Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100467 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwan Kustianto
"Pemantauan temperatur air sangat penting dalam memahami perubahan lingkungan. Untuk itu, dibutuhkan perangkat yang dapat mendeteksi temperatur secara realtime dengan tingkat sensitivitas yang tinggi. Pada penelitian ini, dilakukan karakterisasi terhadap fiber Bragg grating (FBG) sebagai sensor berbasis optik untuk mengukur temperatur dalam rentang yang lebar, yaitu  4  hingga 50 . Hasil eksperimen skala laboratorium dengan air tawar menunjukkan bahwa  terdapat hubungan yang linear antara perubahan panjang gelombang dengan sensitivitas rata-rata 0,0103 , dengan error repeatibility dari 0,96%.  Selanjutnya, untuk mengantisipasi aplikasi pengukuran temperatur air di laut dilakukan simulasi untuk kondisi kedalaman 2000 . Hasil simulasi menunjukkan bahwa semakin tinggi tekanan hidrostatik akan berdampak terhadap bertambahnya peningkatan perubahan panjang gelombang Bragg. Selain itu dilakukan juga integrasi sensor temperatur FBG ini ke dalam sistem Internet of Things (IoT). Perancangan dimulai dengan pengolahan data yang didapat dari sensor temperatur FBG melalui optical interrogator, pembuatan database dan mengirimkannya ke dalam web server, di samping juga pembuatan website IoT dashboard yang berisi data-data yang didapat dari sensor temperatur FBG agar dapat dibaca secara online dan realtime. Dari hasil pengukuran quality of service website tersebut didapatkan nilai pengukuran throughput sebesar  0.73942412 , packet loss 0%, dan delay sebesar 1.3 .

Monitoring water temperature is crucial in understanding environmental changes. For this purpose, a device capable of detecting temperature in real-time with high sensitivity is required. In this research, characterization of Fiber Bragg Grating (FBG) was conducted as an optical-based sensor to measure temperature over a wide range - from 4  to 50 . Laboratory-scale experiments with freshwater revealed a linear relationship between wavelength changes and an average sensitivity of 0.0103 , with a repeatability error of 0.96%. Furthermore, to anticipate the application of water temperature measurement in the sea, simulations were carried out for conditions at a depth of 2000 . The simulation results indicated that higher hydrostatic pressure impacts the increase in Bragg wavelength changes. In addition, integration of the FBG temperature sensor into the Internet of Things (IoT) system was also performed. The design began with processing data obtained from the FBG temperature sensor through an optical interrogator, creating a database, and sending it to a web server. This was complemented by the development of an IoT dashboard website displaying data from the FBG temperature sensor, accessible online and in real-time. The quality of Service measurements of this website showed a throughput value of 0.73942412 , 0% packet loss, and a delay of 1.3 "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
W Indra Wallasia Putra
"

Penerapan teknologi sensor berbasis IoT dalam pemantauan ketinggian air sungai harapannya akan meningkatkan efisiensi pengumpulan data ketinggian air. Penelitian ini akan membandingkan hasil pengukuran ketinggian air di Sungai Ciliwung lebih tepatnya pada PS. Depok. Perbandingan yang dilakukan akan menunjukkan seberapa besar kesepakatan dan kinerja dari metode sensor elektromagnetik berbasis IoT dan metode konvensional peilschaalData pengukuran air sungai metode konvensional didapatkan dari BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Ciliwung Cisadane. Sementara, hasil pengukuran ketinggian air sungai metode sensor berbasis IoT didapatkan dari sistem PANTIR (Pemantau Tinggi Muka Air) dari Departemen Geosains FMIPA Universitas Indonesia.


