Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98070 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naufalia Andita
"DOKU memiliki visi sebagai partner terpercaya dan andal yang mengelola pembayaran dan pelanggan. Dalam mencapai visi andal, terdapat beberapa tantangan pada proses pengujian secara agile. Tujuan dari karya akhir ini adalah untuk meneliti keadaan pengujian saat ini di dalam organisasi, serta memberikan saran untuk peningkatan proses pengujian dengan tetap mengadopsi pendekatan agile. Pendekatan dalam peningkatan proses pengujian terbagi menjadi model based, analytical, dan hybrid. Peningkatan proses pengujian berdasarkan model yang bereferensi pada proses salah satunya ialah Test Process Improvement (TPI). Untuk pengembangan perangkat lunak secara agile terdapat kerangka kerja turunan dari TPI yaitu Agile TPI. Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran tingkat kematangan dari proses pengujian perangkat lunak di DOKU dengan instrumen Agile TPI. Penelitian dilakukan dengan metode applied action research. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, observasi, dan studi dokumen. Hasil penilaian menunjukkan bahwa tingkat kematangan dari proses pengujian produk perangkat lunak masih di tingkat individu. Hasil pengukuran menunjukkan proses area pengujian yang perlu ditingkatkan oleh perusahaan pada tahap awal ialah tingkat keterlibatan, strategi pengujian, profesionalisme penguji dan alat uji. Setelah mengetahui proses area yang perlu ditingkatakan, kerangka deming cycle digunakan sebagai kerangka dalam penyusunan rekomendasi proses peningkatan. Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat bagi perusahaan untuk memahami tahapan peningkatan proses untuk mencapai tingkat kematangan selanjutnya.

DOKU has a vision of being a trusted and reliable partner who manages payments and customers. In achieving a reliable vision, there are challenges in the agile testing process. The purpose of this thesis is to examine the current state of testing within the organization, as well as provide suggestions for improving the testing process while still adopting an agile approach. The approach in improving the testing process is divided into model based, analytical, and hybrid. Improved the testing process based on a model that refers to the process one of which is the Test Process Improvement (TPI). For agile software development there is a framework derived from TPI, namely Agile TPI. In this research, the level of maturity of the software testing process at DOKU will be measured using the Agile TPI instrument. The study was conducted using the applied action research method. Data collection is done by questionnaire, observation, and study of documents. The assessment results show that the level of maturity of the software product testing process is still at the individual level. The measurement results show the process area of ​​the test that needs to be improved by the company at an early stage is the degree of involvement, testing strategy, tester professionalism and test tools. After knowing the process areas that need to be improved, the deming cycle framework is used as a framework in the preparation of the improvement process recommendations. The results of the study are expected to provide benefits for companies to understand the step of improving the process to reach the next level of maturity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Medinilla, Angel, editor
"Angel Medinilla will provide you with a comprehensive understanding of what Agile means to an organization and the manager’s role in such an environment, i.e., how to manage, lead and motivate self-organizing teams and how to create an Agile corporate culture. Based on his background as a “veteran” Agile consultant for companies of all sizes, he delivers insights and experiences, points out possible pitfalls, presents practical approaches and possible scenarios, also including detailed suggestions for further reading."
