Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97134 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deva Anggriawan
"Hipertensi sebagai penyakit tidak menular di Indonesia masih tergolong tinggi prevalensinya. Hal penting yang harus dilakukan oleh pasien hipertensi adalah mengontrol tekanan darahnya agar mencegah komplikasi dan mencapai kualitas hidup yang baik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 100 pasien yang berusia ≥18 tahun di kotamadya Jakarta Timur Puskesmas Kecamatan Makasar. Sampel didapatkan dengan teknik convenience sampling. Penelitian ini menggunakan beberapa kuesioner, di antaranya adalah kuesioner dukungan keluarga, motivasi, persepsi terkait penyakit hipertensi dan manajemennya, dan kepatuhan manajemen hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien memiliki kepatuhan manajemen hipertensi yang tinggi sekitar 82%. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan beberapa faktor dengan kepatuhan manajemen hipertensi, di antaranya meliputi durasi pengobatan antihipertensi (p value = 0,022 pada ± = 0,05), dukungan keluarga (p value = 0,009 pada  ± = 0,05), motivasi (0,002 pada α = 0,05), dan persepsi terkait penyakit dan manajemen hipertensi (p value = 0,0001 pada ± = 0,05). Dapat disimpulkan bahwa kepatuhan manajamen hipertensi di Kecamatan Makasar Jakarta Timur berada di kategori tinggi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut meliputi durasi pengobatan antihipertensi, dukungan keluarga, motivasi, dan persepsi terkait penyakit dan manajemennya.

Hypertension as a non-communicable disease in Indonesia is still relatively high in prevalence. The important thing that hypertensive patients must do is control their blood pressure to prevent complications and achieve a good quality of life. This research is a quantitative study with a cross-sectional design. The research sample consisted of 100 patients aged ≥18 years in the East Jakarta municipality, Makasar District Health Center. The sample was obtained using convenience sampling technique. This study used several questionnaires, including questionnaires on family support, motivation, perceptions regarding hypertension and its management, and compliance with hypertension management. The results showed that patients had high hypertension management compliance of around 82%. The results of the study were analyzed using the chi-square test, showing that there was a significant relationship between several factors and compliance with hypertension management, including duration of antihypertensive treatment (p value = 0.022 at ± = 0.05), family support (p value = 0.009 at α = 0 .05), motivation (0.002 at ± = 0.05), and perceptions regarding hypertension disease and management (p value = 0.0001 at ± = 0.05). It can be concluded that compliance with hypertension management in Makasar District, East Jakarta is in the high category, and the factors that influence this include duration of antihypertensive treatment, family support, motivation, and perceptions regarding the disease and its management."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapto Haryatmo
"Kepatuhan pasien terhadap manajemen hipertensi merupakan hal penting dalam karena ketidakpatuhan dapat mengakibatkan kegagalan mengontrol tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap manajemen hipertensi. Metode penelitian ini adalah non eksperimental jenis analitik cross sectional. Metode pengambilan sampel menggunakan concecutive sampling yang melibatkan 100 responden.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan signifikan antara tingkat pendidikan, dukungan sosial dan persepsi terhadap penyakit dan pengobatan dengan kepatuhan; tidak terdapat hubungan signifikan pada faktor usia, jenis kelamin, pembiayaan, tingkat pengetahuan, depresi, dan kepuasan. Variabel yang paling berhubungan dengan kepatuhan adalah dukungan sosial.

Patient adherence to hypertension management is important as non-adherence can result in failure to blood pressure control. The purpose of this study was to identify factors associated with adherence to hypertension management. This was a study with non-experimental cross sectional analytic design. A concecutive sampling method involving 100 respondents was applied.
The results showed that there was a significant association between the level of education, social support, and perceptions of the disease and treatment with adherence; and there was no significant association on age, sex, finance, knowledge level, depression, and satisfaction. The most associated variable was social supports.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35952
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Rochmah Ida Ayu Trisno Putri
"ABSTRAK
Hipertensi (HT) menjadi resiko utama penyebab kematian lansia. Kepatuhan
latihan fisik adalah salah satu kendala manajemen HT. Penelitian bertujuan
mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan lansia HT
melakukan latihan fisik. Penelitian cross-sectional pada 108 lansia diseleksi
dengan purposive sampel. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Analisa
data menggunakan chi-square dan regresi logistik ganda. Riwayat keluarga
(p=0,037), persepsi kerentanan (p=0,018), persepsi hambatan (p=0,044), persepsi
dukungan keluarga (p=0,005) dan persepsi dukungan sosial (p=0,004) memiliki
hubungan yang signifikan. Faktor paling dominan adalah persepsi dukungan
sosial (exp (β) = 3,759). Dukungan sosial diperlukan lansia untuk mematuhi
program kesehatan.