It is hoped that the application of sensor technology in monitoring river water levels will increase the efficiency of collecting water level data. This study will compare the results of measuring the water level in the Ciliwung River, more precisely at the PS. Depok. The comparison carried out will show how much agreement and performance the IoT-based electromagnetic sensor method and the conventional peilschaal method have. Conventional river water measurement data was obtained from BBWS (River Area Center) Ciliwung Cisadane. Meanwhile, the results of measuring river water levels using IoT based sensor methods were obtained from the PANTIR (Water Level Monitoring) system from the Geosciences Department, FMIPA, University of Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Paul Michael
"ABSTRAK
Kebakaran hutan tanpa kita sadari memberikan dampak buruk tak hanya bagi mahluk hidup penghuni hutan, manusia, tetapi juga pada sistem transmisi listrik dengan jarak tertentu dengan lahan hutan yang terbakar tersebut. Pada tahun 2014 menurut Badan Nasional Penanggulanan Bencana BNPB tercatat 3556.10 Ha hutan di salah satu propinsi di Indonesia, yaitu di Kalimantan Barat terbakar. Terbakarnya hutan tersebut bisa saja berdampak pada kualitas transmisi di Kalimantan Barat. Perubahan temperatur lingkungan konduktor akibat dari kebakaran hutan dengan jarak tertentu terhadap transmisi berdampak pada perubahan temperatur operasional konduktor tersebut. Perubahan temperatur operasional koduktor akan berdampak pada perubahan resistansi dari konduktor tersebut. Perubahan nilai resistansi konduktor berpengaruh pada perubahan kapasitas hantar arus KHA atau ampasitas konduktor saluran transmisi tersebut. Perubahan ampasitas berdampak pada performansi daya yang tersalur pada transmisi tersebut. Perubahan temperatur operasional konduktor juga berpengaruh terhadap perubahan nilai jarak antara titik horizontal konduktor terhadap lendutannya sag konduktor tersebut. Untuk itu dalam studi ini, dilakukan analisa pengaruh kebakaran hutan dengan jarak tertentu terhadap performansi transmisi SUTET 275 kV. Hasil dari evaluasi dengan metode penelitian yang dilakukan ini, performansi daya nilai resistansi, reaktansi, ampasitas, rugi daya yang hilang menjadi panas dan sag yang tersalur dapat diketahui.

ABSTRACT
Wildfires unknowingly had an adverse impact not only for forest dwellers living beings, human beings, but also on the electric transmission system with a certain distance with the burning forest land. In 2014 according to the National Agency for Disaster Prevention BNPB recorded 3556.10 hectares of forest in one of the provinces in Indonesia, namely in West Kalimantan on fire condition. The forest fire could have an impact on the quality of transmission in West Kalimantan. Changes in environmental temperature conductor due to forest fires with a certain distance to the transmission impact on changes in operating temperature of the conductor. Operational temperature conductor changes will have an impact on the change in resistance of the conductor. Conductor resistance value changes affect the change in current carrying capacity CRC or ampacity of conductor transmission line. Ampacity changes have an impact on the performance of the power channeled in such transmissions. Conductor operating temperature changes also affect the change in value of the horizontal distance between the point of the conductor to the lower position sag of the conductor. Therefore in this study, analyzed the effect of forest fires with a certain distance to the performance of 275 kV transmission voltage wires. The results of the evaluation conducted by the method of this study, the performance of the power value of resistance, reactance, ampacity, lost power loss into heat and sag channeled knowable."
2017
T46917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohmat Setiawan
"Pada penelitian ini membahas sistem pemantauan pada stairlift menggunakan internet of things (IoT), di mana sistem tertanam dalam fisik stairlift menggunakan sensor yang dipasang pada komponen stairlift dan kemudian diintegrasikan ke dalam platform IoT cloud (thingspeak) melalui jaringan internet. Akuisisi data fisis multi-sensor dapat berjalan, banyak informasi yang dapat diakses seperti: temperature motor, kecepatan, beban penumpang, konsumsi daya, getaran bearing dan getaran motor. Sistem pemantauan dapat berjalan secara real time, sehingga membuat pemantauan terpusat dan kegagalan operasi stairlift dapat dicegah sedini mungkin melalui early warning system (EWS) via Telegram. Selain itu, sistem ini dapat memberikan dukungan analisis teknis dalam mengembangkan prototype stairlift di masa mendatang. Berdasarkan analisis hasil pemantauan yang diperoleh, prototype stairlift layak dikembangkan untuk skala industri, secara operasional memenuhi ASME A18.1, ISO 10816 dan ISO 2372. Hal ini ditunjukkan dalam ujicoba variasi beban penumpang hingga maksimum 115 kg diperoleh kecepatan maksimum rata-rata <0,2 m/s, temperature motor <74,6 ˚C, konsumsi daya <600 watt, acceleration getaran bearing <0,5 g'peak dan kecepatan getaran motor (RMS) <4,5 m/s. Namun masih dibutuhkan improvement pada sistem teknis operasional prototype stairlift diantaranya temperature motor, konsumsi daya dan kecepatan agar dapat berjalan stabil.

