Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175929 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gisela Belicia Alma Thesalonica
"Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat menyebabkan adanya generasi baru yang lahir setiap harinya. Hal ini membuat adanya perubahan (shifting) dari generasi yang mendominasi dan juga berdampak pada berbagai sektor kehidupan salah satunya adalah pekerjaan. Beberapa penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa saat ini telah terjadi perubahan generasi yang mendominasi pasar tenaga kerja yang semula didominasi oleh generasi milenial beralih menjadi generasi Z. Setiap perubahan pasti menimbulkan kesempatan dan juga tantangan baru bagi perusahaan terutama bagaimana menjaga keterikatan kerja karyawan kepada perusahaan. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari job characteristics terhadap work engagement pada karyawan generasi milenial dan generasi Z di DKI Jakarta. Dengan tujuan eksplanatif, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner yang disebarkan secara daring kepada 360 responden Generasi milenial dan Z yang bekerja sebagai karyawan full-time di DKI Jakarta yang didapatkan dengan menggunakan teknik penarikan data non-probability sampling dengan jenis purposive sampling dan pengumpulan sampel snowball. Penelitian ini melakukan teknik analisis data dengan menggunakan regresi linear sederhana dan uji beda (uji t). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh job characteristics terhadap work engagement pada karyawan di DKI Jakarta. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh job characteristics terhadap work engagement karyawan generasi Z lebih besar dibandingkan pengaruh job characteristics terhadap work engagement pada generasi milenial di DKI Jakarta.

The rapid population growth leads to the birth of a new generation every day. This results to a shift from the dominating generation, impacting various sectors of life, including employment. Previous studies have shown a transition in the dominant workforce generation from millennials to Generation Z. Every change brings forth opportunities and challenges for companies, especially in maintaining employee retention. Therefore, this research aims to analyze the effect of job characteristics on work engagement among millennial and Generation Z employees in DKI Jakarta. Using an explanatory approach, the study employs a quantitative method by distributing online questionnaires to 360 respondents which are the millennial and Z-generation full-time employee in DKI Jakarta. The data is gathered through non-probability purposive sampling with snowball technique. The research uses simple linear regression and t-test for data analysis. The findings indicate a significant impact of job characteristics on work engagement among employees in DKI Jakarta. Additionally, the research reveals that the influence of job characteristics on work engagement is greater for Generation Z employees compared to millenials in DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidana Ega Nerissa
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh proactive personality dan career adaptability dalam memprediksi in-role performance melalui job crafting dan work engagement. Hipotesis yang diusulkan bahwa karyawan yang memiliki kepribadian proaktif dan kemampuan beradaptasi karir kemungkinan besar akan merancang pekerjaan mereka untuk tetap terlibat dan meningkatkan kinerja mereka. Temuan dari studi sebelumnya telah diintegrasikan ke dalam model keseluruhan yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterlibatan kerja serta meningkatkan kinerja peran di tempat kerja saat ini. Data dikumpulkan dari 180 karyawan generasi milenial yang bekerja di berbagai industri. Hasil dari penelitian menemukan bahwa karyawan yang memiliki proactive personality dan career adaptability dapat merancang pekerjaan mereka sehingga sehingga meningkatkan work engagement dan in-role performance. Hasil dari penelitian mendukung hipotesis yang diusulkan. Namun, hubungan career adaptability dan work engagement dimediasi penuh oleh job crafting sehingga hubungan langsung antara career adaptability dan work engagement tidak signifikan.

