pelaksanaan diplomasi publik Amerika Serikat pada masa pemerintahan Obama. Diplomasi publik yang digunakan adalah dengan menggunakan tema olahraga, yaitu melalui Sports Envoy Program. Merupakan program dilaksanakan pemerintah AS sebagai sarana diplomasi publik AS untuk memeperbaiki citra AS yang sempat turun di masa pemerintah Bush. Olahraga merupakan tema khusus yang digunakan dalam pelaksanaan diplomasi publik AS melalui Sports Envoy Program,dengan mengirimkan duta-duta olahraga AS ke negara-negara Islam. Namun negaranegara lain yang bukan mayoritas penduduknya adalah muslim juga merupakan mitra AS dalam pelaksanaan program ini. Olahraga merupakan hal yang digemari dan mudah dipahami hampir di seluruh dunia, sehingga dengan mengangkaat teman olahraga sebagai diplomasi publik AS, diharapkan pelaksanaan diplomasi publik AS menjadi lebih efektif. Melalui program ini diharapkan dapat memperbaiki citra AS yang sempat turun di masa pemerintahan sebelumnya dan dapat memperkokoh hubungan diplomatis AS dengan negara-negara lainnya.

This thesis aims to discuss how the implementation of U.S. public diplomacy during the reign of Obama. Public diplomacy that is used is to use a sports theme,namely through the Sports Envoy Program. The U.S. government implemented a program as a means of U.S. public diplomacy for the U.S. image Touch ups who had dropped in during the Bush administration. Sport is a special theme that isused in the implementation of U.S. public diplomacy through the Sports Envoy Program, by sending ambassadors to the U.S. sports Islamic countries. But other countries are not the majority of the population is Muslim is also a U.S. partner in the implementation of this program. Sport is a popular and easy to understand almost all over the world, so with the theme of sport as a U.S. public diplomacy, it is expected the implementation of U.S. public diplomacy more effective. Through this program is expected to improve the U.S. image which had dropped in the previous government and the U.S. can strengthen its diplomatic relations with other countries."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Haniefah Laily Rokhmah IWF
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan Indonesia dalam melakukan diplomasi terhadap India dalam rangka penguatan hubungan perdagangan Indonesia-India pada industri sawit. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif di mana metode analisisnya adalah deskriptif analisis. Penelitian ini menggunakan kerangka analisis berdasarkan konsep diplomasi ekonomi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberhasilan hubungan perdagangan antara Indonesia dengan India pada industri sawit dapat terlaksana melalui langkah-langkah diplomasi ekonomi yang tepat. Keterlibatan peran Kementerian Luar Negeri dan aktor swasta lainnya juga diperlukan dalam mencapai keberhasilan tersebut. Melalui diplomasi ekonomi Indonesia dan India mengupayakan untuk membangun dan meningkatkan hubungan bilateral perdagangan kedua negara yang sudah ada secara lebih jelas, terencana, sistematis dan terarah untuk menstabilkan hubungan kedua negara khususnnya dalam perdagangan dan meningkatkan kerja sama dalam situasi kondusif.

This study aims to determine the efforts made by Indonesia in carrying out diplomacy towards India in order to strengthen Indonesia-India trade relations in the palm oil industry. This research uses a qualitative approach in which the analysis method is descriptive analysis. This study uses an analytical framework based on the concept of economic diplomacy. The results of this study indicate that the success of trade relations between Indonesia and India in the palm oil industry can be carried out through appropriate economic diplomacy measures. The involvement of the Ministry of Foreign Affairs and other non-state actors is also needed to achieve this success. Through economic diplomacy, Indonesia and India strive to build and improve the existing bilateral trade relations between the two countries in a clearer, planned, systematic and directed manner to stabilize relations between the two countries, especially in trade and increase cooperation in a conducive situation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jusuf Badri
Jakarta : Restu Agung , 2002
327.2 JUS k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raedyan Kahfi
"Penelitian ini akan membicarakan latar belakang normalisasi hubungan UEA dengan Israel. Normalisasi hubungan UEA dan Israel ditandatangani pada 13 Agustus 2020 yang menjadikan UAE sebagai negara Arab ketiga yang melakukan pembentukan hubungan diplomatik dengan Israel, setelah sebelumnya melakukan perjanjian damai dengan Mesir-Israel (1979) dan diikuti dengan perjanjian damai Israel-Yordania (1994). Kesepakatan ini memunculkan banyak reaksi dari berbagai negara di dalam maupun luar Kawasan Timur Tengah. Hal ini dikarenakan belum ada konsultasi Kementrian Luar Negeri UAE dengan negara Arab lainnya. Kesepakatan ini menjadi semacam pertaruhan bagi UAE, resiko kesepakatan ini dapat membuat kepemimpinan UEA tidak populer di negara Arab lainnya namun juga bisa menjadi peluang yang sangat menguntungkan. Alasan diambilnya topik ini adalah UEA menjadi negara pertama di Kawasan Teluk yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel ditengah konflik antara Palestina dan Israel yang belum mereda. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif melalui data Pustaka dan artikel ilmiah yang bertujuan untuk menggambarkan mengenai latar belakang pembentukan kesepakatan. Dengan menggunakan metode tersebut, diharapkan dapat tergambar bahwa latar belakang terjadinya normalisasi diantara keduanya berkaitan dengan meningkatnya kepentingan bersama antara Israel dan negara-negara Teluk, khususnya UEA.