Berlin: [, Springer-Verlag], 2012
e20410388
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Ihsan Prasetyoputra
"ABSTRAK
Persaingan pada industri perbankan saat ini tidak hanya antar bank, akan tetapi terhadap perusahaan teknologi informasi yang dapat menciptakan produk digital dengan lebih awal dan menyesuaikan kebutuhan pengguna. Untuk itu menghadapai tantangan tersebut industri perbankan dapat menerapkan pendekatan Agile. Pendekatan Agile sendiri memiliki tingkat kesuksesan yakni hanya sebesar 39% dan 61% lainnya tidak. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu pendekatan Agile yang terbilang baru berkembang sehingga banyak yang belum begitu memahami pendekatan tersebut. Selain itu pada industri perbankan sendiri masih banyak yang menggunakan pendekatan tradisional dan berdasarkan data PricewaterhouseCoopers Indonesia sekitar 76% industri perbankan di tahun 2019 akan menggunakan pendekatan Agile. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor kesukesan kritis pengembangan perangkat lunak dengan pendekatan Agile pada industri perbankan di Indonesia. Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan pengolahan data statistik Analytic Hierarchy Process (AHP). Penelitian menghasilkan faktor kesuksesan kritis pengembangan perangkat lunak dengan pendekatan Agile pada industri perbankan di Indonesia. Adapun faktor kesuksesan kritis secara berurutan dari terbesar ke terkecil yang dianggap dapat mempengaruhi kesuksesan tersebut yaitu komunikasi, praktik dengan pendekatan Agile, dukungan manajemen, team empowerment, pengetahuan & keahlian tim, budaya organisasi, karakteristik tim, dan integration & automation process.
ABSTRACT
Competition in the banking industry today is not only between banks, but for information technology companies that can produce digital products earlier and adjust user needs. To face this challenge, the banking industry can implement the Agile approach. Agile's own approach has a success rate of only 39% and 61% not. This can be caused by several factors, one of which is the Agile approach which is relatively new so that many do not fully understand the approach. In addition, in the banking industry there are still many who use traditional approaches and based on PricewaterhouseCoopers Indonesia data, around 76% of the banking industry in 2019 will use the Agile approach. Based on this, the research was conducted with the aim of analyzing critical success factors in software development with an Agile approach to the banking industry in Indonesia. The analysis was carried out by using Analytic Hierarchy Process (AHP) as a statistical data processing. The research produced a success factor in software development with an Agile approach to the banking industry in Indonesia. The top 5 ranking factors sequentially from the biggest to the smallest which are considered critical can influence the success of the communication factors, practice with Agile approach, management support, team empowerment, team knowledge, organizational culture, team characteristics, and integration & automation process."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dika Anjar Pratiwi
"Selama beberapa tahun terakhir, kompleksitas perangkat lunak yang berkembang berlipat ganda dan diperparah oleh perluasan dalam cakupan, ukuran dan cakupan teknologi menyebabkan peningkatan kompleksitas dalam siklus hidup pengujian. Hal ini memicu organisasi yang bergerak pada bidang teknologi informasi menyadari pentingnya pertumbuhan pengujian perangkat lunak dalam ekosistem pengembangan perangkat lunak secara keseluruhan. Oleh karena itu, organisasi memperkuat proses pengujian dalam upaya meningkatan kualitas perangkat lunak yang disajikan kepada pelanggan. Test Maturity Model integration TMMi merupakan salah satu kerangka kerja test process improvement berbasis model yang ditujukan untuk peningkatan berkelanjutan terhadap keefektifan dan efisiensi proses pengujian dalam keseluruhan proses pada perangkat lunak. Penggunaan TMMi dengan assessment dijalankan berdasarkan panduan yang ditetapkan pada TMMi Assessment Method Application Requirements TAMAR. Fakta dan kajian pada proses pengujian perangkat lunak saat ini yang dianalisis memperlihatkan kekuatan dan kelemahan pada setiap area dan menghasilkan tingkat kematangan.Hasil evaluasi yang dilakukan melalui assessment dengan TMMi menunjukkan bahwa proses pengujian pada PT. AS berada pada tingkat kematangan TMMi Level 2. Selanjutnya dalam mendapatkan proses area yang diajukan sebagai fokus penyusunan rekomendasi, penulis melakukan pengurutan prioritas dengan prioritazion matrix terhadap kategori manfaat dan tiga proses area yang memiliki nilai terendah dari proses area lain. Proses pengurutan prioritas menghasilkan PA 3.3 Test Lifecycle and Integration dengan nilai prioritas paling tinggi. Penyusunan rekomendasi pada PT. AS dilakukan menggunakan deming cycle.

