Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151790 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadela Andini
"Latar Belakang: Dalam beberapa dekade terakhir, insiden Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami peningkatan secara drastis di semua negara. Hal ini disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus betina yang tidak hanya menyebarkan virus dengue, tetapi juga virus Zika, chikungunya, dan demam kuning. Berkaitan dengan itu, penyakit DBD pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1968 di Kota Surabaya, Jawa Timur dengan tingkat kematian sebesar 41,3%. Selanjutnya, pada 2022, Jakarta Selatan menyumbang kasus DBD sebanyak 1.846 kasus dengan 31 kasus di antaranya berada di Kelurahan Menteng Atas. Tujuan: menganalisis gambaran input, proses kegiatan, dan gambaran output dari kader jumantik dalam pencegahan DBD. Metode: Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Desember 2023 di Kelurahan Menteng Atas. Perolehan data dilakukan secara langsung di lapangan dan dijelaskan menggunakan metode pendekatan kualitatif untuk memahami fungsi kader jumantik pada pencegahan demam berdarah dengue dan mendiskripsikan hasil temuannya dalam sebuah narasi. Hasil: Dengan demikian, diketahui bahwa input dari variabel sumber daya manusia adalah kader dan koordinator jumantik di Kelurahan Menteng Atas sudah sesuai dengan pedoman, yakni 132 kader dan 10 koordinator sesuai perwakilan RT setempat, kader jumantik berasal dari masyarakat dengan mayoritas ibu rumah tangga. Selain itu, dana operasional yang diperoleh oleh kader sebesar Rp500.000 disertai dengan sarana dan prasarana yang sudah mencukupi seperti seragam, alat tulis, dan lain-lain. Pengorganisasian atau pembentukan struktur organisasi kader jumantik dilakukan dan diusulkan oleh RT/RW setempat disertai surat keputusan dari kelurahan. Akibatnya, pemberantasan nyamuk selama bulan Januari-Juli 2023 mencapai hasil yang maksimal, yaitu dengan rata-rata bebas jentik sebesar 99 persen.

Introduction: In the last few decades, there has been a drastic increase in the case of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) across all countries. This surge can be attributed to the female Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitoes, which not only transmit the dengue virus but also Zika, chikungunya, and yellow fever viruses. The first case of DHF was identified in Indonesia in 1968 in the city of Surabaya, East Java, with a mortality rate of 41.3%. Subsequently, in 2022, South Jakarta contributed 1,846 cases of DHF, with 31 cases reported in the Menteng Atas sub-district. Objective: The aim of this study is to analyze the input, process activities, and output overview of mosquito vector control (jumantik) cadres in the prevention of DHF. Methods: This research was conducted from July to December 2023 in the Menteng Atas sub-district. Data collection was carried out directly in the field and explained using a qualitative approach to comprehend the functions of jumantik cadres in preventing Dengue Hemorrhagic Fever and to describe the findings in a narrative form. Result: Consequently, it was determined that the input from the human resources variable, namely the cadres and jumantik coordinators in the Menteng Atas sub-district, is in accordance with guidelines, consisting of 132 cadres and 10 coordinators as per local RT representation. The jumantik cadres are drawn from the community, with the majority being housewives. Furthermore, operational funds of Rp500,000, along with sufficient facilities and infrastructure such as uniforms, stationery, and others, are provided to the cadres. The organization or formation of the jumantik cadre organizational structure is carried out and proposed by the local RT/RW, accompanied by a decree from the sub-district. As a result, mosquito eradication during January-July 2023 achieved optimal outcomes, with an average larval index of 99 percent."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia;Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia;Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erdi Komara
"Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah DKI dalam pemberantasan penyakit DBD adalah dengan adanya Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang bertugas melakukan pemeriksaan jentik secara berkala, sehingga diharapkan dapat mengurangi kejadian kasus DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Jumantik di Kecamatan Tebet Kodya Jakarta Selatan dengan metode pendekatan cross sectional dan melibatkan 81 Jumantik sebagai sampel. Metode analis data menggunakan analisis univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor usia berhubungan dengan kinerja Jumantik (p=0,043), dan kesesuaian honor (p = 0,03). Faktor lain yang tidak berhubungan dengan kinerja Jumantik adalah tingkat pendidikan (p = 0,47), status pekerjaan (p = 0,08), masa kerja (p = 0,59), tingkat pengetahuan (p = 0,39), pelatihan PSN (p = 0,59), frekuensi pelatihan (p = 0,49), perlengkapan PSN (p = 0,13), kartu berobat gratis (p = 0,56), pemberian bubuk larvasida (p = 0,22) dan lingkungan (p = 0,49).