This paper aims to investigate whether proactive personality and career adaptability could predict work engagement and in-role performance through job crafting behaviours and analyzed their effect using PLS SEM. The study hypothesised that employees who have a proactive personality and career adaptability would be most likely to design their jobs to stay engaged and improve their performance. Findings from previous studies have been integrated into an overall model that can be used to develop work engagement as well as advance the in-role performance in today’s workplace. Data were collected among 180 of employees belonging to the millennial generation working in various organisations. The results found that employees having proactive personality and adaptability in their career were most likely to craft their job, and in turn, was predictive of the work engagement and their performance as well. Most of the results indicated support for the hypotheses. Job crafting was found to be mediating the career adaptability and work engagement relationship fully. However, the direct relationship between career adaptability and work engagement is not significant.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kholisah Safria
"Pandemi COVID-19 berdampak besar pada meningkatnya jumlah PHK pada karyawan dan kebijakan rasionalisasi lainnya, hal tersebut mungkin dapat memengaruhi tingkat ketidakaman kerja (job insecurity), kegigihan (grit), dan keterikatan kerja pada karyawan (work engagement). Karyawan milenial menjadi generasi yang paling terdampak dari adanya situasi tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat peran dari grit dalam memoderasi hubungan antara job insecurity dan work engagement pada karyawan milenial di Indonesia. Grit dinilai dapat menjadi kunci kesuksesan seseorang dan merupakan faktor internal yang memengaruhi job insecurity dan work engagement karyawan. Partisipan direkrut secara daring dan melibatkan 222 karyawan yang memenuhi karakteristik penelitian, yaitu; karyawan milenial berusia 20-38 tahun, memiliki pengalaman bekerja minimal 1 tahun di tempat kerjanya saat ini, dan sedang mengalami kebijakan rasionalisasi. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketiga variabel ini adalah Utrecht Work Engagement Scale 9 Item (Schaufeli, dkk, 2006), Job Insecurity Scale (Pienaar, 2013), dan Short Grit Scale (Duckworth & Quinn, 2009). Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa grit tidak memoderasi hubungan antara job insecurity dan work engagement. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor lain selain grit. Kemudian, mayoritas partisipan ini memiliki nilai job insecurity yang rendah, work engagement yang tinggi, dan grit yang tinggi. Penelitian ini juga menunjukkan job insecurity berkorelasi secara negatif dan signifikan dengan work engagement, dan grit berkorelasi secara positif dan signifikan dengan work engagement. Sementara job insecurity tidak berkorelasi secara signifikan dengan grit.

The COVID-19 pandemic has a major impact on increasing the number of employee layoffs and other rationalization policies, this may affect the level of job insecurity, grit, and work engagement on employees. Millennial employees are the most affected generation that affected by this situation. This research was conducted to find out whether there is a role of grit in moderating the relationship between job insecurity and work engagement among millennial employees in Indonesia. Grit is considered to be the key to a person's success and is an internal factor that affects job insecurity and employee work engagement. Participants were recruited online and involved 222 employees who met the research characteristics, that is; millennial employees at aged 20-38 years, having at least 1 year of work experience at their current job, and undergoing a rationalization policy. The measuring instrument that are used to measure these variables are Utrecht Work Engagement Scale 9 Item (Schaufeli, et al, 2006), Job Insecurity Scale (Pienaar, 2013), and Short Grit Scale (Duckworth & Quinn, 2009). The main results of this research showed that grit did not moderate the relationship between job insecurity and work engagement. This could be due to other factors besides of grit. Furthermore, the majority of these participants had low job insecurity, high work engagement, and high grit of scores. This study also showed that job insecurity was significantly negatively correlated with work engagement, and grit was significantly positively correlated with work engagement. Meanwhile, job insecurity was not significantly correlated with grit."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ikhlas
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji bagaimana pengaruh psychological capital pegawai dan iklim etika dikaitkan dengan keterikatan kerja dan kepuasan kerja pada pegawai micro banking bank x area Jakarta. Sampel dari penelitian ini terdiri dari 275 orang pegawai/pegawai kredit mikro Bank X area Jakarta. Psychological capital diukur dengan menggunakan instrumen sebanyak 15 butir pertanyaan, iklim etika sebanyak 12 butir pertanyaan, keterikatan kerja sbanyak 7 butir pertanyaan, dan kepuasan kerja sebanyak 4 butir pertanyaan. Hubungan antara psychological capital, iklim etika, keterikatan kerja dan kepuasan kerja diuji menggunakan aplikasi SPSS dengan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterikatan kerja memediasi secara parsial pengaruh psychological capital terhadap kepuasan kerja. adapun psychological capital pegawai memiliki pengaruh positif dan siginifikan terhadap kepuasan kerja pegawai dan keterikatan kerja memediasi secara parsial pengaruh psychological capital terhadap kepuasan kerja pegawai. Adapun keterikatan kerja tidak memediasi pengaruh ethical climate terhadap kepuasan kerja.
