Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93176 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sekar Ayu Putri Satya Maharani
"Verba dalam bahasa Arab atau فعل /fi’l/ sangat menarik untuk dibahas karena dalam satu kata tersebut sudah dapat diketahui persona, jumlah, dan jenis verbanya. Verba bahasa Arab mayoritas terdiri dari tiga konsonan atau biasa disebut dengan verba trikonsonantal tak berimbuhan atau الفعل الثلاثي المجرد /fi'l tsula:tsiy mujarrad/. Verba tersebut dikenal juga dengan verba dasar karena dapat membentuk verba baru dengan proses morfologis berupa derivasi dan infleksi. Objek yang dikaji pada penelitian ini yaitu al-Qur’an surat al-Kahfi yang mengandung banyak kisah di dalamnya. Maka dari itu, penelitian ini membahas hasil analisis morfosintaktis verba trikonsonantal tak berimbuhan yang tergolong dalam الفعل الصحيح السالم /fi‘l shahi:h sa:lim/ pada Q.S. al-Kahfi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode gabungan (kualitatif dan kuantitatif sederhana) dan studi kepustakaan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dari Holes (1995) dan Ryding (2005) tentang verba trikonsonantal tak berimbuhan serta derivasi (morfosemantik) dan infleksi (morfosintaktis) verba bahasa Arab. Temuan dalam penelitian ini yaitu verba trikonsonantal tak berimbuhan merupakan verba paling produktif dengan total 272 verba dasar dan 109 verba diantara tergolong dalam fi‘l shahi:h sa:lim. Kemudian ditemukan lima variasi pola verba dasar dan yang paling produktif yaitu فَعَلَ /fa‘ala/ - يَفْعُلُ /yaf‘ulu/ dengan total 40 verba. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa hasil analisis dalam penelitian ini sama dengan apa yang diungkapkan oleh Holes.

The verb in Arabic or fi'l is very interesting to discuss because in one word you can already know the person, number and type of the verb. The majority of Arabic verbs consist of three consonants or are usually called unaugmented triconsonantal verbs or fi'l tsula:tsiy mujarrad. These verbs are also known as basic verbs because they can form new verbs using morphological processes in the form of derivation and inflection. The object studied in this research is the Al-Qur'an Surah al-Kahf which contains many stories in it. Therefore, this research discusses the results of morphosyntactic analysis of unaugmented triconsonantal verbs which are classified as fi‘l shahi:h sa:lim in Q.S. al-Kahf. The method used in this research is a mix research (qualitative and simple quantitative) and literature study. The theory used in this research is from Holes (1995) and Ryding (2005) regarding unaugmented triconsonantal verbs and the derivation (morphosemantics) and inflection (morphosyntactics) of Arabic verbs. The findings in this research are that unaugmented triconsonantal verbs are the most productive verbs with a total of 272 basic verbs and 109 of them are classified as fi'l shahi:h sa:lim. Then we found five variations of basic verb patterns and the most productive was فَعَلَ /fa'ala/ - يَفْعُلُ /yaf'ulu/ with a total of 40 verbs. Therefore, it can be concluded that the results of the analysis in this research are the same as what Holes revealed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Fahrurrozy
"Verba trikonsonantal derivatif dalam bahasa arab merupakan verba yang kata asalnya terdiri dari tiga konsonan yang diberi proses morfologis berupa afiksasi imbuhan, baik imbuhan satu konsonan, dua konsonan, atau pun tiga konsonan. Surah Qaf merupakan salah satu surah dalam Al-Qur’an yang tersusun oleh beberapa jenis verba, termasuk verba trikonsonantal derivatif. Penelitian ini akan menganalisis verba mana saja yang termasuk ke dalam jenis verba trikonsonantal derivatif dalam Surah Qaf, identifikasi jenis afiksasi yang digunakan, serta perilaku sintaktis dari verba trikonsonantal derivatif tersebut. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan desain kajian pustaka. Data dalam penelitian ini yaitu berupa verba trikonsonantal derivatif yang bersumber dari Al-Qur’an, Surah Qaf, dengan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori morfologi Arab dan teori sintaksis Arab. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada Al-Qur’an Surah Qaf ditemukan: 29 verba trikonsonantal derivatif, yaitu 12 verba pola IV, 11 verba pola II, 3 verba pola VIII, 2 verba pola V, dan 1 verba pola III.