ABSTRACT
Hypertension (HT) is a major risk of elderly mortality. Adherence physical
exercise is one of HT management constraints. The study aimed to identify factors
related to adherence level of HT elder did physical exercise. Cross-sectional
studies of 108 elderly were selected by purposive samples. Data collection using
questionnaire. Data analysis using chi-square and multiple logistic regression.
Family history (p=0.037), perception of resistance (p=0.044), perception of family
support (p=0.005) and social support perception (p=0.004) have significant
relationship. The most dominant factor is the perception of social support (exp
(β)=3.759). Social support is needed by the elderly to comply with the health
program."
2017
T48614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Fernando
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63539
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aliyah
"Masalah ketidakpatuhan dalam pengobatan sering dijumpai pada penyakit yang memerlukan penanganan jangka panjang, seperti hipertensi. Ketidakpatuhan terhadap pengobatan hipertensi sering kali menjadi penyebab utama berbagai kecacatan. Alasan utama yang mendasari ketidakpatuhan minum obat pada pasien hipertensi tersebut ialah kurangnya pengetahuan pasien akan pentingnya minum obat hipertensi secara teratur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat antihipertensi penderita hipertensi di Puskesmas Boom baru Kota Palembang berdasarkan teori Lawrence Green. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan 102 sampel. Jumlah sampel dihitung dengan rumus Lemeshow dan sampel diambil secara purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner yang dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan 74 responden (72,5%) patuh dalam minum obat antihipertensi. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat antihipertensi meliputi pengetahuan, sikap, motivasi diri, dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan minum obat antihipertensi, adalah pengetahuan dengan nilai OR = 8,040 (95% CI: 2,151 - 30,050). Perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan, sikap, motivasi dengan menyediakan media informasi melalui media sosial seperti membuat grup whatsapp sebagai media komunikasi secara daring antara penderita hipertensi dan tenaga kesehatan di Puskesmas Boom baru dan sebagai media penyebaran informasi sebagai upaya peningkatan pengetahuan. Edukasi diperlukan dengan menitikberatkan pada pengetahuan mengenai hipertensi dan tatalaksananya. Juga perlu dilakukan langkah pendekatan dengan keluarga sebagai upaya untuk menjalin kerjasama antara tenaga kesehatan dan keluarga dalam memberikan dukungan bagi penderita hipertensi.

The problem of non-adherence medication is often encountered in diseases that require long-term management, such as hypertension. Non-adherence among hypertension medication is often become as main cause of various disabilities. The main reason underlying of the non-adherence medication among hypertension patients are the lack of patients knowledges of the importance of taking hypertension medication regularly. This study aims to determine the factors associated with adherence to taking antihypertension medication among hypertension patients who regularly seek treatment at the Boom Baru Public Health Centre, Palembang City based on Lawrence Green's theory. This study used a cross sectional design with 102 samples. The number of samples was calculated using the Lemeshow and the samples were taken by purposive sampling according to the inclusion and exclusion criterias. Datas were collected by interview using a questionnaire which was analysed univariately, bivariately and multivariately. The results showed that 74 respondents (72.5%) were compliant in taking antihypertension medication. Factors associated with adherence on taking antihypertension medication includes knowledge, attitude, self-motivation, family support and health worker support. The most dominant factor associated with adherence to taking antihypertension drug is knowledge with OR = 8,040 (95% CI: 2,151 - 30,050). Efforts need to be made to improve knowledge, attitudes, motivation by providing information media through social media such as creating a WhatsApp group as an online communication medium between hypertension patients and health workers at Puskesmas Boom Baru and as a medium for disseminating information as an effort to increase knowledge. Education is needed with an emphasis on knowledge about hypertension and its management. It is also necessary to take steps to approach families as an effort to establish cooperation between health workers and families in providing support for people with hypertension"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Jefri Hasurungan
"Hipertensi merupakan penyakit kronik akibat gangguan sistem sirkulasi darah telah menjadi masalah besar bagi kesehatan masyarakat. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menyebutkan bahwa penyakit sirkulasi ini pada kelompok umur 45-60 tahun mencapai 20.9%, sedang pada umur diatas 60 tahun angka ini mencapai 29.5%. Demikian juga pada tahun 1995 penyakit sirkulasi menduduki urutan pertama-penyebab kematian pada lansia, yakni sebesar 18.9%.
