Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107773 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Aini Janatul Hikmah
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pembentukan strategi yang dilakukan oleh perusahaan game indie dalam menghadapi ketidakpastian di dalam lingkungannya. Studi- studi sebelumnya menjelaskan bahwa strategi organisasi dibuat oleh suatu organisasi dikarenakan adanya persaingan antara sesama organisasi. Sedangkan studi ini berfokus pada bagaimana strategi organisasi dibentuk dan diterapkan oleh organisasi agar dapat bertahan di dalam ketidakpastian lingkungannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan observasi lapangan dengan menggunakan perusahaan game GC Studio sebagai objek studi. Temuan dalam tulisan ini menjelaskan ketidakpastian lingkungan disebabkan oleh adanya kelangkaan, ketidakstabilan, tingkat heterogenitas, dan permasalahan koordinasi. Strategi yang diterapkan lebih ke arah eksternal seperti lobbying, contracting, coalescing dan advertising dan terdapat pula strategi internal seperti rekrutmen, pengamatan lingkungan, pilihan domain dan geographic dispersion sehingga mendukung teori robbins (1994) mengenai strategi dibentuk untuk merespon dengan menyesuaikan dan mengubah tindakan organisasi agar sesuai dengan lingkungan. Temuan ini sekaligus mengargumentasikan teori strategi Chandler (1962) yang menjelaskan bahwa strategi terbentuk dari adanya stuktur organisasional baru di dalam suatu organisasi.

This study discusses to explain how to formulate the strategies carried out by game companies in the discussion in their environment. Previous studies explain the organizational strategy created by an organization because it considers competition between fellow organizations. While this studio is trying to improve the strategies adopted and implemented by the organization in order to survive in the completion of its environment. This study uses qualitative in-depth interviews and field observations using GC Studio as the object of study. The findings in this paper describe the environment caused by scarcity, instability, heterogeneity, and difficulty in coordination. Strategies that are applied more to the external direction such as lobbying, contracting, merging and advertising and also including internal strategies such as recruitment, environmental monitoring, domain choice and geographical distribution so as to support the theory of Robbins (1994) in accordance with the Environment. This finding also argues Chandler's (1962) strategy theory which explains the strategy formed by the existence of a new organizational structure in an organization."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa Bunga Altamira
"Budaya organisasi dalam sebuah perusahaan/institusi/organisasi tak hanya berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas perusahaan/institusi/organisasi, tetapi juga sebagai pedoman dan nilai-nilai berperilaku para anggota perusahaan/institusi/organisasi dalam beraktivitas seharihari. Sebagai fakultas kedokteran nomor satu di Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) merumuskan I?Ve Care sebagai budaya organisasinya. Studi ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan pembentukan budaya organisasi I?Ve Care, faktor-faktor yang menghambatnya dan evaluasi yang dibutuhkan FKUI ke depannya. Metode penelitian dilakukan secara kualitatif, studi kasus melalui wawancara mendalam.
Hasil yang didapat dari penelitian ini, bahwa pembentukan budaya organisasi belum optimal dikarenakan adanya faktor-faktor: pengkisahan, komunikasi, penyelesaian masalah yang positif, pengkisahan mengenai pendiri dan pemimpin, kepemimpinan, contoh role model, norma-norma, pengharapan, nilai-nilai, sistem penghargaan, manajemen karier, rekrutmen dan penempatan staf, sosialisasi kepada staf baru, pelatihan dan pengembangan, kontak anggota organisasi, partisipasi dalam pengambilan keputusan, koordinasi antar grup, dan perubahan personal. Diperlukan evaluasi dan saran yang holistis dalam pembentukan budaya organisasi di FKUI.