Over the past few years, the complexity of software which multiplied and aggravated by expansion in the scope, size and coverage of technology cause to increased complexity in the test life cycle. This provoke the organizations which engaged in the field of information technology realize the importance of software testing growth in the overall software development lifecycle. Therefore, organizations are reinforce the testing process in effort to improve the quality of software delivered to customers. Test Maturity Model integration TMMi is one of the model-based test process improvement frameworks aimed at continuous improvements to the effectiveness and efficiency of the testing process in the overall software process. The use of TMMi with assessment is carried out according to the guidelines set forth in the TMMi Assessment Method Application Requirements TAMAR . Facts and studies on the current software testing process analyzed show strengths and weaknesses in each area and result in a level of maturity.The evaluation results through assessment with TMMi prove that testing process in PT. AS is at TMMi maturity level 2. Furthermore to acquire the process area as the focus of the recommendations, the author performs priority ranking with prioritazion matrix against defined categories and three process areas which have the lowest value among others. The priority ranking process obtain PA 3.3 Test Lifecycle and Integration with the highest priority value. Finally, the author construct the recommendations to PT. AS with deming cycle."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fifeka Onanda Wahid
"Perangkat lunak AB Pro merupakan produk dari PT XYZ. Perusahaan mengharapkan produk ini bebas dari failure kategori major, critical dan blocker yang tidak dapat diselesaikan pada level support call. Semua jenis failure ini menyebabkan operasi bisnis pelanggan terganggu. Failure terjadi karena kurang maksimalnya proses pengujian. Untuk mengetahui kualitas proses pengujian yang sedang berlangsung dibutuhkan asesmen tingkat kematangan proses pengujian tersebut. Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kematangan proses pengujian dan memberikan rekomendasi perbaikan proses pengujian perangkat lunak AB Pro. Model yang digunakan untuk mengevaluasi kematangan proses pengujian pada penelitian ini adalah Test Maturity Model Integration (TMMi). Model ini memenuhi kebutuhan perusahaan, terutama tahapan yang jelas untuk menentukan arahan komitmen manajemen. Metode penilaian mengacu pada TMMi Assessment Method Accreditation Requirements (TAMAR). Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan metode reduksi. Pengambilan data dilakukan dengan FGD bersama dua orang ketua tim pengujian, observasi proses, dan studi dokumen pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematangan proses pengujian perangkat lunak di PT XYZ berada pada tingkat kematangan 1 initial. Hal ini menunjukkan bahwa proses pengujian belum dikelola dengan baik dan terdapat pelaksanaan proses yang tidak konsisten. Penelitian ini merekomendasikan perusahaan melakukan enam perbaikan proses pengujian. Tiga rekomendasi jangka pendek (1-6 bulan), yaitu: melakukan monitor kualitas produk; menggunakan teknik desain pengujian; mengembangkan prosedur proses pengujian. Tiga rekomendasi jangka menengah (7-12 bulan), yaitu: membentuk seperangkat indikator kinerja proses pengujian; menentukan estimasi proses pengujian; menjaga serta mendistribusikan komitmen untuk pengujian.

