Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193841 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabilla Zahradu Andrapis
"Latar Belakang : Penurunan kapasitas fisik dan peningkatan risiko penyakit terjadi seiring pertambahan usia. Kesehatan rongga mulut saling berhubungan dengan kesehatan umum. Selain itu, adanya ketidakmerataan dokter gigi menjadi alasan dibutuhkannya kerjasama antara dokter gigi dan tenaga kesehatan selain dokter gigi, seperti mahasiswa bidang kesehatan. Penelitian ini, dilakukan untuk menganalisis penilaian kesehatan gigi dan mulut lansia oleh mahasiswa bidang kesehatan dibandingkan dengan dokter gigi menggunakan Oral Health Assessment Tool (OHAT). Tujuan : Untuk mengetahui reliabilitas OHAT versi Bahasa Indonesia yang dilakukan oleh mahasiswa bidang kesehatan dan dokter gigi. Metode : Penelitian deskriptif analitik potong lintang pada 57 lansia Panti Werdha Budi Mulia 03 dengan pencatatan data sosiodemografis dan pemeriksaan intraoral menggunakan kuesioner oleh mahasiswa bidang kesehatan dan dokter gigi. Hasil Penelitian : Terdapat perbedaan bermakna terhadap rerata total OHAT versi Bahasa Indonesia. Reliabilitas antar pemeriksa terhadap total skor OHAT adalah sedang. Reliabilitas kesepakatan antar pemeriksa terhadap penilaian 8 kategori OHAT versi Bahasa Indonesia buruk hingga kuat. Kesimpulan : Diperlukan pelatihan kepada mahasiswa bidang kesehatan yang memadai terkait penilaian rongga mulut lansia menggunakan OHAT versi Bahasa Indonesia untuk meningkatkan reliabilitas antar pemeriksa.

Background: Decreased physical capacity and increased risk of disease occur with increasing age. Oral health is interconnected with general health. Apart from that, the unequal distribution of dentists is the reason for the need for collaboration between dentists and health workers other than dentists, such as health students. This research was conducted to analyze the assessment of the dental and oral health of the elderly by health students compared to dentists using the Oral Health Assessment Tool (OHAT). Objective: To determine the reliability of the Indonesian version of OHAT carried out by health and dentist students. Method: Cross-sectional analytical descriptive research on 57 elderly people at Budi Mulia 03 Nursing Home by recording sociodemographic data and intraoral examination using questionnaires by health students and dentists. Research Results: There is a significant difference in the total mean of the Indonesian version of OHAT. Inter-examiner reliability of the total OHAT score was moderate. The reliability of agreement between examiners regarding the assessment of the 8 OHAT categories in the Indonesian version was poor to substantial agreement. Conclusion: Adequate training is needed for health students regarding the assessment of the oral cavity of the elderly using the Indonesian version of the OHAT to increase inter-examiner reliability."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almaida Annisanti
"Pendahuluan: Kesehatan gigi dan mulut yang baik pada lansia dapat memberikan dampak yang positif dan negatif pada kesehatan tubuh lansia. Hal tersebut dapat dipicu dari diri lansia dan faktor pelayanan kesehatan gigi. Para lansia, baik yang memiliki keterbatasan fisik maupun tidak, cenderung kurang baik dalam menjaga kebersihan gigi dan mulutnya sehingga perawatannya bergantung pada orang lain, terutama bagi lansia yang tinggal di panti. Pramurukti memegang peran yang besar dalam perawatan lansia, termasuk perawatan kesehatan gigi dan mulut. Maka dari itu, Chalmers (2003) mengembangkan alat yang bisa digunakan oleh pramurukti untuk mengukur status kesehatan gigi dan mulut, yaitu Oral Health Assessment Tool (OHAT). Namun, belum ada penelitian di Indonesia mengenai penggunaan OHAT oleh pramurukti dan perbandingan tingkat konsistensinya dengan dokter gigi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian kembali guna mendapatkan perbandingan hasil penilaian antar dokter gigi dan pramurukti saat menggunakan OHAT. Tujuan: Mengetahui tingkat konsistensi pada hasil dari penilaian status kesehatan gigi dan mulut lansia yang diukur menggunakan OHAT oleh pramurukti dan dokter gigi pada panti lansia di Jakarta. Metode: Studi cross-sectional dengan data primer berupa pemeriksaan langsung. Hasil: Dari 70 lansia yang dilakukan pemeriksaan klinis, didapatkan hasil analisis dengan uji