This research discusses monitoring systems on stairlift using internet of things (IoT), where the system embedded in the physical stairlift uses sensors that are mounted on the stairlift component and then integrated into the IoT cloud platform (thingspeak) via the internet network. Multi-sensor physical data acquisition can run, a lot of information that can be accessed such as: motor temperature, speed, passenger load, power consumption, bearing vibration and motor vibration. The monitoring system can run in real time, thus making centralized monitoring and failure of stairlift operations preventable as early as possible through the early warning system (EWS) via Telegram. In addition, this system can provide technical analysis support in developing stairlift prototypes in the future. Based on the analysis of the monitoring results obtained, the prototype stairlift is suitable for industrial scale development, operationally compliant with ASME A18.1, ISO 10816 and ISO 2372. This is shown in the trial of passenger load variations up to a maximum of 115 kg obtained an average maximum speed <0, 2 m/s, motor temperature <74.6˚C, power consumption <600 watts, bearing vibration acceleration <0.5 g'peak and motor vibration speed (RMS) <4.5 m/s. However, improvements are still needed in the operational technical system of the prototype stairlift including motor temperature, power consumption and speed so that it can run stably."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Muhammad Rizqi Naufal
"Pada era modern ini, kebutuhan akan makanan sehat semakin sulit didapatkan. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi yang menghasilkan berbagai bahan kimia baru sebagai zat aditif yang dapat menambah angka produksi semakin besar. Dalam hal ini contohnya yakni pestisida. Selain itu, lahan dan media tanam yang terbatas juga merupakan salah satu faktor mengapa sulitnya mendapatkan makanan organik tanpa bahan kimia tambahan. Oleh sebab itu, media tanam hidroponik dirasa dapat menjadi suatu solusi bagi permasalahan tersebut. Di era saat ini, perkembangan teknologi semakin pesat, salah satunya yakni perkembangan Internet of Things atau IoT. Internet of Things adalah suatu konsep yang menggambarkan perangkat keras dan perangkat lunak yang terhubung ke internet dan dapat berbagi data. Hal ini memungkinkan perangkat dapat berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain tanpa intervensi manusia. Pada skripsi ini membahas mengenai pengembangan sebuah sistem pemantauan hidroponik yang menggunakan jaringan narrowband IoT dan menggunakan mikrokontroler ESP32. Sistem ini memiliki fungsi untuk memantau dan mengatur parameter lingkungan seperti pH dan suhu yang ada di media tanam hidroponik. Selain air, salah satu komponen utama pada hidroponik yakni adalah nutrisi pada tanaman. Dengan menggunakan teknologi narrowband IoT, sistem ini memiliki kelebihan dalam hal stabilitas dan efisiensi energi. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu para pengguna media tanam hidroponik dalam memantau dan mengoptimalkan kondisi lingkungan tanaman hidroponiknya.

