Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 208414 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Orchidea Ramadina Aurizahra
"Internet dan media sosial berkembang dengan pesat dan telah menjadi bagian penting dalam keseharian masyarakat, yang kemudian menimbulkan sebuah fenomena bernama social media influencer. Dengan kemudahan yang ditawarkannya, banyak masyarakat yang kemudian menggunakan internet dan media sosial sebagai tempat untuk mengkamuflasekan rasa kesepian yang mereka alami di dunia nyata. Film pendek YouTube berjudul Call Me digunakan untuk meneliti bagaimana seseorang mengkamuflasekan rasa kesepiannya dengan menggunakan media sosial untuk mendapatkan atensi guna memenuhi kebutuhan sosialnya. Penelitian ini dianalisis menggunakan pendekatan semiotika dan dimaknai dengan teori semiotika televisi John Fiske. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bagaimana film pendek Call Me menampilkan rasa kesepian yang dialami oleh sang tokoh utama dan bagaimana ia menggunakan media sosial sebagai wadah untuk mengkamuflasekan rasa kesepian yang ia alami. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bagaimana rasa kesepian yang dialami sang tokoh utama membuatnya menjadi menyepelekan kekerasan seksual siber dan ancaman lain yang didapatkannya.

As the internet and social media is growing rapidly, it has now played an important part in people’s daily life, which has led to a phenomenon called social media influencers. With the convenience that is offered by the internet and social media, many people start using them as a place to camouflage or hide the loneliness that they have experienced in the real world. The YouTube short film, Call Me, is used to research on how someone camouflaged their feelings of loneliness by using social media to gain the attention to fulfill their social needs. This research is analyzed using a semiotic approach and interpreted using John Fiske’s television semiotics theory. The result of this study shows how the short film Call Me showcased the main character’s loneliness and how she used social media as a place to conceal the loneliness that she has been dealing with in the real world. Moreover, this study also shows how the loneliness experienced by the main character makes her underestimate the cyber sexual violence and other threats she received."
Depok: fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dediyansyah
"Penelitian ini menguji hubungan penggunaan Instagram dengan loneliness pada remaja usia 15-19 tahun. Sebanyak 486 partisipan dari lima kota di Jabodetabek dilibatkan dalam penelitian ini. Data partisipan diambil dengan menggunakan metode online dan offline. Penggunaan Instagram diukur dengan menggunakan Instagram Usage yang di konstruk oleh Cheung (2014). Sementara itu, loneliness diukur dengan Shortened 3-Items Loneliness Scale (Hughes, Waite, Hawkley, & Cacioppo, 2004). Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara penggunaan Instagram dengan loneliness pada remaja (r = -0,134, p < 0,01). Ini berarti, semakin sering seseorang menggunakan Instagram, semakin rendah loneliness yang ia miliki.

This study examined correlation between Instagram usage and loneliness among adolescents age 15-19 years. 486 people from five different city in Jabodetabek, involved in this research. Data were collected online and offline. People's activity on Instagram was measured by Instagram Usage, which had been constructed by Cheung (2014). Meanwhile, loneliness was measured by Shortened 3-Items Loneliness Scale (Hughes, Waite, Hawkley, & Cacioppo, 2004). Results shown that Instagram usage negatively correlated with loneliness (r = -0,134, p < 0,01). This means, more often a person using Instagram, the less loneliness that she or he has.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S66586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosephine Merry Devina
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah setiap jenis penggunaan Instagram IG Interaction, IG Browsing, dan IG Broadcasting berhubungan dengan kesepian. Penelitian dilakukan pada 383 laki-laki dan perempuan 16-24 tahun . Variabel jenis-jenis penggunaan Instagram diukur dengan Instagram Activities Scale dari Yang 2016 yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh back translators dan dimodifikasi oleh peneliti. Variabel kesepian diukur dengan UCLA Loneliness Scale Versi 3 dari Russell 1996 yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh back translators dan dimodifikasi oleh peneliti. Hasil uji statistik korelasi menunjukkan IG Interaction memiliki hubungan negatif yang lemah dan signifikan dengan kesepian. IG Browsing dan IG Broadcasting masing-masing memiliki hubungan positif yang signifikan dan lemah dengan kesepian.

