Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161654 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khaura Tsabitha
"Latar Belakang Anatomi merupakan merupakan mata kuliah wajib yang akan terus ada pada setiap blok bagi mahasiswa kedokteran. Akan tetapi, selama pandemi Covid-19 dan dikeluarkannya kebijakan WFH menyebabkan terjadinya keterbatasan dalam pembelajaran anatomi. Kebijakan ini membuat mahasiswa kesulitan dalam mengakses kadaverdan dengan demikian perkuliahan akan sedikit terhambat dan mempengaruhi output yangingindicapai oleh setiap mahasiswa. Oleh karena itu, diperlukan metode alternatif, salah satunya adalah penggunaan aplikasi 3D. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan peningkatan pemahaman mahasiswa dan kepuasan mahasiswa setelah penggunaan i-Atlas modul kardiovaskular. Metode Desain penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan jumlah responden 17 orang. Respondendiberi materi anatomi kardiovaskular, dilanjutkan dengan pemberian waktu belajar menggunakan aplikasi anatomi 3D i-Atlas. Setiap responden diberi tes sebelum dan sesudah diberikannya materi dandiberikan kuesioner untuk menilai kepuasan dalampenggunaan aplikasi. Hasil di olah menggunakan SPSS uji Spearman untuk menilai korelasi anatara peningkatan pemahaman dengan kepuasan. Hasil Uji korelasi Spearman menunjukan bahwa terdapat hubungan antara peningkatan pemahaman dengan kepuasan penggunaan aplikasi i-Atlas (P=0,008). Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan pada tingkat pemahaman mahasiswa dan kepuasan mahasiswa setelah penggunaan i-Atlas pada modul kardiovaskular.

Introduction Anatomy is a mandatory subject that will continue to be present in every block for medical student. However, during the Covid-19 pandemic and the issuance of the WFH policy, there were limitations in anatomy learning. This policy makes it difficult for students to acces cadavers and thus lectures will be slightly hempered and affect the output that each student wants to achieve. Therefore, alternative methodsare needed , one of wich is the use of 3D apllications. This study aims to assessthe relationship between increased student understanding and student satisfaction after using the i-Atlas cardiovascular module. Method This research design was quasi-experimental with a total of 17 respondents. Respondents were given cardiovascular anatomty material, followed by study time using the I-Atlas 3D anatomy application. Each respondent was given a test before and after being given the material and given the quiestionnaire to asses satisfication with using the application. The result were processed the SPSS Spearman test to assess the correlation between increased understanting and satisfiication. Results The Spearman correlation test shows that there is a relationship between increased undersranding and satisfication with using the i-Atlas application (P=0.008). Conclusion It can be concluded that three is a significant relationship in the level of student satisfaction after using i-Atlas in the cardiovascular module."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumaisha Nuha Zakiyyah
"Pandemi COVID-19 membawa dampak besar pada pembelajaran anatomi. Pembelajaran anatomi yang secara konvensional dilakukan berbasis kadaver tidak dapat dilakukan atau hanya dapat dilakukan secara terbatas. Aplikasi anatomi tiga dimensi hadir sebagai media pembelajaran anatomi yang dapat memudahkan mahasiswa memahami struktur dan topografi secara akurat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan aplikasi anatomi 3D dengan peningkatan hasil pembelajaran anatomi (nilai pre-post test) sistem saraf pusat pada mahasiswa FKUI angkatan 2023. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi-eksperimental. Tiga puluh satu subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu menggunakan aplikasi anatomi 3D (n = 14) dan tidak menggunakan aplikasi anatomi 3D (n =17). Kedua kelompok diberikan materi tambahan berupa referensi buku anatomi. Dilakukan pre-test dan post test pada kedua kelompok untuk menilai hasil pembelajaran. Analisis data dilakukan uji Spearman rank correlation menggunakan aplikasi SPSS ver. 24. Ditemukan korelasi nilai r = 0,07 dengan nilai p = 0,7 (p > 0,05) antara hasil pembelajaran dan penggunaan aplikasi anatomi 3D. Terdapat peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi pada kelompok yang menggunakan aplikasi anatomi 3D (30,00) dibandingkan dengan yang tidak menggunakan aplikasi anatomi 3D (26,47). Terdapat hubungan yang sangat lemah dengan tendensi tidak signifikan antara penggunaan aplikasi anatomi 3D dengan peningkatan hasil pembelajaran anatomi (nilai pre-post test) sistem saraf pusat pada mahasiswa FKUI angkatan 2023. Kedua kelompok mengalami peningkatan hasil pembelajaran. Diperlukan analisis lebih lanjut pengaruh preferensi metode pembelajaran anatomi, kemampuan spasial, gaya belajar, dan kecepatan belajar mahasiswa terhadap hubungan antara penggunaan aplikasi anatomi 3D dan hasil pembelajaran anatomi.