Software AB Pro is a product of PT XYZ. The company expects this product to be free from major, critical and blocker failure that cannot be resolved at support call level. All these failures disrupt the customer’s business operations. Failures occur when the testing process is unoptimized. To analyze current testing process quality, testing process maturity level assessment is required. Thus, this study aimed to determine testing process maturity level and provide recommendations to improve AB Pro testing process. The assessment model used in this study is Test Maturity Model Integration (TMMi). The chosen model meets the company requirements, especially having clear steps to determine the direction of management commitment. The assessment method refers to the TMMi Assessment Method Accreditation Requirements (TAMAR). The research was conducted qualitatively with the reduction method. Data collection was carried out through FGD with two team leaders, process observation, and study of supporting documents. From the result, software testing process maturity is still at initial level. This result indicates the testing process has not been appropriately managed, and there is inconsistency of process implementation. There are six recommendations for PT XYZ to improve their testing process. Three short-term recommendations (1-6 months): monitor product quality; use test design techniques; develop process testing procedures. Three medium-term recommendations (7-12 months): establish a set of performance indicators of the testing process; determine the estimation of the testing process; maintain and distribute commitments for testing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Polin Bakara
"PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) merupakan lembaga kliring dan penjaminan di pasar modal Indonesia. Dalam mencapai visi dan misinya diperlukan layanan sistem berkualitas yang ditandai dengan tercapainya zero defect sistem di lingkungan produksi. Kenyataannya, gangguan terhadap sistem bisnis utama telah menjadi top risk organisasi karena terjadi 36 kali dalam setahun terakhir ini yang berdampak terhadap finansial dan reputasi organisasi. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa permasalahan utama yang dihadapi organisasi adalah kurangnya proses pengujian. Untuk mengatasi hal ini, dilakukan penilaian tingkat kematangan dan memberikan rekomendasi perbaikan proses pengujian. Penilaian tingkat kematangan proses pengujian perangkat lunak dilakukan menggunakan Test Maturity Model Integration (TMMi) pada tingkat kematangan 2 (managed) dan mengacu pada ketentuan TMMi Assessment Method Accreditation Requirements (TAMAR). Praktik yang belum dipenuhi akan menjadi rekomendasi perbaikan proses menggunakan metode deming cycle (PDCA). Berdasarkan hasil penilaian diperoleh bahwa PT KPEI masih berada pada tingkat kematangan 1 (initial). Area proses yang memperoleh nilai terendah adalah test planning (PA 2.2) dengan nilai partially achieved. Rekomendasi perbaikan yang perlu dilakukan yaitu penyusunan test plan secara konsisten dan ditinjau secara berkala serta perbaikan isi dokumen test plan. Rekomendasi perbaikan proses pengujian ini diharapkan dapat mengurangi kemunculan bugs sistem di lingkungan produksi.

PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) is a clearing and guarantee institution in the Indonesian capital market. In achieving its vision and mission, a quality system service is needed, which is marked by the achievement of zero-defect systems in the production environment. In fact, disruption to key business systems has become an organization's top risk because it has occurred 36 times in the past year, which has an impact on the organization's finances and reputation. Based on this, it is known that the main problem faced by the organization is the lack of a testing process. To overcome this, an assessment of the maturity level is carried out and provides recommendations for improvement of the testing process. The assessment of the maturity level of the software testing process is carried out using the Test Maturity Model Integration (TMMi) at maturity level 2 (managed) and refers to the provisions of the TMMi Assessment Method Accreditation Requirements (TAMAR). Practices that have not been met will be included as recommendations for process improvement using the Deming Cycle (PDCA) method. Based on the results of the assessment, it was found that PT KPEI is still at maturity level 1 (initial). The process area that obtained the lowest score was test planning (PA 2.2) with a partially achieved value. Recommendations for improvements that need to be made are the preparation of a test plan consistently and reviewed periodically as well as improvements to the contents of the test plan document. Recommendations for improving the testing process are expected to reduce the appearance of system bugs in the production environment."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Hizqil
"Penelitian ini mengevaluasi dan mengidentifikasi tingkat ketangkasan proses pengembangan perangkat lunak pada sistem Perizinan Online Kementerian ESDM yang terdampak oleh Undang-Undang Cipta Kerja, di mana terjadi banyak perubahan proses bisnis layanan dan kewajiban integrasi dengan sistem Kementerian Investasi yang belum terdefinisi dengan baik. Evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan kerangka kerja transisi dan adopsi agile yang mengolaborasikan kerangka kerja 4-DAT dan SAMI. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan pengisian kuesioner dengan responden yang terdiri dari manajer proyek, pimpinan tim, penilai, pengembang dan pemilik bisnis proses layanan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa proses pengembangan perangkat lunak belum mencapai tingkat ketangkasan kolaboratif level 1 (SAMI) dan tingkat ketangkasan 0.7 skala 1 (4-DAT). Sebagai rekomendasi, dibutuhkan transisi proses pengembangan perangkat lunak menuju agile dengan mengoptimalkan proses pengembangan perangkat lunak pada kondisi bisnis dan regulasi yang dinamis, demi peningkatan standar layanan berdasarkan metodologi SAMI. Rekomendasi proses adopsi menggunakan Kanban dapat mendukung proses manajemen perubahan, peningkatan visibilitas proyek dan efisiensi penyelesaian sistem. Penyusunan rekomendasi kerangka kerja transisi dan adopsi agiledidasarkan kondisi pengembangan aplikasi saat ini dengan memperhatikan pemetaan dengan praktik agile, prinsip-prinsip agile, dan alur proses Kanban. Transisi dan adopsi agile menggunakan framework Kanban pada organisasi diharapkan mampu mengoptimalkan proses pengembangan perangkat lunak pada kondisi bisnis dan regulasi yang dinamis dalam rangka peningkatan standar layanan.

