Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93418 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2023
959.912 SIP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Timadar
"Bintarto, seorang ahli Geografi Sosial, mengungkapkan bahwa permukiman tidak mungkin terlepas dari aspek-aspek daerah dan kawasan lain serta pengaruh timbal balik yang terciptakan. Situs dan sifat hubungan di antara lokasi tempat tinggal sekelompok manusia dengan daerah lain di sekitarnya merupakan faktor utama pembentukan karakter dari permukiman yang bersangkutan (Bintarto, 1977: 92). Begitu pula halnya dalam kajian kawasan Depok, manusia pendukungnya tidak mungkin menempatkan diri begitu saja tanpa memperhitungkan dan mempertimbangkan segala sesuatunya. Menurut Geertz, pertimbangan tersebut disebut sebagai keperluan khusus masyarakat, yaitu adaptasi pemanfaatan yang paling baik dengan kondisi ekologi atau sumber daya alamnya, letak yang sangat strategis terhadap jalur lalu lintas, kebijakan politik, militer maupun religi (Geertz, 1981: 53). Pendapat tersebut ternyata sangat sesuai untuk menggambarkan tumbuh dan berkembangnya permukiman di kawasan Depok. Dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, telah terkumpul data yang terbatas, yaitu data arkeologi prasejarah, klasik, Islam, kolonial, dan Cina. Tinggalan arkeologi tersebut tersebar di wilayah Depok. Berdasarkan data tersebut, penjelasan secara keseluruhan terutama dalam kajian wilayah atau keruangan sangat perlu dilakukan.
Oleh karena itu, penelitian ini dititikberatkan pada persebaran data arkeologinya (distribution). Mengenai pesebaran data arkeologi dan hubungannya dengan situs dan antarsitus, Depok terbagi menjadi tiga komunitas yang membentuk permukiman dengan corak tersendiri. Permukiman itu terbagi menjadi permukiman penduduk asal yang beragama Islam, permukiman kolonial dengan mayoritas penduduknya beragama Kristen Protestan, dan permukiman Cina yang identik dengan aktivitas perekonomiannya. Peninggalan arkeologi periode sebelum Islam yang berupa sumur-sumur keramat berorientasi pada Gunung Pangrango dan atau Gunung Salak. Kemudian, data Arkeologi Islam tersebar dari sebelah utara Depok dan semakin banyak tersebar di selatan Depok. Arah konsentrasi persebaran dari utara ke selatan, karena di sebelah selatan terdapat pusat Kerajaan Sunda, Pakwan Pajajaran di Bogor, yang pernah ditaklukan oleh pasukan Islam dari Banten. Pemukiman Kolonial berada di daerah yang sekarang bernama Depok Lama, dengan pusat kegiatan di Jalan Pemuda. Permukiman Cina berada di daerah paling utara kota Depok yang bernama Pondok Cina. Selain itu juga terdapat kepurbakalan Cimanggis yang peninggalannya berupa banguanan hunian.
Depok memiliki karakter permukiman yang khas, yaitu sebuah kawasan yang diperuntukan sebagai tempat pendidikan. Karakter pendidikan itu diperkirakan telah dikenal sejak zaman klasik, kemudian tetap berlangsung dimasa Islam. Tak ubahnya pada masa kolonial, nuansa pendidikkan pun masih bisa ditemui, yaitu didirikannya sekolah seminari yang memiliki murid dari pelosok nusantara. Seminari ini diduga sebagai cikal bakal sekolah theologia Indonesia. Dengan demikian, karakter yang khas untuk menggambarkan Depok adalah sebuah kawasan yang diperuntukkan sebagai tempat pendidikan. Sesuai dengan makna kata _depok_ yang disandangnya, depok berasal dari kata padepokan dan padepokan berasal dari patapan yang merujuk pada arti yang sama yaitu _tempat pendidikan_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11885
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Diana TS