In this modern era, the demand for healthy food is becoming increasingly difficult to attain. This is due to technological advancements that have resulted in various new chemical subtances as additives, which contribute to higher production yields. One example of such substances is pesticides. Additionally, limited land and growing media are also factors that make it challenging to obtain organic food without additional chemicals. Therefore, hydroponic growing media is considered as a solution to address these issues. In the present era, technology is rapidly advancing, including the development of the Internet of Things (IoT). The Internet of Things is a concept that encompasses hardware and software connected to the internet, capable of sharing data. This enables devices to communicate and interact with each other without human intervention. This thesis discusses the development of hydroponic monitoring system that utilizes narrowband IoT network and the ESP32 microcontroller. The system functions to monitor and regulate enviromental parameters such as pH and temperature in the hydroponic growing media. Besides water, one of the key components in hydroponics is nutrient provision for plants. By employing narrowband IoT technology, this system offers advantages in terms of stability and energy efficiency. The outcomes of this research are expected to assist hydroponic growers in monitoring and optimizing the environmental conditions of their hydroponic plants. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Ilham Cahyadi
"Budidaya ikan merupakan salah satu industri pokok yang dalam pembudidayaan nya memerlukan berbagai parameter terhadap lingkungan hidupnya. Parameter fisik, kimia, dan biologis sangat diperlakukan agar budidaya ikan tersebut menghasilkan ikan yang berkualitas. Ikan memerlukan habitat yang sesuai agar dapat hidup sehat dan tumbuh secara optimal. Ikan memiliki persyaratan tertentu sehingga dalam suatu usaha budidaya ikan kualitas air harus selalu diawasi. Untuk itu, pengelolaan dan pengawasan kualitas air dilakukan untuk menjamin kualitas air tetap terjaga dengan baik. Water quality monitoring system berbasis LoRa akan membantu pembudidaya ikan karena sistem ini memonitor ikan secara terus menerus dan real-time. Parameter yang sangat penting pada air untuk budidaya ikan adalah kekeruhan air dan pH. sensor yang berada pada sisi end-device akan mendeteksi parameter kualitas air yaitu kekeruhan dan pH. Data akan dikirimkan menuju gateway kemudian diteruskan menuju Thingspeak yang akan ditampilkan pada dashboard. Parameter pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah kinerja sistem dalam membaca dan mengirimkan data menuju Thingspeak. Kemudian, pengujian Quality of Service (QoS) juga dilakukan dengan melihat nilai packet loss, PDR, RSSI, dan SNR. Pengujian ini akan dilakukan dengan kondisi LOS (Line of Sight) dengan jarak 100 m, 250 m dan 500 m dan NLOS (Non-Line of Sight) yang memiliki 4 variasi jarak yaitu: 100 m, 250 m, 500 m. Berdasarkan perancangan desain, sistem ini akan membaca dan mengirimkan data menuju Thingspeak dengan baik serta memiliki QoS yang baik. Sehingga, sistem ini dapat digunakan oleh pembudidaya ikan untuk mengawasi kualitas air agar ikan berkembang secara optimal. Nilai PER (packet error rate) yang diperoleh sebesar 10 % dan keakuratan sensor pH sebesar 3,62%. Nilai PDR yang diperoleh pada kondisi LOS dengan jarak 100 m, 250 m, dan 500 m memiliki interval 82,5 % hingga 95 %. Sedangkan untuk nilai PDR pada kondisi NLOS dengan pengujian jarak 100 m, 250 m, dan 500 m memiliki interval dari 72.,5% hingga 90%. Sehingga dapat disimpulkan sistem dapat diimplementasikan dengan baik pada kolam untuk budidaya ikan sebagai monitoring kualitas air agar ikan tetap berkembang dengan baik.

Fish farming is one of the main industries which in its cultivation requires various parameters to the environment. Physical, chemical, and biological parameters are highly treated so that the fish farming produces quality fish. Fish need a suitable habitat in order to live healthy and grow optimally. Fish have certain requirements so that in a fish farming business, water quality must always be monitored. For this reason, water quality management and supervision is carried out to ensure that water quality is maintained properly. The LoRa-based water quality monitoring system will help fish farmers because this system monitors fish continuously and in real-time. Parameters that are very important in water for fish farming are water turbidity and pH. The sensor on the end-device will detect water quality parameters, namely turbidity and pH. The data will be sent to the gateway and then forwarded to Thingspeak which will be displayed on the dashboard. The parameters of the test carried out in this research is the system performance in reading and sending data to Thingspeak. Then, Quality of Service (QoS) testing is also carried out by looking at the packet loss, PDR, RSSI, and SNR values. This test will be carried out under LOS (Line of Sight) with 100 m, 250 m, and 500 m distance and NLOS (Non-Line of Sight) conditions which have 4 variations of distance, namely: 100 m, 250 m, 500 m. Based on the design, this system will read and send data to Thingspeak properly and has good QoS. Thus, this system can be used by fish farmers to monitor water quality so that fish develop optimally. The PER (packet error rate) value obtained is 10% and the accuracy of the pH sensor is 3.62%. The PDR values obtained under LOS conditions with a distance of 100 m, 250 m, and 500 m have an interval of 82.5% to 95%. Meanwhile, the PDR value under NLOS conditions with distance testing of 100 m, 250 m, and 500 m has an interval of 72.5% to 90%. So it can be said that the system can be implemented properly in ponds for fish cultivation as a monitoring for water quality so that fish continue to develop properly.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrial Nurul Huda
"Telah dibuat sebuah rancang bangun sistem pengendali temperatur dengan sensor termokopel tipe-k dengan memanfaatkan perkembangan mikrokontroler, yaitu Mikrokontroler ATmega 16. Keluaran yang sangat kecil berorde mikrovolt yang keluar dari termokopel akan dikompensasi dan diperkuat oleh operational amplifier TL081. Sinyal analog yang berasal dari perangkat keras kemudian diubah menjadi sinyal digital oleh ADC internal 10 bit pada mikrokontroler. Selanjutnya Graphical User Interface (GUI) yang dibuat dengan software LabView 8.5 digunakan untuk pengolahan data dan menampilkan data hasil pengendalian sistem dalam bentuk data serta grafik. Pengambilan data dilakukan di Pusat Penelitian Material Sains dan Teknik Kampus UI Salemba dengan menggunakan fasilitas furnace yang memadai.