Kesimpulan dari penelitian ini terdapat dua variabel yang mempengaruhi kinerja Jumantik di Kecamatan Tebet yaitu usia dan kesesuaian honor, meskipun perlu adanya penelitian lebih lanjut.

The once of Jakarta government policies were to eradication dengue haemorrhagic fever (DHF) case with the Jumantik (mosquito larvae monitor) who task of inspection larvae periodically, so the expected to decrease the DHF cases. This study aims to determine the factors that can influence Jumantik work performance in the district Tebet South of Jakarta with cross-sectional approach method and involved 81 Jumantik as the sample. The data was analyzed by univariate and bivariate.
Reseach result, there was correlation of age with Jumantik work performance (p=0,043), and correlation of the suitability of honor with Jumantik work performance (p = 0,03). Other factors there were no correlation with Jumantik work performance is level of education (p = 0,47), employment status (p = 0,08), longer work as Jumantik (p = 0,59), level of knowledge (p = 0,39), training of PSN (mosquito larvae eradication) (p = 0,59), frequency of training (p = 0,49), PSN tools (p =0,13), free medical treatment card (p = 0,56), larvasida of provision (p = 0,22) and work environment (p = 0,49).
Conclutions of the study there are two variables that affect Jumantik work performance that level of age and suitability of honor, although need for further reseach.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Debbie Valonda S.
"Upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah dengan dibentuknya Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang bertugas melakukan pemeriksaan jentik secara berkala, sehingga diharapkan dapat mengurangi kejadian kasus DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kelurahan Pejaten Timur Kecamatan Pasar Minggu Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan metode pendekatan cross sectional dan melibatkan 131 Jumantik sebagai responden. Metode analis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor tingkat pendidikan (p = 0,026), tingkat pengetahuan (p = 0,023) dan kegiatan pelaksanaan PSN (p = 0,001) berhubungan dengan Angka Bebas Jentik (ABJ). Kesimpulan dari penelitian ini terdapat tiga variabel yang mempengaruhi ABJ di Kelurahan Pejaten Timur yaitu tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan kegiatan pelaksanaan PSN, meskipun perlu adanya penelitian lebih lanjut.
Efforts made by the Government of Jakarta in disease control Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is the establishment of larva monitoring (Jumantik) assigned to conduct periodic checks larva, which is expected to reduce the incidence of dengue cases. This study aims to determine the factors that affect Figures Non Larva (ABJ) in Sub Pejatentimur District of Pasar Minggu, South Jakarta Administration City with cross sectional method and involves 131 Jumantik as respondents. Method of data analysts using univariate and bivariate analyzes. The results showed that the factor of the level of education (p = 0.026), the level of knowledge (p = 0.023) and the activities of the implementation of PSN (p = 0.001) associated with figure Non Larva (ABJ). The conclusion of this study, there are three variables that influence in Sub Pejatentimur ABJ is the level of education, level of knowledge and implementation activities PSN, although the need for further research."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Zannah
"Demam berdarah dengue merupakan penyakit tular vektor. Pada tahun 2021 Indonesia memiliki IR 11,48/100.000 penduduk dan Case Fatality Rate sebesar 0,89%. Pada tahun 2021 Depok memiliki kasus tertinggi sebanyak 3.155 kasus (IR= 75,24/100.000 Penduduk). Pencegahan DBD dilakukan dengan dibentuknya Kordinator kader jumantik tiap RT untuk meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ). ABJ baik jika ≥ 95%. Peningkatan Angka Bebas Jentik (ABJ) dipengaruhi oleh pengetahuan dan peran koordinator kader jumantik . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan peran koordinator kader jumantik terhadap angka bebas jentik (ABJ) di Kelurahan Tugu Kecamatan Cimanggis Kota Depok tahun 2022. Penelitian kuantitatif menggunakan data primer yaitu kuesioner yang telah dimodifikasi dari arahan Kemenkes RI dan penelitian sebelumnya. Desain penelitian cross sectional, sampel penelitian 101 responden. Hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan Angka Bebas Jentik (ABJ) dan terdapat hubungan yang signifikan Peran Koordinator Kader Jumantik yaitu Pemantauan Jentik Berkala (PJB) terhadap Angka Bebas Jentik (ABJ).