Organizational culture is a tool to increasing the qualities of the organization, and further as guidance and values for their daily activities as well. Faculty of Medicine, Universitas Indonesia (FKUI) as the leading medical faculty in Indonesia, is required to adapt with its external environment also. FKUI then formulate ?I?Ve Care? as its organizational culture. This study aim to analyze and describe the formation of I?Ve Care as the organizational culture, the factors that holded up, and the evaluation most needed. The research method is qualitative, by case study, through in depth interview.
The results obtained from this study, that the formation of organizational culture is not yet optimal embedded due to these factors: story telling, communication, positive problem solving, story telling about the founder and the leader, leadership, role models, norms, expectation, values, rewards system, career management, recruitment and staff placement, socialization to a new staff, training and workshop, organization contact number, participation in decision making, coordinating between groups, and personal transformation. However, FKUI needs a holistic evaluation regarding the formation of organizational culture.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44498
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ugrawan Raudi Timur
"Fenomena terkait budaya organisasi dan efektivitas organisasi sudah beredar di dalam dunia organisasi, dimana ada beberapa penemuan bahwa budaya organisasi mempengaruhi kinerja dari organisasi tersebut, dan kemudian dari penelitian yang berhubungan dengan efektivitas organisasi, ada beberapa penelitian yang memiliki kesimpulan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi adalah budaya organisasi. Permasalahan yang dialami oleh sucofindo pada saat ini adalah dituntut nya peningkatan kinerja dari sucofindo dan serta adanya permasalahan terhadap budaya regulasi yang dibentuk oleh sucofindo sendiri, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan apakah adanya hubungan budaya organisasi terhadap efektivitas organisasi, dan temuan sementara ini yang dapat dipaparkan adalah penerapan budaya organisasi di sucofindo tinggi, dan efektivitas organisasi sucofindo juga tinggi, tetapi hubungan antara kedua variabel ini tidak ada.

Phenomena related to organizational culture and organizational effectiveness are already circulating in the organizational world, where there are several findings that organizational culture affects the performance of the organization, and then from research related to organizational effectiveness, there are several studies that have concluded that one of the factors influencing an effectiveness organization is organizational culture. The problems experienced by sucofindo at the moment are the demands to improve the performance of sucofindo and the problems with the regulatory culture formed by sucofindo itself, the purpose of this study is to find out whether there is an organizational culture relationship to organizational effectiveness, and this interim findings can be explained that the application of organizational culture in sucofindo is high, and the effectiveness of sucofindo organizations is also high, but the relationship between these two variables does not exist. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F. A. Purwoko
"Kompleksitas tugas Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional yaitu Pelaksanaan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) membutuhkan pengelolaan organisasi yang efektif. Salah satu unsur penting dalam pengelolaan organisasi yang efektif adalah budaya organisasi. Oleh karena itu diperlukan pengembangan budaya organisasi yang mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional.
Tesis ini berupaya untuk menganalisis bagaimana budaya organisasi yang sesuai untuk dikembangkan pada Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional menggunakan kerangka berpikir Competing Values Framework. (Cameron & Quint, 1999) yang bertujuan untuk mengidentitikasi budaya aktual serta menemukan budaya yang ideal. Berdasarkan hasil identifikasi budaya aktual dan ideal dilakukan analisis kesenjangan dan kemudian merumuskan langkah-langkah intervensi terhadap perubahan budaya.
Berdasarkan pengolahan data kuesioner dan informasi dan kegiatan Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion), diperoleh temuan bahwa budaya yang dominan berkembang di kelima unit kerja Pelaksana Harian BNN adalah budaya Hierarki yang bertujuan untuk menjaga stabilitas dan bersifat formal, sedangkan budaya yang memiliki nilai fleksibilitas yaitu budaya Clan dan Adhocracy belum banyak dimiliki. Temuan Iainnya adalah bahwa nilai-nilai budaya fleksibilitas dibutuhkan oleh organisasi Pelaksana Harian BNN, sehingga dibutuhkan pengembangan nilai-nitat budaya yang mengandung nilai fleksibititas. Nilai budaya Clan perlu ditingkatkan oleh unit kerja Sekretariatn, Pusat Dukungan Pencegahan, Pusat Dukungan Penegakan Hukum dan Pusat Penelitian, Pengembangan dan Informatika. Pengembangan budaya Adhocracy dibutuhkan oleh kelima unit kerja Lakhar BNN. Pengembangan nilai-nilai budaya Market hanya dibutuhkan oleh unit kerja Pusat Penelitian, Pengembangan dan informatika.
Berdasarkan kesimpulan diperlukannya pengembangan ketiga nilai budaya yaitu nilai budaya Clan, Adhocracy dan Market, maka dibutuhkan Iangkah-langkah intervensi perubahan terhadap budaya yang ada saat ini.