The COVID-19 pandemic has had a significant impact on anatomy education. Conventional anatomy learning based on cadavers cannot be conducted or can only be done in a limited manner. Three-dimensional anatomy applications are presented as a learning tool that can facilitate students in understanding anatomical structures and topography accurately. This research was conducted to determine the relationship between the use of 3D anatomy applications and the improvement in central nervous system anatomy learning outcomes (pre-post test scores) among 2023 students of the Faculty of Medicine, Universitas Indonesia. The research design used is quasi-experimental. Thirty-one subjects were divided into two groups: one using 3D anatomy applications (n = 14) and one not using 3D anatomy applications (n = 17). Both groups were provided with additional anatomical reference materials. Pre- tests and post-tests were conducted on both groups to assess learning outcomes. Data analysis was performed using the Spearman rank correlation test with SPSS version 24. A correlation with a value of r = 0.07 and a p-value of 0.7 (p > 0.05) was found between learning outcomes and the use of 3D anatomy applications. There was a higher improvement in learning outcomes in the group that used 3D anatomy applications (30.00) compared to the group that did not use 3D anatomy applications (26.47). There is a very weak and non-significant correlation between the use of 3D anatomy applications and the improvement in central nervous system anatomy learning outcomes (pre-post test scores) among 2023 students of the Faculty of Medicine, Universitas Indonesia. Both groups experienced an improvement in learning outcomes. Further analysis is needed to understand the influence of students' preference for anatomy learning methods, student’s spatial abilities, learning styles, and learning speed on the relationship between the use of 3D anatomy applications and anatomy learning outcomes."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haloho, Andreas S
"Acanthamoeba dikenal sebagai organisme penginfeksi baru yang mulai banyak mendapatkan perhatian dalam dunia kedokteran. Organisme ini merupakan sejenis parasit yang diketahui cukup sering menginfeksi pengguna lensa kontak dan bermanifestasi di mata sebagai Acanthamoeba Keratitis (AK). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan mahasiswa kedokteran mengenai etiologi dan patofisiologi infeksi yang dapat ditimbulkan oleh Acanthamoeba. Responden adalah mahasiswa kedokteran FKUI tingkat I, II, dan III yang menggunakan lensa kontak. Tingkat pengetahuan responden dinilai berdasarkan jawaban mereka terhadap kuesioner penelitian yang sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan realibilitas. Hasil penelitian menunjukkan 18,6% responden memiliki tingkat pengetahuan baik, 41,2% cukup, dan 40,2% kurang. Analisis data menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan responden (chi square, p=0,902; p>0,05), namun tingkat pendidikan memiliki hubungan yang bermakna dengan tingkat pengetahuan (chi square, p=0,000; p<0,05). Faktor yang mempengaruhi hasil ini adalah tidak ditemukannya diskriminasi gender pada responden dan sistem kurikulum yang membuat responden dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik.