kappa agreement, yaitu, dilaporkan bahwa dokter gigi dan pramurukti memiliki persepsi yang berbeda-beda, dengan tingkat konsistensi terendah pada kategori gusi dan jaringan lunak mulut lainnya yang memiliki konsistensi yang buruk/positive disagreement, serta nilai konsistensi tertinggi pada kategori sakit gigi yang memiliki konsistensi yang mendekati sempurna. Pada kategori lidah dan air liur/ludah mendapat tingkat konsistensi sedang, sedangkan kategori bibir dan kebersihan mulut mendapatkan tingkat konsistensi cukup. Pada kategori gigi asli mendapatkan tingkat konsistensi sedikit buruk. Sementara itu, kategori gigi palsu memiliki hasil penilaian yang konstan. Kesimpulan: Bervariasinya tingkat konsistensi tersebut dapat dipengaruhi dari kondisi lansia dan pramurukti itu sendiri. Walaupun demikian, OHAT ini merupakan alat yang dapat digunakan oleh pramurukti dalam mengecek kondisi gigi dan mulut lansia sehari-hari.

Introduction: Good oral and dental health in the elderly can have both positive and negative impacts on the health of the elderly’s body. This can be triggered by the internal factors in the elderly themselves and from the dental health service factors. Older people, whether they have physical limitations or not, they tend to be poor at maintaining oral hygiene and so they depend on other people for their oral care, especially older people who live in institutions. Caregiver plays a crucial role in providing health care to older people, including dental and oral health care. Therefore, Chalmers (2003) developed a tool that can be used by caregivers to measure dental and oral health status, namely the Oral Health Assessment Tool (OHAT). However, there has been no research that conducted in Indonesia regarding the use of OHAT by caregivers and the comparation of the level of consistency with dentists. Therefore, a research is required to obtain a comparison of results between dentists and caregivers when using OHAT. Objectives: This study aims to determine the level of consistency in the results of assessing the dental and oral health status of the elderly using OHAT by caregivers and dentists at elderly homes in Jakarta. Methods: A cross-sectional study was conducted using primary data through clinical examination. Results: Out of 70 elderly who underwent a clinical examination, the results of the analysis using the kappa agreement test were obtained, it was reported that dentists and caregivers had different perceptions, with the lowest level of consistency in the category of gums and other oral soft tissue which had poor/positive disagreement, as well as the highest consistency score in the toothache category which has a consistency that is close to perfect. The tongue and saliva categories received a moderate level of consistency, while the lips and oral hygiene categories received a sufficient level of consistency. In the natural teeth category, the level of consistency is slightly worse. Meanwhile, the denture category has constant assessment results. Conclusion: The varying levels of consistency can be influenced by the condition of the elderly and the caregivers themselves. However, OHAT is a tool that can be used by caregivers to check the condition of the mouth of the elderly on a daily basis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Kusuma Dewi
"ABSTRAK
Kemampuan oral hygiene dan status oral health mempengaruhi status nutrisi lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemampuan oral hygiene dan status oral health dengan status nutrisi pada lansia. Desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional di PSTW Budi Mulia 02 & 04 DKI Jakarta dengan 93 responden. Instrumen untuk mengukur status nutrisi MNA dan penilaian status oral health dengan OHAT. Responden penelitian ini 65,6% perempuan, kemampuan oral hygiene 54,8% tidak adekuat serta oral health 66,7% tidak sehat dan 68,82% mengalami masalah nutrisi. Ada hubungan yang bermakna antara status oral health dengan status nutrisi (p=0,028) dengan OR 3,104 (1,219-7,907). Kemampuan oral hygiene tidak berhubungan secara langsung dengan status nutrisi (p=0,493) namun, secara tidak langsung status oral health dipengaruhi oleh kemampuan oral hygiene (p=0,046) dengan OR 2,685 (1,105-6,522). Care giver diharapkan melakukan oral hygiene untuk meningkatkan status oral health pada lansia di panti sehingga dapat meningkatkan status nutrisi.