Triconsonantal derivative verbs in Arabic are verbs whose root words consist of three consonants and undergo morphological processes such as affixation, with either one consonant, two consonants, or three consonants. Surah Qaf is one of the chapters in the Qur’an that contains various types of verbs, including triconsonantal derivative verbs. This study will analyze which verbs in Surah Qaf are classified as triconsonantal derivative verbs, identify the types of affixation used, and examine the syntactic behavior of these triconsonantal derivative verbs. The research method used in this study is a qualitative method with a literature review design. The data in this study consist of triconsonantal derivative verbs sourced from the Qur’an, Surah Qaf, with data collection techniques in the form of documentation. The theories used in this research are Arabic morphology theory and Arabic syntax theory. The results of this study show that in the Qur’an, Surah Qaf, 29 triconsonantal derivative verbs were found: 12 verbs of pattern IV, 11 verbs of pattern II, 3 verbs of pattern VIII, 2 verbs of pattern V, and 1 verb of pattern III."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sary Nadhifah Choirunnisa
"Penelitian ini dilatar belakangi karena pada Q.S. Al-Insān tidak ada asimilasi progresif seperti yang terjadi pada surat-surat lainnya. Maka penelitian ini merumuskan bunyi huruf konsonan apa saja yang mengalami asimilasi dalam Q.S. Al-Insān dan bagaimana kaitannya dengan kaidah ilmu tajwid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses asimilasi yang terjadi pada Q.S. Al-Insān agar bisa membacanya dengan benar sesuai dengan kaidah tajwid. Sumber data utamanya adalah ayat Q.S. Al-Insān, buku, dan artikel yang relevan. Adapun metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah metode studi pustaka dengan pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori asimilasi oleh Lina (2019). Pada Q.S. Al-Insān, penulis menemukan asimilasi homorgan regresif pada huruf vokal tanwin atau konsonan ن/n/ yang berdekatan dengan س/s/, ك/k/, ق/q/, ف/f/, ج/j/, ث/ṡ/, د/d/, ط/ṭ/, ز/z/, dan ش/sy/ yang terkait dengan hukum tajwid ikhfa; dan asimilasi total regresif pada huruf vokal tanwin atau konsonan ن/n/ atau ل/l/ yang berdekatan dengan ب/b/, ر/r/, م/m/, ن/n, و/w/, ي/y/,د/d/, س/s/, ط/ṭ/, dan ظ/ẓ/ yang terkait dengan hukum tajwid iqlab, idgām bilagunnah, idgām bigunnah, dan idgām syamsiyyah.

This research is motivated because in Q.S. Al-Insān there is no progressive assimilation as occurs in the other suras. So this research formulates what consonant sounds are assimilated in Q.S. Al-Insān and how it relates to the rules of the science of recitation. The purpose of this study was to determine the assimilation process that occurred in Q.S. Al-Insān in order to be able to read it correctly in accordance with the rules of recitation. The main data source is the Q.S. Al-Insān, books and relevant articles. The method used by the author in conducting this research is a literature study method with a qualitative approach. The theory used is the assimilation theory by Lina (2019). In Q.S. Al-Insān, the author found regressive homorgan assimilation in tanwin vowels or consonants ن/n/ near س/s/, ك/k/, ق/q/, ف/f/, ج/j/, ث/ṡ/, د/d/, ط/ṭ/, ز/z/, and ش/sy/ related to tajwid law ikhfa; and total regressive assimilation of tanwin vowels or consonants ن/n/ or ل/l/ near ب/b/, ر/r/, م/m/, ن/n, و/w/, ي/y/,د/d/, س/s/, ط/ṭ/, dan ظ/ẓ/ related to tajwid law iqlab, idgām bilagunnah, idgām bigunnah, and idgām syamsiyyah.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vica Qottrun Jannah
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh berbagai keistimewaan dari lafaz Qul pada Q.S. Al-Ikhlāṣ terkait seruan terhadap Tauḥīdullāh dan Ma’rifātullāh yang terdapat di dalamnya. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif analisis yang bersifat kualitatif. Konsep pokok penelitian yang digunakan adalah teori kesantunan positif dan negatif yang dikembangkan oleh Brown dan Levinson untuk mengetahui kemuliaan dari perintah yang diberikan oleh Allah sebagai penutur kepada Rasulullāh sebagai petutur-Nya. Jurnal ini meneliti tentang frasa Qul yang terdapat pada ayat pertama Q.S. Al-Ikhlāṣ, serta kaitannya dengan seruan Tauḥīdullāh melalui pendekatan pragmatik dengan studi khusus yaitu tindak tutur dan strategi kesantunan. Pada wacana morfologi dan sintaksis Arab terdapat lafaz Qul yang memiliki arti ‘katakanlah’ sebagai kata fokus untuk mendapatkan