Prevention and demolition of the mis-use and dark distribution of Narcotics ((P4GN) have been the main duty of Organization Culture Of Daily Executor Of National Narcotics Board (Lakhar BNN). Realized that this duty is complex, effective organization management is needed. One of the essential component is organizational culture, therefore needs organizational culture development to support duty execution and function.
The objective of this theses is to analyze how the culture of the organization which is expected to support the organization effectiveness using Competing Values Framework (Cameron & Quinn, 1999) which aim to identify actual culture and find expected culture. Based on the identification of the actual culture and expected culture, and then try to formulate intervention steps to conduct changes.
The research found that the dominant culture which is developed ln the five units is Hierarchy culture, which is aimed to develop stability and formality values. The cultures those have flexibility values such as Clan Culture and Adhocracy Culture have not rooted at Lakhar BNN Culture. Research also found that the flexibility value is needed and expected to be developed at Lakhar BNN, there for there is a need to develop this value. The Clan culture needs to be developed by Secretary unit, Center for Prevention Support, Center for Law Enforcement Support, and Center for Research, Development and lnfomtation. The improvement for the Adhocracy culture is needed by all the five unit. The improvement of the Market Culture is needed only by the Center for Research, Development and Infomation.
Based on the conclusion, Lakhar BNN needs to develop the three culture value, those are Clan, Adhocracy, and Market Culture, therefore intervention steps is needed for the changes of the current culture.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roy Hendrawan Adilukito
"ABSTRAK
The purpose of this thesis is to assess the organization culture and managerial
competencies based on the Competing Values Framework by Cameron and Quinn
(2006). The population is all of the employees of PT. XYZ, a family owned
company and doing business related to exhibition services. This research used
Organization Culture Assessment Instrument (OCAI) as the data analysis
technique to diagnose the dominant orientation of organization based on the core
culture types and Management Skill Assessment Instrument (MSAI) to describe
and obtain description of the management behavior on the job. The results showed
that the dominant organizational cultures in PT XYZ at current condition are
Hierarchy and Market while the Clan culture as the expected culture. For the
assessment of managerial competencies in PT XYZ through a descriptive analysis
and Importance Performance Analysis by Martilla and James (1977), the result
shows that the overall average score of the current condition is in “Average” level
while the expected is in “Good” level. There is only one competency category,
Managing Continuous Improvement, which is considered as the focus of the
improvement and needs immediate improvements.

ABSTRACT
Tujuan dari tesis ini adalah untuk menilai budaya organisasi dan kompetensi
manajerial berdasarkan Competing Values Framework dari Cameron dan Quinn
(2006). Populasi yang dinilai adalah seluruh karyawan PT. XYZ, sebuah
perusahaan keluarga dan melakukan bisnis yang berkaitan dengan jasa pameran.
Penelitian ini menggunakan Organization Culture Assessment Instrument (OCAI)
sebagai teknik analisis data untuk mendiagnosis orientasi dominan organisasi
berdasarkan jenis budaya inti dan Management Skill Assessment Instrument
(MSAI) untuk memperoleh gambaran tentang perilaku manajemen pada
pekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi yang dominan
di PT XYZ pada kondisi saat ini adalah Hierarchy dan Market sementara budaya
Clan sebagai budaya yang diharapkan. Untuk asesmen kompetensi manajerial di
PT XYZ melalui analisis deskriptif dan Importance Performance Analysis dari
Martilla dan James (1977), hasilnya menunjukkan bahwa nilai rata-rata
keseluruhan untuk kondisi saat ini berada di level "Rata-rata" sedangkan yang
diharapkan adalah di level "Baik". Hanya terdapat satu kategori kompetensi,
Mengelola Perbaikan Berkelanjutan (Managing Continuous Improvement), yang
dianggap sebagai fokus perbaikan utama dan membutuhkan perbaikan segera"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Qulbi Khairunisa
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara iklim organisasi dengan komitmen organisasi pada pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian X. Peneliti menggunakan Organizational Climate Measure (OCM) untuk mengukur iklim organisasi dan Organizational Commitment Scales (OCS) untuk mengukur keterikatan organisasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 63 orang.
Gambaran iklim organisasi dan komitmen organisasi di Kementerian X diketahui cukup positif dan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan (r=.496, p<0.01, 2-tailed) antara iklim organisasi dengan komitmen organisasi pada pegawai negeri sipil (PNS) dalam Kementerian X.