ABSTRACT
Ability of oral hygiene and oral health status influence nutritional status in elderly. This research aims to determine correlation between the ability of oral hygiene and oral health status with nutritional status in elderly. This research uses descriptive correlation design with cross-sectional approach which is applied to 93 elderly from PSTW Budi Mulia 02 & 04 DKI Jakarta. Instrument used to assess nutritional status in this research is MNA and to assess status oral health use OHAT. The research?s respondent is consisted of 65.6% female, 54.8% have inadequate oral hygiene, and 66.7% have unhealthy the oral health status and 68.82% have nutritional problem. There is a correlation between oral health status and nutritional status (p=0,028) with OR 3.104 (1.219-7,907). Besides, result shows that there was no correlation between the ability of oral hygiene and nutritional status (p=0.493), but it proves how oral health status is influenced by the ability of oral hygiene (p=0.046) with OR 2.685 (1.105-6.522). The ability of oral hygiene doesn?t correlate directly to nutritional status but it fairly correlates to oral health status. Care giver in the institution advised to execute the ability of oral hygiene and oral health status in other to improve nutritional status in elderly."
2014
S55300
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roes Lirizky Lufti
"Latar Belakang: Dalam aktivitas sehari-hari, lansia seringkali membutuhkan perhatian dan bantuan dari caregiver, termasuk dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut untuk mencegah kerusakan gigi dan penyakit mulut yang dapat menurunkan kualitas hidupnya. Peran caregiver dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut lansia, ditentukan oleh pengetahuan dan praktik kesehatan gigi dan mulut caregiver tersebut, yang dapat dinilai melalui penggunaan instrumen seperti kuesioner. Tujuan: Menguji validitas dan reliabilitas dari instrumen tentang pengetahuan dan praktik kesehatan gigi dan mulut dari caregiverbagi lansia di Panti Tresna Werdha. Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang menguji validitasi dan reliabilitas instrument kuesioner dari Gomes, dkk, yang menjalani proses adaptasi lintas budaya ke bahasa Indonesia. Responden merupakan caregiver yang melakukan perawatan sehari-hari pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 Jakarta Selatan. Hasil Penelitian: Hasil dari face validity, menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak menemukan kesulitan dalam mengerjakan kuesioner. Hasil uji Intraclass Correlation Coefficient (ICC) kuesioner Pengetahuan dan Praktik Caregiver Lansia adalah 0,834 yang menunjukkan instrumen memiliki reliabilitas baik dengan nilai 95% Confidence Interval di rentang 0,667-0,917. Kesimpulan: Kuesioner untuk menilai pengetahuan dan praktik kesehatan gigi dan mulut caregiver bagi lansia, dari Gomez dkk, yang telah menjalani proses adaptasi lintas budaya ke versi bahasa Indonesia, valid dan reliabel untuk dapat  digunakan pada penelitian selanjutnya.