Dengue hemorrhagic fever is a vector-borne disease. In 2021 Indonesia has an IR of 11.48/100,000 population and a Case Fatality Rate of 0.89%. In 2021 Depok has the highest case of 3,155 cases (IR = 75.24/100,000 Population). Prevention of DHF is carried out by establishing a jumantik cadre coordinator for each RT to increase the larva-free rate (ABJ). ABJ is good if 95%. The increase in larva free rate (ABJ) is influenced by the knowledge and role of the jumantik cadre coordinator. The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and the role of the jumantik cadre coordinator on the larva-free rate (ABJ) in Tugu Village, Cimanggis District, Depok City in 2022. This quantitative study used primary data, namely a questionnaire that had been modified from the direction of the Indonesian Ministry of Health and previous research. The research design is cross sectional, the research sample is 101 respondents. The results of the study showed that there was a significant relationship between knowledge and the larva-free rate (ABJ) and there was a significant relationship between the role of the Jumantik Cadre Coordinator, namely Periodic Lartic Monitoring (PJB) on the larva-free rate (ABJ)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Halimah Ramawati
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gaya kepemimpinan situasional yang diterapkan oleh Lurah Menteng Atas Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana gaya kepemimpinan Lurah Menteng Atas, bagaimana tingkat kematangan pegawai Kelurahan Menteng Atas, dan bagaimana kesesuaian antara gaya kepemimpinan Lurah dengan tingkat kematangan pegawai Kelurahan Menteng Atas. Pendekatan yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan tujuan penelitian ini bersifat deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa Lurah Menteng Atas menerapkan gaya kepemimpinan Participating dan tingkat kematangan pegawai Kelurahan Menteng Atas berada pada M4 atau tinggi. Hal ini menggambarkan cenderung adanya kesesuaian antara gaya kepemimpinan yang diterapkan dengan tingkat kematangan karyawan. Hal ini sejalan dengan gaya kepemimpinan yang ada pada organisasi publik seperti Kelurahan Menteng Atas, yaitu terdapat kebijakan yang hanya dapat diputuskan oleh Lurah itu sendiri, atau suatu kewenangan yang hanya dimiliki olehnya. Sehingga pemimpin disektor publik lebih menerapkan gaya kepemimpinan yang memang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

This study aims to analyze the situational leadership style adopted by the Setiabudi subdistrict headman Menteng Upper South Jakarta. The question in this research is how the leadership style headman Menteng Atas, how the level of maturity of Menteng Upper Village employees, and how the fit between leadership style village chief with the maturity level employees Menteng Upper Village. The approach used for this research is quantitative research and the purpose of this research is descriptive. Based on the results of the study, showed that the headman Menteng Atas apply leadership style and level of maturity Participating employees Menteng Top village located on the M4 or higher. This illustrates tend compatibility between leadership style that is applied to the maturity level of the employee. This is in line with the style of leadership that exist in public organizations such as the Village Menteng Atas, that there are policies that can only be decided by the village chief himself, or an authority that belongs only to him. So that more public sector leaders apply leadership style that is appropriate to the situation and conditions."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosalina
"Dengue fever ada\ah penyakit tropis terabaikan, dimana penyakit ini ditularkan oleh nyamuk yang paling cepat berkembang, dimana hampir setengah populasi di dunia sekarang berisiko. Penyakit ini salah satu penyebab utama penyakit serius dan kematian pada anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan k~iadian demam berdarah dengue (DBD) dengan perilaku keluarga (pengetahuan, sikap dan praktik) dalam pencegahan DBD di Kelurahan Way Urang Kabupaten Lampung Selatan tahun 2016. Metode yang digunakan adalah cross sectional study dengan jumlah responden sebanyak 125 keluarga dengan teknik cluster sampling. Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara kejadian DBD dengan pengetahuan (p=0,001), tetapi tidak ada hubungan antara kejadian DBD dengan sikap (p=0,875), praktik (p=0,257) dan peri!aku (komposit) keluarga dalam pencegahan DBD (p=0.,600). Pemberian promosi kesehatan tentang DBD dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan keluarga. yang berdampak pada perubahan perilaku keluarga dalam pencegahan DBD.