<
ABSTRACT
The purpose of this study is to examine how the influence of employee rsquo s psychological capital and ethical climate is associated with work engagement and job satisfaction in Mandiri micro banking employees of Jakarta area. The sample of this research consists of 275 employees of Micro Banking Bank x Jakarta area. Psychological capital is measured using 15 items of instruments, 12 items of ethical climate, work engagement of 7 items, and job satisfaction of 4 items. The relationship between psychological capital, ethical climate, work engagement and job satisfaction were tested using SPSS application with multiple linear regression method. The results of this study indicate that work engagement partially mediate the influence of psychological capital on employee job satisfaction. The work engagement does not mediate the relationship between the two variables."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helena Exuperina Melani Caraka Yuda
"Job crafting kini menjadi salah satu strategi yang digunakan dalam meningkatkan work engagement dari para karyawan. Berdasarkan penelitian terdahulu work meaning yang dialami karyawan juga berperan dalam meningkatkan work engagement. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh job crafting terhadap work engagement dengan dimediasi oleh work meaning pada karyawan tetap perusahaan di wilayah DKI Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif melalui teknik purposive sampling pada 225 responden yang diperoleh melalui kuesioner online. Kuesioner dibagikan kepada responden dengan kriteria berupa karyawan tetap yang bekerja pada perusahaan di wilayah DKI Jakarta. Teknik analisis data menggunakan Macro PROCESS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa job crafting berpengaruh signifikan terhadap work engagement melalui variabel mediasi work meaning. Pada uji mediasi menunjukkan bahwa work meaning memiliki pengaruh mediasi parsial pada hubungan job crafting terhadap work engagement pada karyawan tetap perusahaan di wilayah DKI Jakarta.

Job crafting is now one of the strategies used in increasing the work engagement of employees. Based on previous research, work meaning experienced by employees also plays a role in increasing work engagement. The purpose of this study was to analyze the effect of job crafting on work engagement by mediating work meaning on permanent employees of the formal sector in the DKI Jakarta area. The research method used is a quantitative through purposive sampling technique on 225 respondents obtained through an online questionnaire. Questionnaires were distributed to respondents with criteria in the form of permanent employees who work for companies in the DKI Jakarta area. Data analysis technique using Macro PROCESS. The results showed that job crafting has a significant effect on work engagement through work meaning mediation variables. The mediation test shows that work meaning has a partial mediating effect on the relationship between job crafting and work engagement for permanent employees of the company in the DKI Jakarta area"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kayla Nadira Jovienda
"Untuk meminimalisir keinginan karyawan untuk meninggalkan perusahaan, perusahaan perlu meningkatkan keterikatan kerja karyawan kepada perusahaan. Work engagement karyawan dapat ditingkatkan dengan diberikan dan terpenuhinya komponen-komponen decent work atau pekerjaan layak kepada seluruh karyawan, baik karyawan yang termasuk dalam kategori Generasi Y maupun Z. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari decent work terhadap work engagement dengan generasi sebagai variabel moderasi pada karyawan di DKI Jakarta. Dengan tujuan eksplanatif, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner yang disebarkan secara daring kepada 223 responden Generasi Y dan Z yang bekerja sebagai karyawan di DKI Jakarta yang didapatkan dengan menggunakan teknik penarikan data non- probability sampling dengan jenis purposive sampling. Penelitian ini melakukan teknik analisis data dengan menggunakan regresi linear sederhana dan uji interaksi dengan moderated regression analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh decent work terhadap work engagement pada karyawan di DKI Jakarta. Selain itu, uji interaksi menunjukkan bahwa generasi tidak memoderasi pengaruh antara decent work dan work engagement pada karyawan Generasi Y dan Z di DKI Jakarta.