Background: Elderly often require attention and assistance in their daily activities from caregivers, including maintaining oral hygiene to prevent tooth decay and oral diseases that can affect their quality of life. The role of caregivers in maintaining the oral hygiene of the elderly is determined by their knowledge and practices related to dental and oral health, which can be assessed using instruments such as questionnaires. Objective: The aim of this study was to test the validity and reliability of an instrument assessing the knowledge and practices of dental and oral health among caregivers for the elderly at Panti Tresna Werdha. Method: This research was a cross-sectional study that tested the validity and reliability of a questionnaire instrument developed by Gomes et al., which underwent cross-cultural adaptation to the Indonesian language. The respondents were caregivers providing daily care for the elderly at Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 in South Jakarta. Results: The results of face validity indicated that most respondents did not encounter difficulties in completing the questionnaire. The Intraclass Correlation Coefficient (ICC) test for the Knowledge and Practices of Elderly Caregivers Questionnaire yielded a value of 0.834, indicating good reliability with a 95% Confidence Interval ranging from 0.667 to 0.917. Conclusion: The questionnaire assessing the knowledge and practices of dental and oral health among caregivers for the elderly by Gomes et al., that has been adapted cross-culturally to the Indonesian language is valid and reliable. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tassya Lay
"Latar Belakang: Kesehatan mulut mengacu pada kesehatan gigi, gingiva, dan seluruh sistem mulut-wajah yang memungkinkan kita untuk tersenyum, berbicara, dan mengunyah. Kesehatan mulut yang buruk dapat memperburuk kondisi kesehatan umum, juga sebaliknya. Kolaborasi yang baik antara tenaga kesehatan merupakan hal yang penting dalam memberikan perawatan mulut. Untuk membangun kolaborasi yang baik, edukasi perawatan kesehatan mulut diperlukan.
Tujuan: Untuk mengetahui tingkat kesadaran, sikap, dan persepsi tentang kesehatan gigi dan mulut yang dimiliki mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Angkatan 2021.
Metode: Penelitian deskriptif analitik potong lintang pada 442 mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan realibilitasnya.
Hasil Penelitian: Dari 442 mahasiswa, sebanyak 223 mahasiswa (50,5%) memiliki tingkat kesadaran, sikap, dan persepsi yang tinggi. Namun, tingkat kesadaran, sikap, dan persepsi yang dimiliki mahasiswa FIK lebih rendah dibandingkan mahasiswa FK dan FKG, dengan 65,8% mahasiswa FIK memiliki tingkat kesadaran, sikap, dan persepsi yang rendah, sedangkan mayoritas mahasiswa FK (51,9%) dan FKG (63,2%) memiliki tingkat kesadaran, sikap, dan persepsi yang tinggi.
Kesimpulan: Sebagian besar mahasiswa (50,5%) memiliki tingkat kesadaran, sikap, dan persepsi yang tinggi. Tingkat kesadaran, sikap, dan persepsi responden dipengaruhi asal fakultas.

Background: Oral health refers to the health of teeth, gums, and the entire mouth-face system that enables us to smile, talk, and chew. Poor oral health can worsen general health conditions. Good collaboration between health workers is important to providing oral health care. In order to promote collaborative oral health care, oral health care education is needed.
Objectives: To determine the level of awareness, attitudes, and perceptions of oral health care among students of Health Sciences Cluster, Universitas Indonesia, batch 2021.
Methods: Cross-sectional analytic descriptive study method involving 442 students of Health Science Cluster, Universitas Indonesia using valid and reliable questionnaire.
Results: 223 out of 442 students (50,5%) had high level of awareness, attitudes, and perceptions of oral health care. However, the level of awareness, attitudes, and perceptions of nursing students were lower than medical students and dental students, 65.8% of nursing students had low levels of awareness, attitudes, and perceptions, while the majority of medical students (51.9%) and dental students (63.2%) had high level of awareness, attitudes, and perceptions.
Conclusion: Most students (50,5%) had high level of awareness, attitudes, and perceptions. The level of awareness, attitudes, and perceptions were influenced by faculty.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernike Davitaswasti
"Latar belakang: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat oral health literacy (OHL)terhadap status klinis dan perilaku kesehatan gigi dan mulut serta denga faktor sosiodemografis pada lansia independen.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan total 195 subjek lansia di Kota Depok berusia 60 tahun ke atas dengan pengisian data sosiodemografis, kuesioner dengan metode wawancara mengenai tingkat oral health literacy menggunakan HeLD-29, dan kuesioner perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut. Status klinis dinilai melalui pemeriksaan klinis menggunakan indeks DMF-T, status periodontal menggunakan CPI-modified, status pemakaian gigi tiruan, status kebersihan mulut menggunakan indeks OHI-S, serta penilaian kemampuan mastikasi secara subjektif.