partisipel aktif dan partisipel pasif sehingga ditemukan bahwa Allah adalah قَائِلٌ (qāilun) sebagai yang memberikan perintah dan Rasulullāh adalah مَقُوْلٌ (maqūlun) sebagai yang menjalankan perintah. Berdasarkan tinjauan strategi kesantunan yang dikaitkan dengan Asbāb An-Nuzūl dari surah Al-Ikhlāṣ didapatkan bahwa komunikasi yang digunakan antara Rabb dengan Rasul-Nya adalah termasuk ke dalam strategi kesantunan positif. Hal tersebut menunjukkan keagungan dari Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa dan Muhammad sebagai Rasulullāh yang menerima wahyu secara langsung sebagai hamba dengan keistimewaan yang tersematkan ke dalam dirinya. Sehubungan dengan itu, lafaz Qul sebagai verba imperatif yang bersifat perintah dengan ketegasan di dalamnya menunjukkan bahwa seruan Tauḥīdullāh adalah keharusan untuk Rasulullāh menjalankannya dan kewajiban untuk para hamba-Nya agar meng-Esa-kan Allah. Berdasarkan kajian yang peneliti paparkan pada jurnal ini, dapat disimpulkan bahwa lafaz Qul dalam surah Al-Ikhlāṣ memiliki peran yang sangat kuat terkait seruan Tauḥīdullāh.

This research is motivated by the various features of the "Qul" phrase in Quran Surah Al-Ikhlāṣ, which related to the call to Tauḥīdullāh and Ma’rifātullāh contained in it. The research method used is descriptive analysis with the qualitative approach. The central concept used in this research was the theory of positive and negative politeness developed by Brown and Levinson in the interest of knowing God's commandment as a speaker to Rasulullāh as His advice. This journal examines the "Qul" phrase contained in the first verse of Quran Surah Al-Ikhlāṣ, and its relation to the call of Tauḥīdullāh through a pragmatic approach precisely in the study of speech and politeness strategies. In Arabic morphological and syntactic discourse, the phrase "Qul” means 'say!' as the focus phrase for obtaining the active and passive participle. So it is found that God is قَائِلٌ (qāilun) as the one who gives the command and Rasulullāh is مَقُوْلٌ (maqūlun) as the one who executes the command. Based on the review of the politeness strategy which attributed to Asbāb An-Nuzūl from the surah Al-Ikhlāṣ, it is obtained that the communication between the Lord and His Messenger is categorized as a positive politeness strategy. It shows God's majesty as the One True God and Muhammad as Rasulullāh, who receives revelation directly as a servant with features embedded in him. Thus, "Qul" as an imperative verb which denotes a command with firmness in it indicates that the call of Tauḥīdullāh is a necessity for Rasulullāh to carry it out and an obligation to have a faith that Allah is the only God. Based on the study researchers presented in this article, it can be concluded that "Qul" in surah Al-Ikhlāṣ has an influential role in the appeal of Tauḥīdullāh. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, S. Welsing
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35927
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irfan Rokhib
"Indonesia masih mengalami bonus demografi pada tahun 2020 dan diprediksi masih berlangsung pada 2038 hingga 2041. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia, di antaranya melalui pendidikan tinggi di luar negeri. Komponen biaya pendidikan kuliah di luar negeri penting untuk diperhatikan terutama bagi pihak-pihak yang akan memberikan bantuan biaya pendidikan pada mahasiswa yang terpilih. Penelitian ini membahas pengelompokan universitas berdasarkan empat komponen biaya pendidikan program Magister (S2) di kampus luar negeri dengan metode K-Means, serta pemetaan hasil kelompok dan peringkat universitas dengan metode Biplot. Objek penelitian ini adalah universitas di luar negeri berdasarkan QS World University Rankings (WUR) 2020. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan terdapat tiga kelompok dengan nilai Silhouette sebesar 0.39. Hasil pengelompokan terdiri dari kelompok A (merah) sebanyak 302 universitas, kelompok B (oranye) sebanyak 110 universitas, dan kelompok C (hijau) sebanyak 478 universitas. Hasil pemetaan tiga kelompok dan peringkat universitas dengan menggunakan metode Biplot mampu menerangkan keragaman data sebesar 65.2 persen. Kelompok A (merah) cenderung memiliki kedekatan dengan variabel Visa, SPP, dan Biaya Hidup. Kelompok B (oranye) cenderung berdekatan dengan variabel Transportasi dan QS WUR 2020. Kelompok C (hijau) cenderung memiliki jarak yang jauh dengan empat variabel komponen biaya pendidikan dan QS WUR 2020.