Acanthamoeba is known as the new infectious agent which begin to get much more attention in medicine. This organism is a kind of parasite which is known to infect the contact lens user frequently and has manifestation in the eyes as Acanthamoeba Keratitis (AK). The aim of this research is to get the information about the medicine students? level of knowledge about the etiology and pathophysiology of Acanthamoeba Infection. Respondents is the students in first, second, and third degree in FMUI who use the contact lens. The level of knowledge is measured based on the the answers of the respondents to the questionnaire which has been done validation and realibility testing. The results show 18,6% respondents have the good level of knowledge, 41,2% fair, and 40,2% poor. After these data have been analyzed, we got the conclusion that the gender has no differences to the level of knowledge (chi-square, p=0,902; p>0,05), but the level of education is proven to influence the level of knowledge (chi square, p=0,000; p<0,05). These results are caused by no gender discrimination between respondents and the curriculum which makes the higher degree respondents have the better level of knowledge.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliyyavydi Geraldine
"Latar belakang: COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, ditemukan pertama kali pada akhir Desember 2019. Tercatat sebanyak 4 juta kasus kematian akibat COVID-19 di Indonesia dan dokter yang gugur dalam penanganan COVID-19 sudah mencapai 115 orang. Untuk meminimalisir penularan penyakit, diperlukan Alat Pelindung Diri (APD). Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dan rekomendasi APD kepada masyarakat. Namun, penularan dan kasus konfirmasi COVID- 19 masih tergolong tinggi. Hal ini diduga karena kepatuhan serta pengetahuan mengenai APD yang kurang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan penggunaan APD dari mahasiswa program pendidikan dokter spesialis (PPDS) di FKUI. Metode: Penelitian ini menggunakan studi potong lintang dengan responden sebanyak 303 mahasiswa PPDS yang menjalankan studinya di FKUI. Penelitian ini berlangsung pada bulan Oktober 2022 dengan metode pengumpulan data berupa kuesioner yang akan analisis menggunakan uji chi square, dan uji t-test. Hasil: Dari 62% responden yang memiliki pengetahuan baik, 89,4% dari responden tersebut memiliki kepatuhan yang sangat baik terhadap penggunaan APD. Pengetahuan mahasiswa PPDS memiliki hubungan yang signifikan (p < 0.01) dengan kepatuhan penggunaan APD. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan penggunaan APD dengan pengetahuan mengenai APD. Faktor-faktor lain yang berperan dalam kepatuhan penggunaan APD adalah persepsi terhadap faktor risiko, ketersediaan APD, dan sikap terhadap penggunaan APD.

Introduction: COVID-19 is a disease caused by SARS-CoV-2, which was first discovered at the end of December 2019. There have been 4 million cases of death due to COVID-19 in Indonesia and 115 doctors have died in handling COVID-19. To minimize the spread of disease, Personal Protective Equipment (PPE) is needed. The government has issued PPE policies and recommendations to the public. However, transmission and confirmed cases of COVID-19 are still relatively high. This is presumably due to inadequate compliance and knowledge of PPE. Thus, the aim of this study was to investigate the relationship between knowledge and adherence of FMUI residents in using PPE. Method: This study used a cross-sectional study with 303 students from resident doctor who carry out their studies at FKUI as respondents. This research took place in October 2022 using the data collection method in the form of a questionnaire which will be analyzed using the chi square test, and t-test. Result: Of the 62% of respondents who had good knowledge, 89.4% of these respondents had very good compliance with the use of PPE. The knowledge of FMUI residents has a significant relationship (p < 0.01) with adherence to the use of PPE. Conclusion: There was a significant relationship between adherence to the use of PPE and knowledge about PPE. Other factors that play a role in adherence to the use of PPE are perceptions of risk factors, availability of PPE, and attitudes toward using PPE."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurora Dhea Vanessa
"Latar belakang: Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah gangguan gastrointestinal yang memiliki manifestasi klinis paling umum berupa heartburn dan regurgitasi, dengan prevalensi sejumlah 57,6% di Indonesia. Stres, salah satu faktor risiko GERD, dapat terjadi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dengan prevalensi yang mencapai 88,9%. Selain itu, mahasiswa kedokteran umumnya mengalami perubahan tingkat kesehatan seiring dengan berjalannya tingkat perkuliahan. Adanya pandemi COVID-19 yang menyebabkan munculnya metode perkuliahan dalam jaringan (online) juga dapat memengaruhi tingkat kesehatan mahasiswa Fakultas Kedokteran. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara tingkat stres, tingkat perkuliahan, dan metode perkuliahan terhadap kejadian GERD pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di masa pandemi COVID-19.
Metode: Penelitian ini memiliki desain potong lintang dengan menggunakan data primer melalui kuesioner dalam jaringan. Sejumlah 224 responden kemudian dikelompokkan berdasarkan tingkat stres, tingkat perkuliahan, metode perkuliahan, dan kejadian GERD. Data kemudian dianalisis menggunakan chi square.