Hasil: Rerataskor oral health literacy pada penelitian ini adalah 3,45±0,67. Nilai Cronbachs alpha = 0.945. Validitas diskriminan memiliki hubungan signifikan dengan kemampuan mastikasi (p<0,01) dan validitas konvergen memiliki hubungan signifikan dengan gigi hilang, skor DMF-T, dan kemampuan mastikasi (p<0,01), serta gigi yang direstorasi (p<0,05). Terdapat hubungan bermakna antara beberapa domain HeLD-29 dengan status klinis kesehatan gigi dan mulut. Perbedaan bermakna secara statistik juga terdapat pada jumlah gigi yang hilang, gigi yang direstorasi, dan poket periodontal antara kelompok dengan oral health literacy rendah dengan kelompok dengan oral health literacy tinggi (p<0,05). Didapatkan pula perbedaan rerata skor oral health literacy yang bermakna pada variabel usia dan tingkat pendidikan, serta adanya hubungan signifikan antara nilai DMF-T dengan frekuensi kunjungan ke dokter gigi dan antara perdarahan gingiva dengan status merokok.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat oral health literacy dengan status klinis kesehatan gigi dan mulut serta dengan faktor sosiodemografis yaitu usia dan tingkat pendidikan pada lansia independen. Terdapat hubungan antara status klinis dengan perilaku kesehatan gigi dan mulut.

Background: The aim of this study is to evaluate the association between oral health literacy(OHL), oral healthstatus, and oral health behavior of independent elderly.
Methods: Cross-sectional study involved 195 independent living elderly in Depok aged 60 and above. The subjects completed a self-administered questionnaire collectin information about socio-demographics, Health Literacy in Dentistry (HeLD-29) questionnaire to assessed oral health literacy, and oral health behavior questionnaire by interviewing subjects. Oral health status was recorded by clinical oral examination using DMF-T index, CPI-modified, denture status, OHI-S, and the masticatory performance wasassessed subjectively.
Results: Oral health literacy mean score in this study is 3,45±0,67. The Cronbachs alpha = 0.945. The discriminant validity were confirmed by HeLD scores being significantly associated with mastication ability(p<0.01). The convergent validity were confirmed by HeLD score being significantly associated with amount of tooth loss, DMF-T score, and mastication ability (p<0,01) also with amount of filled teeth (p<0,05). There were correlations between some HeLD-29 domain with oral health status. There were significant differences of amount of tooth loss (M-T), amount of filled teeth (F-T), and amount of deep pocket between the group with low oral health literacy and the group with high oral health literacy (p<0,05). Statistical differences were also found between oral health literacy mean score amongst age and education level group. There were also correlations between DMF-T score and dental visits and between amount of bleeding on probing and smoking status of the subjects.
Conclusion: Oral health literacy was associated with oral health status and the socio-demographics such as age and education level there is a relationship between oral health status and oral health behavior in independent elderly.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mailani Wulandari
"Asuhan Keperawatan Kerusakan Gigi Melalui Tindakan Oral Hygiene Menggunakan Larutan Garam dan Sodium Bicarbonate Di Panti Sosial Tresna WerdhaPeningkatan jumlah penduduk di perkotaan memicu timbulnya masalah kesehatan terutama pada kelompok rentan yang salah satunya adalah populasi lansia. Masalah kesehatan yang sering terabaikan pada lansia adalah masalah kesehatan gigi dan mulut. Tujuan studi kasus ini adalah untuk menganalisis hasil praktik klinik pada lansia dengan masalah kerusakan gigi melalui intervensi oral hygiene menggunakan larutan air garam dan sodium bicarbonate. Praktik klinik dilakukan di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung selama tujuh minggu terhadap tiga orang lansia dengan melakukan intervensi oral hygiene dengan menggunakan sendok teh garam dan sendok teh sodium bicarbonate yang dilarutkan dalam 250 ml air hangat dan dilakukan minimal dua kali sehari. Hasil akhir pengukuran status oral health pada lansia menggunakan Oral Health Assessment Tool OHAT menunjukkan adanya peningkatan status kesehatan mulut, seperti tidak adanya sisa makanan, plak, mukosa lembab, lidah bersih dan berwarna merah muda serta nyeri yang berkurang. Selain itu, didapatkan peningkatan nafsu makan dan status mental terutama pada komponen mengingat. Diharapkan adanya peran serta dari perawat dan care giver untuk membantu lansia melakukan oral hygiene dan mencuci mulut dengan larutan garam dan sodium bicarbonate minimal dua kali sehari guna meningkatkan status kesehatan mulut dan kualitas hidup lansia.