To prevent the employee’s desire to leave the company, the company needs to increase employees’ work engagement with the company. Employee’s work engagement can be increased by providing and fulfilling the components of decent work to all of the employees, both from the Y and Z Generation of employees. The purpose of this study is to analyze the effect of decent work on work engagement with generation as a moderation variable on employees in DKI Jakarta. With an explanatory purpose, this study uses a quantitative approach by distributing an online questionnaire to 223 respondents consisting of the Y and Z Generation who currently work as an employee in DKI Jakarta which was obtained by using a non-probability sampling technique with a purposive sampling type. This study uses a data analysis technique with simple linear regression and interaction test with moderated regression analysis. The result of this study indicates the effect of decent work on work engagement on employees in DKI Jakarta. In addition, the interaction test shows that generation does not moderate the effect between decent work on work engagement on Y and Z Generation employees in DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sella Sopiana Pratiwi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh job design dan work engagement terhadap performance pada karyawan kantor pusat di PT Federal International Finance, Jakarta Indonesia sebagai salah satu perusahaan pembiayaan terbesar di Indonesia. Teori yang digunakan untuk job design dalam penelitian ini adalah Hackman dan Oldham (1975), untuk performance menggunakan Aguninis (2009), dan work engagement dari Schaufeli (2006). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan sampel sebanyak 132 orang karyawan PT. Federal International Finance yang diambil menggunakan teknik non-probability purposive sampling. Penelitian ini menggunakan analisis korelasi, regresi berganda dan sobel test untuk menguji pengaruh langsung dan mediasi diantara variabel. Hasil uji pengaruh menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif dan dalam kategori sedang antara job design dan performance, korelasi yang positif antara job design dan work engagement, dan korelasi positif juga antara work engagement dan performance. Analisis regresi sederhana mengindikasi bahwa job design merupakan prediktor work engagement signifikan, serta job design dan work engagement masing-masing prediktor untuk performance yang signifikan. Hasil sobel test memberi bukti bahwa pengaruh tidak langsung terhadap performance melalui work engagement signifikan secara statistik. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya pengaruh job design secara signifikan terhadap performance secara langsung dan pengaruh yang signifikan juga dengan adanya work engagement sebagai variabel yang memediasi.
This study aims to analyze the effect of job design and work engagement on performance on employees at PT Federal International Finance, Jakarta Indonesia as one of the largest finance companies in Indonesia. Theories used for job design in this study are Hackman and Oldham (1975), for performance using Aguninis (2009), and work engagement from Schaufeli (2006). This study used a quantitative method with a sample of 132 employees of PT. Federal International Finance is taken using a non-probability purposive sampling technique. This study used correlation analysis, multiple regression and multiple tests to examine the direct effect and mediation between variables. Correlation test results showed that there was a positive correlation and in the medium category between job design and performance, a positive correlation between job design and work engagement, and a positive correlation also between work engagement and performance. Simple regression analysis indicated that job design is a significant predictor of work engagement, as well as job design and work engagement of each predictor for significant performance. The sobel test results provided evidence that the indirect effect on performance through work engagement is statistically significant. The results of this study showed that there is a significant influence of job design on performance directly and a significant effect also on the presence of work engagement as a mediating variable."
Depok: Fakultas Ilmu Admnistrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Titis Perdini
"Latar belakang: Pekerja foundry perusahaan manufaktur bekerja pada lingkungan kerja dengan pajanan berbahaya yang dapat menimbulkan reaksi positif berupa semangat yang akan meningkatkan keterlibatan kerja tetapi dapat pula menimbulkan reaksi negatif berupa stress kerja jika tidak diimbangi dengan sumber daya kerja yang tersedia.
Tujuan: Mengetahui model hubungan antara stresor dan sumber daya kerja terhadap semangat dan keterlibatan kerja berdasarkan SV-NBJSQ versi bahasa Indonesia.
Metode: Sebuah studi potong lintang menggunakan data sekunder berupa hasil pengisian kuisioner IVSV-NBJSQ oleh 371 subyek saat medical checkup tahun 2019 untuk membuat model dengan structural equation model.
