Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63625 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochamad salman alfarezi rasyid
"Sejak kedatangannya pada abad ke-20 hingga hari ini, imigran memiliki peranan penting dalam perekonomian di Prancis, baik dari segi pembangunan ekonomi maupun berbagai permasalahan yang meliputinya. Mayoritas masyarakat imigran yang tinggal di Prancis pada abad ke-21 merupakan imigran generasi ke-2 dan ke-3 yang menetap di banlieue. Berbagai permasalahan yang meliputi keturunan imigran ini berupa pengangguran, kekerasan, kriminalitas, dan kemiskinan. Menggunakan korpus film Divines (2016) garapan sutradara Houda Benyamina, penelitian ini membahas bagaimana kemiskinan struktural ditampilkan dan usaha seorang anak keturunan imigran untuk dapat keluar dari permasalahan kemiskinan banlieue. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan teori struktur dramatik oleh Freytag yang didukung dengan konsep kajian film oleh Boggs dan Petrie mengenai simbol dan penokohan. Teori mengenai kemiskinan oleh Calnitsky digunakan untuk menjelaskan bagaimana kemiskinan ditampilkan di dalam film. Hasil analisis menunjukkan Dounia sebagai seorang anak keturunan imigran terperangkap dalam kemiskinan struktural yang menyerupai siklus di tataran individu dan sistem makro sehingga mustahil untuk keluar dan hidup dengan lebih baik.

Since their arrival in the 20th century until today, immigrants have played an important role in the economy of France, both in terms of economic development and the various problems that surround it. The majority of immigrant communities living in France in the 21st century are 2nd and 3rd generation immigrants who live in the banlieues. Various problems involving the descendants of these immigrants include unemployment, violence, crime, and poverty. Using the corpus of the film Divines (2016) by director Houda Benyamina, this research discusses how structural poverty is shown and the efforts of a child of immigrant descent to escape the problems of banlieue poverty. The research was conducted using qualitative methods using Freytag's dramatic structure theory which was supported by Boggs and Petrie's film study concepts regarding symbols and characterization. Calnitsky's theory of poverty is used to explain how poverty is depicted in films. The results of the analysis show that Dounia, as a child of immigrant descent, is trapped in structural poverty that resembles a cycle at the individual and macro system levels, making it impossible to get out and create a better life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Azura
"Artikel ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana banlieue sebagai lingkungan tempat tinggal dapat mempengaruhi kontruksi identitas dan menjadi penyebab terkonstrukisnya identitas Dounia sebagai tokoh utama dalam Film Divines (2016) karya Houda Benyamina. Film ini menceritakan kehidupan remaja perempuan keturunan Afrika sebagai imigran di Prancis yang bertempat tinggal di sebuah banlieue. Dounia yang merupakan seorang remaja perempuan keturunan imgiran memiliki ambisi untuk meninggalkan banlieue dan memiliki kehidupan di luar banlieue yang ia impikan. Banlieue yang menjadi latar tempat di film Divines ini memperlihatkan penggambaran sebuah tempat tinggal yang jauh dari pusat kota dengan kondisi kehidupan yang kurang memadai. Banlieue adalah salah satu bentuk segregrasi sosial yang diciptakan oleh pemerintah Prancis yang menyimpan berbagai permasalahan sosial di dalamnya bagi masyarakat yang menetap. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Untuk meneliti aspek naratif dan sinematografis dalam film digunakan teori kajian film dari Boggs & Petrie. Kemudian, digunakan konsep tentang identitas oleh Stuart Hall dalam tulisan ini untuk mengungkap permasalahan identitas tokoh. Hasil analisis memperlihatkan terkonstruksinya identitas Dounia dengan perubahan-perubahan antara lain, tidak mengikuti sistem pendidikan, meninggalkan nilai-nilai budaya dan ketuhanan yang melekat pada dirinya, serta melakukan tindakan kriminal. Adapun penyebab dari terkonstruksinya identitas Dounia adalah disebabkan oleh berbagai faktor seperti kemiskinan, ketidakadilan, dan banyaknya tindakan kriminal yang terjadi di banlieue. Banlieue dalam film ini hadir sebagai tempat yang sulit untuk dihuni sehingga menjadi penyebab tokoh utama berkeinginan untuk melarikan diri dan terjadinya konstruksi identitas. Dounia berfantasi akan kebebasan dan kemewahan yang dapat ia temukan di luar banlieue. Identitas Dounia terkonstruksikan dari upayanya untuk mewujudkan impian utamanya yaitu untuk memulai kehidupan baru di luar banlieue.

