Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51060 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nara Naina
"Pembatasan politik patriarki dan pemahaman kolektif masyarakat seringkali menghambat interpretasi sejati ekspresi diri perempuan, khususnya dalam konteks seksualitas dan erotisme. Artikel ini bertujuan mengeksplorasi peran erotisisme, sebagaimana disampaikan oleh Audre Lorde, dalam membentuk relasi lesbianisme yang memenuhi kebutuhan, memberikan kebebasan, dan memunculkan life force dalam diri perempuan. Stigma dan asumsi seputar hubungan lesbianisme diidentifikasi sebagai potensi penghalang bagi perempuan mencapai kebebasan. Melalui metode deskriptif-analisis dan pendekatan kualitatif, artikel ini menganalisis erotisme perempuan secara holistik, menunjukkan potensi untuk menciptakan dunia dalam relasi lesbianisme yang menjadikannya salah satu pilihan kebebasan perempuan. Pengumpulan data berbasis kajian literatur diterapkan untuk memperdalam pemahaman terhadap konsep dan makna yang membantu redefinisi konsep erotisisme dan lesbianisme. Artikel ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperkaya pemahaman literatur mengenai konsep erotisme, kebebasan, dan relasi perempuan, khususnya lesbianisme. 

The constraints of patriarchal politics and collective societal understandings often impede the authentic interpretation of women's self-expression, particularly in the realms of sexuality and eroticism. This article aims to explore the role of eroticism, as articulated by Audre Lorde, in shaping lesbian relationships that fulfill women's needs, provide freedom, and evoke a life force within women. Stigmas and assumptions surrounding lesbian relationships are identified as potential barriers for women to attain freedom. Through a descriptive-analytical method and qualitative approach, this article holistically analyzes women's eroticism, demonstrating its potential to create a world within lesbian relationships that becomes one of the choices for women's freedom. Literature-based data collection is employed to deepen the understanding of concepts and meanings that contribute to the redefinition of eroticism and lesbianism. This article is expected to make a significant contribution to enriching the literature's understanding of the concepts of eroticism, freedom, and women's relationships, particularly lesbianism. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Sulistyorini Pratiwi
"ABSTRAK
The main focus of this research is on the representation of lesbianism in Rookie magazine, while most previous studies only focus on heterosexual relationship represented in teen magazines. The method used in this research is textual analysis by utilizing the representation concept from Stuart Hall. Research findings show that Rookie portrays lesbianism in a romantic way; however, the romantic portrayal of lesbianism is merely used as a branding image. As a result, we can say that Rookie gives a different perspective about lesbianism to the American teenage girls."
2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
New York: McGraw-Hill, 1975
301.41 WOM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Hari Wirawan
"Jurnal ini membahas tentang representasi perempuan dalam iklan bir Wieckse Rosé yang muncul di Belanda pada tahun 2007. Wieckse Rosé adalah minuman bir berwarna merah muda yang memiliki rasa buah yang cocok diminum oleh perempuan, sehingga bir ini masuk dalam kategori bir untuk perempuan atau vrouwenbier. Pada penelitian ini, penulis menganalisis sistem tanda berupa indeks, ikon dan simbol dalam iklan Wieckse Rosé, kemudian mengkaitkannya dengan teori feminisme eksistensialisme Simone de Beauvoir. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka dari buku-buku semantik, periklanan, feminisme dan disajikan dalam bentuk analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa, penggunaan indeks, ikon dan simbol dalam iklan Wieckse Rosé bertujuan untuk menuntut kesetaraan dalam beraktivitas di ruang publik dan sebuah koreksi mengenai citra perempuan di media yang tidak relevan dengan kondisi yang sebenarnya.

This journal talks about the representation of women in Wieckse Rosé beer commercials that appeared in Netherlands in 2007. Wieckse Rosé is a pink colored beer with fruit flavor that is suitable for women. In Nederland, this kind of beer is specifically for women, or as know as vrouwenbier. In this research, writer analyzed a sign sytem in the form of index, icons and symbols in this commercials and then connect them with the Simone de Beauvoir theory of existentialism feminism. The research in this journal using a literature review of semantics, advertising and feminism books. The results of this research shows that index, icons and symbols in advertising Wieckse Rosé are use to aim demand equality in activities in public spaces and a correction of the image of women in the media are not relevant to the actual conditions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aghna Honesty Ameera
"Artikel ini meneliti bentuk objektivikasi perempuan dan bagaimana tokoh perempuan yang merepresentasikan jenis kelamin kedua dalam cerpen Mouche terbebas dari objektivikasi dalam perspektif feminisme. Cerpen ini mengisahkan kehidupan Joseph Prunier dan keempat kawan lelakinya, N’a-qu’un-Oeil, Petit Bleu, La Tôque, dan Tomahawk, saat mereka menghabiskan waktu bersama-sama di sebuah kapal yang mereka beli. Kehidupan kelompok pertemanan yang hanya terdiri dari laki-laki itu berubah usai hadirnya seorang perempuan bernama Mouche. Dalam membedah pergeseran interaksi antar tokoh, penelitian ini menggunakan teori naratologi struktural Greimas (1982), konsep objektivikasi Nussbaum (1995), dan konsep feminisme Beauvoir (1949). Struktur naratif teks memperlihatkan alur cerita digerakkan oleh kehadiran Mouche sebagai tokoh perempuan. Kemudian, hasil analisis tematis menunjukkan tokoh perempuan dalam cerpen mengalami objektivikasi berupa instrumentality, denial of autonomy, dan ownership. Penelitian ini menemukan adanya upaya Guy de Maupassant sebagai penulis crepen menampilkan sisi lain perempuan melalui perubahan karakter tokoh perempuan. Tokoh Mouche berhasil membebaskan dirinya dari belenggu objektivikasi dengan perlawanan dan kekuatan yang dimilikinya.