"Di Sumatera yang relatif sedikit daerah suburnya, sistem pertanian yang dominan adalah sistem tebas-bakar atau perladangan berpindah yang merupakan penyebab utama berkurangnya hutan. Kepadatan penduduk di pedesaan meningkatkan kepadatan petani, dampak dari kepadatan adalah tekanan penduduk dan reaksi dari tekanan adalah usaha perluasan lahan pertanian yang umumnya terjadi di daerah yang dekat dengan permukiman. Perluasan tersebut awalnya dilakukan pada lahan yang sesuai untuk pertanian. Lama kelamaan terambil juga lahan yang kurang sesuai yaitu yang tidak subur dan berlereng curam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dimana saja terdapat tanah rusak dan penyebabnya berdasarkan golongan tanah rusak Sandy serta mencari tahu ada tidaknya hubungan antara jarak tanah rusak dari jalan dan permukiman dengan ketinggian di Kabupaten Dairi. Dengan menggunakan metode overlay dan analisis deskriptif yang dilengkapi dengan statistik, kesimpulannya adalah tanah rusak terdapat disemua wilayah ketinggian yang terluas secara dominan terdapat di ketinggian 1000 – 1499 m dpl, pada penggunaan tanah tegalan, jarak dari permukiman < 2,1 km dan dari jalan < 0,53 km serta pada kepadatan petani tinggi (124 – 249 jiwa/km2). Penyebab tanah rusak adalah kepadatan petani dan ketinggian. Antara jarak tanah rusak dari permukiman dengan ketinggian terdapat hubungan yang berbanding terbalik, namun untuk jarak tanah rusak dari jalan dengan ketinggian tidak ada hubungan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S34002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gangsta, Hilderia
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1995
301 SIT k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Pudjiastuti
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997
499.211 TIT p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Vitra Widinanda
"Menara mesjid merupakan sebuah bangunan sebagai tempat untuk mengumandangkan adzan pada awal perkembangannya. Seiring perkembangannya, terdapat pula fungsi-fungsi lainnya. Terdapat berbagai istilah untuk menyebutkan menara yang berasal dari bahasa Arab. Ma'dhana dan Mi'dhana yang berarti tempat menyerukan adzan dan Sawma'a yang berarti ruangan. Dalam bangunan mesjid sendiri bangunan menara bukan sesuatu hal yang wajib ada. Agam Islam sendiri tidak memberikan aturan khusus dalam pembangunan menara. Namun, di pulau Jawa beberapa mesjid memiliki bangunan yang bentuknya beragam. Pada menara-menara mesjid di pulau Jawa abad ke 15-19 M terdapat gaya-gaya yang di pengaruhi oleh budaya asing. Berdasarkan peiode waktunya maka pengaruh-pengaruh tersebut berasal dari Belanda, Arab, dan Hindu-Buddha.

The mosque's minaret have a lot of functions, one of them is for adzan. Originally the term minaret (menara) is from Arabic language: Ma'dhana, Mi'dhana and Sawma'a. Ma'dhana and Mi'dhana mean a place for adzan, while Sawma'a means a chamber. It is not essential for a minaret to be part of a mosque, as Islam doesn't have specific rules about minaret. However, in Java there are minarets in many forms from the 16-19th century. The styles of those minarets were influenced from the Hindu-Buddhist culture, Arabic countries and the Netherlands."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12044
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Abdul Jalil
"Moluccas Islands which is rich of spices has become an appeal for the foreign trades to come make a trades of spices. The first foreign traders who visited the Moluccas Island are muslim Arab traders. The entry of Islam into Jaillolo is marked by the existence of ancient gravestone in the Village of Galala and Gam Lamo. This paper aims to describe the process of entry through the variatons of ancient gravestone in Jailolo. This preliminary study used descriptive method of analysis."
Yogyakarta: Balai Arkeologi D.I Yogyakarta, 2017
930 ARKEO 37:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Untung Merdijanto
"ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis pola deformasi lateral dan karakteristik Dana Penunjaman di Sumatra Utara. Pola deformasi dianalisis berdasarkan data mekanisme sumber gempa tunggal, mekanisme sumber gempa komposit, stres gempa regional dan seismic slip rate masing-masing blok. Karakteristik zona penunjaman dianalisis berdasarkan distribusi hiposenter dan analisis pola distribusi arah sumbu stres yang bekerja pada slab. Mekanisme sumber gempa tunggal ditentukan dengan metode inversi gelombang bodi P.