Has created a design of furnace temperature controller system by using thermocouple type-k sensor and microcontroller ATmega 16. A very small output, in microvolt order, will be compensated and amplified by an operational amplifier TL081 with variable-amplification setting. An analog signal from hardware then converted to be a digital signal by 10 bit internal ADC in microcontroller Atmega 16. After that, Graphical User Interface (GUI) assosiated by LabView 8.5 software has builded to processing data and displaying and also representing the output sensor into data and graphical view. Data experiment has taken in Research Center for Material Science and Engineering, Universitas Indonesia, Kampus Salemba with a good furnace plant facility."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S960
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tegar Habib
"Cooling Tower merupakan salah satu komponen penting bersama dengan mesin lainnya di suatu industri yang berfungsi untuk menurunkan temperature air. Cooling Tower sistem terbuka menggunakan air sebagai media pertukaran panas. Air yang terus bersirkulasi dapat menyebabkan kerak, korosi, dan lumut karena kualitas air menurun sehingga proses pertukaran panas di cooling tower tidak optimal. Umumnya perawatan cooling tower pada industri menggunakan bahan kimia, namun hal tersebut dianggap belum efektif. Langkah alternatif dalam menjaga kualitas air di cooling tower adalah dengan menggunakan ozon. Flowrate, temperature inlet, dan jumlah ozon terlarut yang diinjeksikan tentu berpengaruh pada cooling tower, terutama kualitas air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh temperature inlet yang divariasikan terhadap kualitas air, efektivitas cooling tower dan penghematan air. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuantitatif. Penilitian ini menggunakan miniatur cooling tower dengan sistem terbuka berukuran (70 x 42,5 x 53) cm. Kualitas air dari cooling tower sistem terbuka ditentukan dengan melakukan pengukuran menggunakan alat uji dan melakukan pemeriksaan laboratorium. Data yang dicatat dari penelitian ini adalah Electric Conductivity, Total Dissolved Solid (TDS), pH, alkalinitas, Ca dan Mg Hardness, Na, dan Cl, serta Range dan Approach. Data tersebut akan digunakan untuk mencari nilai Losses, Practical Ozone Scaling Index (POSI), memprediksi nilai Maximum Cycle dan Maximum Cycle of Concentration, menghitung nilai Blowdown Rate dan Make up Water yang dibutuhkan dan menghitung persentase Efektivitas Cooling Tower. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa temperature inlet 30? merupakan temperature inlet yang paling optimal. Ketika temperature inlet 30?, jumlah volume air blowdown dapat menurun 60,94% dan jumlah kebutuhan make up water dapat menurun 36,76%.