This article examines the forms of objectification of women and the way the female character representing the second sex in the short story Mouche combats objectification from a feminist perspective. The story revolves around Joseph Prunier and his friends, N'a-qu'un-Oeil, Petit Bleu, La Tôque, and Tomahawk, as they spend time together on a boat. Their life changes upon the arrival of a woman named Mouche. In dissecting the shifting interactions between characters, this article uses Greimas' structural narratology theory (1982), Nussbaum’s concept of objectification (1995), and Beauvoir’s concept of existentialist feminism (1949). The narrative structure of the text shows that the storyline is driven by the presence of Mouche as a female character. The results of the thematic analysis show that the female character in this short story experiences objectification practices in the form of instrumentality, denial of autonomy, and ownership. This research found Guy de Maupassant’s attempt to portray another side of the female character, Mouche, through her character development. Mouche managed to free herself from the shackles of objectification with her resistance and power."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Astri Astika
"Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana dualistik patriarkal bekerja, khususnya dalam konsep pembangunan yang sering kali dalam praktiknya, menunjukkan adanya ketimpangan posisi antara laki-laki dan perempuan. Sejak awal konsep pembangunan merupakan ranah publik sudah didominasi oleh laki-laki sebagai tuan, perempuan kemudian hanya dipandang sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara pada salah wilayah desa yaitu Mawar. Hasil wawancara akan digunakan untuk memperkuat hasil dengan metode analisis kritis dari masalah tersebut, dengan menggunakan logika feminis non-hierarkis. Seharusya konsep pembangunan menjadi perhatian penting, semua itu tidak akan bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan jika salah satu pihak tertindas, pembangunan harus bisa memberikan manfaat bagi semua, karena itu perlu adanya tindakan yaitu dengan memeriksa lebih jauh tentang konsep yang dipakai dan membantu menjelaskan struktur umum yang mengakibatkan banyaknya kelompok tertindas, dan memberikan beberapa langkah penting agar konsep pembangunan yang sebenarnya bisa dilakukan, yaitu memberikan manfaat bagi semua.

This paper provides an overview of how patriarchal dulistics works, especially in the concept of development which often in practice shows an imbalance in the position of men and women. Since the beginning, the concept of development as a public sphere has been dominated by men as masters, women are then only seen as complements to achieve goals. The method used is a qualitative method with data collection techniques through interviews in one of the village areas, namely Mawar. The results of the interviews will be used to strengthen the results with a critical analysis method of the problem, using non-hierarchical feminist logic. Should the concept of development be an important concern, all of that will not work as expected if one party is oppressed, development must be able to provide benefits for all, therefore action is needed, namely by examining further the concepts used and helping explain the structure which resulted in many oppressed groups, and provided several important steps so that the actual development concept could be implemented, namely to provide benefits for all."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Puspa Khoirunnisa
"Jurnal ini membahas cerminan dari 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita melalui kacamata feminisme radikal dengan mengamati ketujuh perempuan yang digambarkan sebagai korban kejahatan laki-laki serta keterkaitannya dengan budaya patriarki di Indonesia serta bagaimana perempuan digambarkan dalam sebuah media komunikasi massa (film). Tekanan dan kekerasan yang terjadi pada perempuan, fisik hingga emosional, berakar pada keadaan biologis yang dianggap sebagai ?objek‟ dan mengakibatkan ketidaksetaraan gender.
Kesimpulan yang didapat adalah jika perempuan mampu menjalankan hak dan kewajibannya tanpa mengikuti ?kodrat‟ dan konstruksi peran gender, perempuan mampu terhindar dari tekanan dan kekerasan seperti yang digambarkan dalam film ini.