Dengue fever is a neglected tropical disease, which is transmitted by mosquitoes. The disease is growing fast, making nearly half of the population of t.lte world is now at risk. The disease is one of the main causes of serious illness and death in children. The purpose of this study was to determine the relationships between the incidence of dengue hemorrhagic fever (DHF) and family behaviors (knowledge, attitudes and practices) in the prevention of dengue in the Village Way Urang South Lampung regency in 2016. The method used was the cross sectional study with cluster sampling technique. A total number of respondents of 125 families involved in this study. The results showed there is a relationship between the incidence of dengue with knowledge (p = 0.001). however there is no association between the incidence of dengue and the attitude (p = 0.875), practice (p = 0.257) and behavior (composite) of the family in the prevention of dengue fever (p = 0.600). The provision of health promotion about dengue can be carried out in accordance with the needs of the family, which would have an impact on changes in family's behavior in the prevention of dengue."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46056
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melia Marwah
"Penyakit DBD telah menjadi global burden bagi negara-negara di sekitar Asia Tenggara dan Kawasan Pasifik Barat. Indonesia menyumbang 57% dari total kasus DBD di dunia (WHO, 2010). Kasus DBD terbanyak terjadi di DKI Jakarta disusul oleh Jawa Barat pada posisi kedua. Angka kejadian DBD Kota Bekasi tahun 2010 turun menjadi 2.445 kasus namun kasus kematian akibat DBD meningkat dibandingkan tahun sebelumnya,CFR tahun 2010 sebesar 0,94% dari 0,65%. (Profil Kesehatan Kota Bekasi, 2010). Kelurahan Pengasinan adalah satu diantara empat kelurahan di kecamatan Rawalumbu yang melaporkan kasus DBD terbanyak. Di Kelurahan Pengasinan terjadi 2 kematian akibat DBD pada dua tahun terakhir.
Penelitian crossectional ini bertujuan untuk mengetahui faktor?faktor yang berhubungan dengan praktek masyarakat dalam pencegahan penyakit DBD di Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi tahun 2012, sampel yang diambil adalah kepala keluarga sebanyak 105 responden dipilih dengan multi stage random sampling. Hasil penelitian ini menemukan bahwa partisipasi masyarakat pada pencegahan DBD rendah. Hanya 40,0% responden yang melakukan praktek pencegahan penyakit DBD. Faktor-faktor yang berhubungan dengan praktek pencegahan penyakit DBD adalah pendidikan, pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai, sarana, informasi, dan dukungan tokoh masyarakat, peergroup dan tetangga.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa rendahnya partisipasi masyarakat dalam praktek pencegahan DBD karena rendahnya pengetahuan, sikap dan keyakinan responden terhadap PSN, rendahnya akses terhadap informasi serta rendahnya dukungan tokoh masyarakat, peergroup dan tetangga. Sehingga perlu adanya perhatian yang lebih pada upaya peningkatan pengetahuan sikap dan praktek masyarakat, salah satunya melalui penyediaan dan penyebarluasan media informasi mengenai DBD, serta meningkatkan kerjasama lintas sektor untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit DBD.

Dengue has become a global disease burden for countries around Southeast Asia and Western Pacific Region. Indonesia accounted for 57% of the total dengue cases in the world (WHO, 2010). Tha Highest incidence of dengue cases is Jakarta and followed by West Java in the second position. The incidence of DHF in Bekasi by the year of 2010 dropped to 2445 cases. But dengue fever deaths rise over the previous year, the CFR in 2010 amounted to 0.94% from 0.65% previously. (Bekasi Health Profile, 2010). Pengasinan Village is one of four villages in the districts that most reported cases of dengue. 2 deaths due to dengue fever occurred in the last two years in Pengasinan.
This Crossectional study aims to determine the factors associated with the practice in the prevention of dengue fever in Pengasinan Rawalumbu districts Bekasi 2012, samples taken was the head of the family as much as 105 respondents selected by multi stage random sampling. The results of this study found that community participation in dengue prevention is low. Only 40.0% of respondents who practice dengue disease prevention. Factors associated with dengue disease prevention practice is education, knowledge, attitudes, beliefs, values, fasilities, information, and support of others.