Hasil: Prevalensi GERD pada mahasiswa FKUI adalah sejumlah 12,1%. Ditemukan bahwa faktor-faktor tingkat stres (p=0,531), tingkat perkuliahan (p=0,202), dan metode perkuliahan (p=0,544) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian GERD.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres, tingkat perkuliahan, dan metode perkuliahan dengan kejadian GERD pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di masa pandemi COVID-19.

Introduction: Gastroesophageal reflux disease (GERD) is a gastrointestinal disorder with its most prominent clinical manifestations being heartburn and regurgitation, and the prevalence of 57.6% in Indonesia. Stress, one of the risk factors of GERD, can happen to medical students with the prevalence of 88.6%. Aside from that, medical students are prone to having health degree changes as they go through medical school. The online learning method due to the COVID-19 pandemic may have an impact on medical students' health. This research's purpose is to determine the relationship between stress levels, academic year, and learning methods to the incidence of GERD in medical students of Universitas Indonesia during the COVID-19 pandemic.
Method: This research was conducted with cross-sectional design using primary data collected through online questionnaires. The amount of respondents gathered was 224, which was further classified by stress levels, academic year, learning method, and incidence of GERD. The data was then further analysed using chi-square.
Result: The prevalence of GERD in medical students of Universitas Indonesia is 12.1%. It was found that the factors stress level (p=0.531), academic year (p=0.202), and learning method (p=0.544) have no significant relationship with the incidence of GERD.
Conclusion: There is no significant relationship between stress level, academic year, and learning method with the incidence of GERD in medical students of Universitas Indonesia during the COVID-19 pandemic.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Andrevz Reminiscere Habasaron
"Pembatasan sosial yang diberlakukan akibat pandemi COVID-19 membatasi kesempatan melakukan aktivitas fisik dan meningkatkan perilaku sedenter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahan aktivitas fisik terhadap berat badan mahasiswa pada masa pandemi. Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2018 hingga 2021. Pengambilan data dilakukan dengan mengisi kuesioner secara daring di bulan Maret-Agustus 2023. Intensitas aktivitas fisik diukur menggunakan kuesioner Global Physical Activity Questionnare (GPAQ). Dilakukan perbandingan intensitas aktivitas fisik dan berat badan sebelum dan saat pandemi. Hubungan antara perubahan aktivitas fisik dan karakteristik subjek (usia, jenis kelamin, riwayat infeksi COVID-19) dengan perubahan berat badan dianalisis melalui uji chi-square dan penghitungan odds ratio. Penelitian ini melibatkan 121 subjek dengan median usia 20 tahun (Inter Quartile Range [IQR]=2) dan sebanyak 72/121 (59.5%) subjek adalah laki-laki. Sebagian besar (66/121) subjek tidak mengalami perubahan aktivitas fisik saat pandemi (54,5%). Terdapat peningkatan signifikan (p<0,001) berat badan mahasiswa saat pandemi (median 60, IQR 24,5) dibandingkan sebelum pandemi (median 58, IQR 21). Ditemukan peningkatan berat badan pada 48/121 (39,7%) mahasiswa. Tidak terdapat hubungan bermakna antara perubahan aktivitas fisik, usia, dan riwayat infeksi COVID-19 dengan perubahan berat badan (p>0,05). Perempuan lebih berisiko mengalami perubahan berat badan (OR= 2,9; 95% Confidence Interval= 1,39-6,36; p=0,004). Terdapat peningkatan berat badan mahasiswa saat pandemi. Namun, perubahan aktivitas fisik tidak memiliki hubungan bermakna dengan perubahan berat badan. Jenis kelamin perempuan meningkatkan risiko peningkatan berat badan saat pandemi. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis faktor lain yang berhubungan dengan kenaikan berat badan mahasiswa.