Indonesia is still experiencing a demographic bonus in 2020 and is predicted to continue in 2038 to 2041. For this reason, it is necessary to improve the quality of Indonesia's human resources, including through higher education abroad. The cost of studying abroad is essential to pay attention to, especially for those who will provide tuition assistance for selected students. This study discusses the clustering of universities based on the four components of the cost of education for Masters (S2) programs at overseas campuses using the K-Means method and mapping group results and university rankings using the Biplot method. The object of this research is universities abroad based on the QS World University Rankings (WUR) 2020. Based on the research results, there are three clusters with Silhouette value are 0.39. The clustering result consisted of cluster A (red) with 302 universities, cluster B (orange) with 110 universities, and cluster C (green) with 478 universities. The results of mapping the three clusters and university rankings using the Biplot method were able to explain the diversity of the data by 65.2 percent. The cluster A (red) tends to have closeness to the Visa, Tuition Fee, and Cost of Living variables. The cluster B (orange) tends to be close to the Transportation variable and QS WUR 2020. The cluster C (green) tends to have a long-distance with the four component variable costs of education and QS WUR 2020."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Khairani Fajrianisa
"Sangat merupakah salah satu adverbia kualitatif dalam bahasa Indonesia. Sangat biasanya digunakan sebagai alat pembeda adjektiva dengan verba. Pada kenyataannya, sangat juga bisa digunakan sebagai pewatas verba, tetapi tidak semua verba dapat menerima modifikasi dengan sangat. Penelitian ini membahas verba yang dapat dimodifikasi oleh sangat berdasarkan tipe semantis verba dan afiks pembentuknya serta gradasi kederajatan yang ditunjukkan oleh relasi antara sangat dan verba. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan korpus Indonesian Web (IndonesianWaC) Sketch Engine untuk memperoleh data berupa verba turunan yang menjadi induk dari sangat dalam sebuah frasa. Untuk menjelaskan tipe verba, digunakan tipe semantis verba Chafe (1970) yang sudah dimodifikasi oleh Tampubolon (1983) dan afiks pembentuk verba Sneddon (2010). Selain itu, gradasi kederajatan diuraikan berdasarkan gradasi kederajatan Kennedy dan McNally (1999). Ditemukan bahwa verba yang dapat diwatasi oleh sangat adalah verba berafiks ber-, ter-, meN-,
meN-...-kan, meN-...-i, di-, di-...-kan, dan di-...-i dengan dasar berupa adjektiva, nomina, dan verba dan merupakan verba bertipe tipe semantis keadaan, keadaan pengalaman, keadaan benefaktif, proses pengalaman, aksi, dan aksi benefaktif. Adanya atribut INTENSITY dan QUANTITY membuat verba tersebut menerima modifikasi dengan sangat dan membentuk gradasi kederajatan berupa skala intensitas dan kuantitas.