This article is intended to reveal how living quarters can influence identity construction and become the identity of Dounia as the main character in Film Divines (2016) by Houda Benyamina. The film tells the life of teenage girls of African descent as immigrants in France who live in banlieue. Dounia who represents teenage girls has the right to get banlieue andhave a life outside the banlieue she dreamed of. The Banlieue which is the setting for the Divines movie returns the depiction of a residence far from the city center with inadequate life situations. Banlieue is one of the forms of social segregation created by the French government that stores various kinds of social services that are available to sedentary communities. The methodology used in this research is qualitative research. To study the narrative and cinematographic aspects of the film, film scoring theory is used from Boggs & Petrie. Then, the concept of identity was used by Stuart Hall in this paper to uncover the question of character identity. The results of the analysis choose the construction of a Dounia identity with changes, among others, not following the education system, taking inherent cultural and divine values to oneself, and committing criminal acts. As a cause of the construction of world identity caused by various factors such as poverty, injustice, and many crimes that occurred in banlieue. But in this film it is present as a difficult place to inhabit so that the main character wishes to break away and change identity construction. Dounia fantasizes about freedom and luxury that can be found outside the banlieue. Dounias identity is constructed from her efforts to realize dreams that are intended to start a new life outside of the banlieue."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Santano Saleh Ksatriawisesa
"[ABSTRAK
Artikel ini membahas mafia yang berada dalam pemerintah dalam film Banlieue 13 Ultimatum karya Patrick
Alessandrin. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan bantuan teori-teori dari kajian sinema. Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa melalui aspek naratif dan sinematografis ditemukan adanya mafia dalam suatu
pemerintahan sebuah negara. Pada hal ini secara tidak langsung mafia tersebut mendapatkan perlindungan dari
aparat negara untuk menjalankan misinya berupa penghancuran Banlieue 13 yang kemudian diganti dengan
tower baru dengan tujuan komersil. Kelompok tersebut melakukan segala cara seperti kekerasan dan ancaman
pembunuhan untuk mendatangkan keuntunganbagi kelompok mereka sendiri yang berdampak pada kerugian
negara.ABSTRACT This article exposes the existence of mafia inside the government in movie entitled Banlieu 13 Ultimatum by
Patrick Alessandrin, using qualitative method of research and theories about cinema studies. The results of this
research proved, based upon the narrative and cinematographic aspects, the existence of mafia inside a
government of a nation. In this case, the mafia protected indirectly by the government to accomplish the mission of Banlieue 13's destruction for commercial tower building purpose. This certain group of mafia practiced varied
method such as violence and death threat for its own selfish purposes, causing the nation to suffer;This article exposes the existence of mafia inside the government in movie entitled Banlieu 13 Ultimatum by
Patrick Alessandrin, using qualitative method of research and theories about cinema studies. The results of this
research proved, based upon the narrative and cinematographic aspects, the existence of mafia inside a
government of a nation. In this case, the mafia protected indirectly by the government to accomplish the mission of Banlieue 13's destruction for commercial tower building purpose. This certain group of mafia practiced varied