Social restrictions imposed due to the COVID-19 pandemic limit opportunities for physical activity and increase sedentary behavior. This study investigates the correlation between changes in physical activity and university students body weight during the pandemic. This study was a cross-sectional study conducted on students of the Faculty of Medicine, University of Indonesia from 2018 to 2021. Data were collected by filling out an online questionnaire in March-August 2023. Physical activity intensity was measured using the Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ). Analysis compared pre-pandemic and pandemic physical activity levels and body weights. Chi-square tests explored the relationship between physical activity changes, subject characteristics (age, gender, COVID-19 history), and changes in body weight. This study involved 121 subjects with a median age of 20 years (IQR=2), and 59.5% of the subjects were male. Most subjects (54.5%) showed no change in physical activity during the pandemic. The mean body weight increased (median 60, IQR 24.5) compared to pre-pandemic (median 58, IQR 21) (p<0.001), with 39.7% experiencing weight gain. There was no significant association between changes in physical activity, age, and history of COVID-19 infection with weight change (p>0.05). Women were more at risk of weight change (OR= 2.9; 95% Confidence Interval p=0.004).  University students experienced weight gain during the pandemic. However, changes in physical activity did not significantly correlate with body weight changes. Female gender was notably associated with pandemic-related weight gain. Further research is needed to analyze other factors related to changes in body weight among students."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Farah Tresnaherdiarti
"Latar Belakang: Aktivitas fisik memiliki banyak manfaat untuk tubuh manusia. Aktivitas fisik merupakan gerakan pada tubuh manusia yang melibatkan kerja rangka dan otot sehingga terjadi pengeluaran energi. Aktivitas fisik dikatakan memiliki efek dalam penurunan stress yang sering terjadi pada mahasiswa kedokteran sehingga aktivitas fisik dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang. Aktivitas fisik dikatakan juga mempengaruhi performa akademis seseorang karena dapat meningkatkan faktor neurotropik pada otak, meningkatkan aliran darah kortikal otak, serta meningkatkan pertumbuhan saraf pada hippocampus yang berhubungan dengan memori dan pembelajaran.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan aktivitas fisik dengan Quality of Life dan performa akademis Mahasiswa Kedokteran Tingkat 3 FKUI Tahun Akademik 2019/2020.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan pendekatan total sampling dari mahasiswa kedokteran tingkat 3 FKUI Tahun Akademik 2019/2020. Responden mengisi kuesioner GPAQ dan WHOQOL-BREF secara sukarela.
Hasil: Jumlah responden yang mengisi kuesioner 126 responden (response rate= 98%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan quality of life (P>0,05). Untuk aktivitas fisik dengan performa akademis tidak ditemukan juga hubungan yang bermakna (P=0,688).
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan quality of life dan performa akademis.

Background: Physical activity has many benefits for human body. Physical activity is any bodily movement produced by skeletal muscles resulted in energy expenditure. Physical activity known to play role in reducing stress levels that are generally developed among medical students which could affect their quality of life. In addition to that, it is also known to affect their academic performance due to the increase of neurotrophic factors in the brain, cerebral cortical blood flow, nerve growth in the hippocampus which is associated with memory and learning.
Aims: To identify the relationship between physical activity with quality of life and academic performance among the 3rd-grade Medical Students of FKUI during the Academic Year 2019/2020.
Methods: Cross-sectional study was conducted with a total sample taken from 3rd-grade Medical Students of FKUI during the Academic Year 2019/2020. GPAQ and WHOQOL-BREF questionnaire was filled voluntarily.
Results: Total of 126 respondents has filled out the questionnaire (response rate = 98%). Statistical analysis shows that there is no significant relationship between physical activity with quality of life (P>0,05) as well as academic performance (P=0,688).
Conclusions: This study shows that physical activity has no significant relationship with quality of life and academic performance.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nayla Hayyin
"Infeksi HPV merupakan penyebab penyakit menular seksual terbanyak. Meskipun HPV sering dikaitkan dengan perempuan dan kanker serviks, data menunjukkan insiden yang tinggi pada kalangan pria dan perempuan. Tetapi, kesadaran mengenai infeksi dan vaksinasi HPV masih rendah pada kalangan pria. Mahasiswa kedokteran sejak tahap preklinik memiliki peran dalam manajemen HPV masa mendatang. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan pengetahuan dengan perilaku mahasiswa preklinik laki-laki terkait infeksi dan vaksinasi HPV. Studi potong lintang ini meneliti mahasiswa preklinik laki-laki di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Subjek diberikan kuesioner daring tentang pengetahuan dan perilaku terhadap infeksi dan vaksinasi HPV. Kemudian, dilakukan uji statistik chi-square untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku mahasiswa laki-laki preklinik FKUI terhadap infeksi dan vaksinasi HPV. Terdapat 120 mahasiswa FKUI tingkat 1, 2, dan 3 yang terlibat dalam studi ini. Sebanyak 90,8% sampel memiliki pengetahuan baik mengenai infeksi dan vaksinasi HPV, sedangkan 38% sampel menunjukkan perilaku tepat terkait vaksinasi HPV. Analisis bivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan (p>0,05) antara tingkat pengetahuan dan perilaku mahasiswa FKUI preklinik mengenai infeksi serta vaksinasi HPV. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengeksplorasi hubungan antara pengetahuan dan perilaku tersebut.