Penelitian pendahuluan terhadap 90 lansia di Kota Depok pada tahun 2001 didapatkan proporsi hipertensi sebesar 50.0%, dan berdasarkan jenis kelamin pada laki-laki sebesar 41.9%, sedang pada perempuan 57.4%, dan angka ini jauh lebih besar dari prevalensi hipertensi yang ditetapkan oleh Depkes RI (20-30%) untuk lansia di tahun 2000.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan hipertensi pada lansia di Kota Depok. Sampel dalam penelitian sebanyak 310 orang lansia (181 perempuan dan 129 laki-laki) berumur 55-93 tahun, dimana pengambilan sampel dilakukan secara rancangan stratifikasi proporsional di 4 wilayah puskesmas dari 24 puskesmas yang ada di Kota Depok.
Penelitian ini melihat hubungan antara umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, konsumsi natrium, konsumsi lemak, konsumsi kalsium, IMT, merokok, stress, aktivitas fisik, dan faktor sosial ekonomi (status perkawinan, status pendidikan, status pekerjaan, dan penghasilan keluarga), dengan hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada responden di Kota Depok sebesar 57.4%. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan hasil penelitian sebelumnya.
Berdasarkan analisis multivariat didapatkan hasil sebagai berikut: responden yang berumur 70 tahun berpeluang mendapat hipertensi 2.97 kali (95% CI: 1.3640-6.4610; p=0.0061) dibandingkan yang berumur 55-59 tahun, responden yang berumur 65-69 tahun berpeluang mendapat hipertensi 2.45 kali (95% CI: 1.2517-4.8134; p=0.0090) dibandingkan yang berumur 55-59 tahun dan responden yang berumur 60-64 tahun berpeluang mendapat hipertensi 2.18 kali (95% CI: I.0971-4.3350; p=0.0261) dibandingkan yang berumur 55-59 tahun. Responden yang mempunyai riwayat keluarga hipertensi berpeluang mendapat hipertensi 1.97 kali (95% CI: 1.0816-3.5997) dibandingkan yang tidak punya riwayat keluarga hipertensi. Responden dengan derajat stres tinggi berpeluang mendapat hipertensi 3.02 kali (95% CI: 1.5262-6.0087; p=0.0015) dibandingkan yang derajat stres rendah, dan responden dengan derajat stres sedang berpeluang mendapat hipertensi 2.47 kali (95% CI: 1.3594-4.4900; p=0.0030) dibandingkan yang derajat stres rendah. Responden dengan aktivitas kurang berpeluang mendapat hipertensi 2.73 kali (95% CI: 1.6296-4.5649; p=0.0001) dibandingkan yang aktivitas cukup. Dan responden yang tidak kawin berpeluang mendapat hipertensi 2.07 kali (95% CI: 1.1414-3.7561;p=0.0166) dibandingkan yang kawin. Selanjutnya disimpulkan bahwa dari kelima variabel tersebut, derajat stres tinggi merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan hipertensi.
Berdasarkan faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan hipertensi, pada penelitian di atas, maka faktor yang dapat diintervensi adalah aktivitas fisik dan stres.
Oleh karenanya sehubungan dengan faktor di atas, serta tingginya angka kejadian hipertensi pada lansia, maka saran yang dapat diberikan kepada Dinas Kesehatan Kota Depok serta jajaran di bawahnya, adalah meningkatkan program promosi penanggulangan hipertensi pada lansia melalui kegiatan latihan fisik berupa senam terapi 2 kali seminggu dan gerak jalan pagi, serta melakukan pembinaan mental/ kerohanian. Perlu diperhatikan untuk membentuk kelompok-kelompok lansia baru, terutama untuk komunitas yang sosial-ekonominya rendah.