This research aimed to detect the relationship between organizational climate and organizational commitment among government employees in the Ministry of X.The researcher use Organizational Climate Measure (OCM) to quantify organizational climate and Organizational Commitment Scales (OCS) to measure organizational commitment. Sample that used in this research are 63 people.
Description of organizational climate and organizational commitment in the Ministry of X are known quite positive and high. The result of this research indicate that there is positive and significant relationship (r=.496, p<0.01, 2-tailed) between organizational climate and organizational commitment in the Ministry of X.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46304
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marvin Abhista Rivaliano Bya
"Saat ini, daya saing tenaga kerja di Indonesia masih kalah dari negara-negara lainnya. Tingkat daya saing tenaga kerja di Indonesia mempengaruhi kinerja karyawan yang berpengaruh langsung kepada kinerja perusahaan secara keseluruhan. Dalam rangka meningkatkan daya saing tenaga kerjanya, BUMN memiliki suatu nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap SDM di perusahaan BUMN yang disebut AKHLAK. Saat ini, salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di industri minyak dan gas memiliki tingkat internalisasi AKHLAK yang rendah dan tidak mencapai target. Melalui penelitian ini, peneliti akan mengidentifikasi subkriteria prioritas yang diidentifikasi dari indikator kinerja nilai dasar AKHLAK dan melakukan pengembangan strategi peningkatan internalisasi nilai dasar AKHLAK berdasarkan subkriteria prioritas yang telah ditentukan. Dengan menggunakan DEMATEL-ANP, peneliti mengidentifikasi hubungan antar kriteria dan subkriteria (indikator kinerja) nilai dasar AKHLAK yang ditunjukkan pada diagram INRM. Selanjutnya, dilakukan pembobotan subkriteria untuk menemukan subkriteria prioritas yang akan dijadikan landasan dalam penyusunan strategi peningkatan internalisasi nilai dasar AKHLAK. Strategi dikumpulkan dari jurnal literatur dan kemudian divalidasi oleh para expert dengan metode I-CVI dan Modified Kappa. Sebanyak 13 strategi berhasil divalidasi dan kemudian disusun berdasarkan struktur hierarki menggunakan pendekatan Interpretive Structural Modeling. Model ISM menghasilkan 4 level implementasi strategi dimulai dari level terbawah terlebih dahulu baru ke level atasnya.

Currently, the competitiveness of the workforce in Indonesia is still lagging behind other countries. The level of workforce competitiveness in Indonesia affects the performance of employees, which in turn has a direct impact on the overall performance of companies. In order to enhance c competitiveness, State-Owned Enterprises (BUMN) have a fundamental value that every employee in BUMN companies must possess, known as AKHLAK. Presently, one of the BUMN companies operating in the oil and gas industry has a low level of internalization of AKHLAK and has not achieved its target. Through this research, the researcher identified priority subcriteria from the performance indicators of the fundamental value AKHLAK and developed strategies to improve the internalization of this fundamental value based on the predetermined priority subcriteria. Using DEMATEL-ANP, the researcher identified the relationships between criteria and subcriteria (performance indicators) of the AKHLAK core values, as shown in the INRM diagram. Subsequently, subcriteria were weighted to determine priority subcriteria as a basis for developing strategies to enhance the internalization of the AKHLAK core values. Strategies were collected from journals literature and then validated by experts using the I-CVI and Modified Kappa methods. A total of 13 strategies were successfully validated and then organized based on a hierarchical structure using the Interpretive Structural Modeling (ISM) approach. The ISM model resulted in 4 levels of strategy implementation, starting from the lowest level and progressing to the top level.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Adi Pradana
"Mayoritas aliansi strategis yang direncanakan pada akhirnya menghasilkan pemutusan kontrak yang disepakati. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor yang menentukan tingkat keberhasilan suatu aliansi strategis, salah satunya adalah tingkat kepercayaan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana identitas organisasi kolektif dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan dalam aliansi strategis. Dengan meninjau artikel yang dipilih di bawah topik ini, ini menanyakan: sejauh mana identitas organisasi kolektif mempengaruhi tingkat kepercayaan dalam aliansi strategis? Dalam penelitian ini, saya mengulas 25 artikel peer-review yang diterbitkan dari tahun 1988 - 2019 meliputi identitas organisasi kolektif, kepercayaan pada aliansi strategis dan juga interaksi antar pribadi — dimana terdapat penekanan interaksi antar pribadi dalam membangun kepercayaan di konteks aliansi strategis. Temuan menunjukkan bahwa identitas organisasi kolektif mempengaruhi tingkat kepercayaan melalui teori identifikasi sinyal kepercayaan, keterikatan antarpribadi dan persepsi optimis mitra lain untuk budaya kolektivisik.