This study will discuss the background of the normalization of relations between the UAE and Israel. The normalization of relations between the UAE and Israel was signed on August 13, 2020, which made the UAE the third Arab country to establish diplomatic relations with Israel, after previously making a peace agreement with Egypt-Israel (1979) and followed by the Israel-Jordan peace agreement (1994). This agreement sparked many reactions from various countries inside and outside the Middle East Region. This is because there has been no consultation with the UAE Ministry of Foreign Affairs with other Arab countries. This agreement is a kind of gamble for the UAE, the risk of this agreement can make the UAE leadership unpopular in other Arab countries but it can also be a very profitable opportunity. The reason for taking this topic is that the UAE is the only country in the Gulf that has normalized relations with Israel amid the ongoing conflict between Palestine and Israel. The method used is descriptive qualitative through library data and scientific articles that aim to describe the background of the agreement formation. By using this method, it is hoped that the background of normalization between the two is related to the increasing mutual interest between Israel and the Gulf countries, especially the UAE."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Andhika Rizky Ramadhan
"Skripsi ini berisi analisis terkait eksistensi yang dimiliki China di kawasan Pasifik Selatan dengan menggunakan teori pilihan rasional institusional dan penerapan kerangka kerja institutional rational choice sebagai faktor yang mengubah hubungan diplomatik antara Taiwan dengan Kepulauan Solomon di Tahun 2019. Dalam skripsi ini, permasalahan utama yang timbul dan menjadi pertanyaan penelitian dari skripsi ini adalah “bagaimana dampak eksistensi China memberikan pengaruh dalam berubahnya hubungan diplomatik Taiwan dengan Kepulauan Solomon di Tahun 2019?”. Dalam skripsi ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan penelitian deskriptif rinci. Hasil dari penelitian skripsi ini, ditemukan bahwa dengan kerangka kerja yang dipakai, dampak eksistensi China di kawasan Pasifik Selatan mempengaruhi hubungan diplomatik Kepulauan Solomon dan Taiwan dalam 3 kategori, yaitu: 1. Insentif Ekonomi; 2. Strategi Geopolitik; 3. Kondisi Politik Domestik. Saran dari penulis adalah bagi peneliti atau penulis selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian secara lebih mendalam terkait unit terkecil penelitian ini.