This study evaluates and identifies the agility level of the software development process in the Online Licensing System of the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM), which has been impacted by the Job Creation Law. This law led to significant changes in business processes and the need for integration with the well-not-defined systems of the Ministry of Investment. The evaluation was carried out using an agile transition and adoption framework, combining the 4-DAT and SAMI frameworks. Data collection was conducted through interviews, observations, and questionnaires with respondents including project managers, team leaders, evaluators, developers, and business owners of the service process. The results showed that the software development process has not yet reached collaborative agility level 1 (SAMI) and an agility level of 0.7 on a scale of 1 (4-DAT). As a recommendation, a transition of the software development process towards agile is needed, optimizing the software development process in dynamic business and regulatory conditions, to improve service standards based on the SAMI methodology. The recommended adoption process using Kanban can support change management, increase project visibility, and enhance system completion efficiency. The formulation of the agile transition and adoption framework recommendations is based on the current application development conditions, considering mapping with agile practices, agile principles, and Kanban process flows. The transition and adoption of agile using the Kanban framework in the organization are expected to optimize the software development process under dynamic business and regulatory conditions to improve service standards."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Andhika Akbar
"satu tugas Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan Pusintek adalah melakukan pengembangan sistem informasi di lingkungan Kementerian Keuangan. Pengembangan dan pembangunan sistem TIK ini mencakup perancangan, pembangunan, pengembangan, dan pengujian perangkat lunak dan jaringan. Untuk mendukung proses bisnis unit eselon 1 di lingkungan Kementerian Keuangan, perangkat lunak yang dihasilkan diharapkan berkualitas. Akan tetapi, berdasarkan data pengembangan perangkat lunak, perangkat lunak yang dihasilkan masih tidak sesuai harapan pengguna, yaitu pengembangan perangkat lunak tidak selesai sesuai jadwal dan ditemukan banyak permasalahan ketika sudah hosting. Untuk mengatasi permasalahan ini dibutuhkan suatu langkah perbaikan proses pengembangan perangkat lunak. Tahapan awal untuk meningkatkan proses pengembangan perangkat lunak adalah dengan mengetahui tingkat kapabilitas proses pengembangan perangkat lunak saat ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kapabilitas proses pengembangan perangkat lunak di Pusintek. Tingkat kapabilitas ini selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam melakukan perbaikan proses pengembangan perangkat lunak. Kerangka kerja CMMI-Dev digunakan sebagai rujukan dalam mengukur tingkat kapabilitas proses pengembangan perangkat lunak. Prosedur penilaian mengikuti standar baku yang telah dirumuskan dalam penilaian tipe SCAMPI-C.
Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi pada evaluasi tingkat kapabilitas proses pengembangan perangkat lunak yang dikembangkan oleh Pusintek dan penyusunan rekomendasi perbaikan proses pengembangan perangkat lunak yang dikembangkan oleh Pusintek.
Hasil yang diharapkan pada penelitian ini yaitu mengetahui tingkat kapabilitas organisasi dalam proses pengembangan perangkat lunak sehingga dapat ditentukan langkah perbaikan dan peningkatan yang harus dilakukan agar perangkat lunak yang dihasilkan menjadi lebih baik sehingga dapat mendukung proses bisnis unit eselon 1 di lingkungan Kementerian Keuangan.