This research aims to seek the correlation between each types of Instagram usage IG Interaction, IG Browsing, and IG Broadcasting and loneliness. The research was conducted to 383 males and females 16 24 years old . The frequency of each types of Instagram usage were measured with Instagram Activities Scale from Yang 2016 which has been translated to Indonesian language by back translators and has been modified by researcher. Loneliness was measured with UCLA Loneliness Scale Version 3 from Russell 1996 which has been translated to Indonesian language by back translators and has been modified by researcher. The result shows that IG Interaction has a negative, weak, and significant correlation with loneliness. Both of IG Browsing and IG Broadcasting have a positive, weak, and significant correlation with loneliness.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69155
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Diandra Vienesha
"Penggunaan media sosial menjadi sangat lazim di masyarakat saat ini seiring dengan bangkitnya digitalisasi. Penelitian telah menunjukkan pengaruh penggunaan media sosial terhadap rasa kesepian dan orientasi perbandingan sosial. Namun, interaksi spesifik antara rasa kesepian, orientasi perbandingan sosial, dan konsumsi TikTok masih belum dieksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara rasa kesepian dan orientasi perbandingan social dengan konsumsi TikTok. Peserta yang diidentifikasi sebagai pengguna TikTok (N = 381) direkrut melalui survei korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasa kesepian dan orientasi perbandingan sosial memiliki hubungan positif dengan konsumsi TikTok yang menunjukkan bahwa pengguna yang merasa lebih kesepian dan memiliki orientasi perbandingan sosial yang tinggi akan cenderung lebih sering mengkonsumsi TikTok. Berdasarkan hasil studi ini disarankan untuk membatasi waktu pemakaian gadget dan memperhatikan jenis konten yang dilihat.

The use of social media has become highly prevalent in today’s society with the rise of digitalization. Past research has shown the effect of social media use on people’s loneliness and social comparison orientation respectively. However, the specific interplay between loneliness, social comparison orientation, and TikTok consumption has yet to be explored. The current study aims to investigate the relationship between loneliness and social comparison orientation with TikTok consumption. Participants who identified as TikTok users (N = 381) were recruited through a correlational survey. Results showed both loneliness and social comparison orientation had a positive relationship with TikTok consumption which suggests its users who are highly lonely and have a high social comparison orientation will tend to have higher consumption of TikTok. Based on the findings of this study, it is suggested to limit one’s screen time and keep mindful of the type of content viewed. Keywords: Loneliness; Social Comparison Orientation; Social Media; TikTok Consumption."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Faradhiba Salsyabilla
"Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami hubungan korelasional antara kesepian dan kecemasan sosial terhadap penggunaan TikTok. Penelitian ini merekrut 381 partisipan dengan rentang usia 17 hingga 78 tahun (217 perempuan, 152 laki-laki, 10 non-biner, 2 lainnya). Pengukuran kesepian dan kecemasan sosial didistribusikan menggunakan survei online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesepian berkorelasi positif dengan penggunaan TikTok. Dimana, orang yang tinggi dalam kesepian cenderung menggunakan TikTok lebih sering. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan positif yang signifikan antara kecemasan sosial dan penggunaan TikTok. Penelitian ini memberikan implikasi praktis bagi terapis perilaku dengan klien yang mengalami penggunaan media sosial yang bermasalah. Dalam hal ini, penelitian ini dapat membantu terapis perilaku dalam mengembangkan intervensi terhadap penggunaan media sosial yang bermasalah. Keterbatasan dari penelitian ini kemudian disampaikan diikuti dengan rekomendasi penelitian masa depan.

The aim of the present study is to understand the correlational effect between loneliness and social anxiety on TikTok consumption. A total of 381 participants, aged 17 to 78 years old, were recruited (217 female, 152 male, 10 non-binary, 2 other-identifying). Loneliness and social anxiety measures were assessed using an online survey. Results revealed that loneliness correlates positively with TikTok consumption. In which, people who are high in loneliness tend to consume TikTok more frequently. In addition to that, result revealed that there is no significant positive correlation between social anxiety and TikTok consumption. The current study provides practical implications for behavioural therapists with clients who experience problematic social media use. In which, the present study may help behaviour therapists in generating an intervention on problematic social media usage. Limitations of the current study were later addressed followed with future research recommendations."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Karen Shaka Wiranti
"Pandemi COVID-19 mengharuskan mahasiswa menjaga jarak sosial, jarak fisik, dan sedapat mungkin melakukan aktivitas dari rumah. Hal ini menyebabkan penurunan interaksi sosial secara langsung yang berujung pada munculnya masalah kesepian. Situasi pandemi juga dianggap sebagai situasi yang sulit dan menekan, sehingga mahasiswa membutuhkan dukungan sosial untuk mempertahankan kesejahteraan hidup. Selama pandemi COVID-19, dukungan sosial menjadi salah satu faktor pelindung dari masalah kesepian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat dukungan sosial dan kesepian selama pandemi COVID-19 pada mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan berupa deskriptif kuantitatif dengan desain cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan secara daring pada 170 mahasiswa S1 reguler Universitas Indonesia dengan menggunakan kuesioner Multidimensional Scale of Perceived Social Support dan UCLA Loneliness Scale. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar mahasiswa memiliki dukungan sosial yang sedang (71,8%) dan tingkat kesepian yang rendah (71,8%). Selama pandemi COVID-19 mahasiswa disarankan untuk memaksimalkan waktu bersama keluarga dan meningkatkan interaksi sosial secara virtual dengan teman dekat.