This paper contains an analysis related to China's existence in the South Pacific region using institutional rational choice theory and the application of the institutional rational choice framework as a factor that changed diplomatic relations between Taiwan and the Solomon Islands in 2019. In this thesis, the main problem that arises and becomes the research question of this thesis is “how does the impact of China's existence influence the change in Taiwan's diplomatic relations with the Solomon Islands in 2019?”. In this thesis, the method used is a qualitative method with detailed descriptive research. The results of this thesis research, found that with the framework used, the impact of China's existence in the South Pacific region affects the diplomatic relations of Solomon Islands and Taiwan in 3 categories, namely: 1. Economic Incentives; 2. Geopolitical Strategy; 3. Domestic Political Conditions. The author's suggestion is for future researchers or writers to be able to conduct more in-depth research related to the smallest unit of this research."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salama
"Pada bulan Juni 2017, Arab Saudi bersama negara teluk lainnya Bahrain, Uni
Emirat Arab, dan Mesir secara tiba-tiba memutuskan hubungan diplomatik
mereka dengan Qatar. Namun, penulis berasumsi bahwa pemutusan hubungan
secara sepihak oleh Arab Saudi tidak sepatutnya dilakukan karena Qatar sudah
menjadi negara yang kooperatif dengan segala peraturan yang diberikan. Dengan
Qatar yang sudah menjalankan Kesepakatan Riyadh, seharusnya hal tersebut
dapat menjadikan pertimbangan bagi Arab Saudi dalam mengambil kebijakan
untuk tidak memutuskan hubungan diplomatik secara sepihak. Maka dari itu
dalam penelitian ini, pertanyaan penelitian yang akan dimunculkan adalah
mengapa Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Qatar?
Dengan tujuan dari penelitian ini yakni untuk memahami alasan dibalik
pemutusan hubungan diplomatik Arab Saudi terhadap Qatar. Di dalam
menganalisa penelitian ini, penulis menggunakan Teori Persepsi Ancaman
Stephen M. Walt dan Teori Mispersepsi dari Robert Jervis, kedua teori ini
digunakan untuk menganalisa alasan dibalik pemutusan hubungan dilomatik yang
dilakukan Arab Saudi terhadap Qatar. Penulis menggunakan dua variabel dari
Walt yakni aggregate power dan offensive intentions untuk menganalisa
kapabilitas kekuatan dan agresivitas Qatar sehingga terbentuknya persepsi
ancaman. Sedangkan, Teori Persepsi dan Mispersepsi Jervis digunakan untuk
menjelaskan persepsi pembuat kebijakan Arab Saudi terhadap prilaku Qatar yang
dinilai berbahaya. Penulis menemukan bahwa pemutusan hubungan diplomatik
ini disebabkan oleh ketakutan Arab Saudi atas peningkatan dan kapabilitas Qatar
di kawasan yang mengakibatkan terbentuknya persepsi ancaman. Kebijakan Arab
Saudi ini diakibatkan dari kurangnya informasi yang didasari oleh desire dan fear,
ini berpengaruh terhadap pembuat keputusan Arab Saudi yang pada akhirnya tidak
mempertimbangkan faktor lain hanya bergantung kepada wishful thinking bahwa
hubungan serta tindakan Qatar dengan Iran, Ikhwanul Muslimin, dan Al Jazeerah
merupakan bentuk ancaman keamanan bagi negaranya. Pada akhirnya, kurangnya
informasi serta keinginan untuk salah mengartikan informasi tentang kemampuan
dan niat Qatar menciptakan misperception di dalam pembentukan persepsi selektif
Arab Saudi.

In June 2017, Saudi Arabia along with other Gulf countries such as Bahrain, the
United Arab Emirates and Egypt suddenly cut off their diplomatic ties with Qatar.
However, the author assumes that the unilateral termination of diplomatic
relations by Saudi Arabia should not be carried out because Qatar has been really
cooperative with all the regulations given. In fact, Qatar has been obedient with
the Riyadh Agreement, this should be able to make a consideration for Saudi
Arabia in taking a policy not to unilaterally broke off the diplomatic relationship.
Therefore, the research question that will be used in this paper is why did Saudi
Arabia cut its diplomatic relations with Qatar? With the objective to understand
the reasons behind the severance of Saudi Arabia's diplomatic relations with
Qatar. In analyzing this research, the writer uses Stephen M. Walt's Threat
Perception Theory and Robert Jervis' Perception and Misperception Theory, both
of these theories are used to analyze the reasons behind Saudi Arabia's
termination of diplomatic relations with Qatar. The author uses two variables
from Walt, namely aggregate power and offensive intention to analyze Qatar's
strength and aggressiveness capabilities so as to form threat perceptions.