One of the task of Center for Financial Information Systems and Technology Pusintek is to develop information systems in the Ministry of Finance. Development and construction of ICT systems include the design, construction, development, and testing of software and network. To support the business processes of Echelon 1 unit within the Ministry of Finance, the developed software is expected have good quality. However, according to software development data, the developed software is still not match the expectations of users, namely software development is not completed on schedule and found a lot of problems when it was hosting. To deal with this problem we need a software development process improvement. Early step to improve the software development process is to determine the capability level of the current software development process.
This research aims to determine the level of capability of the software development process in Pusintek. The capability level is then used as base for software development process improvement. CMMI Dev framework is used as a reference in assessing the capability of the software development process. Assessment procedures follow the standards that have been formulated in type C SCAMPI appraisal.
The scope of this research is limited to the evaluation of capability level of the software development process developed by Pusintek and preparation of recommendations for improvement the software development process developed by Pusintek.
Expected result from this research is to know capability level of organization in the software development process to determine which improvements measures must be done so that the resulting software to be better in order to support the business processes eselon 1 unit within the Ministry of Finance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abdillah Evan Nurdhiawan
"Dengan iklim bisnis yang penuh persaingan, organisasi perlu melakukan inovasi dan bekerja secara cepat. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, banyak organisasi yang menggunakan metodologi agile dalam melakukan pengembangan sistem. Metodologi ini diketahui fleksibel, sehingga mampu menghadapi perubahan mendadak. Masalahnya, dengan kecepatan yang dimiliki metodologi agile, banyak pengetahuan yang harus dikelola dengan benar dan cepat pula. Maka dari itu, diperlukan KM (Knowledge Management) untuk membuat pengelolaan pengetahuan dalam praktik agile menjadi efektif. Berdasarkan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana KM dan metodologi agile dapat mendukung proses pengembangan yang ada di organisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melibatkan 16 narasumber yang berasal dari 14 perusahaan berbeda. Narasumber berlatar belakang sebagai engineer, quality assurance, project/product manager, dan UI/UX designer. Dari hasil wawancara yang dilakukan, tim peneliti memetakan agile practices dan cloud services dengan KM processes dan KM foundation menggunakan model teoritis. Selain itu, dibuat juga KMS yang berisikan 27 fitur yang berguna bagi proses pengembangan sistem dan dapat membantu aktivitas KM. Kesuksesan organisasi dalam menjalankan proses pengembangannya akan bergantung pada semua aspek yang telah disebutkan, yaitu KM foundation, KM processes, agile practices, dan cloud services.

With a competitive business climate, organizations need to innovate and work quickly. To meet these demands, many organizations use agile methodologies in developing systems. This methodology is known to be flexible, so it can deal with sudden changes. The problem is, with the speed that agile methodology has, a lot of knowledge must be managed properly and quickly. Therefore, KM (Knowledge Management) is needed to manage knowledge in agile practices effectively. Based on these problems, this study aims to find out how KM and agile methodologies can support the development processes in organizations. This study used a qualitative approach involving 16 interviewees from 14 different companies. The resource persons have backgrounds as engineers, quality assurance, project/product managers, and UI/UX designers. From the results of interviews conducted, the research team mapped agile practices and cloud services with KM processes and KM foundation using a theoretical model. In addition, a KMS was also created which contained 27 features that were useful for the system development process and could assist KM activities. The success of an organization in carrying out its development process will depend on all the aspects mentioned, namely the KM foundation, KM processes, agile practices, and cloud services."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rubin, Kenneth S.
"This is a comprehensive guide to Scrum for all (team members, managers, and executives). If you want to use Scrum to develop innovative products and services that delight your customers, this is the complete, single-source reference you've been searching for. This book provides a common understanding of Scrum, a shared vocabulary that can be used in applying it, and practical knowledge for deriving maximum value from it.
This easy-to-read, easy-to-use book brings together all the non-technical information managers and practitioners need to evaluate and get started with Scrum, today's #1 Agile process.
Notes
"
Upper Saddle River: Addison-Wesley , 2013
005.1 RUB e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>