HPV infection is the leading cause of sexually transmitted diseases. While HPV is often associated with women and cervical cancer, data show a high incidence among men and women. However, awareness about HPV remains low among men. Medical students in the pre-clinical phase play a critical role in the future management of HPV. This study explores the relationship between knowledge and practice among male pre-clinical students concerning HPV infection and vaccination. This cross-sectional study examined male pre-clinical students from Faculty of Medicine Universitas Indonesia. Subjects were given an online questionnaire regarding their knowledge and practice towards HPV infection and vaccination. The chi-square statistical test was used to determine the correlation between knowledge and practice of male pre-clinical students at FKUI regarding HPV infection and vaccination. A total of 120 students from FKUI in first, second, and third year participated in this study. 90.8% of the sample showed good knowledge about HPV infection and vaccination, while 38% exhibited appropriate practice regarding HPV vaccination. Bivariate analysis indicated no significant correlation (p>0.05) between the knowledge and practice of pre-clinical students at FKUI regarding HPV infection and vaccination. However, further research is needed to explore the relationship between knowledge and practice on this topic."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindhita Kusuma Dyah Putri Soekowati
"Media sosial telah menjadi sangat diperlukan, dan pengguna aktif terus meningkat, termasuk di sektor kesehatan. Profesional kesehatan harus dapat menggunakan media sosial secara profesional, seperti dapat memisahkan identitas pribadi dan profesional di media sosial. Kesadaran dan pengetahuan mengenai e-profesionalisme akan mengarah pada penggunaan media sosial yang efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan e-profesionalisme dan pemanfaatan media sosial di kalangan mahasiswa pendidikan kedokteran. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang yang memperoleh tanggapan secara daring. Penilaian pengetahuan profesionalisme pilihan ganda diadaptasi untuk mengukur pengetahuan e-profesionalisme. Instrumen berbasis perilaku dan TAM diadopsi untuk mengukur pemanfaatan media sosial. Survei ini didistribusikan ke 176 angkatan mahasiswa reguler FKUI tahun 2014. Sebanyak 136 siswa (tingkat respons 77,3%) berpartisipasi. Cronbach alfa dari pengetahuan e-profesionalisme dan kuesioner pemanfaatan media sosial masing- masing adalah .287 dan .899. Data kemudian dianalisis menggunakan Mann-Whitney. Antara 24 butir tentang pengetahuan e-profesionalisme dan nilai total penggunaan media sosial, satu perbedaan bermakna p 0,030 ditemukan pada butir yang membahas humanisme. Ketika dieksplorasi, terdapat hubungan yang signifikan antara item pada humanisme, altruisme, kaidah dasar bioetika, kompetensi, dan refleksi diri dengan subskala pemanfaatan media sosial.

Social media has become indispensable and active users continue to increase, including in health sector. Medical professionals should be able to use social media professionally, such as being able to separate personal and professional identity in social media. Cognition and knowledge of e-professionalism would lead to efficient social media usage. This research aims to identify the relationship between e-professionalism knowledge and social media utilization among undergraduate medical students. This study employed cross-sectional design that acquired responses online. A multiple-choice professionalism knowledge assessment was adapted to measure e-professionalism knowledge. Behavioral and TAM-based instruments were adopted to measure social media utilization. The survey was distributed to 176 FMUI regular class students batch of 2014. A total of 136 students response rate 77.3% participated. The Cronbach alpha of e-professionalism knowledge and social media utilization questionnaires were .287 and .899 respectively. The data were then analyzed using Mann Whitney. Between 24 items regarding e professionalism knowledge and the social media usage total score, one significant difference (p 0,030) was found on item discussing humanism. When explored, there are significant relationships between items on humanism, altruism, bioethics principle, competencies, and self reflection with social media utilization subscales."
Depok: Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>