Meanwhile, Jervis's Theory of Perception and Misperception is used to explain
the perceptions of Arab Saudi policymakers of Qatar's dangerous behavior. The
author finds that this diplomatic crisis was due to Saudi Arabia's fear of Qatar's
capabilities in the region. Saudi Arabia’s policy resulted from a lack of
information based on desire and fear, this affected Saudi Arabian decision makers
who ultimately did not consider other factors, only depending on wishful thinking
that Qatar's relations and actions with Iran, the Muslim Brotherhood, and Al
Jazeerah were a form of threat to its security. Ultimately, the lack of information
and the desire to misrepresent Qatar's capabilities and intentions created
misperception in the formation of Saudi Arabia's selective perceptions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Prasetya Gunawan
"Salah satu masalah yang sering muncul dalam dunia fotografi adalah efek blur yang dapat diakibatkan baik oleh objek yang bergerak maupun gerakan kamera yang berhubungan dengan kecepatan rana (shutter speed) ketika gambar akan diambil. Paper ini menyajikan sebuah metode baru yang sederhana untuk mendeteksi kemunculan distorsi blur yang tidak diinginkan pada gambar digital. Metode yang diusulkan menggunakan transformasi discrete cosine transform (DCT) pada gambar yang telah mengalami distorsi dengan ukuran blok DCT yang bervariasi. Hasil dari pendeteksian ini kemudian digunakan untuk meningkatkan kualitas gambar melalui metode debluring berdasarkan korelasi pixel yang diterapkan pada area tertentu pada gambar yang mengandung distorsi blur ini. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa kualitas gambar yang disempurnakan dihasilkan oleh metode debluring secara selektif menggunakan deteksi distorsi blur lokal akan lebih baik daripada yang tidak melalui proses seleksi. Dari berbagai ukuran blok yang digunakan dalam percobaan, blok berukuran 32×32 piksel menghasilkan kualitas gambar yang secara umum lebih baik.
One of the problems that often arise in photography is a blurring effect that can be caused either by a moving object or camera movements that associated with the shutter speed when the picture is taken. This paper presents a simple new method for detecting the appearance of unwanted blur distortion in digital images. The proposed method uses the transformation of Discrete Cosine Transform (DCT) on the image that has been distorted with varying DCT block size. The results of the detection used to improve image quality through debluring method based on pixel correlation that applied to certain areas of the image that contains this blur distortion. The experimental results show that the enhanced picture quality produced by the method of selectively debluring using a local blur distortion detection is better than not through the selection process. From various block sizes used in the experiments, the block size of 32×32 pixel generates better picture quality."
Universitas Multimedia Nusantara, Center for New Media ICT Research, 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Tri Kamal Mulyawan
"Penelitian ini membahas tentang perjanjian Bilateral antara Amerika Serikat dan India serta kepentingan nasional Amerika Serikat dalam pengembangan nuklir di India, perjanjian tersebut bernama India-United States Civil Nuclear Agreement. India-United States Civil Nuclear Agreement merupakan perjanjian yang memfokuskan terhadap pengembangan teknologi nuklir untuk sipil dan juga militer yang disepakati oleh India-AS pada 18 Juli 2005. Penelitian ini berpendapat bahwa Amerika menjadikan India sebagai mitra dalam kerjasama karena memiliki motif tertentu yaitu untuk menyaingi Cina dalam perekonomian dan juga menahan agresi Cina. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan data yang diperoleh dari studi pustaka. Teori yang digunakan untuk menganalisis ialah Teori Kepentingan Nasional dan Teori Kerja Sama Internasional. Hasil dari temuan penelitian ini adalah India-United States Civil Nuclear Agreement memiliki keuntungan yang didapat Amerika dan India dan perjanjian ini dinilai sebagai jalan Amerika Serikat untuk merealisasikan kepentingan nasional negaranya, perjanjian tersebut juga membuat hubungan kedua negara tersebut semakin erat dari sebelumnya.

This research explain Bilateral agreement between the United States and India as well as the US national interest in nuclear development in India, the agreement is called India-United States Civil Nuclear Agreement. The India-United States Civil Nuclear Agreement is an agreement focusing on the development of nuclear technology for civilians and also the military agreed by India-US in 18th July  2005. This research argues that America makes India a partner in cooperation because it has a certain motive to rival China in economy and also withstand China aggression. This research uses qualitative method with data obtained from literature study. The theory used to analyze is the National Interest Theory and Theory of International Cooperation. The result of this research is that India-United States Civil Nuclear Agreement has the advantage of America and India and this agreement is considered as the United States road to realize the national interests of the country, the agreement also makes the relationship between the two countries more closely than ever.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>