Sangat is one of the qualitative adverbs in Indonesian. Sangat usually is used as a differentiator for adjectives and verbs. In fact, this kind of adverb also can be used as modifier of verbs, but not all verbas can accept modification by sangat. This study discusses verbs which are able to be modified by sangat based on their forming affixes and the semantic types of the verbs as well as the degree gradation shown by relation between sangat and verbs. This study uses qualitative method with Indonesian Web (IndonesianWaC) Sketch Engine corpora to obtain data in form of derived verbs which are the head of phrase with sangat as their modifier. To explain the type of verb, verb semantics type by Chafe (1970) which has been modified by Tampubolon (1983) and verb-forming affixes by Sneddon (2010) are used. The degree gradation is described based on degree gradation theory by Kennedy and McNally (1999). It is found that verbs which accept modification with sangat are verbs formed by affixes ber-, ter-, meN-, meN-...-kan, meN-...-i, di-, di-...-kan, and di-...-i with base in form of adjective, noun, and verb as well as verbs with semantic type state, experiential state, benefactive state, experiential process, action, and benefactive action. The presence of INTENSITY and QUANTITY attribute makes the verbs are able to be modified by sangat and form gradation with intensity and quantity scale."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Asiah
"Nur Asiah. Partikel /wa/ dalam QS. AI-Baqarah : Analisis Sintaktis. (Di bawah bimbingan Bapak Apipudin, S.M., S.S., M.Hum.). Program Studi Arab, Jurusan Asia Barat Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2000.Skripsi dengan judul tersebut di atas dibuat dengan tujuan untuk mendeskripsikan partikel /wa/ dalam QS. al-Baqarah secara sintaktis. Tinjauan I. sintaktis meliputi klfsifikasi partikel twat bahasa Arab, pengertian dari tiap-tiap partikel /wa/ tersebut, kemudian fungsi dari setiap twat atau tataran sintaktis yang dihubungkan oleh masing-masing twat, dan kasus nomina atau modus verba yang terletak sebelum dan sesudah twat. Partikel /wa/ bahasa Arab dapat diklasifikasikan menjadi sebelas macam dengan berbagai fungsi dan maknanya yang berbeda-beda. Partikel /wa/ tersebut adalah : /wa/ ataf, twat maf'u/ ma ah, /wa/ ma'iyyat, twat gasam, /wa/ rubba, /wa1 hal, twat isti?naf, twat za:?ida:t, twat sarfi, twat aama:niyat, dan /wa/ al-nntbdalat nnn hamzati al-?istiJha:nt.Dari kesebelas jenis twat dalam bahasa Arab, hanya ditemukan empat macam partikel twat dalam QS. al-Baqarah. Partikel twat tersebut adalah : twat 'a/elf yang berfungsi dan bermakna penggabungan. Biasanya makna yang digunakan adalah dan. Kedua yaitu twat isti?naf yang berfungsi untuk memulai sebuah kalimat. Ia dapat berada di awal kalimat, setelah tanda berhenti (wagaf) atau di tengah kalimat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S13338
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Handayani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan verba dan nomina turunan baru yang melibatkan afiksasi oleh Mario Teguh. Teori morfosintaksis dengan ancangan fungsionalisme digunakan dalam penelitian ini. Fungsi sintaksis dan banyaknya kehadiran argumen pada sebuah klausa mendatangkan pengaruh pada afiksasi verba turunan dalam sebuah predikator, sedangkan adanya pendekatan proses dalam morfologi menjadi model untuk pembentukan nomina turunan baru. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan metode korpus sebagai alat, yaitu dengan memanfaatkan teknik konkordansi.
Hasil penelitian ini adalah pola-pola pembentukan verba turunan melalui prefiksasi ber- dan mengserta kombinasi afiks me-i dan me-kan dalam struktur klausa dan pola pembentukan nomina turunan oleh Mario Teguh melalui konfiksasi ke-an, prefiksasi pe-, dan konfiksasi pe-an dalam struktur klausa dan frasa.

ABSTRACT
The study is aimed at finding out the formation process of the new derived verb and noun that involves affixation in Mario Teguh?s speech. The theory of mofphosyntax and the functional approach are applied in this study. The syntactic function and the number of arguments are influence the affixation process of derived verb in predicator. Meanwhile, the morphological approach of item and process becomes the model used to form the new derived noun. This study is descriptive qualitative and applies the concordance technique of corpus.
The results are 1) the formation patterns of derived verb include prefixation of berand meng- in clausal structure, and 2) the formation patterns of derived noun include the confixation of ke-an, the prefixation of pe-, and the confixation of pean in clausal and phrasal structure.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T44823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>