Nursing care of Elderly with Impaired Dentition Through The Action of Oral Hygiene Using A Solution of Salt Water and Sodium Bicarbonate at Elderly Social InstitutionDensity of population in urban areas triggered the onset of health problems especially on vulnerable groups, one of which is the elderly population. Health problems that are often neglected in the elderly is the oral health problems. The purpose of this case study is to analyze the results of the clinical practices on the elderly with the problem of impaired dentition through the intervention of oral hygiene by using a solution of salt water and sodium bicarbonate. Clinical practice was performed at Elderly Social Institution Budi Mulia 1 Cipayung for seven weeks against three elderly people intervene with oral hygiene and wash the mouth using a teaspoon salt and teaspoon of sodium bicarbonate that dissolved in 250 ml of warm water and conducted a minimum of twice a day. The final results of the measurements of oral health status in the elderly using Oral Health Assessment Tool OHAT showed an increase in oral health status. In addition, there was an increase in appetite and mental status, especially in the recall component. It is expected that the participation of nurses and care giver to help elderly perform oral hygiene and washing the mouth with salt and sodium bicarbonate solution at three times a week to improve the oral health status and quality of life of the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Pontiviana Akbari
"Latar belakang: Angka kejadian Early Childhood Caries di Indonesia termasuk tinggi di dunia yaitu 90% untuk anak usia 5 tahun pada tahun 2018. Banyak faktor terkait dengan hal itu, salah satunya adalah orang tua dan juga para pengasuh yang masih mempercayai mitos terutama mitos mengenai kesehatan gigi dan mulut. Mitos juga memiliki pengaruh yang kuat pada proses pencarian pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepercayaan ibu terhadap mitos mengenai kesehatan gigi di Indonesia.
Metode: Penelitian dengan desain potong lintang menggunakan kuesioner online yang disebarluaskan kepada para ibu hamil dan atau ibu menyusui dan atau yang memiliki anak balita di Indonesia selama 10 hari. Mulai tanggal 22 Juli sampai 2 Agustus 2022. Kuesioner terdiri atas 4 domain yaitu biodata responden, riwayat  kesehatan  responden,  mitos kesehatan  gigi  ibu  hamil  dan  menyusui, mitos kesehatan gigi anak balita. Hasil: Jumlah responden sebanyak 895 orang dan yang termasuk kedalam kriteria inklusi sebanyak 801 orang responden dan mayoritas adalah ibu menyusui (47,2%) dengan rerata usia 31,7 tahun (±4,7 tahun) dan rerata jumlah anak responden 1,8 (±1,1). Ibu dengan pendidikan formal dasar lebih mempercayai mitos (r=0,001, p<0,05) begitu juga dengan Ibu Rumah Tangga dibandingkan dengan ibu yang bekerja diluar rumah (r=0,001, p<0,05). Ibu yang pernah melakukan kunjungan ke dokter gigi sebelum hamil (r=0,001, p<0,05) maupun selama kehamilan (r=0,001, p<0,05) kurang memiliki kepercyaan terhadap mitos dibandingkan dengan ibu yang tidak pernah melakukan kunjungan ke dokter gigi. Tingkat kepercayaan terhadap mitos paling tinggi yaitu pada ibu hamil dibandingkan dengan ibu menyusui ataupun ibu yang memiliki anak balita (r=0,010, p<0,05). Kesimpulan: Faktor latar belakang pendidikan baik pendidikan ibu maupun suami, pekerjaan ibu dan riwayat kunjungan ibu ke dokter gigi merupakan fakto-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepercayaan ibu terhadap mitos kesehatan gigi anak balita.