The majority of planned strategic alliances eventually result in the termination of an agreed contract. Prior studies have shown that there are factors which determine the success level of a strategic alliance, one of them being trust level. This study aims to understand how collective organizational identity could affect the level of trust in a strategic alliance. By reviewing selected articles under this topic, it asks: to what extent does collective organizational identity affect the level of trust in a strategic alliance? In this research, I reviewed 25 peer-reviewed articles published from the year 1988 – 2019 covering collective organizational identity, trust in a strategic alliance and also interpersonal interaction – where there is an emphasis of interpersonal interaction in trust building under the strategic alliance context. Findings suggest that collective organizational identity affects the level of trust through trust signal identification theory, interpersonal attachments and optimistic perception of other partners for collectivistic culture. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hario Wicaksono
"Komitmen organisasi pegawai di sektor publik sangat diperlukan, terutama yang bersentuhan dengan pelayanan kepada masyarakat.Saat ini terdapat penilaian yang beredar dimasyarakat terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) di indonesia yang masih cukup rendah, khususnya pada pekerja yang bekerja di pemerintahan, atau yang dikenal dengan sebutan pegawai negeri sipil (PNS). Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara motivasi dan iklim komunikasi organisasi dengan komitmen organisasi PNS Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan menggunakan studi cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pegawai Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan dengan status PNS. Jumlah Total populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 143 orang. Berdasarkan hipotesa penelitian mengenai hubungan antara motivasi dengan komitmen organisasi PNS Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan menggunakan uji korelasi pearson didapatkan nilai korelasi sebesar (r=0,616) yang menyatakan motivasi menunjukkan hubungan yang kuat dengan komitmen organisasi (Sugiyono, 2010) dan nilai signifikansi (p=0,000), sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi berhubungan secara signifikan dengan komitmen organisasi PNS Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan, selanjutnya hipotesa penelitian mengenai hubungan antara iklim komunikasi organisasi dengan komitmen organisasi PNS Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan didapatkan nilai korelasi sebesar (r=0,523) dan mempunyai nilai signifikansi (p=0,000), sehingga dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi organisasi berhubungan secara signifikan dengan komitmen organisasi PNS Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan. Dalam analisis multivariat ditemukan bahwa motivasi adalah variabel yang paling dominan berhubungan dengan komitmen organisasi, sementara iklim komunikasi organisasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi setelah dilakukan uji secara bersama. Dengan tidak signifikannya variabel iklim komunikasi organisasi setelah dilakukan uji secara bersama-sama dengan variabel motivasi bukan berarti variabel iklim komunikasi organisasi ini menjadi tidak penting, namun variabel lain harus dapat menjadi bahan pertimbangan dan dapat diteliti kembali untuk dikombinasikan sehingga menjadi variabel yang berpengaruh terhadap komitmen organisasi jika di uji secara bersama-sama.

Organizational commitment of employees in the public sector is necessary, especially in contact with public services. Currently, in the community assessment of the quality of human resources (HR) in Indonesia is still low, especially in workers who work in government, or known as civil servants (PNS). This study aims to determine the relationship between motivation and organizational communication climate and organizational commitment Civil Servant of Secretary of The Agency for Development and Empowerment Human Resources of Health using a cross sectional study. The population of this research are all employees of Secretary of The Agency for Development and Empowerment Human Resources of Health with civil servant status. Total population in this study were a total of 143 people. Based on the research hypotheses on the relationship between motivation and organizational commitment using Pearson correlation test obtained correlation value of (r = 0.616), which states the motivation showed a strong relationship with organizational commitment (Sugiyono, 2010) and the value of significance (p = 0.000 ), so it can be concluded that motivation significantly related to organizational commitment, further research hypothesis on the relationship between organizational communication climate and organizational commitment obtained a correlation value of (r = 0.523) and has a significance value ( p = 0.000), so it can be concluded that organizational communication climate significantly related to organizational commitment. In multivariate analysis found that motivation is the most dominant variable related to organizational commitment, while the organizational communication climate does not have a significant effect on organizational commitment after the test together. With no significant climate variables organizational communications after the test together with the variables of motivation not mean organizational communications climate variables is not important, but the other variables must be taken into consideration and be examined again to be combined so that a variable that affects the organizational commitment if tested together."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Strategy Beyond Markets' is organized around three themes: public politics, private politics and integrated political strategy. The book explores the way these strategies influence political environments, firms and corporations."
United Kingdom: Emerald, 2016
e20469307
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>