So it can be concluded that the low participation in dengue prevention practices because lack of knowledge, attitudes and beliefs of respondents to the PSN, low access to information and the low support community leaders and neighbors peergroup. Thus the need for more attention on efforts to increase knowledge, attitude and practice of community, through health promotion and dissemination of information about dengue fever in order to improve parsipasi community in efforts to prevent dengue.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Luthfiana Ulya
"DBD masih menjadi masalah di Indonesia, salah satu kebijakan dan langkah dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kasus DBD adalah dengan memberdayakan masyarakat dalam bentuk program Juru Pemantau jentik (Jumantik). Namun, pada kenyataannya Jumantik masih menemui berbagai masalah, diantaranya jumlah imbalan yang tidak sesuai dan penolakan-penolakan dari masyarakat setempat. Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi kinerja Jumantik yang nantinya juga akan mempengaruhi sukses pencapaian program pecegahan dan penanggulangan DBD. Selain itu, salah satu daerah yang masih memiliki ABJ rendah adalah Kelurahan Cilandak Timur yang berada di wilayah Kecamatan Pasar Minggu, yang selama tahun 2008 memiliki angka kasus DBD terbanyak se-DKI Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kinerja Jumantik di Kelurahan Cilandak Timur Tahun 2008 dan hubungannya dengan faktor individu, psikologi, dan organisasi. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti selama kurang lebih dua minggu yaitu minggu ke-2 dan ke-3 bulan Mei tahun 2009 dengan cara menyebarkan kuesioner kepada seluruh Jumantik di Kelurahan Cilandak Timur dan telaah dokumen Kecamatan Pasar Minggu sebagai data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar Jumantik memiliki kinerja tinggi, yaitu sebanyak 97 % Jumantik memiliki kinerja tinggi dan 3 % Jumantik memiliki kinerja yang rendah. Selain itu, ditemukan lebih banyak Jumantik yang tidak memenuhi standar persyaratan usia, yaitu sebanyak 82,1 % Jumantik berusia > 35 tahun. Begitu pula yang ditemukan pada faktor pendidikan, masih ada 25,4 % Jumantik yang tidak memenuhi syarat pendidikan. Sebagian besar Jumantik memiliki masa kerja ≤ 3 tahun (64,2 %), pengetahuan yang tinggi (83,6 %), pernah mengikuti pelatihan Jumantik (61,2 %), motivasi tinggi (95,5 %), sarana yang dibutuhkan telah dipenuhi (82,1 %), pernah mendapat supervisi (88,1 %), dan menerima imbalan (97 %). Dari hasil analisis bivariat diperoleh bahwa usia dan supervisi berhubungan dengan kinerja Jumantik. Sedangkan variabel selain usia dan supervisi tidak berhubungan dengan kinerja Jumantik.
Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan penyegaran agar Jumantik tidak merasa jenuh. Selain itu perlu adanya sistem imbalan yang sesuai dengan Kinerja yang dapat menambah motivasi Jumantik dalam melaksanakan tugas dan dipenuhinya sarana yang dibutuhkan Jumantik untuk meringankan beban Jumantik dalam melaksanakan tugas.

DBD is still a problem in Indonesia, one of the policies and steps in the efforts to prevent and handle DBD cases by empowering community in the form of Jumantik program. However, in reality Jumantik is still has many problems, including the amount of compensation which is not appropriate and rejections from the local community. This will impact to the performance of Jumantik in the future and then it will impact to the successful achievement of prevent and handle DBD program. In addition, one of the areas which still have low ABJ is East Cilandak that is located in the area of Pasar Minggu, where during the period of 2008 have the most number of DBD cases in province of DKI Jakarta.
This study purpose to find describing the performance of Jumantik at East Cilandak in 2008 and related to the factors of individual, psychology, and organization. This study was conducted by researchers for two weeks where it was done at the second and the third week on Mei 2009 by way of distributing the questionnaire to all Jumantik at East Cilandak and document study at Pasar Minggu as secondary data.
Study result indicated that most of Jumantik had a high performance where 97% of Jumantik had a high performance and 3% of them have low performance. In addition, it was found more Jumantik which did not have the standard requirements of age, 82,1% of Jumantik were more than 35 years old. The same factors which were found in education, there was still 25,4% of Jumantik did not have the requirements of education. Most of Jumantik had work period less than 3 years (64.2%), high knowledge (83.6%), receiving Jumantik training (61.2%), high motivation (95.5%), facilities which were required have been fulfilled (82.1%), getting supervision (88.1%), and receiving the rewards (97%). From the result of bivariate analysis indicated that age and supervision related to Jumantik performance. While other variables without age and supervision did not relate to Jumantik performance.