The COVID-19 pandemic required college students to do social distancing, physical distancing, and carry out activities from home in every possible way. The phenomenon caused a decrease in social interaction that leads to the emergence of loneliness problems. The pandemic situation was considered a precarious and stressful situation for college students causes an increase in the need for social support to maintain their welfare. During the COVID-19 pandemic, social support is one of the protective factors against loneliness. This study aims to determine the level of social support and loneliness during the COVID-19 pandemic in college students. The research method used is descriptive quantitative with a cross-sectional design. Data collection was conducted online on 170 undergraduate students at Universitas Indonesia using the Multidimensional Scale of Perceived Social Support and UCLA Loneliness Scale questionnaires. The results showed that most of the students had moderate social support (71.8%) and low levels of loneliness (71.8%). During the COVID-19 pandemic, college students were advised to maximize their time with family and increase virtual social interaction with close friends. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Fauziyyah Hana
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami habitus individu anggota Rekanita di arena media sosial. Data yang ditampilkan merupakan hasil dari wawancara mendalam berdurasi 1,5 jam dengan T, perempuan Bali berusia 25 tahun yang kini berdomisili di Jakarta. Dengan menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) sebagai pendekatan dan metode analisisnya, penelitian ini menganalisis kapital, habitus, dan pergerakan partisipan melalui berbagai arena sosial dalam hidupnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, meski T menjadi sasaran kekerasan simbolik, ia mampu bergerak dalam arena secara efektif dan mengerahkan agensinya lewat pembentukan sosok Rekanita ideal di media sosial.

This research aims to understand the habitus of a member of the Rekanita community on social media as the arena. The data presented here is collected from a total of 1,5 hours of in-depth interview with T, a 25-year-old Balinese woman who currently resides in Jakarta. Using Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) as the approach and analysis tool, this research analyzed the participant’s capital, habitus, as well as her mobility through different social fields. The result shows that while T is subjected to various forms of symbolic violence, she manages to feel the game within the field and exercise her agency by portraying herself as the ideal Rekanita figure on social media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvira Dewina
"Kesepian merupakan salah satu gangguan psikososial yang disebabkan oleh isolasi sosial dan emosional. Pandemi COVID-19 memberikan dampak berupa isolasi sosial akibat dari pembatasan sosial. Lansia termasuk dalam kelompok rentan terdampak COVID-19. Selama masa pandemi COVID-19 lansia mengalami pembatasan interaksi sosial sehingga berdampak mengalami kesepian. Kesepian dapat diatasi oleh beberapa faktor diantaranya dengan dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kesepian dengan dukungan sosial pada lansia di Pelayanan Kesehatan Sosial di Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional. Jumlah responden penelitian ini sebanyak 95 lansia (> 60 tahun), dikumpulan dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah The University of California Los Angeles Loneliness Scale version 3 dan Social Support Quistionaire. Hasil penelitian didapatkan nilai p value 0,000 (p<0,05). Sehingga, dapat disimpulkan terdapat hubungan antara kesepian dengan dukungan sosial pada lansia. Dukungan sosial dapat dtingkatkan selama masa transisi dan atau sudah mulai selesainya PPKM untuk mnegurangi risiko kesepian pada lansia.