method such as violence and death threat for its own selfish purposes, causing the nation to suffer, This article exposes the existence of mafia inside the government in movie entitled Banlieu 13 Ultimatum by
Patrick Alessandrin, using qualitative method of research and theories about cinema studies. The results of this
research proved, based upon the narrative and cinematographic aspects, the existence of mafia inside a
government of a nation. In this case, the mafia protected indirectly by the government to accomplish the mission of Banlieue 13's destruction for commercial tower building purpose. This certain group of mafia practiced varied
method such as violence and death threat for its own selfish purposes, causing the nation to suffer]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasya Ayudia Kartika
"ABSTRAK
Masalah diskriminasi terhadap kaum imigran masih menjadi isu hangat di Prancis hingga saat ini. Perbedaan latar belakang sejarah, budaya, agama, dan ras di antara kaum imigran dan masyarakat asli Prancis merupakan faktor yang menjadi pemicu utama dari berbagai permasalahan sosial yang dikenal dengan ldquo;masalah imigran rdquo; yang berujung pada tindakan diskriminasi, rasisme, serta segregasi sosial dalam masyarakat. Banlieue memiliki dua peran penting bagi anak-anak muda imigran di Prancis, yaitu sebagai ruang sosial dan ruang berekspresi. Lagu rap merupakan salah satu produk budaya dari kaum muda imigran di Prancis yang lahir di ruang sosial ini. Artikel ini akan memperlihatkan representasi kaum imigran di Prancis dalam lagu rap lsquo; rsquo;Banlieue rsquo; rsquo; karya Sadek. Banlieue dalam lagu ini tidak hanya ditampilkan sebagai ruang konstruksi bangunan melainkan sebagai ruang multidimensi, yang merepresentasikan kehidupan dari para imigran di Prancis yang tak pernah lepas dari berbagai permasalahan sosial yang terjadi di dalamnya. Dalam artikel ini pula, kita dapat melihat sisi lain dari banlieue sebagai ruang pertarungan sekaligus ruang impian bagi kaum muda imigran.Kata Kunci : banlieue ; imigran; masalah imigran; rap; representasi.

ABSTRACT
AbstractThe problem of discrimination against immigrants is still a topical issue in France. The different of historical contexts, cultural mix, different religions, differents ethnicities between immigrants and french are factors triggering various social problems, known as lsquo rsquo the problem of immigrants rsquo rsquo , which leads to various acts of discrimination, racism, and social segregation in society. The suburbs has two important roles for the young immigrants in France, as the social space and the expression space. Rap is one of the cultural products of young immigrants that was born in this social space. This article will show the extent to which commuters are represented in Sadek rsquo s song lsquo rsquo Banlieue rsquo rsquo . In this song, the suburb is not only represented as a space of construction, but more like a multidimensional space that represents the life of the immigrants in France who never escapes from the various social problems that occur there. In this article, we can see the other side of the suburbs as a battle arena and dream space for the immigrant youth.Keywords immigrant problems of immigrants rap representation suburbs. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jentik Ayu Wratasih
"Jurnal ini bertujuan untuk memberikan gambaran kehidupan kaum imigran yang tinggal di daerah pinggiran atau di banlieue yang diambil dari lagu karya Karim Kacel, seorang musisi Prancis keturunan Aljazair, berjudul Banlieue. Dalam lagu ini, Kacel mencoba mengungkapkan keadaan kaum imigran sehari-hari yang tinggal di banlieue dan menuangkan keluh kesah kaum imigran dalam menghadapi permasalahan-permasalahan sosial yang mereka rasakan, mulai dari diskriminasi ras, marginalisasi, kekerasan, pengangguran, konsumsi alkohol, dll.