Therefore, it was suggested to do new activities so Jumantik did not feel bored. Besides it was important the existance of compensation system which was available with performance so it can increase Jumantik motivation to implement the tasks and the necessary facilities which were needed by Jumantik to alleviate Jumantik burden on implementing the tasks."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fifa Italia
"Skripsi ini merupakan sebuah tulisan yang memaparkan perubahan budaya birokrasi di Kelurahan Menteng Atas sejak pergantian Gubernur per Oktober 2012. Aspek yang dibahas dalam skripsi ini adalah perangkat nilai dalam budaya birokrasi Kelurahan Menteng Atas, proses perubahan budaya birokrasi, respon pegawai serta tanggapan warga Menteng Atas atas perubahan tersebut. Terpilihnya Gubernur Joko Widodo menggantikan Fauzi Bowo pada pilkada tahun 2012 membuat terjadinya perubahan budaya birokrasi di lini terdepan pemerintahan, yaitu Kantor Kelurahan. Sejak Januari 2013, Kelurahan Menteng Atas sibuk berbenah diri, mulai dari evaluasi kinerja pegawai hingga meningkatkan kualitas pelayanan publik. Penelitian yang dilakukan dari bulan Januari hingga Maret 2013 ini menunjukkan perubahan yang berusaha dilangsungkan Gubernur Joko Widodo mendapatkan respon yang hampir sama dari setiap pegawai Kantor Kelurahan Menteng Atas, mayoritas tidak setuju, tetapi peraturan yang dikeluarkan Gubernur bukanlah sesuatu yang dapat diperdebatkan sehingga perubahan tetap dilaksanakan. Walaupun peningkatan kinerja dan kualitas pelayanan publik di Kantor Kelurahan Menteng Atas sudah terlihat, tetapi berbagai upaya untuk mempertahankan nilai-nilai dalam budaya birokrasi yang selama ini mereka anut tetap lah ada."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Purwanto
"Penelitian ini menyelidiki kejadian penyakit DBD tahun 2012 di Kecamatan Karawang Barat, Kecamatan Telukjambe Timur dan Kecamatan Karawang Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik individu, lingkungan biologik rumah, lingkungan fisik rumah dan perilaku terhadap kejadian penyakit DBD. Penelitian dengan disain kasus kontrol, dan perbandingan jumlah kasus kontrol 156:156.
Hasil analisis penelitian, variabel yang berhubungan bermakna dengan kejadian penyakit DBD adalah kebiasaan gantung pakaian di luar lemari, kebiasaan menutup tempat penampungan air (TPA) dan kebiasaan mengubur barang-barang bekas/membuangnya jauh dari area rumah. Analisis risiko menunjukkan kelompok yang berisiko berpeluang terkena penyakit DBD 4,049 kali dibanding pada kelompok yang tidak berisiko.
Kesimpulan analisis multivariat, ada 4 variabel independen yang diduga mempunyai hubungan signifikan dengan kejadian penyakit DBD, yaitu kebiasaan gantung pakaian di luar lemari, kebiasaan pakai obat nyamuk/repellent, kebiasaan menutup TPA, dan kebiasaan mengubur barang-barang bekas / membuangnya jauh dari area rumah. Dari empat variabel tersebut yang terbesar pengaruhnya terhadap kejadian penyakit DBD adalah variabel kebiasaan gantung pakaian di luar lemari dengan OR = 2,908.

This study investigates the incidence of dengue fever in 2012 in West Karawang District, East Telukjambe District and East Karawang District. This study aimed to determine the relationship of individual characteristics, the biological environment, the physical environment and behavior on the incidence of DHF. Study with case-control design, and a number of case-control comparison of 156:156.
Results of analysis, variables significantly associated with the incidence of DHF is custom of hanging clothes outside cabinets, custom cover water reservoirs and the custom of burying the secondhand goods / throw away from the home area. Risk analysis showed that the group exposed to potential risk of DHF 4.049 times than in those not at risk.
Conclusion multivariate analysis, there are 4 independent variables thought to have a significant relationship with the incidence of DHF, which is in the custom hanging clothes outside cabinets, custom-made mosquito coil / repellent, custom cover water reservoirs, and customs burying the secondhand goods / throw away from the home area. Of the four variables are the largest influence on the incidence of DHF is variable in habit of hanging clothes outside the closet with OR = 2.908.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>