Hasil: Penelitian ini menemukan bahwa semangat memiliki hubungan terbesar dengan stresor kerja r = 0,42 (p < 0,05; 95% CI 0,26 – 0,57) kemudian dengan penghargaan r = 0,2 (p < 0,05; 95% CI 0,04 – 0,35), sedangkan semangat tidak memiliki hubungan bermakna dengan dukungan sosial. Keterlibatan kerja memiliki hubungan terbesar dengan penghargaan, kemudian stresor kerja dan terakhir semangat dengan koefisien korelasi masing-masing r = 0,45 (p < 0,05; 95% CI 0,31 – 0,59), r = 0,24 (p < 0,05; 95% CI 0,06 – 0,41); dan r = 0,14 (p < 0,05; 95% CI 0,008 – 0,27), sedangkan keterlibatan kerja tidak memiliki hubungan bermakna dengan dukungan sosial. Stresor kerja ditentukan oleh beban emosional, konflik peran, konflik interpersonal dan kelebihan beban kuantitatif. Dukungan sosial ditentukan oleh dukungan atasan dan dukungan keluarga. Penghargaan ditentukan oleh apresiasi prestasi, hadiah uang/status dan peluang karir. Lingkungan kerja seperti bising, panas, posisi kerja tidak ergonomi, bahan kimia berbahaya dan bekerja rotasi tidak ada perbedaan rerata dengan semangat tetapi terdapat perbedaan rerata bermakna antara posisi tubuh tidak ergonomi terhadap keterlibatan kerja.Semangat menunjukkan peran mediasi antara stresor kerja dan penghargaan dengan keterlibatan kerja.
Kesimpulan: Pada populasi pekerja foundry ini, semangat ditentukan oleh stresor kerja dan keterlibatan kerja ditentukan oleh penghargaan, sedangkan dukungan sosial tidak menentukan baik semangat maupun keterlibatan kerja. Terdapat perbedaan rerata antara posisi tubuh tidak ergonomi terhadap keterlibatan kerja.Semangat menunjukkan peran mediasi antara stresor kerja dan penghargaan dengan keterlibatan kerja.

Background: Foundry workers of manufacturing company work in a work environment with exposure to potential hazards that could cause positive reactions in the form of vigor that would increase work engagement but could also cause negative reactions in the form of job stress ifit was not balanced with available jobresources.
Objective: To search the correlation model between job stressors and job resources to vigor and work engagement based on the Indonesian version of SV-NBJSQ.
Method: A cross-sectional study used secondary data where psychosocial factors were collected using the IVSV-NBJSQconducted by 371 foundry workers of manufacturing company during a medical checkup in 2019 to analyze job stressors, job resources, vigor and work engagement with the structural equation model method.
Results: In this study, Vigor had a strongest correlation to job stressors with r = 0.42 (p < 0.05; 95% CI 0.26 - 0.57) than to rewards r = 0.2 (p < 0.05; 95% CI 0.04 – 0,35 ), while vigor had no correlation to social support. Work engagement had a strongest correlation with job stressors, rewards and vigor with the correlation coefficient of each r = 0.24 (p < 0.05; 95% CI 0.06 - 0.41); r = 0.45 (p < 0.05; 95% CI 0.31 - 0.59) and r = 0.14 (p <0.05; 95% CI 0.008 - 0.27), while work engagement had no correlation to social support. Job stressors were determined by emotional demands, role conflict, interpersonal conflict and quantitative job overload. Social supports were determined by supervisor support and family and friends supports. Rewards were determined by esteem reward, monetary status reward and career opportunity. Work environment with noisy, hot environment, non ergonomic work position, hazardous chemical substances and shift work were not significant in a mean difference with vigor, but there is a significant mean difference between non ergonomic work position with work engagement. Vigor shows the role of mediation between job stressors and rewards with work engagement.