The purpose of this journal is to describe the portrait of immigrant who live at suburb area or called banlieue, this is the description given in one of Karim Kacel’s rap song called “Banlieue”. In this song, Kacel tried to exemplify condition of immigrant’s daily life and expressing their complaints of confronting the social problems that their accepted like racial discrimination, marginality, violence, unemployment, alcohol consummation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Noorasri Ranahaura Wandawa
"Artikel ini berfokus pada diskriminasi rasial yang terjadi di Prancis pada lagu rap Jeune de Banlieue karya Disiz La Peste. Lagu ini menjelaskan mengenai kehidupan yang dialami oleh narator Aku, sebagai seorang imigran, yang hidup dalam kesengsaraan akibat adanya ketidakadilan di lingkungan tempat tinggalnya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori analisis struktural dan analisis semiotika yang mengacu pada teori Roland Barthes melalui analisis aspek semantik dan pragmatik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan melakukan analisis pada lirik lagu. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa lagu rap Jeune de Banlieue karya Disiz La Peste mengangkat salah satu permasalahan yang sering terjadi di Prancis, yaitu diskriminasi rasial. Diskriminasi rasial dalam lagu ini diperlihatkan melalui gambaran kehidupan narator Aku dalam berbagai aspek kehidupan seperti sosial, ekonomi, serta kondisi fisik, yang memberikan dampak buruk terhadap kaum imigran di Prancis terutama di banlieue.

This article focuses on racial discrimination found in France according to the rap song Jeune de Banlieue by Disiz La Peste. This song tells the life experienced by the narrator, I, as an immigrant, who lives in misery due to injustice in his neighborhood. The theory used in this study is the theory of structural analysis and semiotic analysis which refers to the theory of Roland Barthes through the analysis of semantic and pragmatic aspects. The method used in this study is a qualitative method by analyzing the song lyrics. The results of this study show that Jeune de Banlieues rap song by Disiz La Peste raises one of the social issues that has become a polemic in France, that is racial discrimination. Racial discrimination in this song is shown through the description of the narrators life in various aspects of life such as social, economy and physical conditions, which had a negative impact on immigrants in France, especially in banlieue."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nainggolan, Mery Christina
"Sebagian besar penduduk miskin di Indonesia berada di pedesaan dan mereka menggantungkan hidupnya di sektor pertanian. Tesis ini mengangkat tema analisis kemiskinan struktural masyarakat petani pada kasus di Dusun Ciaruteun Ilir Desa Ciaruteun Ilir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian ini mendeskripsikan kondisi serta faktor-faktor penyebab kemiskinan struktural masyarakat petani di Dusun Ciaruteun Ilir Desa Ciaruteun Ilir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor, dimana faktor-faktor penyebabnya adalah: adanya ketergantungan, ketidakberdayaan, keterbatasan masyarakat petani, dan juga ketidakadilan dan kekayaan struktural yang merupakan dampak dari pola-pola organisasi institusional yang ada serta disparitas pembangunan yang ada di sana.

Most of poor in Indonesia live in the rural and work in agricultural sector. This research analyzes the structural dimension of poverty in farmer society in the case of farmer village Ciaruteun Ilir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. This research is a descriptive qualitative research.
The result of this research is the description of condition and all sorts of reasons of structural poverty in Ciaruteun Ilir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor, those are: the dependence, powerless of the farmer society, and also the structural injustice and wealth in its society as the affect of its institutional organization pattern; and the development disparity in the village.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T31154
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasian, Siagian Bramy Vicky Chiefo
"Berdasarkan prinsip hak asasi manusia, negara memiliki kewajiban untuk melindungi, menghormati, dan memenuhi berbagai jenis hak asasi manusia, salah satunya adalah hak atas tempat tinggal yang layak. Namun, pada kenyataannya upaya pemenuhan hak atas tempat tinggal yang layak menemui permasalahan, yaitu fenomena penggusuran paksa di berbagai wilayah Indonesia. Tugas Karya Akhir ini mencoba untuk menjabarkan bagaimana pola, penyebab, dan dampak penggusuran paksa yang berfokus pada kasus yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia dalam periode tahun 2016 sampai 2023. Penulisan ini menggunakan teknik analisis isi berdasarkan sumber data sekunder, seperti berita, laporan penelitian dan publikasi yang diterbitkan oleh Non Governmental Organization (NGO), artikel jurnal, dan kanal berita di youtube. Hasilnya menemukan bahwa penguasaan tanah oleh negara telah membuka ruang untuk perkembangan pembangunan infrastruktur dan tata ruang wilayah yang menimbulkan penggusuran paksa permukiman warga. Penggusuran paksa yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia diinisiasi oleh negara, sedangkan korban penggusuran paksa adalah warga negara, khususnya masyarakat kelas bawah. Oleh karena itu, telah terjadi viktimisasi struktural terhadap para korban penggusuran paksa, yaitu penderitaan dan kerugian yang dialami berdasarkan posisi mereka yang tidak menguntungkan dalam struktur masyarakat.