Loneliness is one of the psychosocial disorders caused by social and emotional isolation. The COVID-19 pandemic has had an impact in the form of social isolation due to social distancing. The elderly are among the vulnerable groups affected by COVID-19. During the COVID-19 pandemic, the elderly experienced restrictions on social interactions, which resulted in experiencing loneliness. Loneliness can be overcome by several factors including social support. This study aims to identify the relationship between loneliness and social support in the elderly at the Social Health Service in Jakarta. This study uses quantitative methods with cross-sectional design. The number of respondents to this study was 95 elderly (> 60 years), collected using purposive sampling techniques. The instruments used are The University of California Los Angeles Loneliness Scale version 3 and Social Support Quistionaire. The results of the study obtained a p value of 0.000 (p<0.05). Thus, it can be concluded that there is a relationship between loneliness and social support in the elderly. Social support can be increased during the transition period and or the completion of PPKM to reduce the risk of loneliness in the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Alawiyah
"Populasi lanjut usia terus meningkat dan hal ini dapat diiringi dengan peningkatan permasalahan kesehatan, salah satunya kesepian pada lansia. Kesepian adalah perasaan yang muncul karena adanya perbedaan antara kepuasaan terhadap jaringan sosial yang nyata dan yang diharapkan. Kesepian dapat terjadi jika dukungan sosial yang diterima rendah. Penelitian ini bertujuan meneliti hubungan antara dukungan sosial dan kesepian pada lansia yang berada di panti werdha Bina Bhakti Serpong. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan responden sebanyak 40 lansia yang dipilih menggunakan total sampling. Instrumen untuk mengukur kesepian adalah UCLA Loneliness Scale dan untuk dukungan sosial adalah Social Support Questionaire (SSQ). Pada analisis data dengan chi square, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan signifikan antara dukungan sosial dan kesepian pada lansia. Pada lansia dengan dukungan sosial tinggi, tingkat kesepian yang dialami rendah. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah penelitian dilakukan dengan jumlah responden lebih, beragam, dan penelitian tidak dilakukan di satu tempat.

Elderly population continues to increase, and this can be accompanied by increased health problems in the elderly, one example is loneliness. Loneliness is feeling that appear because there is difference between the real and the expected satisfaction of social network. Loneliness can be happen if social support is low. The purpose of this study is to know the relationship between social support and loneliness in elderly that live in Bina Bhakti Nursing Home. Design of the study is cross sectional with 40 respondents that selected with total sampling. Loneliness is measured by UCLA Loneliness Scale and social support is measured by Social Support Questionaire (SSQ). With chi-square analysis, the result is there is significant relationship between social support and loneliness in elderly. Elderly with high social support have low loneliness. Recommendations for the next study are the sample should be bigger, more vary, also the place should be more than one place."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65393
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Shafa Tiur Salsabila
"Pola kehidupan masyarakat urban memiliki pengaruh terhadap fenomena kesepian yang terjadi di Jerman. Sifat individualis masyarakat urban menimbulkan jarak antar individu di ruang kota hingga timbul fenomena kesepian di ruang urban. Problematika inilah yang berusaha disosialisasikan oleh gerakan sosial KeinerBleibtAllein di Jerman dengan cara memanfaatkan media baru Instagram sebagai wadah untuk menghubungkan antar individu di domisili serupa. Penelitian ini menggunakan pendekatan new media guna mengetahui pemanfaatan media baru sebagai wadah untuk mengatasi problematika sosial serta analisis semiotika oleh Charles Sanders Peirce untuk menganalisis refleksi dari peran KeinerBleibtAllein melalui beberapa unggahannya dan juga keterkaitannya dengan masyarakat urban di Jerman. Hasil penelitian membuktikan bahwa terbentuknya interaktivitas media melalui fitur ruang publik maya Instagram yang kemudian membantu gerakan sosial KeinerBleibtAllein untuk menjalankan perannya sebagai mediator antar individu dalam ruang publik maya. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antara pola kehidupan masyarakat urban dengan fenomena kesepian yang terjadi di Jerman serta bagaimana KeinerBleibtAllein berperan aktif dalam mensosisalisasikan isu kesepian tersebut.

The patterns of urban life is an influence on the loneliness phenomenon in Germany. Urban society’s individualistic nature creates distances between individuals in urban space, giving rise to the loneliness phenomenon. The social movement KeinerBleibtAllein in Germany tries to socialize this issue by utilizing the new media Instagram as a forum to connect individuals in the same area. With the new media approach, this study analyses the use of new media as a forum to overcome social problems. Furthermore, the semiotic analysis method by Charles Sanders Peirce is used to analyse the reflection of KeinerBleibtAllein's role through several Instagram uploads and its relationship with urban society in Germany. The results of this study show that media interactivity is formed through Instagram, a virtual public space feature, which also helps KeinerBleibtAllein to act as the mediator between individuals in virtual public spaces. Moreover, this study reveals a connection between the urban communitie’s lifestyle and the loneliness phenomenon occurring in Germany, and how KeinerBleibtAllein plays an active role in socializing the issue of loneliness."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>