Cooling Tower is an important component along with other machines in an industry that functions to reduce water temperature. Open system cooling towers use water as a heat exchange medium. Water that continues to circulate can cause scale, corrosion, and moss because the quality of the water decreases so that the heat exchange process in the cooling tower is not optimal. Generally, cooling tower maintenance in industry uses chemicals, but this is considered ineffective. An alternative step in maintaining water quality in cooling towers is to use ozone. Flowrate, inlet temperature, and the amount of dissolved ozone injected certainly affect the cooling tower, especially water quality. The purpose of this study was to determine the effect of varied inlet temperature on water quality, cooling tower effectiveness and water savings. The method used in this study is a quantitative experiment. This research uses a miniature cooling tower with an open system measuring (70 x 42.5 x 53) cm. Water quality from an open system cooling tower is determined by measuring using a test kit and conducting laboratory tests. Data recorded from this study are Electric Conductivity, Total Dissolved Solid (TDS), pH, alkalinity, Ca and Mg Hardness, Na and Cl, as well as Range and Approach. The data will be used to find Losses values, Practical Ozone Scaling Index (POSI), predict Maximum Cycle and Maximum Cycle of Concentration values, calculate the required Blowdown Rate and Make up Water values and calculate the percentage of Cooling Tower Effectiveness. The results obtained from this study indicate that the inlet temperature of 30? is the most optimal inlet temperature. When the inlet temperature is 30?, the amount of blowdown water volume can decrease by 60.94% and the amount of make-up water needed can decrease by 36.76%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Ferdyhana
"Sistem pengendalian ketinggian air merupakan aplikasi yang umum digunakan dalam bidang industri otomasi. Aplikasi dari sistem ini berguna untuk menjaga nilai ketinggian air yang dibutuhkan dalam proses kontrol. Pada penelitian ini, sistem pengendalian ketinggian air dibuat dalam skala lab dengan menerapkan sistem kendali menggunakan reinforcement learning dengan policy gradient agent. Pada plant yang dibuat ini terdapat perangkat keras programmable logic controller (PLC), control valve, flow transmitter dan water level transmitter. Perangkat keras tersebut dihubungkan ke MATLAB dan Simulink menggunakan OPC server sebagai jalur komunikasi dua arah. Implementasi policy gradient agent pada sistem pengendalian ketinggian air digunakan dalam dua kondisi yaitu simulasi dan plant. Parameter yang digunakan untuk menentukan performa pengendalian adalah overshoot, rise time, dan settling time. Berdasarkan hasil pengendalian yang didapatkan, terdapat nilai overshoot yang cukup kecil, yaitu 0.38 % pada simulasi dan sebesar 2,92 % pada plant.

Water level control system is a commonly used application in industrial automation. The application of this system is useful for maintaining the value of the water level needed in the control process. In this study, the water level control system was made on a lab-scale by implementing a control system using reinforcement learning with a policy gradient agent. In this plant, there is a programmable logic controller (PLC), control valve, flow transmitter, and water level transmitter. The hardware is connected to MATLAB and Simulink using an OPC server as a two-way communication line. The implementation of the policy gradient agent in the water level control system is used in two conditions, namely simulation and plant. The parameters used to determine the control performance are overshoot, rise time, and settling time. Based on the control results obtained, there is a fairly small overshoot value, namely 0.38% in the simulation and 2.92% in the plant."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syafieq Ridho
"Di dalam dunia industri, operasi pencampuran banyak digunakan untuk mengolah bahan mentah menjadi suatu produk seperti minyak bumi, bahan kimia, dan lainnya. Biasanya, pada plant skala industri digunakan PID kontroler sebagai sistem pengendaliannya, akan tetapi PID kontroler ini akan menjadi kurang baik ketika menghadapi sistem non-linear, sehingga pada penilitian ini dirancang suatu sistem kendali berbasis neural network yang diharapkan dapat memberikan performa yang lebih baik dan efisien dibandingkan PID konvensional. Model plant yang digunakan untuk simulasi di dalam penelitian ini adalah proses pencampuran air, dimana temperatur dan level air akan dikendalikan. Dibuat dua jenis sistem pengendali neural network (NN) dengan perbedaan pada input-nya, yaitu NN dengan input SP, PV(n), PV(n-1) dan NN dengan input SP, error, dan perubahan error. Kedua sistem pengendali neural network ini dibuat dengan menggunakan metode feed-forward neural network dan simulasinya dibuat dengan menggunakan Simulink. Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian dengan menggunakan neural network memberikan performa yang lebih baik jika dibandingkan dengan sistem pengendalian PID konvensional, yaitu dengan settling time dan rise time yang lebih cepat, serta menghasilkan respon sistem yang tidak memiliki overshoot sama sekali.

In the industrial world, blending operations are widely used to process raw materials into products such as petroleum, chemicals, and others. Usually, in industrial-scale plants, the PID controller is used as a control system, but this controller will be less good when dealing with non-linear systems. In this study, a neural network-based control system is expected to provide better and more efficient performance compared to conventional PID control. The plant model used for simulation in this study is the process of mixing water, where the temperature and water level will be controlled. Created two types of neural network (NN) control systems with differences in the input, the first is a NN with SP, PV(n), PV(n-1) for the input, and the second is a NN with SP, error, and change of error for the input. Both of these neural network control systems are made using a feed-forward neural network method, and the simulation was created by using Simulink. Based on the test results, it can be concluded that the control system using a neural network provides better performance when compared to conventional PID control systems with a faster settling time and rise time, and produces a system response that has no overshoot at all.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>