Based on human rights principles, states have an obligation to protect, respect and fulfill various types of human rights, one of which is the right to adequate housing. However, in reality, efforts to fulfill the right to adequate housing have encountered problems, namely the phenomenon of forced evictions in various regions of Indonesia. This final project tries to describe the patterns, causes and impacts of forced evictions, focusing on cases that occurred in various regions of Indonesia in the period 2016 to 2023. This writing uses a content analysis method based on secondary data sources, such as news, research reports and publications by Non Governmental Organization (NGO), journal articles, and news channels on Youtube. The results found that land control by the state has opened up space for the development of infrastructure development and spatial planning which has the potential to lead to forced evictions of residential areas. The forced evictions that occurred in various regions of Indonesia were initiated by the state, while the victims of forced evictions were citizens, especially lower class people. Therefore, there has been structural victimization of the victims of forced eviction, namely the suffering and losses experienced based on their disadvantageous position in the structure of society."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrian Nur Pamungkas
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku bunuh diri yang terdapat dalam film Koe no Katachi (2016) karya Yamada Naoko. Penulis menggunakan teori interpersonal bunuh diri Joiner dalam Van Orden (2010) dan Three-Step Theory of Suicide Klonsky dan May (2015) untuk menganalisis perilaku bunuh diri dalam film Koe no Katachi dengan metode mise en scene Monaco (2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku bunuh diri yang digambarkan oleh film Koe no Katachi berupa pemikiran bunuh diri sebanyak empat kali (aktif dan pasif) dan percobaan bunuh diri yang digagalkan sebanyak satu kali. Selain itu, film ini tidak menampilkan pengetahuan bunuh diri yang dapat memicu fenomena suicide copycat. Film Koe no Katachi dapat dilihat sebagai refleksi situasi masyarakat Jepang dengan terus meningkatnya kasus bunuh diri remaja akibat perundungan. Peran orang-orang terdekat dari individu yang memiliki perilaku bunuh diri digambarkan menjadi solusi paling efektif dalam pencegahan bunuh diri. Sementara itu, partisipasi pihak-pihak seperti, pemerintah, sekolah, dan komunitas masyarakat yang seharusnya aktif dalam penanganan masalah ini terlihat minim. Oleh karena itu, film ini dapat dilihat sebagai kritik sosial kurangnya kepedulian institusi formal seperti sekolah dan negara terhadap perilaku bunuh diri dan perundungan remaja.

This study aims to analyze the suicidal behavior contained in the film Koe no Katachi (2016) by Yamada Naoko. The author uses Joiner's interpersonal theory of suicide in Van Orden (2010) and Klonsky and May's Three-Step Theory of Suicide (2015) to analyze suicidal behavior in Koe no Katachi film with Monaco’s (2000) mise en scene method. The results showed that the suicidal behavior described in Koe no Katachi consists of four suicidal thoughts (active and passive) and one failed suicide attempt. In addition, this film does not feature any suicide knowledge which can trigger the phenomenon of copycat suicide. Koe no Katachi can be seen as a reflection of current Japanese society, in which the number of adolescent suicides is increasing due to act of bullying. People who are closest to the suicidal individuals are described to be having a major role and are most effective in preventing the act of suicide. Meanwhile, participation of parties such as the government, schools, and communities in dealing with this matter are considered to be minimal. Therefore, this film can be seen as a social critique of formal institutions such as schools and the state due to their ignorance towards adolescent suicidal behavior and bullying."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>