Myth belief might have an impact on oral health, especially in mothers. The aim of this study was to describe the myths related to oral health and the belief in such myths by pregnant women, breastfeeding mothers, and mothers with preschool children in Indonesia. A cross-sectional study was conducted using a self-administered online questionnaire. The questionnaire was designed to collect data on the sociodemographics and medical histories of mothers, oral health histories of mothers and their children, oral health behavior during pregnancy, and related myths and beliefs. The identified myths and associated variables were then analyzed. A total of 895 respondents participated; however, only 801 respondents were eligible for inclusion in the analysis. Women who were housewives, had a lower educational levels, and had not visited a dentist before or during pregnancy tended to believe in myths. In Indonesia, belief in myths related to oral health exists and may potentially be a barrier to optimizing maternal and child oral health, and health in general. Educating the community about myths and facts in oral health is encouraged."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Putri Rahmadita
"Latar Belakang : Kesehatan mulut merupakan masalah kesehatan masyarakat utama yang dapat mengenai semua kelompok populasi, dan kelompok anak usia dini penting untuk diperhatikan. Masalah kesehatan mulut yang paling penting pada masa ini adalah Early Childhood Caries (ECC). ECC dapat dicegah dengan pemberian pendidikan kesehatan kepada anak. Taman Kanak-Kanak (TK) tepat untuk dijadikan sebagai pusat pendidikan kesehatan bagi anak, dan guru TK memainkan peranan penting dalam hal ini. Namun ditemukan bahwa pengetahuan, sikap, dan praktik guru TK masih kurang serta terdapat beberapa faktor yang memengaruhi hal ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara berbagai karakteristik pribadi guru TK dan pengetahuan, sikap, dan praktik mengenai kesehatan mulut di Jakarta Selatan.
Metode: Studi analitik observasional cross-sectional dengan metode convenience sampling dilakukan pada beberapa TK di Jakarta Selatan dengan menggunakan kuesioner secara daring yang disebarluaskan melalui pesan grup WhatsApp dan melibatkan 253 guru TK. Kuesioner digunakan untuk pengambilan data karakteristik pribadi serta pengetahuan, sikap, dan praktik guru TK mengenai kesehatan mulut. Analisis statistik meliputi statistik deskriptif, uji korelasi Spearman, dan uji bivariat (p < 0,05).
Hasil: 66,4% guru TK memiliki pengetahuan yang baik, 53% guru TK memiliki sikap yang baik, dan 55,7% guru TK memiliki praktik yang baik mengenai kesehatan mulut. Terdapat hubungan positif signifikan antara pengetahuan dan sikap, pengetahuan dan praktik, dan sikap dan praktik guru TK mengenai kesehatan mulut. Terdapat perbedaan signifikan antara status pernikahan, anak, dan pengalaman pelatihan kesehatan mulut dengan pengetahuan mengenai kesehatan mulut (p < 0,05).
Kesimpulan: Sebagian besar guru TK sudah memiliki pengetahuan, sikap, dan praktik yang baik mengenai kesehatan mulut. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap, pengetahuan dan praktik, dan sikap dan praktik guru TK mengenai kesehatan mulut. Karakteristik pribadi guru TK seperti status pernikahan, anak, dan pengalaman pelatihan kesehatan mulut memiliki hubungan dengan pengetahuan mengenai kesehatan mulut.

Background: Oral health is a major public health problem that can affects all population group, and it is important to pay attention to early childhood group. The most important oral health problem at this time is Early Childhood Caries (ECC). ECC can be prevented by providing health education to children. Kindergarten has become an approriate place as a center for health education for children and kindergarten teacher plays important role in this. However, it was found that teachers were still lacking in knowledge, attitude, and practice and there were several factors that influenced this. This study aims to determine the relationship between kindergarten teachers’ various personal characteristics and knowledge, attitude, and practice regarding oral health in South Jakarta.
Methods: A cross-sectional observational analytic study using the convenience sampling method was conducted in several kindergartens in South Jakarta using an online questionnaire which was distributed via WhatsApp group message and involved 253 kindergarten teachers. The questionnaire was used to collect data on kindergarten teachers’ personal characteristics and knowledge, attitude, and practice regarding oral health. Statistical analysis included descriptive statistics, Spearman correlation test, and bivariate test (p < 0,05).