Hypertension is a chronic disease, it caused to the problem on blood circulation system, and it has become a big problem to public health. Based on the Household Health Survey (SKRT) in 1995 mentioned that this disease at age group 45-60 years reach 20.9%, while at age over than 60 years this number reach 29.5%. It was also in 1995; this disease lies at the first line of death on elderly, i.e. 18.9%. The previous study to 90 elderly at Depok City in 2001, it was found that the proportion was 50.0%, and based on male it was 41,9%, while on female 57,4%, and this number was bigger than hypertension prevalence that stated by MOH RI (20-30%) for elderly in 2000.
The objective of this study was to determine the factors that estimated related to hypertension on elderly at Depok City. The number of sample in this study was 310 elderly (181 females and 129 males) their age 55-93 years, where the sample took proportionally in four areas of Health Centers out of 24 Health Centers that available at Depok City. This study see the relationship among age, sex, family history, sodium consume, fatty consume, calcium consume, IMT, smoking, stress, physic activity, and social economy factors (marital status, education status, profession status, and family income), with hypertension. The result of this study shows that hypertension prevalence on respondent at Depok City was 57.4%. This presentation was higher than the previous study.
Based on multivariate analysis it was found that the result as the followings: the respondent whose age z 70 years having tendency of hypertension 2.97 times (95% CI: 1.3640-6.4610; p=0.0061) compared to whose age 55-59 years. The respondent whose age 65-69 having tendency of hypertension 2.45 times (95% CI: 1.2517-4,8134; p=0.0090) compared with whose age 55-59 years. And the respondent whose age 60-64 having tendency of hypertension 2.18 times (95% Cl: 1.0971-4.3350; p=0.0261) compared with whose age 55-59 years. Respondent whose having family history on hypertension tend to have hypertension 1.97 times (95% CI: 1.0816-3.5997) compared to whose not having hypertension on family history. Respondent with higher stress tend to have hypertension 3.02 times (95% CI: 1.522622-6.0087; p=0.0015) compared whose is lower stress, and respondent with moderate stress tend to have hypertension 2.47 times (95% CI: 1,3594-4900; p=0.0030) compared to whose lower stress. Respondent with lack of activity tend to have hypertension 2.73 times (95% CI: 1.6296-4.5649; pO.0001) compared to whose enough activity. And respondent whose unmarried tend to have hypertension 2.07 times (95% CI: 1.1414-3756I;p=0.0166) compared with whose married. Then it concluded that from the fifth variables, the degree of high stress is a variable that the most dominant related to hypertension.
Based on the factors that related significantly to hypertension in this study, so the factors that can be intervention, i.e. stress and physical activity. Therefore, referring the factors above, also the high rate of hypertension on elderly, so the recommendation that can be given to the Local Health Service of Depok City also it?s related. They are improving the program on promotion to overcome the hypertension for elderly through physical exercise in the form of gymnastic therapy, twice a week and morning jogging, also doing mental management/spiritual. It is considering establishing the new groups of elderly, especially to community with lower social economy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10694
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Yuli Mirani
"Hipertensi merupakan faktor risiko terbesar penyakit kardiovaskuler yang mempeng hipertensi pada remaja akhir. Penelitian metode cross sectional ini melibatkan 95 orang mahasiswa yang berusia 18-20 tahun yang diikutsertakan secara accidental. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kejadian hipertensi pada usia remaja akhir sebesar 11,6%.
Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa hipertensi berhubungan secara signifikan dengan obesitas dan jenis kelamin (p 0,005 dan p 0,046; α 0,05). Hipertensi ditemukan lebih banyak pada remaja obesitas (33,3%) dan laki-laki (17,2%). Saran untuk penelitian selanjutnya agar memperluas faktor hipertensi lainnya yang mungkin ditemukan pada remaja, serta untuk mahasiswa usia remaja agar rutin memeriksakan tekanan darah dan memperbaiki gaya hidup.