Conclusions: To the population of foundry workers, vigor was determined by the job stressor, work engagement was determined by rewards while social support does not determine both vigor and work engagement. There is a mean difference between not ergonomic work position with work engagement. Vigor shows the role of mediation between job stressors and rewards with work engagement.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Rafida Trisnursari
"Studi penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh work environment dan job characteristics terhadap tingkatan turnover intention dengan work engagement sebagai variabel mediasi pada generasi milenial Indonesia yang dibatasi dalam sektor energi. Hal ini dilatarbelakangi oleh semakin besarnya jumlah generasi milenial yang mulai menempati posisi strategis pada berbagai perusahaan. Studi pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan software SPSS yang akan digunakan untuk analisis deskriptif dan analisis korelasi, dan software AMOS digunakan untuk analisis SEM dalam studi penelitian ini. Dalam penelitian ini, hipotesis akan dianalisis melalui prosedur SEM, dengan: (1) dimensi skor work engagement, work environment, dan job characteristics terhadap tingkatan turnover intention sebagai variabel pengukuran dan (2) skor komposit sebagai variabel laten. Pengambilan sampel telah dilakukan secara survei online yang akan disebarluaskan terhadap generasi milenial dalam sektor energi di Indonesia selama kurang lebih 1 bulan, yang menghasilan respon berasal dari 294 responden, dengan menggunakan software SEM-AMOS, dihasilan temuan mendapatkan bahwa pengaruh dari work environment dan job characteristics memiliki pengaruh yang signifikan terhadap turnover intention melalui peran variabel mediasi oleh work engagement pada generasi milenial di Indonesia pada sektor energi. Diskusi, implikasi manajerial, dan saran bagi penelitian selanjutnya diberikan pada akhir laporan akhir ini

This research study was conducted to analyze the influence of the work environment and job characteristics on the level of turnover intention with work engagement as variabel mediasis to the Indonesian millennial generation in the energy sector. This is motivated by the increasing number of millenials that occupied on a strategic position in various companies. The sampling study in this research uses SPSS software which will be used for descriptive analysis and free analysis, and AMOS software which is used for SEM analysis in this research study. In this study, the hypothesis will be analyzed through the SEM procedure, with: (1) the dimensions of the work engagement score, work environment, and job characteristics of the turnover intention level as a measurement variable and (2) the composite score as a latent variable. Sampling has been carried out by means of an online survey that will be disseminated to millennial generations in the energy sector in Indonesia for approximately 1 month, which results in responses from 294 respondents, using SEM-AMOS software, the results in this findings that the influence of the work environment and jobs characteristics have a significant effect on turnover intention through the role of mediation variable by work engagement on millennial generation on Indonesia in the energy sector. Discussions, managerial implications, and suggestions for further research are provided at the end of this final report."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Hisyam
"Pandemi COVID-19 memberikan dampak pada berbagai aspek dalam kehidupan. Salah satunya terhadap sistem kerja dalam perusahaan. World Health Organization telah merekomendasikan terhadap seluruh organisasi dan perusahaan untuk menerapkan work from home dalam rangka menghindari penyebaran virus. Generasi Z sebagai angkatan baru dalam dunia kerja harus mengalami masa-masa distruptif, yaitu harus menjalani kegiatan orientasi dunia kerja dalam kondisi work from home. Hal tersebut berpotensi memberikan dampak pada kondisi dari work life balance dan berpotensi memberikan pengaruh pada job satisfaction pegawai. Sehingga dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh dari work from home terhadap job satisfaction dari pegawai generasi Z di Jabodetabek dengan work life balance sebagai variabel mediasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian eksplanatif, dan pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner terhadap 250 pegawai generasi Z di Jabodetabek menggunakan teknik non probability sampling berupa purposive. Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh dari work from home terhadap job satisfaction melalui work life balance. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa implementasi work from home memberikan pengaruh positif terhadap work life balance yang mendorong peningkatan job satisfaction pegawai generasi Z di Jabodetabek. 

The COVID-19 pandemic has had an impact on various aspects of life. One of them is the work system in the company. The World Health Organization has recommended all organizations and companies to implement work from home in order to avoid the spread of the virus. Generation Z as a new generation in the world of work must experience disruptive times, namely having to undergo orientation activities in conditions of work from home. This has the potential to have an impact on the conditions of the work life balance and has the potential to affect employee job satisfaction. So this research was conducted to explain the effect of work from home on job satisfaction of Z generation employees in Greater Jakarta with work life balance as a mediating variable. This research uses a quantitative approach, the type of research is explanatory, and data collection is carried out by distributing questionnaires to 250 Z generation employees in Greater Jakarta using a non-probability sampling technique in the form of purposive. The results showed that there was an effect of work from home on job satisfaction through work life balance. This study shows that the implementation of work from home has a positive influence on work life balance which encourages increased job satisfaction for Z generation employees in Greater Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>