Results: 66,4% of kindergarten teachers had good knowledge, 53% of kindergarten teachers had good attitude, and 55,7% of kindergarten teachers had good practice regarding oral health. There was a significant positive correlation between kindergarten teachers’ knowledge and attitude, knowledge and practice, and attitude and practice regarding oral health. There was a significant difference between marital status, children, and oral health training experience with knowledge regarding oral health (p < 0,05).
Conclusion: Most kindergarten teachers already had good knowledge, attitude, and practice regarding oral health. There was a correlation between kindergarten teachers’ knowledge and attitude, knowledge and practice, and attitude and practice regarding oral health. Kindergarten teachers’ personal characteristics such as marital status, children, and oral health training experience were associated with knowledge regarding oral health.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Ratih Utari Mayun
"Kepuasan pasien terhadap perawatan gigi tiruan lepasan dipengaruhi oleh banyak faktor. Keberhasilan perawatan gigi tiruan lepasan dapat diukur berdasarkan nilai persepsi pasien terhadap perawatan yang diterimanya dan kualitas hidup dari aspek kesehatan gigi dan mulut OHRQoL.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan alat ukur kepuasan pasien menggunakan kuesioner Turker's Patient's Perceptions bahasa Indonesia, dan menganalisis hubungan antara kepuasan pasien dengan OHRQoL pemakai gigi tiruan lepasan. Sebanyak 140 pemakai gigi tiruan lepasan GTL atau GTLT atau GTSL berpartisipasi dalam penelitian potong lintang ini. Dilakukan validasi kuesioner Turker's Pasient's Perceptions. Kemudian wawancara untuk pengisian kuesioner Turker's Pasient's Perceptions bahasa Indonesia yang telah divalidasi dan kuesioner Kualitas Hidup Lansia serta pemeriksaan rongga mulut.
Hasil penelitian didapatkan uji validasi dan reliabilitas menunjukan nilai Cronbach's Alpha 0,743. Terdapat hubungan bermakna antara kepuasan pasien menggunakan kuesioner Turker's Patient's Perceptions bahasa Indonesia dengan OHRQoL p=0,000. Analisis multivariat menunjukan variabel lama pemakaian gigi tiruan lepasan paling mempengaruhi kepuasan pasien dan pengalaman memakai gigi tiruan lepasan paling mempengaruhi OHRQoL.
Kesimpulan penelitian ini diperoleh alat ukur kepuasan pasien yang valid dan reliabel berupa kuesioner Turker's Patient's Perceptions-ID. Terdapat hubungan antara kepuasan pasien dengan OHRQoL. Lama pemakaian gigi tiruan mempengaruhi kepuasan pasien dan pengalaman memakai gigi tiruan mempengaruhi OHRQoL.

Patient's satisfaction with prosthodontic treatment is affected by many factors. Success of removable denture treatment can be measured using an index to evaluate patients'perceptions of their treatment and their oral health related quality of life OHRQoL.
The objectives of this research are to analyze the relationship between patient satisfaction using Turker's Patient's Perceptions questionnaire and the OHRQoL of removable denture wearers. One hundred and forty removable denture wearers complete dentures, single complete dentures and removable partial dentures participated in this cross sectional study. Participants were interviewed using a validated Turker's Patient's Perceptions questionnaire in Indonesia and an OHRQoL questionnaire.
The results are there was a significant relationship between patient's satisfaction and OHRQoL p 0.000. Multivariate analysis showed that the duration of using removable dentures had a significant effect on patient's satisfaction using Turker's Patient's Perceptions questionnaire. The experience of using removable dentures showed a significant effect on OHRQoL.
Conclusion are Turker's Patient's Perceptions ID questionnaire are valid and reliable. There was a relationship between patient's satisfaction and their OHRQoL. The duration of using removable dentures affected patient's satisfaction and the experience of using removable dentures affected OHRQoL.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>