This journal discusses the reflection of 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita the movie focusing on radical feminism point of view by observing the seven women whom illustrated as male victim of crime and its connection to patriarchy culture in Indonesia and how women is described on mass communication media (movie). The pressure and violence against women, physical through emotional, rooted out of their biological condition that considered being an ?object‟ and as a result of gender inequality.
Conclusion of this matter is that if women are able to conduct their right and responsibility without following ?nature‟ and constructed gender roles, women are able to avoid pressure and violence that‟s pictured in this movie.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mariana
"Perumusan dan penjelasan konsep tentang kebebasan wanita perlu dilaksanakan. Tujuannya ialah untuk menjelaskan bahwa kebebasan adalah dasariah milik manusia. Kebebasan adalah kenyataan universal yang tidak bisa dipisahkan dari manusia. Sebagai bukti bahwa kebebasan itu penting bagi wanita, bisa dikaji melalui studi kepustakaan tentang wanita dalampandangan beberapa filosof yang telah membahasnya, diperkuat dengan pengamatan terhadap keadaan sekitar dan penyimakan terhadap keadaan yang sedang berlangsung berdasarkan informasi dari majalah dan surat kabar. Hasil dari penelitian studi tentang wanita yaitu ditemukan adanya dua pola yang diminati oleh wanita yang menginginkan kebebasannya bisa diaktualisasikan. Dua pola tersebut adalah Altruisme dan Feminisme. Altruisme adalah merupakan pola yang mewakili citra wanita tradisional. Altruisme adalah suatu paham yang condong untuk mengutamakan kepentingan orang lain yang dicintainya di atas kepentingan sendiri. Tujuan altruisme bersifat positif, akan tetapi hasil dari perilaku altruisme bisa positif dan bisa negatif, tergantung dari bobot pelaku AItruisme Supaya bisa membuahkan hasil altruisme yang positif, pelaku altruisme harus bisa melengkapi beberapa syarat yang diperlukan. Kesadaran moral yang bersifat otonom harus dimiliki oleh pelaksana altruisme, demi tanggung jawabnya pada pihak yang bersangkutan. Pelaku altruisme tidak melupakan individualitasnya. Pelaku altruisme harus menyadari bahwa pendidikan adalah penting artinya, dengan demikian maka pelaku Altruisme mau berusaha mengembangkan dirinya dan berusaha memerangi kebodohan yang bisa membelenggu kebebasannya. Feminisme adalah pola yang diminati oleh wanita modern. Wanita modern menghendaki potensi wanita yang ada bisa diaktualisasikan dalam masyarakat secara optimal. Kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut: Konsepsi Nasional Indonesia menghendaki peran serta wanita dalam pembangunan. Wanita Indonesia dituntut supaya tampil sebagai pribadi yang profesional sesuai bidangnya masing-masing. Dalam hal tersebut, maka terlihat betapa pentingnya arti kebebasan bagi wanita Indonesia. Kebebasan wanita harus bisa dilaksanakan Sebagai sarana untuk bisa menjangkau kebebasan, maka orientasi perlu diadakan, yaitu bisa berkiblat pada altruisme yang bernilai positif dan ferninisme. Keterbukaan masyarakat sangat diharapkan demi membantu supaya wanita bisa aktualisasi diri secara optimal. Citra kodrat yang dibentuk oleh masyarakat harus ditanggalkan, sebab citra kodrat bisa melunturkan semangat dan cita-cita wanita."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S16176
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Manalu, Abby Gina Boang
"Identitas perempuan sebagai salah satu kategori yang melekat pada diri subjek ternyata membawa implikasi bagi pemiliknya. Identitas sebagai kategori yang melekat pada subjek ternyata menentukan realitas seseorang. Identitas perempuan menjadi landasan bagaimana seseorang ditatap, dibahasakan dan diperlakukan. Kerangka binerian di dalam gender membuat pemaknaan perempuan dan laki ? laki seakan memiliki stabilitas yang inheren. Stabilitas pemaknaan atas diri perempuan ini dirujuk pada fakta biologisnya belaka. Determinisme biologis merupakan landasan untuk memaknai dan menguniversalkan perempuan. Perempuan dipandang sebagai pemaknaan pra-kultural. Stabilitas makna perempuan menjadi sarana penindasan perempuan. Ketika pemaknaan sudah dibatasi maka runag- ruang kebebasan dan reflekis diri perempuan sebagai subjek telah direduksi. Identitas sex dan gender merupakan pemaknaan yang dihasilkan oleh sebuah diskursus, dengan demikian ia tidak bersifat stabil melainkan instabil. Dekonstruksi atas makna perempuan adalah suatu hal yang sangat memungkinkan.
The identity of women as a category that stick to the subject give some impact to the owner. The identity is not just giving some impact, but also takes apart to decide the reality of a human. Identity of women become a cornerstone to how a person should be seen, be narrated, and be treated. The binaries structure in gender studies makes the meaning between the women and the men such have the inherent stability. The stability is only due to the fact about the biologist factor of the women. Biologist determinism is the basic to interpret the women and make themselves become universal. The women are being viewed as a pre-cultural meaning. The stability make the women become a tool to oppression. When the meaning has been confined, the space to be free and the self-reflection of women as a subject has been reduced. The identity of sex and gender is the meaning that produced by a discourse, so it becomes unstable. The deconstruction of the women?s meaning is a possible to do."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42737
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>