Hypertension is a major risk factor of cardiovascular disease which influences morbidity and mortality entire world. Recently, incidence of hypertension has increased in adolescence. Objective of this study was to identified the related factors of hypertension in late adolescents. This study applied cross sectional metodh involved 95 students aged 18-20 years who were enrolled accidentally. The prevalence of hypertension in this subjects was 11,6%.
The results of Chi Square test showed that hypertension significantly related to obesity and gender (p 0,005 and p 0,046; α 0,05). Hypertension were found the greater prevalences in obese (33,3%) and male (17,2%) late adolescents. It is recommended for further research to extended the another factors of hypertension which may be found in adolescents and also suggested to the students for monitoring routinely blood pressure and changing lifestyle.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S60964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Komang Novi Suryani
"Komplikasi selama kehamilan dan persalinan adalah penyebab kedua kematian untuk remaja perempuan usia 15-19 tahun secara global. Di Puskesmas Kecamatan Jatinegara, terjadi peningkatan kehamilan usia remaja dalam tiga tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kehamilan usia remaja dan faktor-faktor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan usia remaja di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Jatinegara tahun 2017.
Dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2017 menggunakan design potong lintang. Populasi adalah seluruh remaja perempuan usia 15-19 tahun yang sudah menikah dari bulan Juni 2016-Mei 2017, jumlah sampel 96 orang yang diambil secara simple random sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur dengan pedoman kuesioner, analisis bivariat dengan uji Kai kuadrat.
Hasil penelitian diperoleh 77,1 responden hamil di usia remaja. Faktor predisposisi yang berhubungan signifikan adalah penghasilan keluarga nilai p=0,022 ; pengetahuan tentang kehamilan usia remaja nilai p = 0,036 ; sikap terhadap KB nilai p=0,044. Faktor penguat yang berhubungan signifikan adalah dukungan keluarga nilai p=0,047 ; peran tenaga kesehatan nilai p=0,040. Faktor pemungkin yang berhubungan signifikan adalah riwayat perilaku seksual nilai p=0,033 ; riwayat penggunaan KB nilai p=0,019.
Saran untuk Puskesmas Kecamatan Jatinegara untuk meningkatkan sosialisasi Program Generasi Berencana, pembentukan Poktan Bina Keluarga remaja dan peningkatan kinerja Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja.

Complications during pregnancy and childbirth are the second leading cause of death for girls aged 15 19 yeras globally. At Jatinegara Public Health Center, there was an increase in teenage pregnancy in the last three years. This study aims to determine the proportion of teenage pregnancy and factors related to teenage pregnancy in area of Jatinegara Public Health Center, 2017.
Implemented in May June 2017 using croos sectional design. The population is all teenage girls aged 15 19 who are married from june 2016 to May 2017, the sample number of 96 people taken by simple random sampling. Data were collected through structuted interview with questionnare, bivariate analysis with Kai square test.
The result obtained 77,1 teenage pregnancy. Related predisposing factors were family income p value 0.022 knowledge of teenage pregnancy p value 0.036 attitude towards family planning p value 0.044. Related reinforcing factors were family support p value 0.047 the role of health personnel p value 0.040. Related enabling factors were history of sexual behavior p value 0.033 history of contraceptive use p value 0.019.
Suggestion for Jatinegara public health center to improve the socialization of the planned generation program, the establishment of teenage family development and enhancement of the youth service care program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Suciaty Purnama
"Hipertensi merupakan penyebab kematian utama ketiga di Indonesia untuk semua umur. Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit degeneratif lainnya. Sebagian besar kasus (90%) penyebab dari hipertensi tidak diketahui, sedangkan 10% lainnya disebabkan oleh penyakit-penyakit yang sudah diketahui seperti aterosklerosis, tumor pada kelenjar adrenal, atau malfungsi ginjal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia di posyandu lansia wilayah Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat tahun 2013. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian adalah lansia yang terdaftar di posyandu lansia wilayah Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat tahun 2013 sebanyak 75 orang.
Hasil penelitian ini mendapatkan proporsi lansia yang mengalami hipertensi adalah sebesar 62,7%. Tekanan sistolik tertinggi adalah 240 mmHg, sedangkan tekanan diastolik tertinggi adalah 150 mmHg. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi dalam penelitian ini adalah riwayat hipertensi keluarga (PR: 3,216 dengan 95% CI: 1,587-6,515), dan riwayat penyakit Diabetes Melitus (PR: 2,375 dengan 95% CI: 1,366-4,128). Hubungan yang tidak bermakna secara statistik terdapat pada hubungan antara jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, IMT, asupan natrium, asupan lemak, aktifitas fisik, kebiasaan merokok, dan stres dengan hipertensi.