Untuk mengetahui pola deformasi lateral, daerah penelitian dibagi menjadi 4 blok ( blok I, II, III dan IV ) yang disesuaikan dengan pola tektonik yang ada Blok I dan II bersesuaian dengan aktivitas sesar Sumatra. Blok-blok ini didominasi oleh gempa-gempa dengan mekanisme sebagai sesar geser ( strike slip fault) dengan masing-masing strike komposit adalah N 342° dan N 307°. Sedangkan seismic slip rate yang ditentukan berdasarkan data gempa tahun 1977-1995 pada masing-masing blok adalah 1.25 cm/thn dan 1.53 cm/thn. Blok III dan IV bersesuaian dengan zona penunjaman. Pada blok ini didominasi oleh gempa-gempa dengan mekanisme sumber sebagai sesar naik ( thrust fault ). Strike komposit masing-masing N 301° Bann N 290°. Dan seismic slip rate pada masing-masing blok adalah 0.63 cm/thn dan 0.92 cm/thn.
Karakteristik zona penunjaman dianalisis dengan membagi zona penunjaman tersebut menjadi 3 blok penampang ( PP', QQ' dan RR' ). Kemiringan slab pada blok penampang PP' mencapai 35° - 40° sampai pada blok RR' = 45° - 50°. Pada masing-masing blok penampang arah styes kompresi sejajar dengan arah penunjaman atau disebut sebagai down dip compression

ABSTRACT
This study is to analyze the lateral deformation pattern and the characteristic of subduction zone, in Northern Sumatra. The lateral deformation pattern is analyzed based on single focal mechanism data, composite focal mechanism, regional stress and seismic slip rate for each block The characteristic of subduction zone is analysed base on the hypocenter distributions and the distribution pattern of axis stress direction on slab. Single focal mechanism is determined by body wave inversion (P ).
To investigate the lateral deformation patterns, the studied area is divided into 4 blocks ( block 1, II, III and IV) to be adjusted with the existence of tectonic patterns. Block I and II are associated with the activities of Sumatra fault. These blocks are dominated by strike slip fault earthquakes with composite strikes N 342° and N 307° respectively. The calculated seismic slip rates determined based on the earthquake data from 1977-1995 are 1.25 cm/year and 1.53 cm/year. Block III and 1V are associated with the subduction zone. And these blocks are dominated by thrust fault earthquakes with composite strikes N301° and N290° respectively. Seismic slip rates for these blocks are 0.63 cm/year and 0.93 cm/year.
The characteristic of subduction zone is analyzed by dividing the subduction zone into 3 cross section (PP', QQ' and RR' ). The dip of slab PP' is about 35° - 40° and RR' is about 45° - 50°. Each cross section has compression stress direction that is parallel with the subduction direction known as down dip compression.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Jaipuri
"Tesis ini berusaha mungurai permasalahan di seputar budaya birokrasi IAIN SU, khususnya masalah kebijakan. Di sini budaya dilihat sebagai sesuatu yang dibangun bersama, sehingga merupakan tatanan nilai dan norma yang dianut dalam komunitas lembaga tersebut.
IAIN SU sebagai bagaian dari birokrasi pemerintah berada di bawah kendali departemen Agama, Namun sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi, kepadanya diberikan wewenang oleh pemerintah untuk menentukan sebagian kebijakan bagi operasional dan pengembangan diri. Namur meskipun ia memiliki kewenangan untuk merumuskan kebijakan sendiri, masih terdapat fenomena kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Temuan lapangan menunjukkan bahwa di antara kebijakan yang ditetapkan terdapat kebijakan yang tidak dapat berjalan efektif, kebijakan yang menyebabkan terjadinya involusi dalam perkembangan kelembagaan, serta kebijakan yang kurarig berkenan di hati sebagian pegawai dan dosen.
Berbagai kondisi yang merupakan bagian dari proses kebijakan tersebut dapat mempengaruhi kreatifitas dan loyalitas kerja, serta mempengaruhi efektifitas dan efisiensi jalannya birokrasi pendidikan. Hal ini akan berujung pada lemahnya produktifitas berupa output mahasiswa.
Ada keinginan pimpinan untuk membangun birokrasi IAIN dengan manajemen organisasi yang korpopratif. Namun terjebak pada keterikatan yang kuat dengan birokrasi pemerintah menyebabkan lembaga ini justru berputar di dalam birokrasi itu sendiri antara birokrasi mesin dan professional. Di sisi lain, keinginan mengakomodasi kebutuhan mahasiswa untuk menjadi pegawai purna studi turut mendorong lahirnya kebijakan yang justru involutif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>