Hypertension is the third major cause of death in Indonesia for all ages. Much research has proven that hypertension is the major risk factor for the onset of degenerative disease. Most of the cases (90%) cause of hypertension is unknown, while 10% other caused by diseases already known as atheroschlerosis, tumor on the adrenal glands, or kidney malfunctions.
This research aims to know the prevalence of hypertension and factors that related with the incidencce of hypertension in elderly at elderly posyandu subdistrict Johar Baru, Central Jakarta 2013. This research is quantitative research with cross sectional design study. Sample research is elderly who registered at elderly posyandu subdistrict Johar Baru, Central Jakarta 2013 as many as 75 people.
Result of this research to get the proportions of elderly who suffer hypertension is 62,7%. Highest systolic pressure is 240 mmHg, while the highest diastolic pressure is 150 mmHg. Factors related to the incidence of hypertension in this research is a family history of hypertension (PR: 3,216 with 95% CI: 1,587-6,515), and a history of Diabetes Mellitus (PR: 2,375 with 95% CI: 1,366-4,128). The relation that no statitically significant are on relations between gender, education, occupation, marital status, BMI, sodium intake, fat intake, physical activity, smoking habit, and stress by hypertension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratia Radiani
"Meningkatnya jumlah penderita hipertensi dan belum diketahui bagaimanapengendalian hipertensi di wilayah Puskesmas Telagasari, dapat menimbulkanpermasalahan kesehatan yang sangat serius dan berdampak besar pada kualitashidup apabila tidak mendapatkan perhatian dan penanganan yang intensif.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungandengan kepatuhan penderita hipertensi dalam pengendalian tekanan darah diwilayah Puskesmas Telagasari Kabupaten Karawang. Penelitian ini merupakanpenelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitiansebanyak 125 penderita hipertensi yang diambil dengan teknik consecutivesampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner.Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 59,2 responden memiliki tingkatkepatuhan yang buruk. Ada hubungan yang bermakna antara keterpaparaninformasi p=0,001 dan pengetahuan p=0,016 dengan kepatuhan penderitahipertensi dalam pengendalian tekanan darah. Faktor yang paling dominanberhubungan dengan kepatuhan adalah keterpaparan informasi. Penderitahipertensi dengan keterpaparan informasi yang tinggi berpeluang untuk memilikitingkat kepatuhan yang baik sebesar 2,7 kali lebih besar dibandingkan penderitahipertensi dengan keterpaparan informasi rendah setelah dikontrol denganvariabel pengetahuan dan dukungan keluarga 95 CI; 1,13-6,26 . Dari hasilpenelitian ini perlu peningkatan upaya promosi kesehatan untuk meningkatkankepatuhan dalam pengendalian tekanan darah serta perlu kerjasama dengan lintassektor lainnya termasuk swasta.

The increased number of patients with hypertension and the lack of information tocontrol hypertension in Telagasari Public Health Center can lead to serious healthproblems and will give a big impacts on quality of life if there is no seriousconcern and intensive treatment. The purpose of this research is to analyze thefactors related to the adherence of the patience with hypertension in controlingblood pressure in Telagasari Public Health Center. Quantitative method and crosssectionaldesign were used to analyze the data. The writer using consecutivesampling methods by interviewing 125 the respondents with hypertension usingquestionaire. The results showed that 59.2 respondents were having pooradherence. There was a significant correlation between exposure of information p 0,001 and knowledge p 0,016 with adherence of hypertension patient inblood pressure control. The most dominant factor associated with adherence is theexposure of information. Hypertensive patients with high information exposurehas an opportunity to have a good adherence level of 2.7 times greater thanhypertensive patients with lower information exposure after controlling for thevariables of knowledge and family support 95 CI 1,13 6,26 . The result of thisresearch shows that it need to improve health promotion efforts in order toimprove adherence in controlling blood pressure and need good cooperation withother cross sector including private."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>